Infertilitas adalah masalah kesehatan global yang memengaruhi jutaan orang dalam usia produktif yang tersebar di seluruh dunia. Kasus infertilitas di Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan setiap tahun. Baik pasangan muda maupun yang sudah berumur sama-sama berisiko mengalami infertilitas. Kira-kira, apa saja penyebab infertilitas yang perlu kita ketahui?
Apa Itu Infertilitas?
Infertilitas adalah penyakit pada sistem reproduksi yang ditentukan oleh kegagalan mencapai kehamilan klinis setelah 12 bulan atau lebih dari hubungan seksual tanpa menggunakan pengaman atau alat kontrasepsi. Untuk pasangan yang telah mencoba untuk hamil selama lebih dari 3 tahun tanpa hasil, kemungkinan hamil secara alami dalam tahun depan adalah 1 dari 4 orang, atau kurang.
Artikel terkait: Gangguan kesuburan pada wanita, ini penyebab dan cara mengatasinya!
Penyebab Infertilitas
Penyebab Infertilitas pada Perempuan
Untuk mengetahui penyebab infertilitas pasangan suami istri, kita perlu memahami dahulu bagaimana sistem reproduksi yang normal bekerja. Seorang perempuan melepaskan sel telur dari salah satu ovariumnya (ovulasi), kemudian sperma dari laki-laki akan membuahi sel telur tersebut (fertilisasi).
Kemudian sel telur yang telah dibuahi akan melewati tuba falopi menuju ke uterus. Langkah selanjutnya adalah sel telur tersebut harus menempel di dalam uterus (implantasi).
Masalah infertilitas dapat berasal dari salah satu langkah yang disebutkan di atas. Untuk dapat hamil, organ tubuh perempuan seperti ovarium, tuba falopi, dan uterus harus dalam keadaan sehat dan berfungsi dengan baik.
Jika terjadi gangguan pada salah satu organ tersebut, infertilitas dapat terjadi. Berikut adalah beberapa kondisi yang dapat menjadi penyebab infertilitas pada perempuan
- Siklus menstruasi yang tidak teratur
- Anovulasi, tidak terjadinya ovulasi ketika seorang perempuan mengalami siklus menstruasi
- Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), gangguan hormon yang menyebabkan tingginya kadar hormon maskulin pada perempuan
- Diminished Ovarian Reserve (DOR), kondisi di mana ovarium kehilangan potensi reproduksi normal
- Functional Hypothalamic Amenorrhea (FHA), kondisi anovulasi yang disebabkan oleh faktor dari luar seperti stres, kelelahan, dan penurunan berat badan
- Gangguan fungsi hipotalamus dan kelenjar pituitari yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon
- Premature Ovarian Insufficiency (POI) atau menopause dini
- Menopause
- Tuba falopi yang tersumbat
- Kontur uterus yang abnormal
- Faktor usia
- Gaya hidup yang kurang sehat.
Jika salah satu atau beberapa poin di atas terjadi, hal tersebut bisa menjadi penyebab dari infertilitas atau gangguan kesuburan pada wanita.
Penyebab Infertilitas pada Laki-Laki
Sedangkan pada laki-laki, pemeriksaan infertilitas umumnya dilakukan analisa sperma untuk mengetahui kondisi sperma untuk menentukan penyebab dari infertilitas yang dialami. Beberapa dari faktor yang berpengaruh adalah sebagai berikut.
- Varikokel, pembengkakan pembuluh darah pada testis yang menyebabkan meningkatnya suhu sehingga dapat berpengaruh pada jumlah atau bentuk sperma
- Trauma pada testis yang memengaruhi produksi sperma
- Gaya hidup yang kurang sehat seperti konsumsi alkohol berlebihan dan merokok
- Penggunaan obat dan suplemen tertentu
- Perawatan kanker seperti kemoterapi
- Penyakit tertentu seperti diabetes, fibrosis kistik, dan gangguan autoimun
- Ketidakseimbangan hormon
- Faktor genetik
Jika salah satu atau beberapa poin di atas terjadi, hal tersebut bisa menjadi penyebab dari infertilitas atau gangguan kesuburan pria.
Faktor Risiko
Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), faktor risiko terjadinya infertilitas juga dapat dibedakan berdasarkan jenis kelamin.
Faktor yang Meningkatkan Risiko Infertilitas pada Perempuan
Kesuburan perempuan diketahui menurun akibat:
- Usia
- Merokok
- Penggunaan alkohol yang berlebihan
- Orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas atau kekurangan berat badan
- Kenaikan atau penurunan berat badan yang ekstrim
- Stres fisik atau emosional yang berlebihan yang mengakibatkan amenore (tidak menstruasi)
Faktor yang Meningkatkan Risiko Infertilitas pada Laki-Laki
Pada laki-laki, faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya ketidaksuburan disebabkan oleh:
- Usia
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Merokok
- Alkohol dan penggunaan narkoba yang berlebihan
- Paparan testosteron
- Paparan radiasi
- Paparan testis yang sering pada suhu tinggi (menggunakan kursi roda, atau melalui penggunaan sauna atau bak mandi air)
- Paparan obat-obatan
- Paparan racun lingkungan termasuk paparan pestisida, timbal, kadmium, atau merkuri
Jenis Infertilitas
Ada 2 jenis infertilitas:
Infertilitas Primer
Infertilitas primer adalah ketika seseorang tidak dapat hamil sama sekali, atau belum hamil setelah setidaknya 1 tahun berhubungan seks tanpa menggunakan pengaman.
Infertilitas Sekunder
Infertilitas sekunder adalah ketika seseorang sebelumnya telah hamil tetapi tidak lagi mampu. Setidaknya, perempuan tersebut pernah satu kehamilan berhasil
Diagnosis
Diagnosis pada Perempuan
Kesuburan perempuan bergantung pada ovarium yang melepaskan sel telur yang sehat. Saluran reproduksi harus memungkinkan telur masuk ke saluran tuba dan bergabung dengan sperma untuk pembuahan. Telur yang dibuahi harus melakukan perjalanan ke rahim dan tertanam di lapisan. Tes untuk infertilitas wanita mencoba mencari tahu apakah salah satu dari proses ini terganggu.
Melansir laman Mayo Clinic, Anda mungkin menjalani pemeriksaan fisik umum, termasuk pemeriksaan ginekologi secara teratur. Tes kesuburan khusus mungkin termasuk:
- Tes ovulasi. Tes darah mengukur kadar hormon untuk menentukan apakah Anda sedang berovulasi.
- Histerosalpingografi. Histerosalpingografi mengevaluasi kondisi rahim dan saluran tuba dan mencari penyumbatan atau masalah lain. Kontras sinar-X disuntikkan ke dalam rahim, dan sinar-X diambil untuk menentukan apakah rongga itu normal dan untuk melihat apakah cairan keluar dari saluran tuba.
- Tes cadangan ovarium. Pengujian ini membantu menentukan jumlah telur yang tersedia untuk ovulasi. Pendekatan ini sering dimulai dengan pengujian hormon di awal siklus menstruasi.
- Tes hormon lainnya. Tes hormon lainnya memeriksa kadar hormon ovulasi, serta hormon hipofisis yang mengontrol proses reproduksi.
- Tes pencitraan. USG panggul mencari penyakit rahim atau ovarium. Terkadang sonogram infus saline (sonohisterogram) digunakan untuk melihat detail di dalam rahim yang tidak terlihat pada USG biasa.
Diagnosis pada Laki-Laki
Kesuburan laki-laki mengharuskan testis menghasilkan sperma sehat yang cukup, dan sperma diejakulasikan secara efektif ke dalam vagina dan berjalan ke sel telur. Tes untuk infertilitas pria mencoba untuk menentukan apakah salah satu dari proses ini terganggu.
Anda mungkin menjalani pemeriksaan fisik umum, termasuk pemeriksaan alat kelamin. Tes kesuburan khusus mungkin termasuk:
- Analisis sperma. Dokter mungkin meminta satu atau lebih spesimen air mani. Air mani umumnya diperoleh dengan masturbasi atau dengan menyela hubungan seksual dan ejakulasi air mani ke dalam wadah yang bersih. Sebuah laboratorium menganalisis spesimen air mani. Dalam beberapa kasus, urin dapat diuji untuk mengetahui keberadaan sperma.
- Tes hormon. Anda mungkin menjalani tes darah untuk menentukan tingkat testosteron dan hormon pria lainnya.
- Tes genetik. Tes genetik dapat dilakukan untuk menentukan apakah ada cacat genetik yang menyebabkan infertilitas.
- Biopsi testis. Dalam kasus tertentu, biopsi testis dapat dilakukan untuk mengidentifikasi kelainan yang berkontribusi terhadap infertilitas atau untuk mengambil sperma untuk teknik reproduksi yang dibantu, seperti IVF.
- Pencitraan. Dalam situasi tertentu, studi pencitraan seperti MRI otak, ultrasound transrektal atau skrotum, atau tes vas deferens (vasografi) dapat dilakukan.
- Tes khusus lainnya. Dalam kasus yang jarang terjadi, tes lain untuk mengevaluasi kualitas sperma dapat dilakukan, seperti mengevaluasi spesimen semen untuk kelainan DNA.
Tidak semua orang perlu menjalani semua, atau bahkan banyak, dari tes ini sebelum penyebab infertilitas ditemukan. Anda dan dokter akan memutuskan tes mana yang akan dijalani dan kapan.
Pengobatan atau Terapi Infertilitas
Pengobatan atau terapi infertilitas pada perempuan
Beberapa perempuan hanya membutuhkan satu atau dua terapi untuk meningkatkan kesuburan. Perempuan lain mungkin memerlukan beberapa jenis perawatan yang berbeda untuk mencapai kehamilan.
- Merangsang ovulasi dengan obat kesuburan
- Inseminasi intrauterin (IUI)
- Pembedahan untuk mengembalikan kesuburan
Pengobatan atau terapi infertilitas pada laki-laki
Perawatan laki-laki untuk masalah seksual umum atau kekurangan sperma yang sehat dapat mencakup:
- Mengubah faktor gaya hidup yang dapat mengganggu kesuburan
- Obat-obatan
- Operasi
- Pengambilan sperma
Artikel terkait: Tak hanya dari makanan, 12 cara ini bisa bantu memperbanyak sperma secara alami
Untuk menentukan pengobatan, dokter biasanya mengamati terlebih dahulu faktor-faktor yang berkontribusi terhadap infertilitas, durasi infertilitas, usia perempuan, serta mempertimbangkan preferensi pengobatan yang diinginkan oleh pasangan suami istri.
Pencegahan
Beberapa jenis infertilitas tidak dapat dicegah. Tetapi, beberapa strategi dapat meningkatkan peluang untuk hamil. Untuk pasangan, lakukan hubungan seksual secara teratur beberapa kali sekitar waktu ovulasi untuk tingkat kehamilan tertinggi. Hubungan intim yang dimulai setidaknya lima hari sebelum dan sampai sehari setelah ovulasi meningkatkan peluang untuk hamil. Ovulasi biasanya terjadi di tengah siklus (di tengah-tengah antara periode menstruasi) bagi kebanyakan perempuan dengan siklus menstruasi yang berjarak sekitar 28 hari.
Pencegahan infertilitas pada perempuan
- Berhenti merokok
- Hindari alkohol dan obat-obatan jalanan
- Batasi kafein
- Berolahraga
- Hindari berat badan yang ekstrem
Pencegahan infertilitas pada pria
- Hindari penggunaan narkoba dan tembakau serta minum terlalu banyak alkohol.
- Hindari suhu tinggi yang ditemukan di bak air panas dan pemandian air panas.
- Hindari paparan racun industri atau lingkungan.
- Batasi obat-obatan yang dapat memengaruhi kesuburan.
- Berolahraga
Kapan Suami dan Istri Harus Hubungi Dokter?
Secara umum, pasangan tidak perlu mencari bantuan medis untuk infertilitas sampai mereka mencoba untuk hamil selama satu tahun atau memiliki masalah yang jelas atau kondisi yang mengganggu pembuahan.
Perempuan di bawah usia 35 tahun yang tidak hamil setelah satu tahun mencoba harus menemui penyedia layanan kesehatan. Anda harus mencari bantuan lebih cepat (setelah enam bulan mencoba) jika berusia lebih dari 35 tahun. Peluang seorang perempuan untuk hamil menurun seiring bertambahnya usia. Seorang perempuan berusia 30 tahun sama suburnya dengan perempuan berusia 20 tahun.
Perlu dicatat, infertilitas adalah gangguan sistem reproduksi yang dapat menyerang perempuan atau laki-laki. Terlepas dari jenis kelamin, Anda harus mencari bantuan lebih awal jika memiliki faktor risiko yang memengaruhi kesuburan.
Semoga informasi di atas dapat bermanfaat ya!
***
Artikel telah diupdate oleh: Nikita Ferdiaz
Baca juga:
Begini Cara Menghitung HPL pada Kehamilan IVF Atau Bayi Tabung
11 Cara Membuat Anak Setelah Menikah yang Bisa Dicoba
10 Tips Meningkatkan Peluang Keberhasilan Program Bayi Tabung, Patut Dicoba!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.