Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Gejala virus campak ini adalah berupa kulit yang ruam-ruam, batuk, mata merah, tenggorokan sakit, dan badan demam hingga suhu 40ºC.
Virus campak ini juga disebut dengan nama latin Rubeola. Rubeola sering disalahpahami sebagai Rubella (campak Jerman). Sekalipun sama-sama campak, keduanya memiliki efek yang berbeda pada bayi.
Virus ini menular dari satu orang ke orang yang lain. Sehingga, tanpa perlindungan dari vaksin, penyakit ini dapat menjadi wabah di kalangan masyarakat,
Tahapan perkembangan campak pada tubuh manusia
Selama 2-3 minggu, virus rubeola mulai menyerang tubuh dengan tahapan sebagai berikut:
1. Infeksi pertama
Pada 10-14 hari pertama setelah terinveksi virus, rubeola akan menetap pada tubuh. Di tahapan ini, tubuh kita belum menunjukkan gejala apapun.
2. Tahap medium
Campak mulai menunjukkan gejala tak pasti pada penderitanya. Dimulai dengan ringan sampai demam sedang.
Sering disertai dengan batuk terus-menerus, pilek, mata merah meradang (konjungtivitis) dan sakit tenggorokan. Gejala tersebut masih dalam level yang relatif ringan. Hal ini bisa berlangsung selama dua atau tiga hari.
3. Infeksi mulai dalam tahap akut
Mulai muncul ruam yang terdiri dari bintik-bintik merah kecil yang menyebar ke permukaan kulit. Kulit pertama yang diserang adalah wajah. Kemudian mulai menjalar ke belakang telinga dan di sepanjang garis rambut.
Selama beberapa hari ke depan, ruam menyebar ke bawah lengan dan seluruh tangan. Kemudian di atas paha, kaki dan kaki bagian bawah.
Pada saat yang sama, demam mulai meningkat sampai 40-41ºC. Ruam campak dapat secara bertahap surut, memudar pertama dari wajah dan terakhir dari paha dan kaki.
4. Penularan
Seseorang yang memiliki campak dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain mulai drai 4 hari sebelum ruam muncul sampai 4 hari setelahnya. Ketika seseorang dengan campak sedang batuk, orang disekitarnya punya potensi menular lebih tinggi.
Virus jenis paramyxovirus ini akan lebih cepat menyebar melalui udara yang dihirup hidung, kontak jari-jari dengan mata maupun mulut, dan media lainnya.
Orang yang memiliki risiko tinggi terkena campak:
- Bayi di bawah usia 1 tahun
- Orang yang tidak pernah mendapatkan vaksin campak
- Orang yang berpergian kemana-mana
- Orang yang kekurangan vitamin A
- Orang yang menerima immunoglobulin bersamaan dengan pemberian vaksin campak.
Cara mendeteksi adanya virus campak
Setelah gejala yang disebutkan di atas telah muncul, segeralah konsultasi ke dokter. Dokter akan melakukan tes darah yang akan memastikan apakah seseorang positif mengidap campak atau tidak.
Jika dokter sudah yakin bahwa pasien memang terkena campak, maka pemberian obat dan perawtan yang akan dapat menyembuhkan campak dalam waktu 72 jam. Jika campak tidak memiliki komplikasi, maka campak akan dapat disembuhkan tanpa risiko tertentu.
Pengobatan
1. Penurun panas
Untuk anak-anak, obat-obatan seperti acetaminophen (Tylenol), ibuprofen (Advil, Motrin atau lainnya). Naproxen (Aleve) juga dapat digunakan untuk membantu meringankan demam yang menyertai campak.
Jangan memberikan aspirin pada anak yang menderita campak atau pun dengan penyakit yang disebabkan oleh virus lainnya, karena dapat mengakibatkan Reye syndrome.
2. Antibiotik
Untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri, dokter akan memberikan resep obat berupa antibiotik. Ingat, jangan memberikan anak antibiotik jika infeksinya hanya disebabkan oleh virus.
Baca: Jangan Minum Antibiotik untuk Penyakit yang disebabkan oleh Virus
3. Vitamin A
Orang yang terkena virus campak biasanya kekurangan vitamin A. Pemberian vitamin A ini akan mencegah pasien campak dari komplikasi kebutaan yang menyerangnya.
Halaman selanjutnya: komplikasi yang bisa terjadi..
Komplikasi yang terjadi pada tubuh yang terkena virus campak
1. Infeksi telinga
Salah satu komplikasi yang paling umum dari campak adalah infeksi telinga oleh bakteri.
2. Bronkitis
Radang tenggorokan atau batuk. Campak dapat menyebabkan peradangan kotak suara Anda (laring) atau peradangan pada dinding bagian yang melapisi lorong udara utama paru-paru Anda (bronchial tubes).
3. Pneumonia
Pneumonia adalah komplikasi umum dari campak. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah dapat mengembangkan pneumonia yang kadang bisa berakibat fatal.
4. Radang otak (Ensefalitis)
Sekitar 1 dari 1.000 orang dengan campak mengembangkan ensefalitis, radang otak yang dapat menyebabkan muntah, kejang, , bahkan koma atau kematian.
5. Masalah kehamilan
Jika Anda sedang hamil, Anda perlu berhati-hati untuk menghindari campak karena penyakit ini dapat menyebabkan keguguran, persalinan prmatur atau berat badan lahir rendah.
Artikel terkait: Waspadai Campak Jerman pada Ibu dan Anak-anak
6. Jumlah trombosit yang rendah (trombositopenia)
Campak dapat menyebabkan penurunan trombosit – jenis sel darah yang penting untuk pembekuan darah.
7. Pandangan berkurang/kebutaan
Kekurangan vitamin A ditambah campak akan menyebabkan pandangan mata berkurang, bahkan dapat mengakibatkan kebutaan.
8. Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE)
Kondisi ini adalah degeneratif yang sangat langka dari otak dan sumsum tulang belakang (sistem saraf pusat). Hal ini diyakini disebabkan oleh infeksi kronis pada sistem saraf pusat dengan virus campak.
Biasanya, gejala dimulai bertahun-tahun setelah pasien memiliki penyakit campak. Rata-rata dampak tersebut akan terlihat pada tujuh tahun, rentang satu bulan sampai 27 tahun.
Pasien juga akan memiliki keterlambatan dan berkurangnya fungsi otak, kejang-kejang, dan beberapa dapat menyebabkan kematian. Sayangnya, tidak ada pengobatan yang diketahui untuk SSPE.
Daftar kondisi yang tidak boleh menerima vaksin campak
Tak semua orang dapat menerima vaksin campak. Berikut kondisi yang tidak diperbolehkan menerima vaksin:
1. Alergi vaksin
Orang-orang yang telah menderita reaksi alergi yang parah baik vaksin campak atau komponennya (gelatin atau neomycin) seharusnya tidak menerima vaksin.
2. Wanita hamil
Wanita yang sedang hamil tidak boleh menerima vaksin. Bahkan, wanita harus mencegah terjadinya kehamilan selama empat minggu setelah vaksinasi.
3. Pasien Immunocompromised berat
Pasien kanker atau pasien yang menerima dosis besar kortikosteroid seharusnya tidak menerima vaksin. Namun, pasien leukemia yang telah di remisi selama tiga bulan dapat menerima vaksin tersebut.
4. Pasien Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Pasien HIV tidak diperbolehkan menerima vaksin campak. Jikapun tetap diberikan, harus melalui pedoman yang dirancang khusus untuk pasien HIV yang mengacu pada jumlah T-limfosit CD4 +.
5. Orang dengan penyakit yang berat
Orang dengan penyakit akut berat harus menunggu sampai penyakit mereka sembuh sebelum menerima vaksin campak.
6. Pasien yang trombositnya rendah
Penggunaan vaksin pada pasien dengan riwayat thrombocytopenic purpura atau trombositopenia (trombosit rendah) dapat memperparah defisit trombosit. Dalam beberapa kasus, imunisasi bisa diberikan sesuai dengan keadaan pasien berdasarkan petunjuk dokter.
Jika ada anggota keluarga yang terkena virus campak, segera lakukan tindakan pencegahan dini. Cara isolasi dapat menjadi pilihan sementara agar virus tak menulari anggota keluarga yang lain.
Jangan lupa untuk melakukan vaksin pada bayi sebelum usianya 1 tahun. Tanyakan ke dokter apakah Anda maupun anggota keluarga sedang mengalami keadaan di mana seseorang harus divaksin ulang agar daya tahan tubuh cukup kuat untuk menghalau virus.
Baca juga:
Cegah serangan virus saat hamil dengan 7 vaksin berikut!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.