X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Hati-hati! Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati Hipertensi

Bacaan 4 menit
Hati-hati! Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati Hipertensi

Hati-hati! Hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak boleh dianggap sepele.

Hipertensi merupakan kondisi medis yang ditandai dengan tingginya tekanan darah hingga mencapai 130/80 mmHg atau lebih. Tekanan darah ini dipengaruhi oleh fungsi pompa jantung dan tekanan pada pembuluh darah arteri, yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh.

Angka 130 mmHg merujuk pada tekanan sistolik, yakni tekanan saat jantung berkontraksi atau memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan angka 80 mmHg merujuk pada tekanan diastolik yang merupakan tekanan di dalam ruang jantung kala beristirahat sambil mengisi ulang bilik-biliknya dengan darah.

Hati-hati, kondisi ini tentu saja tidak bisa dibiarkan dan dianggap sepele. 

Sesuai pedoman dari Joint National Committee (JNC) ke-8 untuk hipertensi, tekanan darah digolongkan menjadi:

  • Hipotensi (tekanan darah rendah) bila < 90/50 mmHg.
  • Normal bila < 120/80 mmHg.
  • Pre-hipertensi bila tekanan sistolik berkisar antara 120-139 mmHg dan tekanan diastolik berkisar antara 80-89 mmHg.
  • Hipertensi derajat 1 bila tekanan sistolik berkisar antara 140-159/90 mmHg dan tekanan diastolik berkisar antara 90-99 mmHg.
  • Hipertensi derajat 2 bila tekanan sistolik > 160 mmHg dan tekanan diastolik > 100 mmHg.

Penyakit ini juga dikenal sebagai silent killer karena kerap terjadi tanpa disertai gejala, namun dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa.

Gejala yang Perlu Diwaspadai

hipertensi

Sebagian besar individu yang mengalami tekanan darah tinggi kerap kali tidak merasakan gejala apapun. Itu sebabnya pemeriksaan kesehatan rutin dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan-kelainan yang muncul tanpa gejala.

Namun ketika tekanan darah sudah terlalu tinggi,  ada beberapa gejala-gejala yang dirasakan:

  • Sakit kepala.
  • Nyeri dada.
  • Sesak napas.
  • Mimisan.
  • Berkeringat.
  • Kecemasan.
  • Gangguan tidur.
  • Wajah memerah.

Penyebab Tingginya Tekanan Darah 

hipertensi

Berdasarkan penyebabnya, ada dua macam tipe hipertensi:

  • Hipertensi primer atau hipertensi esensial. Penyebab hipertensi tipe ini tidak diketahui secara pasti. Kelainan yang terjadi berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun. Hipertensi primer diketahui berhubungan dengan faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup seperti pola makan dan kebiasaan berolahraga.
  • Hipertensi sekunder. Tipe ini terjadi sebagai akibat dari kondisi medis yang mendasari seperti gangguan ginjal, diabetes, obesitas, gangguan tiroid, sleep apnea, efek samping konsumsi obat-obatan tertentu, dan lainnya.

Faktor risiko yang meningkatkan risiko individu mengalaminya, mencakup:

  • Adanya riwayat penyakit tertentu (penyakit ginjal atau diabetes).
  • Diet tinggi kalori, tinggi garam, dan rendah serat.
  • Kurang aktivitas fisik.
  • Obesitas.
  • Konsumsi alkohol berlebihan.
  • Merokok.
  • Riwayat keluarga dengan hipertensi.

Diagnosis yang Perlu Dilakukan

hipertensi

Hipertensi dapat diketahui melalui pemeriksaan tekanan darah. Namun, diagnosis tidak dapat ditegakkan hanya dengan satu kali pemeriksaan. Bila hasil pertama menunjukkan hasil tekanan darah yang tinggi, dokter akan menyarankan pemeriksaan kedua dan ketiga di waktu yang berbeda untuk mengonfirmasi temuan tersebut.

Di samping itu, beberapa pemeriksaan penunjang berikut diperlukan untuk mengevaluasi kemungkinan penyebabnya:

  • Pemeriksaan panel gula dan lemak darah (kolesterol dan trigliserida)
  • Tes darah lengkap.
  • Rekam jantung atau elektrokardiogram (EKG).
  • Ultrasonografi jantung (ekokardiogram) atau ginjal.

Cara Pengobatan yang Bisa Dilakukan

Hati-hati! Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati Hipertensi

Bila tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa seperti stroke atau serangan jantung. Oleh sebab itu, diperlukan deteksi dini dan pengobatan sejak awal terdiagnosis. Pengobatan mencakup:

  • Mengendalikan atau Mengobati Penyebab

Tingginya tekanan darah yang disebabkan oleh kondisi medis lain dapat dikendalikan atau bahkan disembuhkan bila penyebabnya diketahui dan diobati. Oleh sebab itu, penting untuk mendapatkan evaluasi menyeluruh terhadap penyebab hipertensi dan mengobati penyebab, terutama yang bersifat kronis seperti penyakit ginjal kronis atau diabetes.

  • Menerapkan Pola Hidup Sehat

Hati-hati! Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati Hipertensi

Hipertensi baik primer maupun sekunder dapat dikendalikan melalui perubahan gaya hidup. Ini termasuk mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, rutin berolahraga (minimal 30 menit per hari, atau total 150 menit per minggu), menjaga berat badan ideal, membatasi konsumsi alkohol, serta berhenti merokok.

Pola makan yang disarankan bagi penderita adalah:

  • Memperbanyak konsumsi serat dari buah dan sayuran.
  • Membatasi konsumsi gula harian, tidak lebih dari 50 gram atau setara dengan 5-9 sendok teh.
  • Membatasi asupan garam harian, tidak lebih dari 2,4 gram atau kurang dari 1 sendok teh. Alternatifnya, individu dapat mengonsumsi garam rendah natrium yang khusus dibuat untuk penderita hipertensi.
  • Menggunakan obat antihipertensi

Saat ini, penanganan hipertensi cenderung agresif di awal. Dalam arti, obat antihipertensi langsung diberikan sembari melakukan perubahan gaya hidup. Tujuannya agar perkembangan penyakit dihentikan atau diperlambat. Bila kemudian individu mencapai target tekanan darah yang diinginkan, dokter akan menyesuaikan kembali dosis dan jenis obat-obatan yang digunakan.

Obat antihipertensi yang kerap digunakan berasal dari golongan ACE-inhibitor, angiotensin II receptor blockers, beta-blocker, calcium-channel blocker, dan diuretik. Obat-obatan tersebut dapat diberikan secara kombinasi tergantung pada usia, tingkat keparahan hipertensi, dan kondisi medis yang mendasari. 

  • Mengelola stres

Stres yang memperburuk kondisi hipertensi perlu dikelola. Individu dapat melakukan terapi meditasi, latihan relaksasi, pijat, yoga, atau taichi. Kecukupan tidur, yakni 7-8 jam per hari untuk orang dewasa juga diperlukan untuk membantu mengurangi stres.

Bisakah Tekanan Darah Tinggi Ini Dicegah?

Sebagian besar kasus hipertensi dapat dicegah melalui pola hidup yang sehat dan menjalani pemeriksaan kesehatan rutin setidaknya 1-2 tahun sekali. Bila individu memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi atau penyakit jantung, frekuensi pemeriksaan kesehatan bisa lebih sering. Di samping itu, bila mengalami gejala-gejala serupa hipertensi, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mencari tahu penyebab dan mendapatkan penanganan sejak dini.

 

Cerita mitra kami
Rayakan Hari Cuci Tangan Sedunia, Lifebuoy Edukasi Anak Indonesia untuk Jadi #JuaraCuciTangan
Rayakan Hari Cuci Tangan Sedunia, Lifebuoy Edukasi Anak Indonesia untuk Jadi #JuaraCuciTangan
Nikmati Layanan Konsultasi Dokter Gratis Hasil Kolaborasi Lifebuoy dan Halodoc untuk Perlindungan Keluarga Sehat
Nikmati Layanan Konsultasi Dokter Gratis Hasil Kolaborasi Lifebuoy dan Halodoc untuk Perlindungan Keluarga Sehat
4 Cara Mudah Tetap Sehat & Bebas Kuman Saat Liburan
4 Cara Mudah Tetap Sehat & Bebas Kuman Saat Liburan
5 Perlindungan Agar Anak Tidak Mudah Sakit
5 Perlindungan Agar Anak Tidak Mudah Sakit

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

dr. Fiona Amelia, MPH

  • Halaman Depan
  • /
  • Kesehatan
  • /
  • Hati-hati! Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati Hipertensi
Bagikan:
  • 5 Olahraga untuk Sakit Pinggang yang Simple, Bisa Dilakukan di Rumah!

    5 Olahraga untuk Sakit Pinggang yang Simple, Bisa Dilakukan di Rumah!

  • Apakah Muntah saat Puasa bisa Membatalkan Puasa? Ini Hukumnya dalam Islam

    Apakah Muntah saat Puasa bisa Membatalkan Puasa? Ini Hukumnya dalam Islam

  • Manfaat Susu Kacang Kedelai untuk Maag dan Asam Lambung

    Manfaat Susu Kacang Kedelai untuk Maag dan Asam Lambung

Author Image

dr. Fiona Amelia, MPH

Medical Writer dengan pengalaman di dunia kesehatan digital selama 5 tahun terakhir. Dokter sekaligus ibu dari 2 putra ini memiliki passion yang kuat di dalam dunia parenting serta edukasi seputar kesehatan ibu dan anak. Menyukai travelling dan olahraga, khususnya bulutangkis dan bersepeda. Untuk kontak, email di [email protected] atau DM Instagram @amelifio.
  • 5 Olahraga untuk Sakit Pinggang yang Simple, Bisa Dilakukan di Rumah!

    5 Olahraga untuk Sakit Pinggang yang Simple, Bisa Dilakukan di Rumah!

  • Apakah Muntah saat Puasa bisa Membatalkan Puasa? Ini Hukumnya dalam Islam

    Apakah Muntah saat Puasa bisa Membatalkan Puasa? Ini Hukumnya dalam Islam

  • Manfaat Susu Kacang Kedelai untuk Maag dan Asam Lambung

    Manfaat Susu Kacang Kedelai untuk Maag dan Asam Lambung

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.