Kondisi alergi bisa terjadi pada beberapa makanan, tak terkecuali alergi ikan pada bayi. Alergi ini bisa saja terjadi, khususnya pada bayi yang baru memulai MPASI ketika pertama kali diperkenalkan dengan makanan satu ini.
Saat bayi alergi terhadap ikan, sistem kekebalan tubuh yang biasanya melawan infeksi akan bereaksi berlebihan terhadap protein dalam ikan. Tubuh berpikir protein ini adalah ‘penyerang’ berbahaya dan melepaskan bahan kimia seperti histamin.
Lalu, sebenarnya apa saja ciri alergi ikan pada bayi?
Ciri-ciri alergi ikan pada bayi
Bunda, perhatikan beberapa ciri yang menandakan bayi mengalami alergi ikan, seperti berikut:
- Mengi
- Kesulitan bernapas
- Batuk
- Suara serak
- Sesak tenggorokan
- Sakit perut
- Muntah
- Diare
- Mata gatal, berair, atau bengkak
- Gatal-gatal
- Bintik-bintik merah
- Pembengkakan
- Penurunan tekanan darah, menyebabkan pusing atau kehilangan kesadaran (pingsan)
Reaksi alergi terhadap ikan bisa berbeda pada bayi. Bahkan, orang yang sama pun dapat bereaksi secara berbeda pada waktu yang berbeda.
Alergi ikan dapat menyebabkan reaksi parah yang disebut anafilaksis, bahkan jika reaksi sebelumnya terasa ringan. Anafilaksis mungkin dimulai dengan beberapa gejala yang sama dengan reaksi yang kurang parah, tetapi dapat dengan cepat menjadi lebih buruk.
Orang tersebut mungkin mengalami kesulitan bernapas atau pingsan, bahkan dapat mengancam jiwa.
Penanganan alergi ikan pada bayi
Terkait dengan hal ini, dalam acara yang diadakan Forum Ngobras beberapa waktu lalu, Prof. Dr. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, Guru Besar Bidang Keamanan Pangan dan Gizi Departemen Gizi Masyarakat IPB dan Spesialis anak, dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K) mencoba menjelaskan solusi yang sebaiknya dilakukan oleh orangtua.
“Ikan mengandung asam lemak esensial untuk memaksimalkan 1000 Hari Pertama Kehidupan, di mana asam lemak ini tidak bisa dibuat sendiri di dalam tubuh. Oleh karena itu, penting untuk memperkenalkan ikan sejak dini.“ ujar Prof. Ahmad. Namun, ia pun memang tak memungkiri ada anak-anak yang bisa saja alergi terhadap asupan kaya protein ini.
Menurutnya bila anak alergi, bisa diganti asupan asam lemak tersebut dengan tahu atau produk kedelai. Selain itu, dr. Bernie pun menyetujui serta turut memberikan solusi.
“Sebaiknya, berikan ikan sedikit-sedikit terlebih dahulu. Tidak benar-benar harus dihentikan, namun pemberiannya bisa perlahan supaya tubuhnya bisa terbiasa. Sebetulnya tubuh kita akan membentuk anti alergen nantinya, dengan sendirinya.“ ujar dr. Bernie.
Memiliki alergi terhadap ikan bersirip (seperti tuna, halibut atau salmon) tidak berarti si kecil juga alergi terhadap makanan laut bercangkang seperti udang, kepiting, dan lobster. Selain itu, mungkin saja si kecil hanya alergi satu jenis ikan tertentu, namun tidak alergi dengan ikan jenis lainnya.
Nah Bunda. jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter ya bila si kecil mengalami kondisi ini.
Sumber : kidshealth.org
Baca Juga :
Gangguan pernafasan pada bayi baru lahir, kenali penyebab dan gejalanya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.