Tak hanya orang dewasa, kondisi polip hidung bisa saja terjadi pada anak. Polip merupakan suatu peradangan pada selaput hidung dan sinus yang berlangsung lebih dari 12 minggu.
Kondisi ini sebenarnya merupakan pertumbuhan lunak, tanpa rasa sakit, nonkanker pada lapisan saluran hidung atau sinus. Pertumbuhan yang terjadi tampak menggantung seperti tetesan air mata atau anggur.
Parents, yuk, simak penjelasan lengkap tentang polip hidung pada anak.
Mengenal Polip Hidung pada Anak
Laman NCBI menjelaskan, Nasal Polyps (NP) atau polip hidung sebagai massa (gumpalan) inflamasi atau peradangan jinak yang menyebabkan obstruksi hidung kronis, biasanya terkait dengan chronic rhinosinusitis (CRS) yang terjadi pada 2-4% anak atau rinosinusitis kronis. Umumnya kasus kesehatan ini jarang dilaporkan terjadi, terutama pada anak-anak berusia di bawah 10 tahun.
Mengenai polip hidung pada anak, melansir laman Verywell Health, polip pediatrik ini sebagai gumpalan jaringan yang tidak berbahaya yang tumbuh di saluran hidung anak. Di mana Parents bahkan si kecil sendiri tidak akan menyadari kehadiran gumpalan tersebut hingga anak tumbuh cukup besar dan gumpalan kemudian menimbulkan masalah.
Masih menurut NCBI, pada populasi pediatrik polip hidung biasanya mewakili tanda bahaya yang menunjukkan penyakit sistemik yang mendasarinya, seperti cystic fibrosis (CF), primary ciliary dyskinesia (PCD), dan imunodefisiensi.
Polip hidung lebih sering terjadi pada orang dewasa daripada anak-anak. Mereka dapat tumbuh di satu atau kedua lubang hidung. Pun berbentuk seperti buah pir atau anggur dan biasanya tumbuh berkelompok.
Perlu dicatat, banyak kasus NP dewasa yang mewakili manifestasi dari proses yang mungkin telah dimulai pada masa kanak-kanak atau remaja, seperti halnya pada penyakit paru obstruktif kronik. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mencari tahu tahap awal pengembangan TN.
Masalah kesehatan ‘polip hidung’ sudah dikenal sejak zaman Mesir yang dideskripsikan pertama kali oleh seorang dokter Hindu kuno sekitar 150 tahun sebelum Hippocrates memperkenalkan penyakit ini dengan istilah ‘polip’. Sejak itu, penelitian mengenai hal ini terus dilakukan hingga terjadi pembaruan melalui “European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020” yang diterbitkan tahun 2012.
Ciri-Ciri Polip Hidung pada Anak
Berikut ini ciri-ciri dari polip hidung pada anak:
- Massa atau gumpalan tunggal atau multiple
- Berpotensi timbul di bagian mana pun dari mukosa hidung dan sinus paranasal.
- Muncul sebagai elemen digitiform, seperti anggur yang tembus cahaya dan menonjol.
- Warnanya mulai dari merah muda keabu-abuan hingga kuning, dan dapat dengan mudah dimobilisasi saat disentuh melalui probe.
Secara nyata, polip hidung digambarkan seperti tampilan gambar di atas.
Artikel terkait: Waspadai Gejala Alergi Dingin pada Bayi dan Cara Tepat Mengatasinya
Gejala Polip Hidung pada Anak
Di usia dini, si kecil mungkin tidak menyadari bahwa di hidungnya terdapat gumpalan. Kalaupun ia merasakannya, anak mungkin tidak tahu bagaimana cara memberi tahu Parents secara spesifik tentang apa yang mengganggu mereka.
Padahal sebenarnya, ada banyak gejala polip hidung yang dapat diamati. Salah satunya dengan melihat langsung ke dalam hidung anak, jika gumpalannya sangat besar atau rendah di saluran hidung.
Polip hidung terkadang terjadi bisa tanpa gejala, khususnya pada si kecil. Namun, gejala umum yang sering kali terjadi ialah lendir berlebihan.
Gejala umum polip hidung pada anak meliputi:
- Hidung tersumbat: Dapat mengubah suara anak dan menyebabkan pernapasan mulut.
- Hidung berlendir atau meler: Anda mungkin mengamati hidung si kecil berair atau sering menarik ingus.
- Penurunan indra penciuman: Meskipun polip ini mungkin tidak terlalu memengaruhi anak di usia dini, polip hidung pada anak ini berpotensi mengurangi indra penciuman anak atau mempersulit anak bernapas dengan menghalangi lubang hidung. Si kecil kemungkinan mengeluh bahwa dirinya tidak bisa mencium atau merasakan makanan mereka, yang merupakan efek samping dari penurunan indra penciuman.
- Mendengkur: Polip hidung mengganggu aliran udara yang dapat menyebabkan ia mendengkur saat tertidur.
- Postnasal drip: Anak yang terkena postnasal drip akan terlihat sering menelan atau mencoba membersihkan tenggorokannya, atau juga mengeluh bahwa tenggorokannya terasa sakit atau gatal.
- Tekanan di wajah dan/atau dahi: Polip hidung dapat menyebabkan rasa penuh di wajah dan/atau dahi, tetapi biasanya tidak menyebabkan rasa sakit.
- Nyeri pada gigi atas dan atau nyeri pada wajah dan sakit kepala.
Penyebab Polip Hidung pada Anak
Penyebab pasti polip hidung hingga kini tidak diketahui, tetapi pertumbuhan gumpalan tersebut dikaitkan dengan peradangan kronis di saluran hidung. Ketika gumpalan berkembang pada anak biasanya disertai dengan kondisi medis lainnya, seperti:
- Asma. Gejala asma sering muncul di masa kanak-kanak. Kondisi ini berkembang dari peradangan kronis di paru-paru. Anak-anak lebih mungkin terkena asma jika mereka sering mengalami infeksi pernapasan virus.
- Fibrosis kistik. Penyakit genetik ini menyebabkan lendir di paru-paru (dan organ lain dalam tubuh) menjadi terlalu kental, menyebabkan infeksi kronis dan kesulitan bernapas. Sebagian besar kasus fibrosis kistik didiagnosis pada usia 2 tahun.
- Infeksi sinus kronis. Polip hidung membuat sinus anak tidak mengeluarkan lendir dengan benar sehingga menyebabkan bakteri dapat menumpuk di lendir yang menyebabkan infeksi kronis.
- Rhinitis alergi (hay fever). Jika anak memiliki alergi musiman, mereka lebih mungkin mengembangkan polip hidung. Alergi menyebabkan peradangan kronis dan pembengkakan di saluran hidung –lingkungan yang sama yang menyebabkan polip hidung.
- Sensitivitas aspirin. Penyakit pernapasan yang diperparah aspirin (AERD) adalah suatu kondisi yang memiliki tiga ciri berbeda: Polip hidung (dari penyakit sinus), asma, dan kepekaan terhadap aspirin (dan obat antiinflamasi nonsteroid lainnya, atau NSAID). Jika seseorang menderita asma, polip hidung, dan alergi aspirin, ini disebut triad Samter.
- Allergic fungal sinusitis (AFS) atau sinusitis jamur alergi. Kondisi ini disebabkan oleh jamur yang terhirup dari lingkungan. AFS paling sering terjadi pada remaja dan dewasa muda, daripada anak-anak. Orang yang sering mengembangkan AFS juga memiliki polip hidung.
Penyebab lain dari polip hidung pada anak bisa juga disebabkan septum hidung yang menyimpang (tidak berada di tengah) atau bengkok, pembesaran adenoid (kelenjar di atas langit-langit mulut, di belakang hidung yang disebut dengan amandel ketiga), dan tumor hidung atau sinus –dalam kasus yang sangat jarang.
Artikel terkait: Gejalanya Mirip, Kenali Perbedaan Alergi Dingin Pilek dan Pilek Infeksi
Diagnosis Polip Hidung
Langkah pertama dalam mendiagnosis polip hidung adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter anak dengan menggunakan otoskop. Alat pembesar ini memiliki lampu di ujungnya–awalnya dirancang untuk memeriksa telinga– yang dapat dimasukkan ke dalam lubang hidung untuk mencari polip.
Jika dokter anak mencurigai adanya polip hidung pada anak, kemungkinan ia akan dirujuk ke spesialis yang disebut otolaryngologist atau dokter THT (telinga, hidung, dan tenggorokan).
Endoskopi hidung juga bisa dilakukan untuk mendiagnosis polip hidung. Prosedur ini menggunakan tabung panjang dan fleksibel dengan lampu di ujungnya yang dimasukkan ke dalam hidung dan sinus untuk mencari potensi polip.
Pada kasus yang jarang, pencitraan tambahan mungkin diperlukan untuk mendiagnosis polip hidung, di antaranya pemindaian CT (computed tomography) atau magnetic resonance imaging (MRI).
Oleh karena polip hidung sering terjadi dengan kondisi medis lain, dokter mungkin juga akan merekomendasikan tes alergi atau tes darah untuk si kecil. Ada beberapa penyakit lain, seperti tumor jinak (angiofibroma nasofaring) pada remaja, yang gejalanya mirip dengan polip hidung, sehingga pemeriksaan tambahan perlu dilakukan.
Komplikasi Polip Hidung pada Anak
Polip hidung dapat menyebabkan komplikasi karena bisa memblokir aliran udara normal dan drainase cairan. Komplikasi yang bisa terjadi, antara lain:
- Apnea tidur obstruktif, seperti napas yang tak teratur saat sedang tidur.
- Asma kambuh. Polip pun diketahui bisa menyebabkan kondisi asma lebih kronis.
- Infeksi sinus. Polip hidung dapat membuat si kecil lebih rentan terhadap infeksi sinus yang sering kambuh atau menjadi kronis.
Pengobatan Polip Hidung
Ketika buah hati Anda didiagnosis polip hidung, ada beberapa cara efektif untuk mengobati penyakit dan mengurangi gejala yang tidak nyaman. Di antaranya:
- Semprotan hidung kortikosteroid. Perawatan awal untuk polip hidung ini bertujuan untuk mengecilkan ukuran atau menghilangkan pertumbuhan polip di hidung anak serta mengurangi peradangan dan pembengkakan di hidung
- Obat steroid oral juga mungkin akan diresepkan dokter. Obat lain, seperti antihistamin dan dekongestan juga dapat memperbaiki gejala jika ia memiliki alergi. Infeksi juga sering diobati dengan antibiotik, tetapi jenis obat-obatan ini tidak mengobati polip hidung.
- Pembedahan. Dilakukan jika obat steroid tidak efektif dan anak terus mengalami efek samping yang serius dari polip hidung. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan endoskopi hidung—prosedur yang sama yang digunakan untuk diagnosis. Polip kemudian dihilangkan dengan alat seperti griper atau microdebrider.
Merawat Anak dengan Polip Hidung di Rumah
Pengobatan rumahan dapat membantu mengurangi efek samping polip hidung pada anak. Intervensi ini juga dapat mengurangi peradangan di hidung anak dan membantu mencegah polip hidung kembali setelah dikeluarkan. Caranya dengan:
- Menjaga kebersihan hidung: Irigasi hidung atau membilas saluran hidung dengan larutan garam steril dapat mengurangi bakteri dan penyumbatan di saluran hidung sehingga meningkatkan kemampuan anak bernapas. Ini dapat dilakukan dengan neti pot atau semprotan hidung saline.
- Lembapkan udara di ruangan anak. Saluran hidung yang kering dapat menyebabkan lendir menumpuk di hidung dan sinus. Gunakan pelembap ruangan (humidifier) untuk meningkatkan kelembapan udara yang dihirup anak saat tidur.
- Hindari pemicu gejala. Jika anak memiliki alergi, hindari pemicu iritasi hidung seperti asap dan debu untuk membantu mencegah gejala. Tes alergi juga dapat membantu menentukan zat spesifik yang membuat si kecil alergi.
Artikel terkait: Komplikasi sinusitis pada bayi bisa berbahaya, ini tanda dan penanganannya!
Kapan Harus Waspada?
Meskipun polip hidung pada anak tidak berbahaya, tetapi tetap dapat membuat hidup si kecil tidak nyaman. Masalah pernapasan akan sangat memengaruhi segalanya, mulai aktivitas anak sepanjang hari hingga tidur malam yang nyenyak.
Bersikaplah proaktif dengan berkonsultasi kepada dokter anak tentang pilihan pengobatan dan cara untuk mengurangi gejala polip hidung pada anak.
Segera konsultasikan ke dokter bila si kecil mengalami tanda-tanda berikut:
- Drainase kuning atau hijau kental dari hidung
- Demam
- Kesulitan bernapas yang serius
- Gejala memburuk secara tiba-tiba
- Mengalami penglihatan ganda, penglihatan berkurang atau kemampuan terbatas untuk menggerakkan mata
- Pembengkakan hebat di sekitar mata
- Sakit kepala yang semakin parah disertai demam tinggi
- Ketidakmampuan untuk mengarahkan kepala ke depan
- Batuk kronis
- Lendir berubah warna
***
Parents, sebaiknya waspadai gejala-gejala polip hidung pada anak. Segera bawa ke dokter bila mengalami gejala, seperti pilek biasa lainnya yang bertahan lebih dari 14 hari.
Artikel diupdate oleh: Ester Sondang
Baca Juga:
Bisa Sebabkan Komplikasi Serius, Ketahui Gejala Sinusitis dan Cara Mencegahnya
Gejalanya Mirip, Kenali Perbedaan Alergi Dingin Pilek dan Pilek Infeksi
Jangan sepelekan hidung anak meler terus, bisa jadi gejala penyakit ini!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.