Implantasi Adalah Awal Terjadinya Kehamilan, Simak Tanda-Tandanya!

Tanda implantasi yang mengindikasikan awal kehamilan seringkali mirip dengan tanda awal periode menstruasi. Bagaimana cara membedakannya?

Ketika Anda sedang harap-harap cemas merencanakan kehamilan, Anda mungkin akan lebih peka terhadap segala tanda yang menunjukkan ‘kabar baik’. Namun, sering kali tanda implantasi yang adalah juga merupakan tanda awal kehamilan ini nyatanya sering kali terabaikan.

Faktanya, sampai saat ini masih banyak perempuan yang sulit membedakan tanda implantasi di awal kehamilan dengan darah menstruasi.

Hal ini juga terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang muncul di komunitas theAsianparent Indonesia.

Yuk, kita bahas gejala-gejala implantasi yang berhasil terjadi yang harus Anda amati!

Artikel terkait: 50 Tanda-Tanda Hamil Muda Selain Mual yang Perlu Bunda Ketahui

Apa Itu Implantasi?

Langkah pertama kehamilan terjadi ketika sperma membuahi sel telur di tuba fallopi.

Setelah itu, sel-sel akan membelah dan bertambah jumlahnya.

Kemudian, telur yang dibuahi akan menuju ke rahim, di mana ia akan tumbuh sampai cukup matang dan menjadi blastokista.

Blastokista kemudian menggali dan menempelkan dirinya ke dalam jaringan uterus, hal inilah yang dikenal sebagai implantasi.

Implantasi sendiri bisa terjadi cukup dekat dengan periode menstruasi Anda.

Jadi, antara tanda implantasi dengan tanda-tanda pre-menstruasi seringkali membingungkan.

Namun jangan khawatir, para calon ibu!

Kami akan memberi informasi bagaimana tanda keberhasilan implantasi, dan cara membedakannya dari tanda-tanda periode menstruasi reguler.

Artikel terkait: 6 Perbedaan Keputihan Tanda Hamil dengan Sebelum Haid, Jangan Sampai Keliru!

Tanda Implantasi yang Sukses

Umumnya, tanda keberhasilan implantasi adalah sebagai berikut:

  1. Kram: Anda mungkin akan merasakan beberapa sensasi kram atau ketidaknyamanan. Namun, tidak semua wanita mengalami hal ini, karena masing-masing wanita berbeda. Kram ini terjadi saat blastokista menggali dinding uterus.
  2. Tidak seperti kram pra-menstruasi, pada tanda implantasi akan terasa lebih ringan dan hanya akan bertahan satu atau paling lama dua hari. Kram ini akan terjadi bersamaan dengan, atau tepat sebelum pendarahan implantasi keluar.
  3. Spotting: Pendarahan implantasi atau dikenal sebagai spotting adalah tanda awal kehamilan. Anda akan mengalami hal ini sekitar 10 hingga 14 hari setelah pembuahan.

Bagaimana Membedakan antara Perdarahan Implantasi dengan Darah Menstruasi?

Perdarahan implantasi berbeda dengan perdarahan menstruasi. Beberapa cara untuk membedakannya:

  1. Memiliki warna yang berbeda. Darah menstruasi biasanya berwarna merah gelap. Pendarahan implantasi, biasanya berwarna merah muda pucat hingga cokelat karat.
  2. Tidak menggumpal. Tidak seperti pendarahan menstruasi, pendarahan implantasi tidak menggumpal.
  3. Jauh lebih pendek dari menstruasi biasa. Fase menstruasi normal berlangsung antara tiga hingga tujuh hari. Sedangkan, pendarahan implantasi membutuhkan lebih sedikit waktu, dan dapat berlangsung dari beberapa jam hingga tiga hari penuh.
  4. Tidak seberat menstruasi. Menstruasi cenderung membuat pembalut Anda penuh, tetapi pendarahan implantasi tidak akan begitu banyak. ‘Pendarahan’ implantasi biasanya akan berupa cairan berwarna merah muda atau kecokelatan.

Artikel terkait: Amankah Berhubungan Saat Hamil Muda? Ini Hal yang Harus Diperhatikan

Tanda Implantasi yang Lain

Bisa dibilang, implantasi adalah konfirmasi atau kepastian kehamilan Anda.

Kram dan bercak adalah tanda keberhasilan implantasi, dan juga tanda-tanda awal kehamilan.

Berikut beberapa tanda awal kehamilan yang mungkin Anda alami:

  1. Terlambat menstruasi. Jika periode Anda secara konsisten terjadi setiap bulan dan tiba-tiba menyadari bahwa itu terjadi di belakang jadwal, itu bisa berarti bahwa Anda hamil.
  2. Payudara sensitif. Payudara Anda mungkin akan tampak bengkak atau terasa sakit. Ini adalah tanda awal kehamilan dan terjadi karena perubahan sekresi hormon.
  3. Moody. Jika Anda merasa lebih emosional dari biasanya, itu bisa menjadi tanda awal kehamilan. Fluktuasi emosi atau mood swing disebabkan oleh penyesuaian hormon.
  4. Menghindari makanan tertentu. Kehamilan datang seiring dengan meningkatnya sensitivitas terhadap rasa atau bau tertentu. Sehingga Anda pun cenderung menghindari makanan tertentu yang membuat Anda tidak nyaman.
  5. Kembung. Meskipun sensasi kembung biasanya juga terjadi sebelum periode menstruasi, hal ini juga bisa menjadi tanda-tanda kehamilan yang disebabkan oleh perubahan hormonal.
  6. Sembelit. Perubahan hormon juga dapat memperlambat kecepatan sistem pencernaan Anda, yang menyebabkan gangguan pencernaan.

Artikel terkait: Mengenal Kehamilan Kimiawi, Penyebab Bunda Mengalami Keguguran Dini

Kapan Pembuahan, Ovulası dan Implantasi Terjadi?

Sumber : freepik

Implantasi terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi masuk ke dalam lapisan rahim dan mulai tumbuh.

Mengenai kapan proses ini terjadi, setiap orang akan berbeda-beda  tergantung pada panjang siklus keseluruhan mereka serta kapan sel telur itu dibuahi. 

Melansir Very Well Family, ovulasi umumnya terjadi sekitar 14 hari sebelum awal menstruasi.

Sel telur dilepaskan dari ovarium kiri atau kanan, setelah itu akan hidup selama sekitar 24 jam saja kecuali bila dibuahi. Saat pembuahan tidak terjadi, lapisan rahim akan terkelupas, dan meluruh.

Proses inilah yang disebut sebagai menstruasi. 

Pembuahan terjadi ketika sel sperma dan sel telur bertemu di dalam rahim.

Proses inilah yang menjadi inti dan awal mula terjadinya kehamilan.

Tentu saja, proses ini terjadi setelah Anda berhubungan seksual bersama pasangan di sekitar masa ovulasi. 

Idealnya seseorang melakukan hubungan seks beberapa kali di hari-hari sebelum ovulasi terjadi.

Sebab, sperma dapat hidup hingga lima hari di dalam tubuh dan bertemu dengan sel telur yang berjalan melalui tuba falopi menuju rahim.

Sperma kemudian menerobos penghalang yang mengelilingi sel telur untuk membuahinya.

Sel telur yang telah dibuahi kemudian akan berjalan menuju  ke rahim, perjalanan tersebut berlangsung dalam waktu beberapa hari.

Implantasi itu sendiri biasanya terjadi antara enam hingga 12 hari setelah sel telur dibuahi. Untuk lebih jelasnya, simak tabel berikut ini!

Perkiraan Waktu Ovulasi dan Implantasi Berdasarkan Panjang Siklus

Panjang Siklus

Ovulasi dan Fertilisasi

Implantasi 

28 hari 

Hari 14

Hari ke 20 sampai 24

30 hari 

Hari 16

Hari ke 22 sampai 26

32 hari 

Hari 18

Hari ke 24 sampai 28

Berbagai Masalah dalam Implantasi 

Sumber : freepik

Implantasi embrio yang berjalan lancar dan tanpa hambatan akan menghasilkan kehamilan.

Namun, terkadang selama proses tersebut sejumlah masalah dapat terjadi. Berikut sejumlah masalah dalam implantasi. 

1. Salah Satu Masalah Implantasi Adalah Kehamilan Ektopik 

Normalnya implantasi terjadi di dalam rahim tetapi terkadang juga bisa terjadi di luar rahim yang kemudian disebut sebagai kehamilan ektopik.

Kehamilan ektopik dikenal juga dengan kehamilan tuba karena banyak dari kehamilan ini terjadi di tuba falopi. Selain itu, kehamilan ektopik juga bisa terjadi di beberapa tempat, seperti ovarium, abdomen (perut), maupun leher rahim. 

Saat sel telur tidak tumbuh di dalam rahim, kehamilan tidak dapat bertahan.

Bahkan kehamilan ektopik berbahaya bagi ibu karena dapat menyebabkan pendarahan hebat.

Mengutip Mayo Clinic, perempuan yang mengalami kehamilan ektopik bisa menunjukkan gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, pembengkakan  payudara, dan mual.

Saat tes kehamilan hasilnya pun positif. Kemudian muncul tanda peringatan pertama kehamilan ektopik, seperti perdarahan vagina ringan, kram perut  dan nyeri panggul.

Bila dibiarkan tumbuh di tuba falopi, dapat menyebabkan tuba falopi pecah.

Itulah sebabnya, perlu dilakukan pembedahan yang mungkin menimbulkan pengangkatan tuba falopi. Ibu yang pernah mengalami kehamilan ektopik berisiko mengalami hal serupa  pada kehamilan berikutnya.

Namun, sebagian besar perempuan bisa menjalani kehamilan yang lancar setelahnya. 

2. Implantasi Terlambat

Implantasi terlambat terjadi saat embrio berimplantasi pada waktu-waktu terakhir masa implantasi antara enam hingga sepuluh hari.

Selain itu, implantasi terlambat biasanya terjadi antara hari ke-8 dan ke-10.

Meski terlambat, proses implantasi dapat terjadi dengan sukses selama periode ini dan biasanya tidak perlu dikhawatirkan. 

Masih merujuk dari Very Well Family, sebuah studi yang diterbitkan New England Journal of Medicine menemukan bahwa kemungkinan keguguran meningkat secara signifikan setiap hari implantasi terlambat setelah hari ke sembilan.

Pada hari kesembilan, kemungkinan keguguran adalah 13%. Pada hari ke-10 menjadi 26%, dan pada hari ke-11 menjadi 52%.

Lebih dari 11 hari dan risiko keguguran meningkat menjadi 82%.

Hasil penelitian tersebut masih diperdebatkan.

Sebab, implantasi terlambat bukanlah penyebab langsung keguguran. Apalagi tubuh seseorang tidak dapat mengontrol kapan implantasi terjadi.

Namun, ada penelitian yang menyebut ibu yang merokok dan usia ibu lanjut usia berisiko mengalami implantasi terlambat. 

3. Kegagalan Implan

Masalah lain yang dapat terjadi adalah kegagalan implantasi embrio. Ini mungkin sulit diketahui.

Namun, orang yang sedang menjalani perawatan kesuburan, contohnya bayi tabung, mungkin bisa mengetahui saat embrio tidak berhasil ditanamkan.

Bila kegagalan terjadi berulang dalam fertilisasi in vitro (IVF), hal itu disebut kegagalan implantasi berulang atau recurrent implantation failure (RIF). 

Penyebabnya tidak tidak selalu dapat diketahui tetapi beberapa kombinasi  seperti kelainan uterus (seperti endometriosis, polip, atau infeksi) dan/atau kelainan embrionik (seringkali kromosom), bisa menjadi faktornya. 

***

Itulah beberapa tanda implantasi atau tanda awal terjadinya kehamilan.

Jika Anda memiliki kekhawatiran, kunjungi tim medis Anda jika Anda untuk memastikan apakah Anda memang hamil atau ada gangguan tertentu.

Semoga informasi ini bermanfaat, ya, Parents.

***

 

Baca juga: 

Boleh nggak, sih, naik pesawat saat hamil muda? Ini penjelasannya

 

50 Tanda-Tanda Hamil Muda Selain Mual yang Perlu Bunda Ketahui

 

 

Penulis

Aulia Trisna