Baik vegan maupun vegetarian, keduanya memilih untuk tidak mengonsumsi daging dan ikan. Namun pada vegan, pembatasan konsumsi mereka lebih ketat lagi dibanding dengan vegetarian. Mari kita bahas lebih lanjut tentang perbedaan vegan dan vegetarian.
Perbedaan Vegetarian dan Vegan
Diet vegetarian dilaporkan telah ada sejak tahun 700 SM.
Individu yang mempraktikkan diet vegetarian bisa jadi didorong oleh berbagai alasan, termasuk kesehatan, etika, lingkungan, hingga agama.
Menurut Vegetarian Society, individu yang dikatakan vegetarian adalah seseorang yang tidak makan daging, baik itu daging unggas, hewan buruan, ikan, kerang, atau produk turunan dari hewan.
Makanan yang dikonsumsi oleh vegetarian meliputi buah-buahan, sayuran, bijian-bijian, dan kacang-kacangan. Namun ada juga vegetarian yang mengonsumsi susu, madu, dan telur.
Jenis Vegetarian
Diet vegetarian itu sendiri rupanya masih dikelompokkan menjadi beberapa jenis, antara lain:
1. Vegetarian lakto-ovo, yaitu vegetarian yang menghindari semua daging hewan, tetapi mengonsumsi produk susu dan telur.
2. Vegetarian lakto, yaitu vegetarian yang menghindari daging dan telur hewani, tetapi mengonsumsi produk susu.
3. Ovo vegetarian, yaitu vegetarian yang menghindari semua makanan hewani kecuali telur.
4. Vegan, yaitu vegetarian yang menghindari semua produk hewani dan turunannya.
Sementara itu, orang yang tidak makan daging atau unggas tetapi mengonsumsi ikan dianggap pescatarian. Ada juga istilah flexitarian, yaitu vegetarian paruh waktu yang masih mengonsumsi daging hewan.
Banyak pendapat menyebut bahwa flexitarian dan pescaterian tidak termasuk dalam vegetarianisme.
Artikel terkait: 3 Diet Paling Ngetren, Apa Kelebihan dan Kekurangannya?
Pola Makan Diet Vegan
Pola makan atau diet vegan dapat dipandang sebagai bentuk vegetarisme yang paling ketat.
Veganisme dipandang sebagai lebih dari sekadar diet, namun didefinisikan sebagai cara hidup yang berusaha menghindari semua bentuk eksploitasi dan kekejaman kepada hewan sebanyak mungkin.
Eksploitasi yang dimaksud adalah termasuk untuk tujuan konsumsi dan lainnya. Karena itu, pola makan vegan tidak hanya menghindari konsumsi daging hewan, tetapi juga susu, telur, dan bahan lain yang berasal dari hewan.
Pada dasarnya, vegetarian dan vegan sama-sama menghindari makanan dari hewani karena alasan yang sama. Perbedaan utama pada keduanya adalah sejauh mana mereka menganggap produk hewani dapat diterima. Dalam artian, misalnya vegetarian masih dapat mengonsumsi kue yang di dalamnya mengandung telur. Sedangkan vegan akan menghindarinya.
Vegan juga memilih untuk menghindari semua produk sampingan hewani karena mereka percaya ini memiliki dampak terbesar pada kesehatan dan lingkungan.
Dalam hal etika, vegetarian menentang pembunuhan hewan untuk makanan, tetapi umumnya mereka menganggap bahwa tidak masalah untuk mendapatkan susu atau telur dari hewan-hewan tersebut asalkan hewan dirawat dan dijaga dalam kondisi yang memadai.
Di sisi lain, vegan percaya bahwa hewan memiliki hak untuk bebas dari penggunaan atau eksploitasi manusia, baik itu untuk makanan, pakaian, ilmu pengetahuan, ataupun hiburan.
Akibatnya, kelompok vegan berusaha untuk menghindari semua produk sampingan hewan, terlepas dari kondisi di mana hewan dibiakkan atau ditempatkan.
Keinginan untuk menghindari segala bentuk eksploitasi hewan adalah alasan mengapa vegan memilih untuk tidak mengonsumsi susu dan telur — produk yang tidak masalah dikonsumsi oleh banyak vegetarian.
Artikel terkait: Fakta Diet Karnivora untuk Penyuka Daging, Ini Manfaatnya
Dampak Bagi Tubuh dan Kecukupan Nutrisi Diet Vegan Maupun Vegetarian
Dikutip dari Healthline, penelitian menunjukkan bahwa pola makan vegetarian dan vegan cenderung rendah lemak jenuh dan kolesterol.
Makanan yang dikonsumsi juga kaya vitamin, mineral, serat, dan senyawa tanaman sehat dalam jumlah tinggi.
Terlebih lagi, kedua diet tersebut mengandung banyak makanan padat nutrisi. Termasuk buah, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Di sisi lain, pola makan vegetarian dan vegan yang tidak diatur dengan baik dapat mengakibatkan rendahnya asupan beberapa nutrisi, terutama zat besi, kalsium, seng, dan vitamin D.
Artikel terkait: Awas! 5 Pola diet yang sering dilakukan artis ini berbahaya, jangan ditiru!
Kedua diet ini juga cenderung mengakibatkan pelakunya kekurangan vitamin B12 dan asam lemak omega-3 rantai panjang, terutama pada pelaku diet vegan.
Selain itu, pelaku vegan dan vegetarian juga masih perlu waspada terhadap konsumsi makanan yang mengandung gula. Meskipun makanan berbasis tanaman yang mereka konsumsi bergizi tinggi, bukan berarti mereka terbebas dari asupan makanan dengan tinggi karbohidrat dan lemak berlebih.
Misalnya, kue kering, kentang goreng, permen, dan bahkan es krim berbahan dasar kacang mungkin termasuk dalam kategori vegan dan vegetarian namun masih mengandung karbohidrat olahan, diproses tinggi, banyak gula tambahan, atau digoreng.
Artikel terkait: Diet DEBM, Dikenal Efektif Turunkan Berat Badan Sampai 2 Kg dalam Seminggu
Mana yang Lebih Sehat?
Menurut laporan dari Academy of Nutrition and Dietetics dan beberapa ulasan ilmiah, baik diet vegetarian maupun vegan dapat dianggap tepat untuk semua usia, selama diet tersebut direncanakan dengan baik. Maksudnya direncanakan adalah nutrisi yang masuk ke dalam tubuh tetap diperhatikan.
Asupan nutrisi yang tidak mencukupi seperti asam lemak omega-3, kalsium, dan vitamin D dan B12 dapat berdampak negatif pada berbagai aspek kesehatan, termasuk kesehatan mental dan fisik.
Baik vegetarian maupun vegan mungkin memiliki asupan nutrisi yang lebih rendah. Namun, penelitian menunjukkan bahwa vegetarian cenderung mengonsumsi lebih banyak kalsium dan vitamin B12 daripada vegan.
Pelaku vegetarian maupun vegan harus memberikan perhatian khusus pada strategi nutrisi bagi tubuh untuk meningkatkan penyerapan nutrisi dari makanan nabati.
Selain itu, pelaku diet tersebut juga mungkin disarankan perlu mengonsumsi suplemen tambahan seperti zat besi, kalsium, omega-3, serta vitamin D dan B12.
Beberapa langkah yang bisa dipraktikkan oleh pelaku diet vegetarian dan vegan:
– Menganalisis asupan nutrisi harian.
– Melakukan pengecekan kecukupan nutrisi secara berkala.
– Mengonsumsi suplemen.
Baik diet vegetarian maupun vegan dapat dianggap sebagai pilihan pola makan yang sehat. Namun, jika tidak direncanakan dengan baik, pola makan vegan dapat menyebabkan kekurangan nutrisi.
Artikel terkait: Apa itu Diet Mayo Clinic? Samakah Diet Mayo dengan Diet Mayo Clinic?
Veganisme Lebih dari Soal Makanan
‘Kelompok’ veganisme menganggap bahwa vegan lebih dari sekadar diet yang menghindari produk hewan dan turunannya. Lebih jauh lagi, veganisme sering dianggap sebagai gaya hidup yang berakar kuat pada memperhatikan hak-hak hewan.
Karena alasan ini, banyak vegan juga menghindari pembelian pakaian yang mengandung sutra, wol, kulit, atau suede.
Terlebih lagi, mereka juga memboikot praktik yang menggunakan hewan sebagai objek penelitian dan hanya membeli kosmetik yang bebas dari produk sampingan hewan.
Orang yang dikenal sebagai “vegan etis” juga cenderung menghindari sirkus, kebun binatang, rodeo, pacuan kuda, dan aktivitas lain yang melibatkan penggunaan hewan untuk hiburan.
Akhirnya, banyak pencinta lingkungan mengadopsi pola makan vegan untuk mengurangi dampaknya terhadap sumber daya bumi dan manfaatnya terhadap perubahan iklim.
Demikian penjelasan tentang perbedaan diet vegan dan vegetarian. Jika Parents ingin mencobanya, pastikan untuk menerapkan strategi supaya nutrisi bagi tubuh tetap terpenuhi, ya.
Baca juga:
Mengenal Diet GAPS, Pola Makan yang Bisa Atasi Autisme dan Gangguan Mental?
Turun Berat Badan dalam 14 Hari, Ini Metode Diet Mayr yang Dilakukan Rebel Willson
Jangan lakukan! Ini 4 kesalahan yang sering dilakukan saat diet
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.