Kekurangan oksigen bisa menyebabkan bayi kesulitan bernapas. Jika buah hati Parents mengalaminya, tindakan yang perlu dilakukana adalah resusitasi bayi.
Resusitasi bayi dilakukan ketika ia mengalami gejala gangguan pernapasan, mulai dari sesak napas hingga henti napas. Setiap orangtua perlu memahami cara melakukan resusitasi bayi.
Alasannya karena bisa saja dibutuhkan di waktu yang tidak terduga. Serta, dapat menjadi pemberian pertolongan pertama dalam menyelamatkan nyawa bayi selagi menunggu pertolongan medis.
Resusitas Bayi, Kapan Perlu Dilakukan?
Resusitasi perlu diperlukan ketika melihat bayi mengalami tanda-tanda gawat darurat, terutama sulit bernapas atau tidak bernapas setelah tali pusarnya di potong pada bayi baru lahir.
Lalu, ada pula beberapa kondisi bayi yang memang membutuhkan resusitasi, misalnya:
- Bayi lahir prematur
- Proses persalinan yang cukup lama dalam melahirkan bayi
- Bayi lahir dari ibu yang menerima obat penenang saat tahap akhir persalinan
Langkah yang Perlu Dilakukan Saat Resusitasi Bayi
Saat si kecil mengalami kesulitan bernapas, lakukan pertolongan pertama dengan resusitasi. Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut ini:
1. Periksa Pernapasannya
Periksa pernapasan si kecil dengan cara letakkan pipi Parents di dekat mulut dan hidungnya. Pastikan adakah napas yang keluar atau tidak.
Perhatikan juga gerak dadanya. Periksa bagian dalam mulut dan juga hidung, pastikan tidak ada sumbatan pada jalan napas untuk memastikan ia tidak tersedak.
2. Beri Bantuan Napas untuk Bayi
Saat si kecil tidak menunjukkan respons apa pun, Parents disarankan untuk segera mencari bantuan pertolongan medis. Jika mampu, Parents bisa melakukan cardiopulmonary resuscitation (CPR) pada bayi dengan langkah awal memberikan bantuan napas.
Saat melakukan tindakan tersebut, perhatikan langkah sebagai berikut:
- Pastikan kepala dan leher dalam posisi lurus, kemudian angkat sedikit dagu bayi.
- Tarik napas Anda, lalu embuskan udara dari mulut Anda ke mulut dan hidung bayi. Pastikan tidak ada celah antara mulut Anda dan wajahnya. Jika mulut Parents tidak bisa melingkupi lubang hidung dan mulut sekaligus, pilih salah satu, tetapi pastikan lubang lainnya tertutup agar tidak ada udara yang keluar.
- Perhatikan apakah dada bayi mengangkat ketika Parents mengembuskan napas. Serta, perlu diperhatikan apakah dadanya kembali turun saat udara keluar.
3. Cek Kesadaran si Kecil
Pastikan keadaan si kecil aman dan berada di area yang aman pula. Tepuk perlahan sambil bicara kepadanya untuk memastikan apakah ia sadar. Setelahnya, lakukan pemeriksaan apakah bayi Anda mengalami cedera, perdarahan, atau gangguan medis lainnya. Pastikan juga leher dan kepala bayi dalam keadaan lurus, tidak terlalu menekuk atau mendongak.
4. Lakukan Kompresi Dada
Ketika timbul tanda-tanda kesadaran, lanjutkan bantuan pernapasan sampai bayi bisa bernapas dengan normal. Pastikan juga si kecil sudah didalam perjalanan untuk menuju ke rumah sakit terdekat.
Akan tetapi, apabila belum ada respons pernapasan atau gerakan tubuh, lanjutkan melakukan kompresi dada dengan cara berikut ini:
- Tekan bagian tengah dada menggunakan jari telunjuk dan tengah, kemudian lepaskan. Ulangi dengan kecepatan 100 tekanan per menit.
- Lakukan kompresi dada sebanyak 30 kali yang diselingi dengan 2 kali bantuan napas. Ulangi terus sampai timbul respons pernapasan atau sampai bantuan medis tiba.
Kondisi gawat darurat pada bayi bisa terjadi kapan saja. Oleh karena itu, Parents perlu membekali diri dengan teknik-teknik di atas sebagai pertolongan pertama.
Bila perlu, Parents bisa mengikuti pelatihan resusitasi bayi dari dokter atau tenaga medis lainnya. Selain itu, jangan lupa rutin memeriksakan kesehatan bayi ke dokter anak.
Beberapa kondisi medis tertentu bisa menyebabkan henti napas atau henti jantung pada bayi. Namun, bila ditemukan secara dini oleh dokter, kondisi tersebut bisa dikontrol.
Parents, itulah penjelasan mengenai resusitasi bayi dan langkah kerjanya. Semoga bermanfaat, ya.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga:
Benarkah ASI Ibu Bisa Menjadi Antibodi Pencegah COVID-19 Pada Bayi? Cek 4 Fakta Ini!
Lagu Katy Perry Hentikan Tangisan Bayi dalam Sekejap
Hirschsprung, Penyakit Langka yang Menyerang Pencernaan Bayi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.