Berapa sesungguhnya jam tidur bayi yang tepat? Apakah 10, 12, atau 12 jam? Semua ternyata harus disesuaikan dengan usia bayi Anda, Bunda.
Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan di bawah ini mengenai jam tidur bayi, manfaat tidur, hingga bagaimana membuat tidur bayi Anda menjadi lebih nyaman dan berkualitas.
Jam Tidur Bayi Berubah Tergantung Usianya
Bayi membutuhkan tidur untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Namun, kebutuhan tidur tiap bayi berbeda-beda tergantung usianya, sama seperti kebutuhan tidur anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa. Bayi Anda mungkin baik-baik saja dengan tidur lebih banyak atau lebih sedikit daripada bayi lain pada usia yang sama.
Intinya, tiap fase tumbuh kembang anak punya porsi tidur yang berbeda. Jam tidur bayi berbeda-beda sesuai tingkatan usia dan berapa lama waktu yang mereka butuhkan untuk tidur.
Suasana hati dan kesejahteraan bayi juga sering kali dijadikan panduan yang baik untuk mengetahui apakah bayi Anda cukup tidur atau tidak. Jika bayi Anda:
- Kerap terjaga dan rewel, itu mungkin karena mereka kurang tidur dan perlu lebih banyak lagi waktu untuk tidur.
- Terlihat terjaga dan bahagia, itu tanda mereka cukup tidur.
Tidur tidak hanya bermanfaat bagi tumbuh kembang bayi, tetapi juga bermanfaat untuk perkembangan fisik dan mentalnya. Jika mereka tidak mendapatkan tidur yang cukup, bayi akan menjadi mudah rewel, aktif di malam hari, depresi, hingga mengalami menurunnya kondisi tubuh.
Oleh karena itu, Bunda harus paham betul tentang kebiasaan tidur bayi, termasuk berapa lama seharusnya bayi Anda tidur.
Artikel terkait: Pola Tidur Bayi 1 Bulan Berbeda dari Bayi 2 atau 3 Bulan, Ini yang Perlu Diperhatikan
Jam Tidur Bayi yang Dibutuhkan Sesuai Usia
Semua orang tahu bahwa bayi baru lahir tidak akan banyak tidur selama minggu-minggu pertama kehidupannya. Banyak yang mengira kondisi ini akan berangsur membaik di minggu dan bulan berikutnya. Secara teori memang seperti itu, Bunda, tetapi pada kenyataannya membuat bayi tertidur adalah tantangan tersendiri bagi ibu baru.
Kebutuhan setiap bayi akan lamanya tidur berbeda-beda. Namun, umumnya mereka memiliki pola tidur yang serupa. Mari simak jam tidur bayi yang dibutuhkan untuk setiap fase usianya berikut ini melansir dari laman Raising Children dan Happiest Baby.
Usia 1–4 Minggu
Sumber: Pinterest
Idealnya, jam tidur bayi yang baru lahir itu sekitar 15-18 jam dalam sehari. Jam tidur mereka sama sekali belum tetap dan mereka bisa terbangun karena lapar sebanyak 10 sampai 12 kali sehari untuk menyusu.
Mereka juga biasanya akan tidur dalam periode singkat setiap 3-4 jam. Bayi prematur biasanya tidur lebih lama, serta bayi yang perutnya mulas mungkin tidur kurang dari 15 jam.
Lantaran bayi yang baru lahir itu belum paham mengenai konsep waktu siang dan malam, mereka bisa tidur kapan saja. Mereka juga jarang memiliki pola tidur yang serupa, dan memang tak bagus memaksakan pola tidur ke bayi pada fase usia ini. Bunda bisa biarkan mereka tidur sesukanya dan kapanpun mereka inginkan.
Ingat, bayi dalam fase usia ini idealnya tidak boleh tidur kurang dari 11 jam.
Usia 1-2 Bulan
Total tidur yang dibutuhkan bayi usia ini adalah 14 hingga 18 jam sehari. Jam tidur mereka juga belum tetap, bayi akan lebih banyak tidur di siang hari (bisa sampai 8 jam sehari). Siklus siang hari adalah 1 sampai 2 jam waktu bangun kemudian 1 sampai 2 jam tidur siang.
Selama bulan kedua, jika bayi Anda menghabiskan waktu tidur siangnya lebih dari 1,5 hingga 2 jam, ada baiknya Anda membangunkannya untuk menyusu. Tidur siang yang lama berarti lebih sedikit makan di siang hari, dan membuat bayi lebih lapar di malam hari. Itu artinya Anda akan lebih sering begadang.
Buah hati Anda akan mulai tidur malam sekitar jam 10. Di bulan pertama ia sesekali akan terbangun setelah 4 jam tidur untuk menyusu, dan di bulan kedua bayi bisa tidur hingga 8 jam.
Usia 2-3 Bulan
Pada usia ini, bayi tidur pada siang dan malam hari, dan cenderung mulai tidur lebih banyak di malam hari.
Total durasi tidur sebagian besar bayi di usia ini adalah 14-17 jam setiap harinya dalam siklus yang berlangsung selama 50-60 menit. Dengan durasi tidur siang 2-3 kali setiap hari masing-masing 4-8 jam.
Malam hari umumnya mereka mulai tidur pukul 9. Waktu tidurnya juga lebih lama, dengan bangun 1-2 kali untuk menyusu. Tidur tak terputus terlama biasanya sekitar 5-8 jam
Pada bayi kecil, setiap siklus terdiri dari tidur aktif dan tidur tenang. Bayi bergerak dan mendengus selama tidur aktif, dan tidur nyenyak selama jam tidurnya.
Di akhir setiap siklus, ia biasanya akan bangun sebentar. Mereka mungkin menguap atau menangis, atau butuh bantuan untuk tidur lebih lama lagi.
Perhatian:
- Perhatikan regresi tidur 3 bulan! Bayi bisa tiba-tiba terbangun di tengah malam (seperti bayi baru lahir) selama beberapa jam untuk sekadar bermain atau dipeluk.
- Juga, pada usia 2 hingga 3 bulan ketika bedong dihentikan, bayi mungkin beberapa kali akan berguling saat tidur. Jadi pastikan Anda meletakkan bantal di sisi bayi atau crib-nya untuk menghindarinya terjatuh dari tempat tidur atau terbentur di crib-nya.
Sekitar 3 Bulan
Bayi masih terus mengembangkan pola tidur siang dan malam dengan total durasi tidur 14-17 jam setiap 24 jam. Siklus tidur mereka terdiri dari:
- Tidur ringan, di mana bayi masih mudah terbangun
- Tidur nyenyak, ketika bayi tertidur lelap dan sangat tenang
- Mimpi saat tertidur
Siklus tidur juga menjadi lebih lama, yang mungkin berarti lebih sedikit bangun dan menetap saat tidur nyenyak. Pada usia ini, beberapa bayi mungkin secara teratur tidur lebih lama di malam hari, misalnya bisa sampai 4-5 jam.
Usia 3-6 Bulan
Pada usia ini, kebanyakan bayi tidur selama 12-15 jam setiap 24 jam. Bayi mungkin mulai bergerak ke arah pola tidur 2-3 siang hari masing-masing hingga dua jam.
Dan waktu tidur malam menjadi lebih lama pada usia ini, dimulai dari jam 7-9 malam dengan durasi tidur tidak terputus sekitar 6-10 jam. Misalnya, beberapa bayi mungkin tidur lama selama 6 jam di malam hari pada saat mereka berusia 6 bulan. Namun, mereka mungkin masih akan bangun setidaknya sekali setiap malam.
Perhatian:
Ada beberapa bayi yang mulai tumbuh gigi di usia antara 4-6 bulan. Sakit pada gusi bisa membuat bayi rewel dan mengganggu jam tidurnya.
Usia 6-12 Bulan
Sumber: Pixnio
Kebutuhan tidur bayi berkurang seiring pertambahan usianya. Ketika bayi menginjak usia 8 bulan, kebutuhan tidurnya 12 hingga 14 jam sehari.
Lalu saat usianya 11 bulan, bayi akan tidur selama 11 jam secara keseluruhan dengan durasi terpanjang 7 sampai 10 jam di malam hari. Di usia ini, siklus tidur mereka sudah lebih dekat dengan siklus tidur orang dewasa –yang berarti lebih sedikit terbangun di malam hari.
Jadi bayi Anda mungkin tidak membangunkan Anda di malam hari, atau bangun mungkin lebih jarang terjadi.
Kebutuhan tidur siangnya juga berkurang dari 7 jam menjadi 2–3 jam saja sebanyak 2 sampai 3 kali dengan durasi masing-masing 30 menit. Tidur siang berlangsung sekitar jam 9.30, sebelum jam 12 siang, dan di sekitar jam 3-5 sore.
Perhatian:
- Usia enam bulan, bayi sudah mengembangkan banyak kemampuan baru yang dapat memengaruhi jam tidurnya. Di antaranya tertarik akan suatu hal (cahaya atau kebisingan), suka merangkak/bermain.
- Di usia 11-12 bulan beberapa bayi sudah mulai merangkak, bahkan ada yang sudah bisa berjalan. Ketika terbangun di malam hari, mereka sering ingin keluar kamar dan berkeliling. Untuk menghindari ia terbangun tengah malam, usahakan suasana kamarnya tetap tenang.
Artikel terkait: Gemas banget! Ini penjelasan ilmiah kenapa bayi suka tersenyum saat tidur
7 Pola Tidur Bayi yang Baik
Jam tidur bayi enggak selalu sama untuk setiap fase usia. Atasi anak rewel karena kurang tidur dengan mengetahui cara meningkatkan kualitas tidur yang baik sesuai usia si kecil. Berikut ini panduannya, Parents.
1. Belajar Mengidentifikasi Rasa Kantuk Anak
Siapa, sih, yang enggak suka lihat video viral bayi yang sedang mengantuk? Namun, merekam video si kecil sedang mengantuk hingga terjatuh mungkin bukanlah hal yang bijak untuk dilakukan, khususnya jika Bunda sedang menerapkan pola tidur yang tepat untuk si kecil.
Jika Bunda sudah melihat si kecil menguap, mengucek matanya atau menangis, maka itulah panggilan mereka untuk segera tidur.
2. Jangan Bangunkan Bayi yang Lagi Tidur
Jangan pernah bangunkan anak yang sedang lelap tertidur meski Bunda rasa ia sudah terlelap terlalu lama. Contoh, jika bayimu tertidur dalam perjalanan di mobil, lebih baik angkat kursi bayi portable yang ada di mobil.
Membangunkan bayi yang sedang tertidur akan membuatnya menjadi rewel dan tentu kurang tidur.
3. Biarkan Bayi Tidur Sepuasnya
Fakta seorang bayi tidur selama 16 jam mungkin akan mengejutkan untuk seseorang yang baru saja menjadi ibu. Namun, Bunda harus ingat, membangunkan bayi diperbolehkan hanya untuk menyusui, mandi, serta ganti baju atau popok.
Seiring perkembangannya, jam tidurnya akan berkurang dan mulai terbiasa tidur di malam hari. Namun, untuk fase usia bayi yang baru lahir, biarkan mereka tidur sepuasnya.
4. Perbanyak Tidur Siang
Jika Bunda ingin menerapkan pola tidur yang tepat untuk anak, cobalah untuk memperbanyak jam tidur siangnya. Hal ini bisa dilakukan agar pola tidurnya menjadi lebih teratur.
Apabila pola ini dilakukan setiap hari, maka hal ini juga akan menguntungkan Anda.
5. Tak Perlu Terburu-buru
Kalau Bunda menemukan anak bersin, cegukan, merengek, atau mendesah saat tertidur, enggak perlu khawatir. Hal ini mengindikasikan bahwa anak sedang beradaptasi dengan jadwal tidurnya.
Jadi, biarkan saja kecuali anak menunjukkan gejala yang tak wajar. Bila ada gejala tak normal, segeralah cari spesialis anak! Namun umumnya, berisik pada saat tidur itu hal yang wajar dialami bayi, kok, Bun.
6. Prioritaskan Keselamatan Anak
Selalu ingat untuk menidurkan bayi Anda dengan posisi telentang untuk menghindari kematian mendadak (Sudden Infant Death Syndrome). Jadi, pastikan lingkungan di sekitar anak sudah aman sebelum Bunda menidurkannya.
Biarkan anak tidur dengan ruang yang luas dan hindarkan mereka tertidur dengan layer selimut yang bertumpuk.
7. Hindari Mengayun atau Meninabobokan dengan Menepuk-nepuk Badan Anak
Banyak orang yang kontra dengan poin terakhir ini, karena mereka merasa ini salah satu cara membuat si bayi nyaman dan tertidur setelahnya. Namun, cara ini tak berlaku untuk semua bayi, lo!
Jika anak tertidur di pangkuan Anda, perlahan taruhlah ia di tempat tidurnya.
Cara Meningkatkan Kualitas Tidur Anak
Melansir dari Mayoclinic, cara-cara ini bisa Parents coba untuk meningkatkan kualitas tidur si kecil:
- Konsisten membangun ritme. Meskipun pola tidur bayi mungkin tidak menentu pada awalnya, jadwal tidur yang lebih konsisten akan muncul seiring bertambahnya usia bayi dan bisa lebih lama di antara waktu menyusui.
- Biarkan bayi tidur di kamar Parents. Idealnya, bayi harus tidur di kamar Parents, tetapi biarkan dia tidur sendirian di tempat tidur bayi, setidaknya selama enam bulan, bahkan jika mungkin, hingga satu tahun. Ini membantu mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
- Terapkan kebiasaan tidur yang baik.
Tempat tidur orang dewasa tidak aman untuk bayi. Bayi dapat terperangkap dan tercekik di antara bilah kepala tempat tidur, ruang antara kasur dan bingkai tempat tidur, atau ruang antara kasur dan dinding. Bayi juga bisa mati lemas jika orang tua yang sedang tidur secara tidak sengaja berguling dan menutupi hidung dan mulut bayi.
8 Cara Menidurkan Bayi agar Merasa Nyaman dan Tidak Menangis
Sumber: Pexels
Menidurkan bayi bisa sangat menantang. Selalu ada momen di mana mereka sangat rewel dan menangis terus-menerus saat akan tidur di malam hari.
Berikut ini 8 strategi alami untuk menidurkan bayi mungil Anda tidur di malam hari tanpa menangis dan merasa nyaman:
1. Usahakan Anda Tetap Dekat Dengannya
Kedekatan secara fisik dapat membantu meningkatkan ikatan emosional dan mengurangi tingkat stres pada bayi serta Anda. Keuntungan berdekatan secara fisik juga memungkinkan Anda merespons lebih cepat kerewelannya.
Penelitian juga menunjukkan, bayi yang tidur dekat orang tuanya mengalami peningkatan kualitas tidur, jarang menangis, dan lebih cepat tertidur. American Academy of Pediatric (AAP) juga merekomendasikan agar bayi tidur di kamar yang sama dengan orang tua, tetapi di kasur yang terpisah hingga usianya 6 bulan.
2. Menyusui di Malam Hari
Bayi yang sering menyusu di malam hari adalah normal. Biarkan ia menyusu selama dan sesering yang ia mau. ASI malam hari mengandung melatonin (hormon alami yang diproduksi tubuh untuk membantu tertidur), yang dapat diteruskan ke bayi Anda dan membantunya tertidur.
3. Waspadai Paparan Cahaya pada Bayi
Ritme sirkadian (jam tubuh manusia) merespons terutama terhadap terang dan gelap. Ritme sirkadian pada bayi masih berkembang selama beberapa bulan pertama kehidupannya, dan paparan cahaya alami akan membantunya menyelesaikan masalah tidurnya.
Di siang hari, bukalah gorden dan matikan lampu, sebaliknya di malam hari tutup gordon dan nyalakan lampu. Biarkan bayi tidur siang di ruang keluarga, dan tidur malam di kamarnya. Ini akan membantunya mengenali waktu siang dan malam hari.
4. Pijat Bayi Anda
Penelitian menunjukkan, pijat bayi dapat meningkatkan kualitas tidur di malam hari. Pijat bayi Anda di ruangan yang tenang dan hangat.
5. Gendong Bayi Anda
Menurut peneliti Hunzike & Barr, “Menggendong bayi dari 3-4 jam per hari mengurangi durasi tangisan bayi/perilaku rewel secara umum sebanyak 43 persen pada usia enam minggu.”
Kebanyakan bayi memang suka digendong karena ini bisa meningkatkan ketenangan dan kedamaian mereka.
6. Buat Suhu Kamarnya Nyaman
AAP merekomendasikan suhu kamar anak dalam kisaran yang nyaman dan sejuk bagi orang dewasa. Juga pakaikan bayi pakaian yang nyaman, tambahkan selimut hanya jika diperlukan saja.
7. Prioritaskan Tidur Siang
Tidur siang ternyata membantu meningkatkan tidur bayi di malam bari. kebanyakan orang tua justru membatasi tidur siang dengan harapan malamnya bayi mereka tidur lebih nyenyak.
Nyatanya tidak demikian. Membatasi tidur siang dapat menyebabkan lebih banyak gangguan tidur, dan bayi Anda akan bangun pagi-pagi sekali.
8. Jalan-Jalan ke Luar Rumah
Paparan udara segar di siang hari tidak hanya meningkatkan kualitas tidur bayi, tetapi juga membantu membersihkan paru-paru dan meningkatkan asupan oksigen. Jadikan berjalan-jalan sebagai kegiatan rutin. Jika tidak sempat, buka jendela dan bersantai di teras.
Posisi Tidur Bayi yang Baik dan Tidak Baik
Sumber: Pexels
Sama seperti orang dewasa, bayi juga punya posisi tidur favorit. Namun, tidak semua posisi itu baik bagi kesehatan dan keselamatannya, lo, Bunda.
Berikut ini posisi-posisi tidur yang baik dan tidak bagi bayi Anda melansir dari Medical News Today:
1. Posisi Tidur Tengkurap
Faktanya, posisi ini sangat berbahaya. Bayi memasuki tidur yang lebih dalam, lebih lama, dan mungkin lebih sulit untuk dibangunkan. Mereka mungkin tidak akan bangun jika mereka tidak bisa bernapas atau perlu bergerak.
Oleh karena itu, ubahlah posisi tidurnya ketika mereka sedang tertidur lelap. Jika bayi merasa nyaman tidur dalam posisi ini, bantu ia secara perlahan beradaptasi dengan posisi yang baru.
2. Tidur Miring
Biasanya ketika bayi tidur dalam posisi miring ke kiri atau ke kanan, Bunda akan meletakkan selimut atau bantal pada punggung bayi untuk mencegahnya berguling. Hal itu justru bisa meningkatkan risiko sudden infant death syndrome (SIDS) bila tanpa sengaja benda tersebut menutupi hidung atau kepalanya.
3. Posisi Tidur Telentang
Sejauh ini, posisi tidur telentang adalah yang paling baik karena lebih minim risiko SIDS, bayi terguling, atau sulit bergerak.
Artikel terkait: 4 Langkah Melatih Bayi Tidur Tanpa Menyusu atau Digendong
Hal yang Harus Dihindari Ketika Bayi Tidur
Sumber: Pexels
Percayakah Bunda kalau ketika tertidur nyenyak saja bayi bisa kehilangan nyawanya (disebut kecelakaan saat tidur)? Hal tersebut bisa disebabkan karena SIDS, pernapasan yang terganggu, hingga
Agar hal ini tidak terjadi pada buah hati Anda, melansir dari Raising Children, inilah hal-hal yang harus dihindari:
1. Posisi Tidur Miring atau Tengkurap
Bayi lebih mungkin meninggal karena sudden unexpected infant death (SUDI) jika mereka tidur miring atau tengkurap. Setelah bayi sudah bisa berguling (sekitar usia 4-6 bulan), tetaplah menidurkannya telentang.
2. Pastikan Kepalanya Aman
Overheating juga bisa menyebabkan SUDI. Pastikan kepala bayi jauh dari selimut atau bantal yang bisa menutupinya dan membuatnya kesulitan bernapas –menjauhkannya dari risiko kepanasan atau mati lemas.
3. Jauhkan dari Asap Rokok
Paparan asap rokok dapat membahayakan bayi, dan merokok selama kehamilan dan setelah melahirkan juga dapat meningkatkan risiko SUDI. Hubungan antara SUDI dan merokok sangatlah kuat, bahkan ketika orang tua merokok jauh dari bayi mereka (bayi menjadi perokok pasif).
4. Jauhkan Bayi dari Benda Lainnya
Tidak hanya bantal dan selimut, jauhkan area tidur bayi dari mainan dan benda lainnya yang dapat meningkatkan risiko SUDI. Ini karena bayi ada kemungkinan berguling ke benda-benda tersebut dan hidung atau kepalanya tertutupi olehnya sehingga menyebabkan mati lemas atau kepanasan.
5. Jangan Menidurkan Bayi di Sofa
Tidur di sofa, di atas bantal atau beanbag, atau di kereta dorong tanpa pengawasan sangatlah tidak dianjurkan. Di tempat yang terlalu lembut seperti itu bayi akan semakin kesulitan bergerak, dan itu akan memengaruhi kemampuannya bernapas dengan benar. Bayi juga berisiko terjepit di antara bantal dan atau tergelincir ke lantai.
6. Hindari Terbentuknya Kepala Datar
Tidur telentang bisa juga membuat bagian belakang tengkorak bayi rata atau datar (disebut plagiocephaly posisional). Saat bayi tertidur, sesekali miringkan kepalanya sedikit ke kanan untuk menghindari kepalanya datar.
Manfaat Tidur Berkualitas pada Bayi
Anda pasti tahu bahwa tidur secara langsung memengaruhi suasana hati seseorang. Bagi anak, tidur berdampak besar pada pembelajaran dan perilaku. Temuan terbaru peneliti pediatrik juga menunjukkan, tidur sangat penting untuk kesehatan yang baik, di antaranya risiko rendah kelebihan berat badan, diabetes serta lebih sedikit masalah konsentrasi dan fokus saat belajar.
Rachel Dawkins,MD., dari Johns Hopkins All Children’s Hospital menjelaskan bahwa tidur merupakan bagian penting dari rutinitas setiap orang dan bagian tak terpisahkan dari gaya hidup sehat.Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang secara teratur mendapatkan jumlah tidur yang cukup telah meningkatkan perhatian, perilaku, pembelajaran, memori, dan kesehatan mental dan fisik secara keseluruhan. Sebaliknya, kurang tidur dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, obesitas, dan bahkan depresi pada bayi.
Berikut ini manfaat tidur berkualitas bagi bayi:
1. Mendorong Pertumbuhan
Anda mungkin pernah mengalami pagi hari di mana Anda bersumpah bayi Anda bertambah besar dalam semalam, dan Anda benar. “Hormon pertumbuhan terutama disekresikan selama tidur nyenyak,” kata Judith Owens, M.D., Direktur Pengobatan Tidur di Children’s National Medical Center, di Washington, D.C., dan Penasihat Orangtua.
Alam tampaknya telah memastikan para bayi menghabiskan sekitar 50 persen waktu tidurnya untuk pertumbuhan fisiknya. Peneliti Italia memelajari penyebab anak-anak dengan tingkat kekurangan hormon pertumbuhan adalah karena mereka kurang nyenyak saat tidur.
2. Tidur Menyehatkan Jantung
Para ahli sedang belajar lebih banyak tentang bagaimana tidur melindungi anak-anak dari kerusakan pembuluh darah akibat hormon stres yang bersirkulasi dan dinding arteri yang merusak kolesterol.
“Anak-anak dengan gangguan tidur memiliki rangsangan otak yang berlebihan saat tidur, yang dapat memicu respons fight-or-flight ratusan kali setiap malam,” kata Jeffrey Durmer, M.D., Ph.D., spesialis tidur dan peneliti di Atlanta.
“Glukosa darah dan kortisol mereka tetap tinggi di malam hari. Keduanya terkait dengan tingkat diabetes, obesitas, dan bahkan penyakit jantung yang lebih tinggi,” jelasnya lagi.
3. Tidur Memengaruhi Berat Badan
Banyak bukti yang mengatakan bahwa kurang tidur menyebabkan anak menjadi kelebihan berat badan –dan ini bisa dimulai dari masa bayi. Satu studi dari Penn State Children’s Hospital menunjukkan bayi yang dibedng atau diayun-ayukan lebih mungkin untuk tidur nyenyak, dan kecil kemungkinannya untuk kelebihan berat badan.
Studi ini dilakukan selama 1 tahun dengan memerhatikan satu bayi yang sama. Anda bisa mencoba salah satunya pada bayi Anda saat ia berusia 2 minggu. “Intervensi kami adalah yang pertama menunjukkan bahwa bayi sebenarnya bisa lebih ramping di tahun pertama,” kata Ian Paul, M.D., penulis dan profesor pediatri di Penn State College of Medicine.
Kuncinya ada di hormon leptin. Saat Anda merasa kenyang, sel-sel lemak memroduksi hormon leptin, yang memberi sinyal kepada kita untuk berhenti makan.
Kurang tidur dapat memengaruhi hormon ini sehingga bayi terus merasa lapar dan makan. “Seiring waktu, anak-anak yang tidak cukup tidur lebih cenderung mengalami obesitas,” kata Dorit Koren, M.D., ahli endokrinologi anak dan peneliti tidur di University of Chicago.
4. Kalahkan Kuman
Selama tidur, bayi (serta anak-anak dan orang dewasa) juga memproduksi protein yang dikenal sebagai sitokin, yang diandalkan tubuh untuk melawan infeksi, penyakit, dan stres. Kurang tidur dapat memengaruhi jumlah sitokin.
5. Jadi Lebih Mudah Berkonsentrasi dan Fokus
“Anak-anak yang secara konsisten tidur kurang dari sepuluh jam setiap malam sebelum usia 3 tahun, tiga kali lebih mungkin mengalami masalah hiperaktif dan impulsif di usia 6 tahun,” demikian kata Dr. Judith Owens.
6. Lebih Mudah Menyerap Pelajaran
Seorang bayi mungkin terlihat damai ketika dia tidur, tetapi otaknya sibuk sepanjang malam. Para peneliti di Columbia University Medical Center telah menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir benar-benar belajar dalam tidur mereka, yakni mereka memainkan suara-suara tertentu saat tidur.
Sekitar 20 menit –pada bayi berusia antara 1 dan 2 hari– bayi sudah belajar mengantisipasi embusan udara dengan menyipitkan mata. Dan untuk kedutan yang dilakukan bayi saat tertidur, itu cara sistem saraf bayi menguji hubungan antara otak dan otot.
Di masa mendatang, tidur membantu pembelajaran pada anak-anak dari segala usia. Jadi pastikan semua anggota keluarga Anda mendapatkan waktu tidur yang cukup
Jam tidur bayi memang sangat krusial bagi perkembangannya dan bahkan orang tua. Menerapkan pola tidur yang tepat untuk bayi Anda memang butuh kesabaran ekstra. Namun, nanti dampaknya akan Bunda rasakan sendiri, kok, dengan menerima semua manfaat dari tidur bagi si anak di masa mendatang. Jadi, terus semangat berjuang mendapatkan waktu tidur yang cukup, ya, Bun!
Artikel diupdate oleh: Ester Sondang
Baca juga:
Inilah Alasan Posisi Tidur Tengkurap Berbahaya untuk Bayi
Bayi Digendong Tidur Ditaruh Bangun, Apa Penyebab dan Bagaimana Mengatasinya?
Kenapa anak susah tidur malam? Ini 6 penyebab dan solusinya!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.