Adakah Parents atau kerabat terdekat yang pernah mengalami penyakit stroke?
Stroke merupakan suatu kondisi ketika pasokan darah menuju otak terganggu akibat adanya penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Bayangkan jika darah tidak mengalir dengan lancar, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi sehingga sel otak juga akan mati.
Penyebab dan Faktor Risiko Stroke
Ketika sebagian area otak tersebut mati, otomatis tubuh yang dikendalikan oleh otak tidak mampu berfungsi dengan baik. Bahkan, otak dapat mati sepenuhnya hanya dalam hitungan menit. Untuk itu, penting bagi Anda menangani stroke ini dengan tepat dan cepat agar kerusakan otak dapat diminimalisir.
Mengutip Mayo Clinic, berikut hal yang menjadi penyebab dan meningkatkan risiko seseorang terkena stroke antara lain:
- Tekanan darah tinggi atau hipertensi, yaitu melebihi 140/90 mmHg
- Kebiasaan merokok
- Jenis penyakit jantung tertentu serta penyumbatan pembuluh darah arteri oleh lemak
- Penderita diabetes mengalami risiko stroke lebih tinggi
- Berat badan berlebihan
- Efek samping obat tertentu (obat pengencer darah, obat terapi hormon, dan pengontrol kehamilan)
- Usia, risiko meningkat setelah usia seseorang menginjak 55 tahun
- Riwayat stroke dalam keluarga
- Jenis kelamin, umumnya perempuan rentan terserang saat usia lanjut sehingga pemulihan lebih sulit
- Ras tertentu lebih rentan yaitu Asia Selatan, Afrika, dan Karibia
Gejala Stroke
Merujuk pada riset kesehatan dasar yang dihelat oleh Kementerian Kesehatan RI pada 2013 lalu, terdapat lebih dari 12 juta penduduk Indonesia menderita stroke. Dari keseluruhan jumlah tersebut, provinsi Sulawesi Selatan menempati persentase terbesar penderita.
Fakta lain, stroke juga bisa dialami bayi dan menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia yakni 15% kematian di Indonesia diakibatkan oleh stroke iskemik yakni stroke yang disebabkan penyumbatan. Oleh karena itu, jangan pernah menyepelekan gejala stroke berikut ini:
- Mendadak kesulitan berbicara dan memahami apa yang dikatakan orang lain
- Kelumpuhan atau mati rasa di area wajah, tangan, atau kaki. Kondisi ini biasanya sering memengaruhi salah satu sisi tubuh saja
- Mulut cenderung miring ketika tersenyum
- Masalah penglihatan pada kedua mata seperti tiba-tiba kabur, gelap, atau melihat sesuatu ganda
- Sakit kepala parah yang disertai muntah bahkan hilang kesadaran
- Sulit berjalan dan hilang keseimbangan
Bisakah Penyakit Stroke Dicegah?
Mengingat dampaknya terhadap kehidupan dan aktivitas sehari-hari, waktu adalah kunci berharga bagi penderita stroke mendapatkan perawatan. Namun, bukan berarti penyakit ini tidak bisa dicegah. Dokter merekomendasikan pola hidup sehat untuk menghindari risiko stroke antara lain:
- Perhatikan tekanan darah tinggi. Seperti diinfokan sebelumnya, tekanan darah tinggi membuat risiko seseorang menderita stroke meningkat. Jadi sebisa mungkin cermati tekanan darah tinggi agar risiko stroke dapat dicegah
- Pilih makanan dengan cermat. Konsumsilah makanan kaya gizi dan hindari makanan tidak sehat, utamanya makanan yang mengandung kolesterol tinggi dan lemak jenuh. Penumpukan kolesterol dan lemak jahat akan menyumbat arteri sehingga mengarah pada stroke
- Hindari rokok. Bagi perokok, perjuangkan untuk Anda berhenti merokok agar risiko terkena stroke dapat berkurang
- Tekan risiko diabetes. Karena diabetes disebabkan gula darah tinggi kurangi mengonsumsi makanan atau minuman manis supaya gula darah terus ideal
- Atur berat badan tetap ideal. Tetap bergerak aktif dan luangkan waktu untuk berolahraga setiap minggunya
- Konsumsi buah dan sayuran. Diet sehat membantu yaitu dengan mengonsumsi lebih banyak buah dan sayuran setiap harinya. Misalnya diet Mediterania yang mengedepankan konsumsi minyak zaitun, buah, kacang-kacangan, sayuran, dan gandum sebagai konsumsi harian
- Rutin olahraga. Tidak harus yang berat, pilih olahraga favorit untuk mengisi waktu luang selama 30 menit. Sebut saja aerobik, jalan santai, lari pagi, berenang, atau bersepeda. Berolahraga menyehatkan karena meningkatkan kolesterol baik sekaligus menjaga pembuluh darah serta jantung tetap sehat
- Obstructive Sleep Apnea. Terapi ini besar kemungkinan akan direkomendasikan bagi Anda yang mengalami gejala OSA, yaitu gangguan tidur yang membuat seseorang berhenti bernapas dalam waktu singkat berulang kali selama tidur. Dalam prosesnya, dokter memberikan perangkat masker demi menjaga jalan napas tetap terbuka saat tidur
- Jauhi obat terlarang agar kesehatan tetap aman dan nyaman
Di samping langkah di atas, di sisi medis dokter akan memberikan obat sebagai pencegahan stroke bertambah parah.
- Obat anti-platelet. Obat ini membuat sel-sel trombosit tidak terlalu lengket dan kecil kemungkinannya untuk menggumpal. Obat antiplatelet yang paling umum digunakan adalah aspirin. Dokter juga akan mempertimbangkan untuk meresepkan Aggrenox, kombinasi aspirin dosis rendah dan obat anti-platelet dipyridamole untuk mengurangi risiko pembekuan darah.
- Antikoagulan, atau obat untuk pembekuan darah. Heparin ialah jenis yang bekerja cepat dan dapat digunakan untuk jangka pendek di rumah sakit. Ada juga warfarin yang bekerja lebih lambat sehingga dapat digunakan dalam jangka panjang
- Obat pengencer darah yang tersedia untuk mencegah stroke pada golongan orang berisiko tinggi. Golongan obat ini antara lain dabigatran (Pradaxa), rivaroxaban (Xarelto), apixaban (Eliquis), dan edoxaban (Savaysa). Obat-obatan ini juga dikaitkan dengan risiko komplikasi perdarahan yang lebih rendah.
Semoga informasi terkait dengan penyakit stroke ini bermanfaat ya, Parents. Segera periksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala mencurigakan agar penanganan tepat dapat dilakukan.
Baca juga:
Mulai Sekarang Saja, Lakukan 5 Kebiasaan Baik untuk Menjaga Kesehatan Keluarga di Rumah
Jangan Disepelekan, Ini 8 Gejala Stroke Ringan pada Perempuan
Cegah risiko penyakit jantung dengan membatasi 9 jenis makanan ini!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.