Apa itu cacar api? Kening Anda mungkin berkerut saat mendengarnya. Penyakit apakah ini? Apa bedanya dengan penyakit cacar biasa?
Suatu hari, Randi (6 tahun) mengeluhkan bagian punggungnya yang terasa sakit dan terasa panas. Sang Bunda pun segera mengamati apa yang terjadi pada puteranya.
“Ketika saya periksa, Kulitnya tampak hitam, seperti habis tersundut rokok, sementara di sekitarnya tampak bintik-bintik kemerahan yang melebar. Saya bingung… seperti cacar, tapi berbeda….” ujar sang Bunda.
Cacar api, kondisi inikah yang terjadi pada anak saya?
Dalam hal ini, kepada theAsianparent ID, dr. Sopiah Purnomo menjelaskan, melihat gejala yang dialami oleh Randi, kondisi tersebut diakibatkan penyakit cacar api.
“Cacar api merupakan dampak lanjutan akibat serangan virus Varicella Zoster yang sebelumnya mengakibatkan cacar air. Virus ini tidak mati, melainkan menetap pada jaringan syaraf tepi. Ia akan kembali menyerang tubuh, manakala tubuh dalam kondisi lemah,” jelas Dr. Sopiah.
Dokter cantik itu kemudian melanjutkan, “Berbeda dengan cacar air yang hanya terjadi sekali seumur hidup, cacar api ini bisa terjadi berulang kali dalam bentuk Harpes Zoster. Virus ini hanya menyerang satu bagian tubuh saja. “
Tubuh yang terserang cacar api ini biasanya mengalami ruam yang kemudian berubah menjadi hitam seperti terbakar.
Kemunculan ruam ini juga dibarengi dengan nyeri pada otot dan tulang. Beberapa penderita akan mengalami demam sesuai dengan tingkat ketahanan daya tubuhnya.
Berbeda dengan cacar air yang bisa menularkan virus melalui pertukaran udara pernapasan, penularan cacar api hanya melalui kontak langsung dan tak langsung.
Kontak langsung terjadi berupa sentuhan langsung pada bagian terkena cacar, kontak tak langsung melalui barang yang terpapar, misalnya handuk, sprei dan baju.
Cacar api ini juga sangat mudah menular dan menyebar dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang yang lain. Anak-anak lebih berisiko tertular daripada orang dewasa.
Tindakan yang harus dilakukan pada penderita adalah :
1. Berikan nutrisi yang baik, untuk memperbaiki dan meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Menjaga kebersihan diri. Penderita diperbolehkan mandi, namun disarankan untuk tidak menggosok bagian yang meruam.
3. Gunakan baju yang nyaman dan lembut untuk menghindari gesekan pada kulit
4. Minum obat anti virus dan antibiotik.
5. Isolasi anak untuk sementara waktu agar virus tidak menular ke anak lainnya.
6. Banyak beristirahat agar stamina tubuh segera pulih.
Dikutip dari laman Klik Dokter, sebenarnya ada beberapa tanda yang perlu diketahui Parents dalam membedakan cacar air dengan cacar api.
Cacar Air
- Gejala awal yang muncul mirip dengan penyakit selesma.
- Muncul demam, batuk, pilek dan nyeri-nyeri sendi.
- Setelah 1-2 hari kemudian penderita cacar air akan muncul ruam merah dan lenting berisi cairan jernih di kulit.
- Sering kali kelainan kulit pertama kali muncul di dada dan perut.
- Dalam 2 hingga 4 haru kemudian menyebar ke wajah, lengan, dan tungkai dalam.
- Ruam dan lenting tersebut bisa terasa gatal atau sedikit nyeri.
- Memasuki masa penyembuhan, lenting tersebut akan mengering dan menghilang.
Cacar Api
- Gejala cacar api umumnya terjadi hanya di area kulit yang terinfeksi dan letaknya asimetris.
- Timbul sensasi nyeri seperti disayat atau dibakar pada area kulit yang terinfeksi.
- 1-2 hari kemudian pada kulit penderita akan mulai muncul ruam merah dan lenting-lenting berisi cairan jernih di lokasi tersebut.
- Ruam dan lenting akan sembuh dalam 1-2 minggu.
- Meskipun sudah tidak ada kelainan di kulit namun rasa nyeri yang terjadi bisa bertahan hingga 6 bulan.
Semoga bermanfaat.
Baca juga :
id.theasianparent.com/yang-perlu-anda-ketahui-tentang-penyakit-cacar-air
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.