Penyakit restless leg syndrome (RLS) atau Penyakit Willis-Ekbom (Willis-Ekbom Disease/WED) sering juga disebut sebagai sindrom kaki gelisah.
Ini adalah kondisi neurologis yang menyebabkan orang memiliki keinginan tidak terkontrol untuk menggerakkan kaki karena rasa tidak nyaman. Sindrom kaki gelisah dapat terjadi pada gender apa pun, tapi biasanya terjadi pada perempuan terutama memengaruhi sekitar 15% ibu hamil.
Sindrom kaki gelisah bisa membuat Bunda susah tidur saat hamil. Hal ini karena rasa tidak nyaman dan sensasi menggelitik yang dirasakan bisa membuat Bunda menggerakan kaki dengan gelisah di malam hari.
Meski begitu, tak sedikit juga ibu hamil yang mengalami sindrom kaki gelisah kapan saja saat berbaring atau duduk.
Lantas, apakah sindrom kaki gelisah berbahaya? Secara umum, sindrom kaki gelisah tidak membahayakan kesehatan, tapi bisa mengganggu waktu tidur dan istirahat.
Kondisi ini bisa menganggu tidur di malam hari, sehingga Bunda bisa mengantuk berlebihan di siang hari.
Selain itu, memiliki sindrom kaki gelisah juga dapat membuat ibu hamil lebih mungkin mengalami persalinan lebih lama dan membutuhkan operasi caesar.
Daftar isi
Penyebab Penyakit Restless Leg Syndrome
Para peneliti mencurigai bahwa kondisi ini kemungkinan merupakan akibat dari ketidakseimbangan zat kimia di otak, yaitu dopamine, yang berfungsi untuk mengontrol pergerakan otot.
Terkadang, RLS/WED terjadi dalam keluarga, khususnya apabila kondisi dimulai sebelum usia 50. Para peneliti telah mengidentifikasi area pada kromosom di mana ada kemungkinan terdapat gen RLS/WED.
Orang-orang yang berusia setengah baya dan ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk mendapatkan kondisi ini.
Kehamilan atau perubahan hormon dapat memperburuk tanda-tanda dan gejala RLS/WED untuk sementara. Beberapa perempuan mengalami RLS/WED untuk pertama kalinya saat kehamilan, khususnya pada trimester akhir.
Namun demikian, tanda-tanda dan gejala biasanya hilang setelah melahirkan. Beberapa obat-obatan tertentu seperti antidepresan juga dapat menyebabkan RLS, Bun.
Hal yang Bisa Meningkatkan Risiko Terkena Penyakit Restless Leg Syndrome
Selain kehamilan dan keturunan, ada juga beberapa faktor tertentu yang dapat meningkatkan faktor risiko munculnya restless legs syndrome, yaitu:
1. Peripheral Neuropathy
Kerusakan pada saraf-saraf di tangan dan kaki, umumnya karena penyakit-penyakit kronis atau kecanduan alkohol.
2. Kekurangan Zat Besi
Meskipun tanpa anemia, kekurangan zat besi dapat menyebabkan atau memperparah RLS/WED.
Bunda mungkin mengalami kekurangan zat besi apabila memiliki riwayat perdarahan pada perut atau saluran pencernaan, mengalami perdarahan yang berat saat menstruasi, atau sering mendonorkan darah.
3. Gagal Ginjal
Apabila terkena gagal ginjal, ada kemungkinan juga mengalami kekurangan zat besi dan anemia. Saat ginjal tidak berfungsi dengan normal, penyimpanan zat besi pada darah dapat berkurang.
Kondisi ini dan perubahan kimiawi pada tubuh dapat menyebabkan atau memperparah RLS/WED.
Tidak adanya faktor-faktor risiko bukan berarti Bunda tidak dapat terkena restless legs syndrome. Faktor-faktor ini hanya merupakan referensi, konsultasikanlah pada dokter untuk informasi lebih lanjut, ya.
Apa Saja Tanda dan Gejalanya?
Gatal, perasaan terbakar, atau perasaan merayap (kesemutan) pada kaki yang membuat sulit untuk tidur bisa menjadi salah satu tanda sindrom kaki gelisah. Menggerakkan kaki akan menghilangkan gejala-gejala ini untuk sementara.
Biasanya, gejala ini memengaruhi kedua sisi tubuh karena dapat mengganggu tidur dan menyebabkan kita merasa letih pada siang hari. Beberapa orang juga mengalami perasaan gelisah pada seluruh bagian kaki saat mereka duduk.
Artikel terkait: Ketahui gejala penyakit restless leg syndrome dan cara mengatasinya
Kapan Harus Periksa ke Dokter?
Kemungkinan, ada juga beberapa tanda atau gejala yang tidak disebutkan di atas.
Apabila Bunda mempunyai kekhawatiran mengenai suatu gejala, konsultasikanlah pada dokter.
Periksa juga ke dokter apabila gejala-gejala berlanjut meskipun telah menjalankan perawatan.
Tes dan Diagnosis
Tidak ada tes medis untuk mendiagnosis penyakit restless leg syndrome. Namun, dokter juga mungkin akan meminta tes darah untuk memastikan bahwa kondisi pasien bukanlah gejala dari kondisi lain yang serupa. Misalnya, seperti kekurangan zat besi.
Apabila kondisinya parah, dokter mungkin akan menyarankan menginap di laboratorium tidur, di mana Bunda akan diawasi saat tidur sembari diteliti gejala-gejalanya.
Diagnosis RLS juga dilihat dari riwayat keluarga dengan gejala yang mirip, penggunaan obat, adanya gejala lain atau kondisi medis, atau masalah dengan kantuk di siang hari.
Artikel terkait: Kaki Bengkak saat Hamil? Ini Jenis Makanan yang Sebaiknya Bunda Konsumsi dan Hindari
Cara Mengatasi Sindrom Kaki Gelisah saat Hamil
Biasanya, gejala sindrom kaki gelisah akan hilang dalam waktu 4 minggu setelah melahirkan. Bahkan, 97 persen perempuan merasa lega total dari kondisi ini ketika masa kehamilan berakhir.
Meski begitu, mengingat sindrom kaki gelisah membuat tidak nyaman, Bunda bisa mengatasinya dengan beberapa cara. Beberapa cara mengatasi kaki bergerak sendiri atau sindrom kaki gelisah saat hamil di antaranya adalah:
1. Beristirahat
Meskipun RLS terkenal karena membuat ibu hamil terjaga di malam hari, kelelahan akan memperburuk gejala. Di sisi lain, Bunda tidak boleh memaksakan diri untuk tetap di tempat tidur selama mengalaminya.
Sebaliknya, bangun dan perlahan-lahan berjalan menyusuri lorong beberapa kali. Gerakan lembut ini dapat membantu meringankan ketidaknyamanan.
2. Alihkan Perhatian
Ketika kaki seakan-akan mulai melompat sendiri, ambil teka-teki silang, mulailah merajut, atau lakukan apa pun untuk mengalihkan perhatian dari gejala RLS yang mengganggu.
3. Buat Jurnal Makanan
Catat apa yang Bunda makan sebelum mengalami serangan RLS. Beberapa ibu hamil menemukan bahwa makanan tertentu, seperti karbohidrat yang dimakan di sore hari dapat memicu kaki gelisah.
Dengan cara ini, Bunda dapat mengetahui makanan apa yang membuat gejala membaik atau memburuk.
4. Lakukan Pemeriksaan
Beberapa ahli mengatakan bahwa anemia defisiensi besi (ADB) sering kali dikaitkan dengan RLS. Tanyakan kepada praktisi tentang tes ADB.
Sementara itu, tidak ada salahnya untuk mengonsumsi makanan yang kaya zat besi dan menyehatkan jantung seperti bayam, kacang-kacangan, buncis, dan buah kering.
5. Kompres Hangat dan Dingin
Terkadang mandi air hangat (bukan air panas), bantal pemanas, atau kompres es bisa melegakan.
6. Cobalah Akupunktur
Cara selanjutnya yang bisa Bunda coba untuk mengatasi sindrom kaki gelisah adalah akupuntur. Selain itu, teknik relaksasi lain juga bisa Bunda coba, seperti yoga hamil dan meditasi.
7. Konsumsi Obat-Obatan Sesuai Anjuran Dokter
Jika gejala sindrom kaki gelisah cukup parah dan selalu mengganggu tidur malam, Bunda harus menemui dokter untuk mendapatkan perawatan RLS.
Bunda juga sebaiknya menghindari minum obat tanpa resep dokter dalam mengatasi kondisi ini, ya.
Pasalnya, sebagian besar obat yang biasanya digunakan untuk mengobati sindrom kaki gelisah, seperti Requip (ropinirole) dan Mirapex (pramipexole), belum diteliti secara ekstensif pada ibu hamil.
Jadi, tidak ada cukup data untuk menentukan semua potensi risiko bagi janin yang sedang berkembang.
Ketika Bunda konsultasi ke dokter, sebelum minum obat apa pun untuk mengatasi sindrom kaki gelisah, dokter biasanya memeriksa kadar zat besi.
Jika kadarnya rendah, Bunda dapat mengonsumsi suplemen zat besi. Dalam banyak kasus di mana suplai zat besi dalam tubuh rendah, suplemen akan cukup untuk memperbaiki RLS.
Jika gejala RLS masih tidak hilang setelah kekurangan zat besi ditemukan dan diobati, beberapa dokter biasanya meresepkan obat opioid (narkotika). Karena risiko gejala penarikan pada bayi baru lahir, opioid biasanya diberikan untuk waktu yang singkat.
Selain itu, FDA telah menyetujui perangkat untuk mengobati RLS, yaitu Relaxis. Ini adalah nama bantalan getar yang diletakkan di bawah kaki saat Bunda berada di tempat tidur. Namun, perangkat ini hanya tersedia dengan resep dokter ya, Bun.
Cara Mencegah Sindrom Kaki Gelisah pada Ibu Hamil
Perawatan untuk RLS ditargetkan untuk mengurangi gejala. Untuk mencegahnya, cobalah membuat beberapa perubahan sederhana pada pola hidup atau rutinitas harian Bunda.
Perubahan gaya hidup ini telah terbukti tidak hanya mengurangi gejala sindrom kaki gelisah, tetapi juga baik untuk kehamilan Bunda secara umum. Misalnya:
- Hindari minum kopi, soda, dan minuman berkafein lainnya
- Berolahragalah setiap hari, tetapi berhentilah dalam beberapa jam sebelum tidur agar tidak terlalu lelah untuk tidur
- Lakukan rutinitas tidur yang teratur. Pergi tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, jika bisa. Sebelum tidur, bersantailah dengan mandi air hangat atau dengan meringkuk di tempat tidur sambil membaca buku kesukaan
- Gunakan bantal pemanas jika ada
- Pijat kaki
- Oleskan kompres hangat atau dingin ke otot kaki
- Rutin bergerak seperti berjalan atau regangkan kaki perlahan.
Artikel terkait: Rutin jalan kaki saat hamil, Bunda akan merasakan 5 manfaat ini
Itulah beberapa cara mengatasi sindrom kaki gelisah. Sebelum mengalaminya atau jika Bunda mengalaminya dengan gejala ringan hingga sedang, segera ubah pola hidup sehat.
Semoga informasi di atas dapat bermanfaat, Bun!
***
Artikel telah diupdate oleh: Nikita Ferdiaz
Restless Legs Syndrome (RLS) During Pregnancy
www.whattoexpect.com/pregnancy/symptoms-and-solutions/restless-leg.aspx
Pregnancy and RLS
www.webmd.com/baby/pregnancy-and-rls-restless-legs-syndrome
***
Baca Juga:
8 Rekomendasi Alas Kaki Terbaik untuk Ibu Hamil, Aman dan Nyaman Dipakai
Ingin Kaki Terlihat Lebih Sehat saat Hamil? Ini 6 Tips Merawatnya
Kaki Bengkak saat Hamil? Ini Jenis Makanan yang Sebaiknya Bunda Konsumsi dan Hindari