theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
  • Ramadan 2021
  • Gizi & Stimulasi
  • Hidrasi Keluarga
  • Cek Alergi
  • Sukses ASI Eksklusif
  • Cari nama bayi
  • Kehamilan
    • Project Sidekicks
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Usia Sekolah
    • Praremaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Pilihan Parents
    • Plesiran Ramah Anak
    • Kisah Keluarga
    • Event
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja

Sering Kesemutan (Parestesia), Kapan Kondisi Ini Dianggap Berbahaya?

Bacaan 4 menit
•••
Sering Kesemutan (Parestesia), Kapan Kondisi Ini Dianggap Berbahaya?Sering Kesemutan (Parestesia), Kapan Kondisi Ini Dianggap Berbahaya?

Kesemutan atau parestesia merupakan masalah kesehatan yang sering dialami. Kapan kondisi ini berbahaya dan perlu diwaspadai? 

Anda mungkin sering mengalami kesemutan atau parestesia. Sebenarnya, apa penyebab parestesia, apakah kondisi ini berbahaya, dan bagaimana mengobatinya? 

Sebagian besar orang pernah mengalami kesemutan atau rasa kebas pada bagian tubuh tertentu. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut dengan parestesia. Parestesia merupakan suatu sensasi seperti digigit semut, ditusuk-tusuk, kebas, gatal, atau mati rasa, yang dirasakan pada kulit. 

Kondisi ini biasanya terjadi ketika tangan atau kaki Anda mengalami penekanan di satu area tertentu dalam waktu lama, misalnya pada waktu tidur atau saat duduk bersila. Posisi tersebut bila dilakukan dalam waktu cukup panjang dapat menimbulkan sensasi yang unik pada kulit yang sering digambarkan seperti kebas, kesemutan, atau ditusuk-tusuk. Pada keadaan normal biasanya hal ini bersifat sementara. Saat tekanan pada saraf tersebut dilepaskan, sensasi-sensasi tersebut pun akan menghilang. 

Namun, pada beberapa kondisi, parestesia dapat terjadi tanpa penyebab yang jelas dan terjadi dalam waktu yang lama. Hal ini disebut dengan parestesia kronis. Umumnya, parestesia kronis berhubungan dengan penyakit tertentu dan memerlukan pengobatan. 

Penyebab Parestesia 

Parestesia

Kesemutan akut rata-rata disebabkan oleh penekanan pada saraf akibat posisi tubuh tertentu. Bila tekanan dihilangkan, sensasi kesemutan akan membaik.

Sebaliknya, pada kesemutan yang kronis, sensasi kesemutan akan dirasakan terus menerus atau menetap. Parestesia kronis merupakan tanda dari adanya kerusakan saraf dan biasanya berkaitan dengan beberapa penyakit, seperti:

  • Stroke 
  • Sklerosis multipel 
  • Riwayat cedera atau trauma yang menyebabkan kerusakan saraf 
  • Peradangan pada selubung sel saraf (mielitis)
  • Infeksi otak (ensefalitis) 
  • Penekanan pada akar saraf (radikulopati) 
  • Kadar gula darah tinggi (diabetes)
  • Kelainan saraf perifer (neuropati periferal)
  • Sindrom terowongan karpal (Carpal Tunnel Syndrome), dimana parestesia terjadi akibat penekanan saraf di pergelangan tangan. Ini terjadi akibat gerakan berulang dan penggunaan berlebihan di daerah tersebut 
  • Kekurangan vitamin B12
  • Penggunaan obat tertentu, seperti kemoterapi atau obat antikejang

Artikel Terkait: Tangan Sering Kesemutan, Tanda Penyakit Serius? Ini Penjelasan Dokter

Gejala yang Perlu Diperhatikan

Parestesia

Penderita parestesia sering mendeskripsikan gejalanya sebagai sensasi:

  • Kesemutan 
  • Ditusuk-tusuk 
  • Rasa geli 
  • Rasa terbakar 
  • Kebas 
  • Mati rasa 
  • Rasa dingin 

Gejala paling sering dirasakan di telapak tangan dan jari-jari tangan. Akan tetapi, juga dapat dialami di lengan, tungkai, dan kaki. Pada parestesia kronis, gejala dapat menetap dan menyebabkan gangguan gerak. 

Untuk menentukan penyebabnya, dokter akan melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik. Dokter akan memastikan sejak kapan kesemutan dialami, area yang terkena, gejala lain seperti ada tidaknya kelemahan anggota gerak, serta riwayat penyakit sebelumnya. Riwayat penyakit sebelumnya menjadi penting diketahui karena parestesia kronis erat kaitannya dengan berbagai penyakit kronis. 

Selain itu, faktor kebiasaan juga mungkin dinilai. Misalnya, apakah pasien sering melakukan suatu gerakan tertentu berulang-ulang, karena hal tersebut juga berpengaruh pada terjadinya kesemutan. Pemeriksaan fisik akan dilakukan sesuai dengan hasil wawancara. 

Bila perlu, dokter akan meminta Anda untuk menjalani beberapa pemeriksaan penunjang untuk mengetahui penyebabnya 

  • Pemeriksaan darah untuk menilai kadar gula darah dan penanda infeksi
  • Pemeriksaan radiologi seperti rontgen, magnetic resonance imaging (MRI), dan ultrasonografi (USG)
  • Pengecekan elektromyografi (EMG) untuk mengetahui aktivitas saraf dan otot

Parestesia

Artikel Terkait: Carpal Tunnel Syndrome, Tangan Kesemutan yang Sering Dialami Ibu Hamil

Sebenernya kondisi ini dilkukan sebagai pengecekan penunjang tersebut tidak selalu dilakukan sekaligus pada saat seseorang mengalami parestesia. Dokter akan menentukan prioritas pemeriksaan berdasarkan hasil wawancara dan pemeriksaan fisik sebelumnya. 

Cara Mengobati Parestesia 

Masalah kesehatan yang satu ini sebenarnya bersifat sementara dan umumnya tidak memerlukan pengobatan khusus karena gejala segera membaik dengan melepaskan tekanan pada saraf di area yang terdampak. Sementara itu, untuk kondisi yang kronis, pengobatan dilakukan sesuai dengan penyakit yang mendasarinya.

Apabila kesemutan berhubungan dengan diabetes mellitus, maka pengobatan yang perlu dilakukan adalah mengendalikan kadar gula darah. Bila parestesia terjadi karena infeksi di sistem saraf, maka infeksi tersebut harus diatasi. 

Demikian pula jika kesemutan  yang terjadi akibat jepitan atau penekanan yang terus-menerus, misalnya pada Carpal Tunnel Syndrome atau radikulopati.

Penanganannya bertujuan untuk mengurangi jepitan saraf dan menguatkan otot-otot di sekitar saraf tersebut. Selain itu, dokter juga mungkin akan memberikan obat-obatan seperti obat antinyeri, obat antiradang (pada kasus parestesia yang berhubungan dengan peradangan), serta suplementasi vitamin B12 (pada kondisi yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12). 

Baca juga:

Wajib tahu, ini 7 manfaat menakjubkan bengkoang untuk kesehatan!

Apakah Telapak Tangan dan kaki Sering Kedinginan? Waspadai Sindrom Raynaud

11 Penyebab Miss V Mati Rasa dan Kesemutan, Cek di Sini Bunda!

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img

Penulis

dr. Fiona Amelia, MPH

img

Editor

Adisty Titania

  • Halaman Depan
  • /
  • Penyakit
  • /
  • Sering Kesemutan (Parestesia), Kapan Kondisi Ini Dianggap Berbahaya?
Bagikan:
•••
  • Penting! Lakukan Langkah Ini Sebagai Pertolongan Pertama Saat Badan Menggigil

    Penting! Lakukan Langkah Ini Sebagai Pertolongan Pertama Saat Badan Menggigil

  • Sindrom Nefrotik: Kelainan Ginjal Ini Bisa Dialami Anak, Ketahui Gejalanya!

    Sindrom Nefrotik: Kelainan Ginjal Ini Bisa Dialami Anak, Ketahui Gejalanya!

  • Bisa Dialami Siapa Saja, Ini Penyebab dan Cara Mengobati Peradangan!

    Bisa Dialami Siapa Saja, Ini Penyebab dan Cara Mengobati Peradangan!

app info
get app banner
Author Image

dr. Fiona Amelia, MPH

Medical Writer dengan pengalaman di dunia kesehatan digital selama 5 tahun terakhir. Dokter sekaligus ibu dari 2 putra ini memiliki passion yang kuat di dalam dunia parenting serta edukasi seputar kesehatan ibu dan anak. Menyukai travelling dan olahraga, khususnya bulutangkis dan bersepeda. Untuk kontak, email di [email protected] atau DM Instagram @amelifio.
  • Penting! Lakukan Langkah Ini Sebagai Pertolongan Pertama Saat Badan Menggigil

    Penting! Lakukan Langkah Ini Sebagai Pertolongan Pertama Saat Badan Menggigil

  • Sindrom Nefrotik: Kelainan Ginjal Ini Bisa Dialami Anak, Ketahui Gejalanya!

    Sindrom Nefrotik: Kelainan Ginjal Ini Bisa Dialami Anak, Ketahui Gejalanya!

  • Bisa Dialami Siapa Saja, Ini Penyebab dan Cara Mengobati Peradangan!

    Bisa Dialami Siapa Saja, Ini Penyebab dan Cara Mengobati Peradangan!

  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Sitemap
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami


  • Singapore
  • Thailand
  • Indonesia
  • Philippines
  • Malaysia
  • Sri Lanka
  • India
  • Vietnam
  • Australia
  • Japan
  • Nigeria
  • Kenya
Merek Mitra
Influencer Partner Brand LogoMama's Choice Partner Brand Logo
© Copyright theAsianparent 2021. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan
Artikel
  • img
    Komuniti
  • img
    Ramadan 2021
  • img
    Gizi & Stimulasi
  • img
    Hidrasi Keluarga
  • img
    Cek Alergi
  • img
    Sukses ASI Eksklusif
  • img
    Cari nama bayi
  • img
    Kehamilan
  • img
    Tumbuh Kembang
  • img
    Parenting
  • img
    Kesehatan
  • img
    Gaya Hidup
  • img
    Nutrisi
  • img
    Videos
  • img
    Belanja
Fitur
  • ?Komunitas Para Bunda
  • Pemantau Kehamilan
  • Pemantau Perkembangan Bayi
  • Resep
  • Makanan
  • Jajak
  • img
    VIP Parents
  • Kontes
  • Photobooth

Unduh aplikasi kami

  • Beriklan Dengan Kami
  • Tentang Kami
  • Tim Kami
  • Pedoman Komunitas
  • Hubungi Kami
  • Syarat dan Ketentuan
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Fitur
  • Artikel
  • ?Beranda
  • Jajak
Buka di aplikasi