Memiliki tubuh yang proporsional menjadi impian banyak perempuan, mungkin Bunda salah satunya. Nah, untuk mewujudkan mimpi tersebut tak sedikit yang rela melakukan segala cara, mulai dari menjalankan diet paling populer, daftar member gym, hingga sedot lemak.
Atas nama body goals, orang rela bersusah payah dan merogoh kocek dalam-dalam. Tentu tak ada salahnya jika Anda ingin mencapai berat badan ideal.
Namun demikian, hasrat untuk memiliki bentuk tubuh impian jangan sampai membuat Anda terjebak pada metode diet asal-asalan ya Parents. Bukannya jadi langsing, yang ada malah bikin masalah baru.
Lalu, diet terbaik yang mana sih? Apa saja yang kelebihan dan kekurangan dari diet yang ngetren?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini yang disarikan dari webinar bertajuk ‘Weight Loss Diet Mana yang Terbaik’ yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit Pondok Indah.
Kelebihan dan Kekurangan 3 Diet yang Populer
1. Diet rendah karbo (keto), diet paling populer di dunia
Sesuai namanya, diet ini membatasi asupan karbohidrat, mulai dari level sedang hingga ekstrem. Diet satu ini merupakan diet yang sangat populer di seluruh dunia. Kelebihannya ialah menjanjikan penurunan berat badan yang lebih cepat.
Sedangkan kekurangannya, dapat memicu beberapa efek samping, seperti:
- Sakit kepala
- Gangguan konsentrasi
- Dehidrasi
- Susah buang air besar
Di Indonesia sendiri, salah satu modifikasi diet rendah karbo yang cukup ngetren adalah DEBM (diet enak bahagia dan menyenangkan).
DEBM banyak mendapat pertentangan dari para ahli kesehatan. Pasalnya, diet ini cenderung menganjurkan tinggi konsumsi lemak jahat yang malah dapat menimbulkan masalah kesehatan di kemudian hari.
Penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2018 menemukan, ternyata diet rendah karbo meningkatkan risiko kematian. Diduga, hal tersebut terjadi karena rendahnya asupan buah dan sayur.
Lantas, apakah semua diet rendah karbo buruk? Belum tentu. Faktanya tak sedikit yang mendapat manfaat dengan menjalankan diet keto.
Nah, yang harus menjadi catatan adalah sumber lemak yang dikonsumsi haruslah lemak baik, seperti alpukat, minyak zaitun, dan sebagainya. Jangan lupa, tetap konsumsi sumber serat berupa buah dan sayuran.
Artikel terkait: 7 Kesalahan diet yang justru bikin Anda makin gemuk
2. Diet Populer Intermittent Fasting
Jenis diet ini dikenal juga dengan istilah diet puasa berjangka. Di Indonesia sendiri, metode diet ini dipopulerkan oleh Deddy Corbuzier dengan nama OCD (obsessive corbuzier diet).
Pada intinya, diet puasa ini dilakukan dengan membatasi waktu makan.
3 cara intermittent fasting:
- 5:2, yaitu makan normal pada 5 hari dalam sepekan, 2 hari sisanya hanya boleh mengonsumsi 500-600 kalori.
- 24 hours, tidak mengonsumsi makanan atau minuman berkalori selama sehari penuh, air putih atau teh dan kopi tanpa gula diperbolehkan.
- Time restricted, boleh makan dalam rentang waktu 8-12 jam, kemudian puasa selama 12-16 jam.
Kelebihan intermittent fasting:
- Efektif untuk diet jangka pendek
- Lebih leluasa dalam pilihan makanan, tak ada pantangan
- Tidak menurunkan resting energy expenditure sehingga fase plateau bisa dicegah
Kekurangannya:
- Tingkat drop lebih tinggi
- Pada penderita diabetes berisiko menyebabkan hipoglikemia
- Bisa menurunkan massa otot
- Penelitian masih pendek, belum cukup bukti ilmiah apakah aman untuk dijalankan dalam jangka panjang
Artikel terkait: Ibu menyusui mau diet? Ikuti aturannya agar produksi ASI tetap lancar
3. Plant based diet
Pola makan berbasis bahan nabati boleh dibilang merupakan yang paling hits saat ini, termasuk di antaranya vegetarian dan vegan.
Kelebihannya plant based diet:
- Efektif menurunkan berat badan
- Banyak konsumsi kacang-kacangan, whole grain, sayuran, dan buah yang kaya vitamin, mineral, dan antioksidan
Kekurangannya:
- Terasa sulit bagi sebagian orang untuk membatasi konsumsi pangan hewani termasuk produk susu, yoghurt, keju, dll.
- Berisiko kekurangan asam amino esensial jika asal menerapkan pola makan plant based tanpa memahami cara kombinasi makanan yang baik dan benar.
- Terkadang diikuti tingginya asupan karbohidrat sederhana seperti tepung-tepungan, yang mana juga tak sehat jika dikonsumsi berlebihan.
Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK dalam webinar tersebut menyampaikan bahwa, hal utama yang harus dipahami dalam diet menurunkan berat badan adalah tentang keseimbangan energi atau kalori.
Sederhananya, tak peduli apapun jenis dietnya, kunci untuk menurunkan berat badan adalah kalori yang masuk harus lebih sedikit daripada kalori yang keluar (prinsip defisit kalori).
Lalu yang manakah diet populer yang paling tepat untuk Anda? Kembali lagi, sesuaikan preferensi dan tujuan. Pada intinya, pilihlah diet yang bisa Anda jalankan hingga jangka panjang dan utamakan keanekaragaman makanan sehingga kebutuhan gizi terpenuhi. Jangan lupa, imbangi dengan olahraga teratur.
Baca juga:
7 Cara Diet Sehat yang Aman dan Efektif Turunkan Berat Badan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.