TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Event

Sering Kesemutan (Parestesia), Kapan Kondisi Ini Dianggap Berbahaya?

Bacaan 4 menit
Sering Kesemutan (Parestesia), Kapan Kondisi Ini Dianggap Berbahaya?

Kesemutan atau parestesia merupakan masalah kesehatan yang sering dialami. Kapan kondisi ini berbahaya dan perlu diwaspadai? 

Anda mungkin sering mengalami kesemutan atau parestesia. Sebenarnya, apa penyebab parestesia, apakah kondisi ini berbahaya, dan bagaimana mengobatinya? 

Sebagian besar orang pernah mengalami kesemutan atau rasa kebas pada bagian tubuh tertentu. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut dengan parestesia. Parestesia merupakan suatu sensasi seperti digigit semut, ditusuk-tusuk, kebas, gatal, atau mati rasa, yang dirasakan pada kulit. 

Kondisi ini biasanya terjadi ketika tangan atau kaki Anda mengalami penekanan di satu area tertentu dalam waktu lama, misalnya pada waktu tidur atau saat duduk bersila. Posisi tersebut bila dilakukan dalam waktu cukup panjang dapat menimbulkan sensasi yang unik pada kulit yang sering digambarkan seperti kebas, kesemutan, atau ditusuk-tusuk. Pada keadaan normal biasanya hal ini bersifat sementara. Saat tekanan pada saraf tersebut dilepaskan, sensasi-sensasi tersebut pun akan menghilang. 

Namun, pada beberapa kondisi, parestesia dapat terjadi tanpa penyebab yang jelas dan terjadi dalam waktu yang lama. Hal ini disebut dengan parestesia kronis. Umumnya, parestesia kronis berhubungan dengan penyakit tertentu dan memerlukan pengobatan. 

Penyebab Parestesia 

Parestesia

Kesemutan akut rata-rata disebabkan oleh penekanan pada saraf akibat posisi tubuh tertentu. Bila tekanan dihilangkan, sensasi kesemutan akan membaik.

Sebaliknya, pada kesemutan yang kronis, sensasi kesemutan akan dirasakan terus menerus atau menetap. Parestesia kronis merupakan tanda dari adanya kerusakan saraf dan biasanya berkaitan dengan beberapa penyakit, seperti:

  • Stroke 
  • Sklerosis multipel 
  • Riwayat cedera atau trauma yang menyebabkan kerusakan saraf 
  • Peradangan pada selubung sel saraf (mielitis)
  • Infeksi otak (ensefalitis) 
  • Penekanan pada akar saraf (radikulopati) 
  • Kadar gula darah tinggi (diabetes)
  • Kelainan saraf perifer (neuropati periferal)
  • Sindrom terowongan karpal (Carpal Tunnel Syndrome), dimana parestesia terjadi akibat penekanan saraf di pergelangan tangan. Ini terjadi akibat gerakan berulang dan penggunaan berlebihan di daerah tersebut 
  • Kekurangan vitamin B12
  • Penggunaan obat tertentu, seperti kemoterapi atau obat antikejang

Artikel Terkait: Tangan Sering Kesemutan, Tanda Penyakit Serius? Ini Penjelasan Dokter

Gejala yang Perlu Diperhatikan

Parestesia

Penderita parestesia sering mendeskripsikan gejalanya sebagai sensasi:

  • Kesemutan 
  • Ditusuk-tusuk 
  • Rasa geli 
  • Rasa terbakar 
  • Kebas 
  • Mati rasa 
  • Rasa dingin 

Gejala paling sering dirasakan di telapak tangan dan jari-jari tangan. Akan tetapi, juga dapat dialami di lengan, tungkai, dan kaki. Pada parestesia kronis, gejala dapat menetap dan menyebabkan gangguan gerak. 

Untuk menentukan penyebabnya, dokter akan melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik. Dokter akan memastikan sejak kapan kesemutan dialami, area yang terkena, gejala lain seperti ada tidaknya kelemahan anggota gerak, serta riwayat penyakit sebelumnya. Riwayat penyakit sebelumnya menjadi penting diketahui karena parestesia kronis erat kaitannya dengan berbagai penyakit kronis. 

Selain itu, faktor kebiasaan juga mungkin dinilai. Misalnya, apakah pasien sering melakukan suatu gerakan tertentu berulang-ulang, karena hal tersebut juga berpengaruh pada terjadinya kesemutan. Pemeriksaan fisik akan dilakukan sesuai dengan hasil wawancara. 

Bila perlu, dokter akan meminta Anda untuk menjalani beberapa pemeriksaan penunjang untuk mengetahui penyebabnya 

  • Pemeriksaan darah untuk menilai kadar gula darah dan penanda infeksi
  • Pemeriksaan radiologi seperti rontgen, magnetic resonance imaging (MRI), dan ultrasonografi (USG)
  • Pengecekan elektromyografi (EMG) untuk mengetahui aktivitas saraf dan otot

Parestesia

Artikel Terkait: Carpal Tunnel Syndrome, Tangan Kesemutan yang Sering Dialami Ibu Hamil

Sebenernya kondisi ini dilkukan sebagai pengecekan penunjang tersebut tidak selalu dilakukan sekaligus pada saat seseorang mengalami parestesia. Dokter akan menentukan prioritas pemeriksaan berdasarkan hasil wawancara dan pemeriksaan fisik sebelumnya. 

Cara Mengobati Parestesia 

Masalah kesehatan yang satu ini sebenarnya bersifat sementara dan umumnya tidak memerlukan pengobatan khusus karena gejala segera membaik dengan melepaskan tekanan pada saraf di area yang terdampak. Sementara itu, untuk kondisi yang kronis, pengobatan dilakukan sesuai dengan penyakit yang mendasarinya.

Apabila kesemutan berhubungan dengan diabetes mellitus, maka pengobatan yang perlu dilakukan adalah mengendalikan kadar gula darah. Bila parestesia terjadi karena infeksi di sistem saraf, maka infeksi tersebut harus diatasi. 

Demikian pula jika kesemutan  yang terjadi akibat jepitan atau penekanan yang terus-menerus, misalnya pada Carpal Tunnel Syndrome atau radikulopati.

Penanganannya bertujuan untuk mengurangi jepitan saraf dan menguatkan otot-otot di sekitar saraf tersebut. Selain itu, dokter juga mungkin akan memberikan obat-obatan seperti obat antinyeri, obat antiradang (pada kasus parestesia yang berhubungan dengan peradangan), serta suplementasi vitamin B12 (pada kondisi yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12). 

Baca juga:

Wajib tahu, ini 7 manfaat menakjubkan bengkoang untuk kesehatan!

Apakah Telapak Tangan dan kaki Sering Kedinginan? Waspadai Sindrom Raynaud

11 Penyebab Miss V Mati Rasa dan Kesemutan, Cek di Sini Bunda!

 

Cerita mitra kami
Butuh Penanganan Cepat Saat Anak Terus Muntah dan Lemas? Dokter Spesialis Anak Ada 24 Jam di Mayapada Hospital Jakarta Selatan
Butuh Penanganan Cepat Saat Anak Terus Muntah dan Lemas? Dokter Spesialis Anak Ada 24 Jam di Mayapada Hospital Jakarta Selatan
Si Kecil Mual Muntah Berulang? Tak Perlu Cemas, Dokter Spesialis Anak Selalu Ada 24 Jam di Mayapada Hospital Kuningan
Si Kecil Mual Muntah Berulang? Tak Perlu Cemas, Dokter Spesialis Anak Selalu Ada 24 Jam di Mayapada Hospital Kuningan
Bukan Hanya Gigitan - Biaya Tersembunyi Demam Berdarah untuk Keluarga di Indonesia
Bukan Hanya Gigitan - Biaya Tersembunyi Demam Berdarah untuk Keluarga di Indonesia
Kaum Sweet Tooth, Jangan Sampai Diabetes! Kenali Ciri-Ciri dan Cara Menghindarinya
Kaum Sweet Tooth, Jangan Sampai Diabetes! Kenali Ciri-Ciri dan Cara Menghindarinya

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

dr. Fiona Amelia, MPH

Diedit oleh:

Adisty Titania

  • Halaman Depan
  • /
  • Penyakit
  • /
  • Sering Kesemutan (Parestesia), Kapan Kondisi Ini Dianggap Berbahaya?
Bagikan:
  • 3 Ciri Flu Singapura Sudah Sembuh yang Terlihat Jelas

    3 Ciri Flu Singapura Sudah Sembuh yang Terlihat Jelas

  • Parents Perlu Waspada, Ini 12 Ciri-Ciri Demam Berbahaya pada Bayi

    Parents Perlu Waspada, Ini 12 Ciri-Ciri Demam Berbahaya pada Bayi

  • Kenali Ciri dan Gejala Tipes pada Anak Beserta Cara Mengatasinya

    Kenali Ciri dan Gejala Tipes pada Anak Beserta Cara Mengatasinya

Author Image

dr. Fiona Amelia, MPH

Medical Writer dengan pengalaman di dunia kesehatan digital selama 5 tahun terakhir. Dokter sekaligus ibu dari 2 putra ini memiliki passion yang kuat di dalam dunia parenting serta edukasi seputar kesehatan ibu dan anak. Menyukai travelling dan olahraga, khususnya bulutangkis dan bersepeda. Untuk kontak, email di [email protected] atau DM Instagram @amelifio.
  • 3 Ciri Flu Singapura Sudah Sembuh yang Terlihat Jelas

    3 Ciri Flu Singapura Sudah Sembuh yang Terlihat Jelas

  • Parents Perlu Waspada, Ini 12 Ciri-Ciri Demam Berbahaya pada Bayi

    Parents Perlu Waspada, Ini 12 Ciri-Ciri Demam Berbahaya pada Bayi

  • Kenali Ciri dan Gejala Tipes pada Anak Beserta Cara Mengatasinya

    Kenali Ciri dan Gejala Tipes pada Anak Beserta Cara Mengatasinya

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti