Radang kelenjar susu sering kali dikeluhkan oleh banyak perempuan. Dalam bahasa medis, kondisi ini disebut sebagai mastitis, yakni peradangan jaringan payudara yang terkadang melibatkan infeksi.
Melansir dari Mayo Clinic, peradangan menyebabkan nyeri payudara, pembengkakan, rasa, dan kemerahan pada payudara. Saat mengalami kondisi ini, Bunda mungkin juga mengalami demam.
Mastitis paling sering menyerang perempuan yang sedang menyusui (mastitis laktasi). Namun, mastitis dapat terjadi juga pada yang tidak menyusui, bahkan bisa terjadi pada laki-laki. Mastitis laktasi dapat menyebabkan Anda merasa lelah, sehingga sulit untuk merawat bayi Anda. Kadang-kadang mastitis membuat seorang ibu menyapih bayinya lebih cepat.
Artikel terkait: Penyebab Puting Masuk ke Dalam, Busui Wajib Tahu!
Penyebab Radang Kelenjar Susu
Susu yang terperangkap di payudara adalah penyebab utama mastitis. Penyebab lainnya termasuk:
- Saluran susu yang tersumbat. Jika payudara tidak sepenuhnya kosong saat menyusui, salah satu saluran ASI Anda bisa tersumbat. Penyumbatan menyebabkan susu untuk kembali sehingga menyebabkan infeksi payudara.
- Bakteri memasuki payudara Anda. Bakteri dari permukaan kulit dan mulut bayi dapat masuk ke saluran susu melalui celah di kulit puting atau melalui lubang saluran susu. Susu yang tergenang di payudara yang tidak dikosongkan menjadi tempat berkembang biak bagi bakteri.
Gejala yang Perlu Diperhatikan
Tanda dan gejala mastitis bisa muncul secara tiba-tiba, Bun. Gejala yang muncul bisa berupa kondisi sebagai berikut:
- Payudara menjadi sensitif
- Pembengkakan payudara
- Penebalan jaringan payudara atau benjolan payudara
- Nyeri atau sensasi terbakar terus menerus saat menyusui
- Kulit kemerahan, sering kali dalam pola berbentuk baji
- Umumnya merasa sakit
- Demam yang mencapai 38,3 derajat Celcius ke atas
Faktor risiko Radang Kelenjar Susu
Kondisi mastitis ini bisa terjadi pada siapa saja. Namun, seseorang dengan faktor kesehatan tertentu bisa memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi ini. Lebih lanjut, berikut faktor risiko radang kelenjar susu:
- Serangan mastitis sebelumnya saat menyusui
- Puting sakit atau pecah-pecah, meskipun mastitis dapat berkembang tanpa kulit yang rusak
- Mengenakan bra yang ketat atau menekan payudara saat menggunakan sabuk pengaman atau membawa tas berat, yang dapat membatasi aliran ASI
- Teknik merawat payudara yang tidak tepat
- Menjadi terlalu lelah atau stres
- Nutrisi buruk
- Merokok
Komplikasi
Mastitis yang tidak diobati secara memadai atau yang disebabkan oleh saluran yang tersumbat dapat menyebabkan kumpulan nanah (abses) berkembang di payudara Anda. Abses biasanya membutuhkan drainase bedah. Untuk menghindari komplikasi ini, bicarakan dengan dokter segera ketika Anda mengalami tanda atau gejala mastitis.
Artikel terkait: Teknik dan Cara Ampuh Mengatasi Puting Datar Pada Ibu Menyusui
Beberapa Cara Mengobati Radang Kelenjar Susu
Jika Bunda mengalami radang kelenjar susu, sebaiknya Anda menghubungi dokter segera untuk berkonsultasi. Jika belum memungkinkan, mungkin Bunda bisa melakukan pengobatan rumahan untuk mengatasi gejalanya dalam 24 hingga 48 jam. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi mastitis dengan perawatan rumahan, seperti dilansir dari Healthline.
1. Sering Menyusui
Saat Bunda di tempat tidur, cobalah memeluk bayi dan menyusui sesering mungkin atau setidaknya setiap 2 jam di siang hari. Pastikan untuk memulai dari sisi yang tidak nyaman, tetapi tawarkan kedua sisi agar yang lain tidak membesar.
Bayi cenderung mengisap lebih keras di awal menyusu, dan isapan inilah yang membantu mengeluarkan sumbatan dan membersihkan mastitis. Bunda mungkin khawatir bahwa susu Anda entah dipengaruhi oleh mastitis. Namun, para ahli mengatakan ASI Anda aman untuk dikonsumsi bay. Selain itu, sering menyusui dan menjaga agar ASI tetap mengalir dengan bebas mungkin merupakan salah satu pertahanan terbaik.
2. Ubah Posisi Menyusui
Bunda juga bisa mengubah cara menggendong bayi selama sesi menyusui. Jika biasanya menggunakan cradle hold, cobalah football hold atau posisi menyusui sambil berbaring di tempat tidur.
Mengubah posisi akan mengubah sudut isap bayi dan dapat membantu melepaskan saluran yang tersumbat. La Leche League International mendorong ibu menyusui untuk mencoba sebanyak mungkin posisi untuk meredakan mastitis. Selain itu, banyak konsultan laktasi menyarankan menyusui dengan dagu bayi mengarah ke saluran yang tersumbat.
3. Obat Pereda Nyeri OTC
Anda tidak harus hidup dengan rasa sakit, demam, dan peradangan. Banyak obat pereda nyeri yang dijual bebas (OTC), seperti Tylenol (acetaminophen) atau Advil (ibuprofen), aman untuk ibu menyusui dan dapat memberi Bunda bantuan yang sangat dibutuhkan.
Tanyakan kepada dokter atau apoteker jika Bunda tidak yakin obat mana yang aman dikonsumsi saat menyusui. Tanyakan juga dosis aman dikonsumsi untuk ibu menyusui.
4. Daun Kubis
Bunda mungkin pernah mendengar bahwa daun kubis dapat membantu mengatasi sejumlah ketidaknyamanan menyusui. Faktanya, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa daun kubis dingin sama efektifnya dengan kompres panas untuk ketidaknyamanan dan pembengkakan payudara. Berikut cara sederhana yang bisa dilakukan:
- Dinginkan daun kubis hijau kering yang bersih di lemari es. Bunda mungkin merasa terbantu untuk memotongnya ke ukuran yang paling sesuai dengan payudara Anda.
- Tutupi seluruh payudara dengan daun kubis, kecuali puting susu. Bunda juga bisa memasukkan daun ke dalam bra yang longgar jika itu lebih mudah.
- Buang daun kubis setelah 20 menit (atau saat sudah hangat).
- Cuci payudara dan keringkan dengan lembut.
- Ulangi perawatan ini hingga 3 kali sehari selama 20 menit setiap kali. Daun kubis juga digunakan untuk membantu mengeringkan suplai ASI — jadi jika Anda berharap untuk terus menyusui, pastikan untuk mengikuti panduan waktu ini daripada melebihinya.
5. Minyak Atsiri
Riset menunjukkan bahwa minyak esensial dapat membantu meredakan mastitis juga. Misalnya, minyak pohon teh mengandung senyawa yang disebut terpinen-4-ol, yang memiliki sifat antibakteri, antijamur, dan antiinflamasi.
Bunda dapat mengoleskan minyak secara topikal dengan mengencerkannya dengan minyak pembawa, seperti minyak zaitun atau almond. Minyak pohon teh bisa menjadi racun jika tertelan, jadi pastikan untuk membilas area payudara yang mungkin bersentuhan langsung dengan mulut bayi selama menyusui.
Artikel terkait: Puting Lecet Saat Menyusui? Inilah Penyebab dan Cara Mengatasinya
6. Bawang Putih
Bawang putih mentah dapat bertindak sebagai antibiotik spektrum luas dan merangsang sistem kekebalan tubuh. Manfaatnya terletak pada sifat antimikroba alami bawang putih.
Bawang putih bubuk yang ada di rak bahan makanan tidak berfungsi dengan baik, jadi Anda membutuhkan bawang putih mentah. Potong beberapa cengkeh menjadi potongan-potongan kecil dan telan seperti meminum pil. Tidak suka rasa yang begitu kuat? Pertimbangkan untuk mencampurkannya dengan jus jeruk atau susu untuk menghilangkan rasa.
7. Vitamin C
Vitamin ini membantu penyembuhan luka dan membantu mengisi antioksidan di dalam tubuh. Riset menunjukkan bahwa vitamin C membantu mengobati infeksi mastitis pada sapi.
Namun, lebih banyak penelitian terhadap manusia diperlukan. Selain itu, ibu menyusui harus berkonsultasi dengan dokter dalam mengonsumsi suplemen vitamin C. Cara lain untuk menambahkan beberapa vitamin C ke dalam rutinitas Anda adalah dengan makan lebih banyak makanan kaya vitamin C, termasuk:
- Jeruk
- Paprika merah
- Kiwi
- Brokoli
- Kubis Brussel
- Kentang
- Kol bunga
- Tomat
8. Hidrasi
Jika ragu, minumlah lebih banyak air. Kebutuhan hidrasi Anda meningkat secara signifikan saat Anda menyusui. Minum banyak air akan membantu menjaga suplai ASI Anda. Lebih banyak susu berarti lebih banyak sesi menyusui dan lebih banyak kesempatan untuk membersihkan penyumbatan dan ketidaknyamanan.
Para ahli merekomendasikan minum 13 cangkir cairan setiap hari jika sedang menyusui. Bunda juga tidak harus mengonsumsi air putih saja, bisa juga memasukkan susu, jus, teh herbal, kopi, dan soda ke dalam minuman harian dalam jumlah sedang.
Upaya Pencegahan yang Bisa Dilakukan
Sebelum menyusui, pertimbangkan untuk bertemu dengan konsultan laktasi. Seorang konsultan laktasi dapat memberi Anda tips dan memberikan nasihat berharga untuk teknik menyusui yang tepat. Selain itu, minimalkan kemungkinan Bunda terkena mastitis dengan mengikuti langkah berikut:
- Tiriskan sepenuhnya ASI dari payudara Bunda saat menyusui.
- Biarkan bayi mengosongkan satu payudara sepenuhnya sebelum beralih ke payudara lainnya selama menyusui.
- Pastikan si kecil menyusu dengan benar.
- Jika Bunda merokok, pertimbangkan untuk berhenti merokok dan konsultasikan dengan dokter terkait upaya tersebut.
Itulah penjelasan mengenai gejala dan cara mengobati radang kelenjar susu. Apabila Bunda mengalami gejala terkait, maka tidak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter atau konsultan laktasi bersangkutan agar mendapat solusi terbaik sesuai kondisi.
Semoga bermanfaat!
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
***
Baca juga:
Kisah Nyata Perjuangan Ibu Menyusui Dengan Puting Terbalik
Bisakah Bayi Menyusu pada Payudara Puting Rata?
id.theasianparent.com/7-tips-mengatasi-bingung-puting
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.