Sakit tulang ekor setelah melahirkan menjadi salah satu keluhan umum ibu baru. Bahkan, rasa sakit ini sudah mulai muncul sejak ibu hamil memasuki trimester akhir kehamilan, lho. Jika ini terjadi, mungkin disebabkan karena ada masalah tulang panggul, Bun.
Pada beberapa kasus, proses melahirkan dapat membuat tulang ekor mengalami cedera.
Mengutip dari Babycenter, tekanan bayi saat melewati jalan lahir dapat membuat tulang ekor memar, terlepas, bahkan patah. Namun, jangan khawatir berlebihan, ya. Pasalnya, peristiwa patah tulang sangat jarang terjadi.
Tulang ekor terdiri dari tiga sampai lima tulang terakhir dari tulang belakang. Tulang belakang paling atas terdiri dari tulang sulbi. Ada beberapa otot panggul dan ligamen menempel pada tulang ekor.
Lima tulang belakang yang menyatu di atas tulang ekor disebut sakrum. Ada sambungan antara tulang ekor dan sakrum yang biasanya membuat pergerakan tubuh terbatas.
Proses melahirkan kemungkinan besar akan melukai tulang ekor, atau bisa juga disebabkan karena bayi terlalu besar atau dalam posisi yang salah. Tapi ada beberapa ibu memiliki panggul yang sempit atau berbentuk tidak normal sehingga bisa menyebabkan cedera pada tulang ekor setelah melahirkan.
Gejala Tulang Ekor Cedera Setelah Melahirkan
Apa saja tanda-tanda tulang ekor memar atau patah? Beberapa gejala umum cedera pada tulang ekor biasanya meliputi:
- Sakit atau nyeri di punggung bagian bawah
- Nyeri yang bertambah parah saat Anda berdiri, berdiri atau duduk dalam waktu lama, atau mengejan saat buang air besar.
- Sakit saat berhubungan seks
- Ketidaknyamanan yang parah sampai menyebabkan susah tidur.
Sakit tulang ekor setelah melahirkan bisa menjadi masalah karena akan mengganggu aktivitas Bunda, terutama saat harus merawat si kecil.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menemukan sumber rasa sakitnya. Tergantung pada cederanya, dokter mungkin akan meminta untuk melakukan X-Ray atau CT Scan untuk membuat diagnosis sebelum merekomendasikan perawatan.
Penyebab Sakit Tulang Ekor Setelah Melahirkan dan Cara Mengatasinya
Melansir dari WebMD dan website dr. Lauren Keller, ternyata rasa ngilu atau sakit pada tulang ekor setelah melahirkan bisa disebabkan faktor di bawah ini:
Tulang Ekor Patah
Tulang ekor berada di bagian paling bawah tulang belakang. Jika bayi bergerak melalui jalan lahir dengan sangat cepat atau pada sudut yang salah, dapat menyebabkan tulang ekor memar atau patah tulang. Risiko ini akan lebih besar bila ibu melahirkan dengan bantuan forceps.
Rasa sakitnya bisa berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Mungkin bisa sangat menyakitkan ketika sedang duduk, berdiri untuk waktu yang lama, jongkok atau duduk untuk buang air, atau ketika sedang melakukan hubungan seksual.
Untuk meringankan rasa sakitnya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Kompres panas atau dingin. Menggunakan es atau bantal pemanas bisa membuat Bunda merasa lebih baik.
- Gunakan bantal. Duduk menggunakan bantal khusus yang memiliki lubang atau lekukan di bawah tulang ekor, mungkin akan membuat Anda lebih nyaman.
- Postur tubuh saat duduk. Mungkin membantu jika Anda condong ke depan saat duduk sehingga bisa mengurangi tekanan.
- Cobalah mengonsumsi obat. NSAID (seperti ibuprofen) dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan. Jika kondisinya lebih parah, dokter mungkin akan memberikan suntikan obat bius atau steroid. Salah satu dari mereka bisa dipilih sebagai bantuan jangka panjang.
- Pergi ke dokter atau ahli terapis. Anda dapat mempelajari beberapa cara untuk merilekskan panggul, seperti bernapas dalam-dalam dan benar-benar merelaksasikan otot-otot dasar panggul.
- Melakukan operasi. Jika nyeri pada tulang ekor tak kunjung membaik dalam kurun waktu yang lama, dokter mungkin saja akan menyarankan melakukan operasi untuk mengangkat tulang ekor.
Nyeri di Sekeliling Panggul
Jika kepala bayi menekan tulang panggul saat melahirkan, bisa membuat celah antara dua tulang di bagian depan panggul Anda.
Tulang-tulang ini bersatu melalui jaringan ikat yang disebut ligamen. Mereka sering melakukan peregangan selama kehamilan, dan ini dapat menyebabkan nyeri panggul.
Dokter mungkin menyebutnya simfisis pubis yang terpisah. Mungkin ada pembengkakan atau pendarahan saat ligamen meregang dan posisi tulang berjauhan alias membentuk celah. Celah di antara tulang panggul bisa terasa menyakitkan.
Rasa sakit itu bisa bertahan selama 3 hingga 8 bulan. Mungkin sakit ketika Anda berjalan, dan mungkin akan mengalami kesulitan berjalan secara normal. Juga mungkin merasa sakit ketika duduk atau berdiri untuk waktu yang lama.
Beri tahu dokter tentang nyeri panggul sehingga ia bisa mengobatinya dan menyarankan cara-cara agar bisa merasa lebih nyaman.
Tulang mungkin tidak kembali ke titik awal semula. Tapi mereka akan bergerak lebih dekat bersama dan rasa sakitnya akan hilang.
Untuk meringankan rasa sakit dan membantu panggul Anda sembuh bisa melakukan cara berikut ini:
- Konsumsi obat. Dokter akan menyarankan untuk mengonsumsi NSAID seperti naproxen (Aleve) atau acetaminophen (Tylenol) untuk membantu mengatasi rasa sakit. Anda mungkin hanya perlu meminumnya sebentar.
- Gunakan alat bantu untuk duduk. Dokter mungkin meminta Anda untuk memakai brace, girdle, sling, atau perangkat lain yang melindungi pinggul dan menarik tulang panggul supaya tidak meregang.
- Berbaringlah di tempat tidur. Jika rasa sakitnya terlalu menggangu hingga sulit untuk berjalan, dokter mungkin menyarankan istirahat di tempat tidur. Tapi tentu saja, ini bukanlah opsi jangka panjang. Bila merasa sakit, segeralah perikasakan ke dokter.
- Bergerak-tetapi secukupnya. Segera setelah Anda bisa bangun, dokter Anda mungkin meminta Anda berjalan dan aktif. Tapi jangan mendorong terlalu keras. Jika daerah panggul Anda sakit, saatnya istirahat.
- Melakukan terapis. Seorang terapis dapat mengajari Anda cara memperkuat otot dan meredakan rasa sakit.
Perubahan Tubuh Semasa Hamil
Selama kehamilan dan setelah melahirkan, tubuh Bunda mengalami banyak perubahan. Beberapa perubahan yang paling sering dirasakan adalah penambahan volume pada punggung bawah. Sehingga ketika berdiri, bagian panggul menopang lebih berat daripada sebelumnya.
Selain itu, Bunda mengalami perubahan pusat gravitasi dan hilangnya kekuatan inti selama kehamilan karena otot perut benar-benar diregangkan untuk memberi ruang bagi bayi bertumbuh.
Inilah mengapa bagian tulang belakang terasa sakit, karena mengalami penekanan dan harus menahan beban yang lebih berat.
Trauma Persalinan
Melahirkan normal atau sesar, dasar panggul akan mengalami trauma saat melahirkan, Bun.
Selama persalinan pervaginam, 10-30% perempuan mengalami avulsi otot levator ani dan penggunaan forsep selama persalinan dapat menyebabkan hampir 50% perempuan mengalami avulsi levator ani atau lepasnya otot puborektalis dari insersinya pada dinding pelvis.
Otot levator ani adalah salah satu otot yang melekat tulang ekor dan berhubungan erat dengan prolaps organ panggul.
Ketika ada avulsi levator, sebagian otot ditarik dari tulang kemaluan. Walaupun kedengarannya agak menakutkan, otot biasanya masih dapat bekerja meskipun melemah dan dapat meregang sekitar 50% lebih dari biasanya.
Selama persalinan pervaginam, otot dan ligamen perlu meregang untuk memungkinkan bayi keluar dari jalan lahir. Proses melahirkan ini akan membuat sakrum dan tulang ekor meregang selama pembukaan.
Pembukaan panggul sangat penting untuk persalinan, tetapi dapat menyebabkan rasa sakit jika tidak diregangkan secara merata atau jika terlalu diregangkan.
Selain itu, penggunaan epidural juga dikatakan bisa menimbulkan nyeri punggung bawah setelah persalinan pervaginam dan sesar.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan epidural meningkatkan risiko nyeri punggung bawah dari 39% menjadi 52% satu hari setelah melahirkan dan 7% hingga 15% pada 6 minggu setelah melahirkan.
Selama kedua persalinan, tubuh dapat berada dalam posisi stres, termasuk bagian tulang belakang.
Persalinan caesar juga merupakan operasi perut besar. Tidak jarang, ibu mengalami nyeri terkait perlengketan jaringan parut setelah melahirkan.
Tarikan jaringan pada bekas luka caesar bisa sangat luas dan sebenarnya dapat menyebabkan nyeri punggung atas dan bawah atau ketidaknyamanan pinggul.
Disfungsi Dasar Panggul
Ini bisa berupa kejang atau lemahnya otot dasar panggul atau bahkan keduanya. Bisa juga berarti otot-otot tidak terkoordinasi sehingga tidak bekerja satu sama lain pada saat yang sama.
Postur Tubuh yang Salah
Penting untuk menjaga posisi tulang belakang benar saat berdiri dan duduk. Biasanya postur tubuh yang buruk seperti berdiri dan duduk tidak tegak dapat memberatkan atau menekan tulang ekor.
Begitu pula saat hamil dan setelah melahirkan. Banyak wanita mengalami kesulitan mempertahankan postur tulang belakang yang netral saat hamil dan setelah melahirkan.
Sering kali ibu baru terus membungkuk ke depan dan bergerak memutar panggul mereka dalam kegiatan sehari-hari, seperti saat mengangkat bayi dari tempat tidur atau pekerjaan rumah tangga lainnya seperti mengepel lantai atau membersihkan mainan.
Cara Mengatasi Sakit Tulang Ekor Setelah Melahirkan
Ada beberapa perawatan yang dapat membantu mengurangi rasa sakit pada tulang ekor setelah melahirkan.
Langkah-langkah sederhana yang dapat dicoba di rumah biasanya akan disarankan terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat atau tindakan medis lainnya.
Karena biasanya nyeri tulang ekor atau Coccydynia yang tidak berbahaya akan membaik selama beberapa minggu atau bulan.
Dikutip dari NHS, beberapa yang disarankan untuk mengurangi rasa sakit adalah:
1. Menggunakan Bantalan Khusus
Gunakan kursi atau bantalan tulang ekor yang dirancang khusus, biasanya ini bisa didapatkan di situs online. Produk ini dapat membantu mengurangi tekanan pada tulang ekor saat Anda sedang duduk.
2. Hindari Duduk Terlalu Lama
Hindari duduk lama bila memungkinkan. Cobalah untuk berdiri dan berjalan-jalan secara teratur, mencondongkan tubuh ke depan sambil duduk juga dapat membantu.
3. Hindari Pakaian Ketat
Kenakan pakaian yang longgar, hindari pakaian seperti jeans ketat atau celana panjang yang dapat menekan tulang ekor.
4. Kompres Hangat atau Dingin
Rasa nyeri pada tulang ekor akan mereda bila Bunda mencoba mengompres hangat atau dingin. Rasa hangat itu akan membuat otot-otot disekitarnya menjadi rileks.
5. Mengonsumsi Obat Pereda Nyeri
Bila nyeri tulang ekor lebih parah setelah sehabis buang air besar, Bunda bisa mengonsumsi obat pencahar (obat untuk mengobati sembelit).
Obat pencahar dapat membantu agar buang air besar lebih mudah, dan nyeri tulang ekor mereda.
Bunda juga bisa mengonsumsi obat pereda nyeri untuk meredakan sakitnya bila dengan cara lainnya di atas tidak berhasil. Beberapa obat pereda nyeri untuk mengatasi sakit pada tulang ekor, yaitu:
Obat pereda nyeri yang dijual di apotek. Jenis obat penghilang rasa sakit yang dikenal sebagai obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) sering direkomendasikan. Ibuprofen adalah jenis NSAID yang tersedia tanpa resep.
NSAID dapat membantu meringankan rasa sakit dan mengurangi peradangan (pembengkakan) di sekitar tulang ekor.
Namun, beberapa orang tidak bisa mengonsumsi NSAID karena alergi atau memiliki risiko terkena sakit maag.
Jika Bunda memiliki keluhan ini, Bunda bisa mengonsumsi paracetamol sebagai gantinya. Gel ibuprofen yang digosokkan ke kulit juga bisa menjadi pilihan.
- Obat penghilang nyeri Tramadol
Jika rasa sakitnya lebih parah, obat penghilang rasa sakit yang lebih kuat seperti tramadol mungkin diperlukan. Tramadol dapat menyebabkan efek samping, seperti sembelit, sakit kepala dan pusing.
Biasanya akan diresepkan untuk waktu yang singkat karena dapat membuat ketagihan. Jika diresepkan lebih lama, dosisnya harus dikurangi secara bertahap sebelum dihentikan.
Sekali lagi, untuk kedua obat di atas, sebaiknya mintalah saran dan rekomendasi dokter untuk memberikan resep obat pereda nyeri yang tepat.
6. Fisioterapi
Jika rasa sakit belum mulai membaik setelah beberapa minggu, dokter mungkin akan merujuk Anda ke fisioterapis.
Nantinya seorang fisioterapi akan memberi saran tentang postur dan gerakan untuk membantu mengurangi rasa sakit. Mengajari beberapa latihan sederhana untuk membantu mengendurkan otot-otot di sekitar tulang ekor.
7. Suntikan Steroid
Suntikan kortikosteroid ke area sekitar tulang ekor dapat mengurangi peradangan dan nyeri. Kadang-kadang, mereka dikombinasikan dengan anestesi lokal untuk membuatnya lebih efektif.
Suntikan dapat membantu meringankan gejala coccydynia, meskipun efeknya mungkin hanya berlangsung selama beberapa minggu.
Mereka tidak dapat menyembuhkan kondisi Anda dan terlalu banyak suntikan dapat merusak tulang ekor dan punggung bagian bawah, jadi Anda mungkin hanya dapat menjalani jenis perawatan ini sekali atau dua kali setahun.
8. Suntikan Anestesi Saraf
Menyuntikkan anestesi lokal ke saraf yang memasok tulang ekor dapat membantu mengurangi sinyal rasa sakit yang datang dari saraf tersebut.
Seperti halnya suntikan steroid, efeknya mungkin hanya berlangsung beberapa minggu atau bulan.
Namun tidak seperti suntikan steroid, suntikan anestesi lokal biasanya aman. Untuk hal ini, tentu saja harus dilakukan oleh dokter.
9. Pembedahan
Pembedahan untuk sakit pada tulang ekor biasanya hanya dianjurkan ketika semua perawatan lain gagal. Ini mungkin melibatkan pengangkatan sebagian tulang ekor (coccygectomy parsial) atau kadang-kadang semuanya (coccygectomy total).
Coccygectomy dilakukan dengan anestesi umum. Setelah operasi, kebanyakan orang menemukan gejala mereka membaik, meskipun bisa memakan waktu beberapa bulan.
Beberapa orang akan terus mengalami rasa sakit, sehingga butuh waktu lama untuk pulih dari coccygectomy, mulai dari beberapa bulan hingga satu tahun.
Faktor Risiko Sakit Tulang Ekor
Ada beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan tulang ekor sakit selain melahirkan, yaitu:
- Cedera atau kecelakaan, seperti jatuh
- Ketegangan berulang atau berkepanjangan pada tulang ekor
- Postur tubuh yang buruk
- Kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan
- Usia
Penyebab yang kurang umum dapat mencakup pertumbuhan tulang pada tulang ekor, tulang ekor yang terlalu fleksibel atau terlalu kaku, dan radang sendi. Penyebab yang jarang tetapi serius termasuk infeksi dan kanker.
Berapa Lama Waktu untuk Sembuh?
Tulang ekor yang memar biasanya sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Namun bila terjadi patah atau retakan tulang ekor, umumnya membutuhkan waktu hingga delapan minggu untuk sembuh, walaupun mungkin Anda merasa nyeri akibat peradangan pada otot dan ligamen di sekitarnya atau ketegangan kronis pada otot dasar panggul.
Jika rasa sakit timbul secara terus menerus, dokter mungkin merujuk Anda ke spesialis. Dengan begitu, bisa mendapatkan perawatan, termasuk terapi fisik atau suntikan steroid dan anestesi.
Meskipun jarang terjadi, dalam beberapa kasus di mana nyeri kronis yang parah tidak merespon pada perawatan yang lebih konservatif, dokter dapat merekomendasikan operasi.
***
Artikel telah diupdate oleh: Fadhila Afifah
Baca juga
Tulang kemaluan nyeri saat hamil, wajar nggak sih?
Pahami 5 Perubahan Vagina Setelah Melahirkan
8 Orang yang Bikin Bunda Baper Setelah Melahirkan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.