Disebut-sebut kondisi pandemi jadi salah satu pemicu dimulainya konsumsi plant based food sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Tidak hanya gaya hidup sehat, tetapi gaya hidup ini pun diklaim berkontribusi baik bagi lingkungan dan ekosistem.
Seperti namanya, gaya hidup yang satu ini berarti Parents memperbanyak konsumsi makanan dari tumbuhan. Termasuk mengonsumsi tumbuhan pengganti nutrisi daging (plant based meat).
Tidak hanya dikenal sebagai pola makan dan gaya hidup sehat. Mengonsumsi makanan serba tumbuhan ini disebut-sebut sebagai tren diet kekinian. Ideal untuk menyehatkan tubuh termasuk menurunkan dan menjaga berat badan agar tetap ideal. Berikut ulasan lebih lengkapnya.
Artikel terkait: Amankah Melakukan Diet Vegetarian saat Hamil? Simak Faktanya di sini!
Plant Based Food dan Plant Based Meat
Barangkali kita harus berterima kasih pada ide brilian, kemajuan teknologi, dan kekayaan sumber daya alam terlebih dahulu. Mengapa? Karena dari ketiga hal inilah Parents dimungkinkan untuk hanya mengonsumsi makanan dari tumbuhan. Termasuk daging. Ya, benar sekali. Parents bisa mengonsumsi daging yang bahan utamanya bukan dari hewan tetapi dari tumbuhan.
Salah satu faktor pendorong awalnya adalah vegetarianisme tentu saja. Di mana kaum vegetarian ini berkomitmen untuk mengonsumsi makanan dari tumbuhan saja.
Walau ada beberapa yang mengonsumsi ikan untuk mendapatkan sumber protein. Namun belakang ini, terutama di tengah pandemi, ada lebih banyak orang yang berlomba-lomba beralih ke gaya hidup yang lebih sehat.
Mengonsumsi makanan berbasis tumbuhan jadi salah satu opsi yang diambil kebanyakan orang. Beberapa bahkan sudah sangat nyaman dengan pola makan ini, karena adanya plant based meat juga.
Memungkinkan mereka tetap merasa “seolah” mengonsumsi daging, merasakan daging di lidah mereka, walau sebenarnya “daging” yang dikonsumsi ini bukan dari hewan tapi diolah dari tumbuhan.
Inovasi ini kemudian dianggap sebagai penyelamat. Sebab, ada banyak orang merasa bahkan konsumsi daging dari hewan ternak sudah sangat melonjak tinggi, tanpa benar-benar ada rencana untuk menstabilkan kondisi ekosistem. Dengan kata lain, inovasi ini jadi memungkinkan lingkungan lebih terjaga, karena industri penjagalan hewan ternak juga bisa ditekan.
Artikel terkait: Bayi Vegetarian Menderita Malnutrisi Ekstrim Kini Dipisahkan Dari Orangtuanya
Salah Satu Upaya Mengatasi Obesitas
Nyatanya COVID-19 bukanlah satu-satunya pandemi yang sedang dihadapi oleh manusia sekarang. Ada satu lagi wabah yang sudah eksis sejak dulu tapi masih sering diabaikan keberadaannya.
Yakni obesitas. Kondisi kelebihan berat badan ini sudah sejak tahun 90an disebut-sebut ilmuwan sebagai pandemi yang disamarkan sebagai gangguan kesehatan.
Bahkan World Health Organization (WHO) sendiri sudah menyebutkan obesitas sebagai epidemik dikarenakan 2,8 juta orang yang mati setiap tahunnya karena obesitas. Sebab, kondisi badan kelebihan berat badan ini dapat memicu berbagai macam penyakit kronis. Mulai dari penyakit jantung, stroke, hipertensi, diabetes, hingga kanker. Termasuk kemungkinan pengeroposan dan patah tulang.
Kaitannya dengan hadirnya inovasi makanan berbasis tumbuhan ini, kemudian dijadikan salah satu opsi pola makan untuk diet menurunkan berat badan. Parents disebut masih bisa memenuhi kebutuhan makronutrien, baik itu protein dan lemak hanya dengan mengonsumsi tumbuhan dan bukannya daging dari hewan. Sebab, faktanya ada banyak makanan dari tumbuhan yang dapat menyediakan kebutuhan protein dan lemak yang cukup untuk tubuh.
Buah dan sayur-sayuran tinggi protein bisa dengan mudah Anda temukan. Lemak dalam buah dan sayur juga cenderung merupakan lemak baik, dan bukannya lemak jahat atau lemak trans yang bisa ditemukan juga pada daging. Dengan begini, Parents bisa lebih mudah menurunkan berat badan tanpa harus kekurangan salah satu nutrisi penting bagi tubuh.
Artikel terkait: 6 Produk Penyedap Rasa untuk Menambah Kenikmatan Masakan, Bunda Pilih Mana?
Beralih ke Plant Based Food
Akan tetapi, bagi Anda yang sudah terbiasa dengan pola makan yang sekarang, yakni masih mengonsumsi makanan hewani, mungkin tidak mudah melakukan ini.
Butuh niat dan komitmen tinggi untuk dapat memulai pola makan yang baru. Sebab, kebiasaan makan manusia adalah salah satu kebiasaan yang paling sulit untuk diubah.
Untuk itu, tidak perlu terburu-buru. Parents bisa memulainya dengan perlahan. Salah satunya adalah mulai dengan porsi yang lebih banyak sayurannya daripada dagingnya.
Untuk sumber protein, cobalah memilih tahu atau tempe sebagai konsumsi harian Anda. Sumber proteinnya cukup tinggi untuk melengkapi kebutuhan nutrisi harian Anda.
Sembari membiasakan diri, Parents juga bisa mulai mengulik lebih jauh soal resep-resep makanan berbasis tumbuhan ini. Sebab, ternyata ada banyak ide resep dan olahan makanan yang bisa Anda buat dan tetap enak untuk dinikmati.
Jadi benar ternyata, makanan sehat tidak selalu berarti hambar dan tidak enak. Makanan sehat dari plant based food juga bisa dimasak jadi enak dan menggugah selera.
Baca juga:
Tak Selamanya Sehat, Ini 13 Pola Makan Vegetarian yang Harus Diperhatikan
Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Antara Vegan dan Vegetarian
Busui ingin diet yang aman? Ikuti tips dari pakar gizi berikut ini!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.