Serangan stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).
Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi sehingga sel pada sebagian area otak akan mati. Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik.
Mengingat menyerang organ vital, perlu kita ketahui penanganan lebih lanjut dan waktu seseorang rentan mengalami kondisi ini. Sebuah penelitian menarik menjawabnya untuk Anda.
Gejala
Seperti penyakit lainnya, gejala serangan stroke bisa berbeda pada setiap orang. Umumnya, gejala berikut yang akan dirasakan seseorang bila menderita stroke:
- Salah satu sisi wajah terlihat menurun dan tidak mampu tersenyum karena mulut atau mata terkulai
- Tidak mampu mengangkat salah satu lengan karena terasa lemas atau mati rasa
- Ucapan tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbicara sama sekali meskipun penderita terlihat sadar
- Mual dan muntah
- Sakit kepala hebat yang datang secara tiba-tiba, disertai kaku pada leher dan pusing berputar (vertigo)
- Penurunan kesadaran
- Sulit menelan (disfagia), sehingga mengakibatkan tersedak
- Gangguan pada keseimbangan dan koordinasi
- Hilangnya penglihatan secara tiba-tiba atau penglihatan ganda
Artikel terkait: Penyebab Kematian Nomor 1 di Indonesia, Kenali Gejala dan Faktor Risiko Stroke
Faktor Risiko
Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko stroke, antara lain:
Faktor Kesehatan
- Hipertensi
- Diabetes
- Kolesterol tinggi
- Obesitas
- Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi jantung, atau aritmia
- Sleep apnea
- Pernah mengalami TIA atau serangan jantung sebelumnya
Gaya Hidup
- Merokok
- Kurang olahraga atau aktivitas fisik
- Konsumsi obat-obatan terlarang
- Kecanduan alkohol
Lainnya
- Faktor keturunan. Orang yang memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami stroke berisiko tinggi mengalami penyakit yang sama.
- Usia. Dengan bertambahnya usia, seseorang memiliki risiko stroke lebih tinggi dibandingkan orang yang lebih muda.
Artikel terkait: Hati-hati! Kondisi Ini Bisa Sebabkan Stroke dan Gagal Jantung
Waktu Kritis Serangan Stroke
Kabar gembiranya, penyakit ini bisa diselamatkan asalkan si pasien mendapatkan perawatan tepat. Semakin cepat seseorang ditangani, maka kemungkinan untuk mengalami komplikasi semakin kecil.
Belum lama, sebuah penelitian memaparkan periode seseorang berisiko terkena stroke. Faktanya, penelitian yang dipublikasikan dalam American Heart Association in Stroke memaparkan sekitar 80% orang lebih mungkin terserang stroke antara jam 6 pagi dan 12 siang.
Para peneliti mengatakan temuan ini adalah contoh dari variasi sirkadian. Karenanya, ada perbedaan risiko yang bervariasi berdasarkan siklus 24 jam ritme sirkadian seseorang. Adapun penelitian ini melibatkan meta-analisis dari 31 publikasi dan data primer dari 11.816 pasien stroke.
“Ada peningkatan 49 persen pada semua jenis stroke antara jam 6 pagi dan siang hari, yang peningkatannya 79 persen dibandingkan risiko normal pada 18 jam lainnya dalam sehari,” demikian ungkap peneliti mengutip laman Express.
Selain itu, para peneliti juga menemukan adanya penurunan 35 persen pada stroke yang terjadi antara tengah malam dan jam 6 pagi dibandingkan dengan sisa hari lainnya.
Tips Mencegah Stroke
Mencegah tentunya lebih baik daripada mengobati. Sebelum terlanjur terserang, akan lebih baik menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari beragam penyakit. Berikut kiat yang bisa dilakukan:
- Menjaga pola makan. Hindari mengonsumsi makanan asin dan berlemak karena berisiko menyebabkan hipertensi. Konsumsi garam yang ideal adalah sebanyak 6 gram atau satu sendok teh per hari. Makanan yang disarankan adalah makanan yang kaya lemak tidak jenuh, protein, vitamin, dan serat.
- Olahraga. Olahraga secara teratur dapat membuat jantung dan sistem peredaran darah bekerja lebih efisien. Olahraga juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan menjaga berat badan, pun tekanan darah lebih terkontrol.
- Tidak merokok. Faktanya, perokok berisiko dua kali lipat lebih tinggi terkena stroke, karena rokok mempersempit pembuluh darah dan membuat darah mudah menggumpal. Kendati sulit, berhenti merokok adalah solusi terbaik.
- Hindari minuman beralkohol. Minuman keras mengandung kalori tinggi. Jika dikonsumsi secara berlebihan, seseorang rentan terhadap berbagai penyakit pemicu stroke seperti diabetes dan hipertensi. Jika memungkinkan, gantilah alkohol dengan minuman yang lebih menyehatkan.
- Jauhi NAPZA. Beberapa jenis NAPZA dapat menyebabkan penyempitan arteri dan mengurangi aliran darah. Jauhilah obat-obatan seperti ini agar kesehatan lebih terjaga.
Parents, semoga informasi ini bermanfaat.
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Baca juga:
Jangan Disepelekan, Ini 8 Gejala Stroke Ringan pada Perempuan
8 Jenis Makanan untuk Pasien Stroke, Bantu Proses Pemulihan Kesehatan
Waspada Kardiomegali, Pembesaran Jantung yang Berisiko Sebabkan Stroke
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.