Waspada! 7 Jenis Obat yang Dilarang atau Tidak Aman untuk Ibu Menyusui

Ketahuilah jenis obat yang aman dan tidak aman untuk ibu menyusui berikut ini!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Apabila sedang menyusui, Bunda diharapkan untuk memperhatikan apa saja yang dikonsumsi karena dapat diteruskan kepada bayi melalui ASI, termasuk obat-obatan. Ketahuilah ada obat yang aman dan juga dilarang untuk ibu menyusui.

Hampir semua obat yang ada di dalam darah akan ditransfer ke ASI sampai batas tertentu. Sebagian besar obat hanya ditransfer dalam tingkat rendah dan tidak menimbulkan risiko bagi kesehatan bayi, tetapi ada pula yang bekerja sebaliknya.

Paparan obat dalam ASI akan menimbulkan risiko terbesar untuk bayi prematur, bayi baru lahir, dan bayi yang secara medis tidak stabil atau memiliki ginjal yang tidak berfungsi dengan baik.

Risiko paparan obat-obatan melalui ASI paling rendah pada bayi berusia 6 bulan ke atas. Ibu yang sudah menyusui lebih dari satu tahun pun menghasilkan susu yang lebih sedikit dan mengurangi dosis obat yang ditransfer ke ASI.

Apa saja obat yang aman dan tidak aman untuk ibu menyusui? Berikut ulasannya.

Artikel Terkait: Bolehkah Ibu Menyusui Berpuasa? Ini Penjelasan dari Ahli Laktasi

7 Jenis Obat yang Tidak Aman atau Dilarang untuk Ibu Menyusui

1. Obat Cytotoxic

Kebanyakan obat yang dikonsumsi pada saat melakukan kemoterapi adalah obat cytotoxic. Obat-obatan ini bersifat mutagenik, karsinogenik, atau teratogenik. Beberapa jenis obat cytotoxic seperti Siklofosfamid, Siklosporin, Doksorubisin, Metotreksat tidak dianjurkan penggunaannya untuk ibu menyusui.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penelitian telah menunjukkan bahwa obat-obatan dapat diekskresikan ke dalam ASI. Menurut American Academy of Pediatrics, obat cytotoxic ditemukan dapat mengganggu metabolisme sel pada bayi. Akibatnya, obat-obatan ini menyebabkan penekanan sumsum tulang termasuk neutropenia dan retardasi pertumbuhan.

2. Obat-obatan Psikoaktif

Menurut buku Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi III, zat psikoaktif adalah zat yang bekerja pada susunan saraf pusat secara selektif sehingga dapat menimbulkan perubahan pada pikiran, perasaan, perilaku, persepsi, maupun kesadaran.

Obat-obatan psikoaktif digunakan untuk menangani beragam gangguan kesehatan mental. Beberapa jenis obat psikoaktif adalah:

  • Ansiolitik (alprazolam, diazepam, lorazepam, midazolam, prazepam, quazepam, temazepam, dan perphenazine) yang dapat menghilangkan perasaan cemas, tegang, dan panik
  • Antidepresan (tricyclics, inhibitor serotonin selektif, bupropion) yang digunakan untuk menangani depresi
  • Antipsikotik (chlorpromazine, chlorprothixene, clozapine, haloperidol, mesoridazine, trifluoperazine) yang digunakan pengobatan jangka pendek gangguan bipolar atau gejala psikotik.

Sebagian besar obat psikoatif tidak diketahui efeknya pada bayi, tetapi mengingat obat dan metabolit dapat muncul dalam ASI dan plasma/jaringan bayi, kemungkinan konsumsi obat-obatan ini dapat menyebabkan perubahan pada fungsi sistem saraf pusat jangka pendek dan jangka panjang.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ada beberapa obat psikoaktif yang telah terbukti berdampak negatif pada bayi yaitu:

  • Fluoxetine, dikaitkan dengan gejala kolik, lekas marah, masalah makan dan gangguan tidur, serta pertambahan berat badan yang lambat pada bayi
  • Chlorpromazine, membuat bayi mengantuk, lesu, dan mengalami keterlambatan perkembangan
  • Haloperidol, menyebabkan penurunan skor perkembangan bayi

3. Kortikosteroid

Menurut penelitian, penggunaan obat-obatan kortikosteroid pada ibu menyusui dalam dosis tinggi dan jangka waktu yang lama diketahui dapat menghasilkan konsentrasi tinggi dalam ASI. Hal ini menyebabkan penekanan pertumbuhan dan gangguan produksi kortikosteroid endogen pada bayi.

4. Decongestan

Decongestan adalah obat yang umum dikonsumsi ketika mengalami pilek atau sinus. Meski kandungannya tidak memengaruhi bayi yang disusui, dekongestan memiliki potensi dampak yang signifikan terhadap suplai ASI dan perlu dihindari selama menyusui.

Dalam sebuah penelitian, dosis tunggal dekongestan jenis Pseudoefedrin sebanyak 60 mg akan mengurangi suplai ASI sebesar 24% selama periode 24 jam. Hal tersebut terjadi karena penurunan hormon prolactin pada tubuh ibu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

5. Aspirin

Mengutip dari NHS , aspirin dapat masuk ke ASI dalam jumlah yang kecil dan dinilai tidak menyebabkan efek samping pada bayi. Namun, ada sebuah penelitian yang menunjukkan hubungan antara aspirin dan sindrom Reye pada anak-anak.

Sindrom Reye adalah kondisi langka tetapi serius yang menyebabkan pembengkakkan hati dan otak. Jika bayi terkena infeksi virus atau suhu tinggi, hentikan minum aspirin sampai bayi sembuh. Hal ini akan menjaga suplai ASI sampai bayi lebih baik dan lanjutkan menyusui.

Jika dibutuhkan, hanya konsumsi aspirin dosis rendah saat menyusui atau jika disarankan/diresepkan oleh dokter. Amati apakah ada gejala seperti bayi tidak mau menyusui, badan bayi mudah memar atau berdarah, dan mengalami ruam. Jika iya, segera hentikan konsumsi aspirin dan segera periksakan ke dokter.

6. Codein/Tramadol

Codein adalah obat penghilang rasa sakit yang merupakan bagian dari kelompok obat yang disebut opiat. Obat-obatan ini digunakan untuk mengobati rasa sakit misalnya setelah operasi atau cedera, dan digunakan apabila ada rasa sakit berkelanjutan ketika obat penghilang rasa sakit biasa seperti parasetamol atau ibuprofen tidak bekerja.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) tidak merekomendasikan penggunaan Codein atau Tramadol pada ibu menyusui karena adanya risiko serius pada bayi yang disusui seperti kantuk berlebihan, kesulitan menyusu, dan komplikasi serius seperti gangguan pernapasan yang dapat menyebabkan kematian.

7. Retinol

Pengobatan jerawat secara topikal menggunakan retinol tidak disarankan untuk ibu menyusui. Retinol adalah bahan yang keras dan memiliki risiko tertentu. Salah satunya adalah sensitivitas terhadap sinar matahari.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ketika digunakan secara topikal, masih belum diketahui berapa banyak retinol yang akan diteruskan kepada bayi melalui cairan ASI. Berdasarkan penelitian, penggunaan retinol selama kehamilan terbukti menyebabkan cacat lahir pada bayi.

Oleh karena itu, jika Bunda menyusui sebaiknya menghindari penggunaan retinol terlebih dahulu untuk mencegah berbagai risiko yang bisa terjadi.

Artikel Terkait: Ibu Menyusui Minum Paracetamol, Boleh Nggak Sih?

12 Jenis Obat yang Aman untuk Ibu Menyusui

1. Nasal Spray

Semprotan hidung untuk melegakan hidung tersumbat yang mengandung Xylometazoline, Oxymetazoline tidak menimbulkan efek samping pada bayi atau mengurangi produksi ASI. Nasal spray aman dan efektif namun tidak disarankan untuk digunakan dalam jangka panjang (lebih dari 7 hari).

2. Antihistamin

Antihistamin adalah obat yang digunakan untuk meredakan gejala alergi seperti demam dan gatal. Semua antihistamin dianggap aman untuk digunakan saat menyusui karena sangat sedikit jumlah yang bisa diekskresikan dalam ASI dan tidak menimbulkan efek buruk pada bayi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Obat Pereda Nyeri

Obat yang digunakan untuk meredakan rasa sakit seperti Acetaminophen, Ibuprofen, dan Paracetamol aman digunakan selama menyusui. Namun, untuk penggunaan Naproxen sebaiknya dalam jangka pendek saja.

4. Obat Antibakteri Topikal

Tidak ada bukti ilmiah bahwa krim antiinfeksi topikal, salep, dan gel, dapat diserap masuk ke dalam ASI. Jika obat tersebut dioleskan pada puting, maka sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu sebelum menyusui.

5. Antibiotik

Dalam kebanyakan kasus, antibiotik aman digunakan untuk ibu menyusui. Beberapa antibiotik yang umum diresepkan untuk ibu menyusui seperti Penicillin (amoxicillin dan ampisilin), sefalosporin, dan fluconazone.

Antibiotik bekerja dengan membunuh bakteri dalam tubuh, baik bakteri yang menyebabkan penyakit atau bakteri baik yang menjaga kesehatan tubuh. Dengan demikian, antibiotik dapat menimbulkan efek samping pada bayi misalnya sakit perut atau kerewelan pada bayi.

6. Antasida

Antasida adalah obat untuk menetralisasi asam di lambung untuk meredakan gangguan pencernaan. Obat ini tergolong aman untuk ibu menyusui selama digunakan dengan benar sesuai petunjuk.

Kalsium dan magnesium yang terkandung dalam antasida dapat terserap ke dalam aliran darah, tetapi tidak memiliki efek yang signifikan pada ASI.

Artikel Terkait: Amankah Konsumsi Micin (MSG) pada Ibu Menyusui? Ini Penjelasannya

7. Obat Asma/Bronkodilator

Menggunakan obat asma/bronkodilator berupa inhaler albuterol diketahui aman untuk ibu menyusui. Tingkat albuterol yang masuk ke dalam ASI berada dalam jumlah ringan. Namun, pastikan terlebih dahulu untuk berkonsultasi kepada dokter sebelum menggunakan obat asma.

8. Insulin

Sebagian besar obat-obatan untuk penyakit diabetes termasuk insulin dan metformin aman digunakan saat menyusui. Namun, jika ibu menyusui memiliki penyakit diabetes, konsultasikan jumlah insulin yang dibutuhkan karena menyusui membuat gula darah menjadi lebih sulit untuk diprediksi.

9. Laksatif

Beberapa faktor dapat menyebabkan konstipasi pada ibu menyusui, antara lain kurangnya serat makanan, tidak cukup cairan, dan obat-obatan tertentu. Untuk meredakan sembelit, Bunda bisa mencoba cara alami seperti makan makanan tinggi serat, buah-buahan, sayur, dan minum air dalam jumlah banyak.

Akan tetapi, jika cara alami belum berhasil mengatasi konstipasi, gunakan obat-obatan laksatif atau pencahar yang dijual bebas. Obat-obatan tersebut aman untuk ibu menyusui, tetapi jika ragu-ragu silahkan konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

10. Obat Hipertensi

Pada umumnya obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan tekanan darah tinggi (hipertensi) aman untuk ibu menyusui dan bayinya. Beberapa di antaranya adalah Microzide (dalam dosis tinggi dapat menyebabkan berkurangnya produksi ASI) dan Trandate.

11. Ekspektoran

Obat pengencer dahak atau ekspektoran seperti Guaifenesin atau Mukolitik bisa digunakan ibu menyusui mengatasi batuk berdahak. Untuk batuk kering, gunakan Pholcodine atau Dekstrometorfan.

12. Obat Pelega Tenggorakan

Obat Pelega tenggorokan yang mengandung anestesi lokal, agen antibakteri, atau Benzydamine dapat digunakan saat menyusui. Namun, hindari penggunaan berlebihan karena dapat menyebabkan efek samping seperti diare.

Hindari pula obat kumur tenggorokan yang mengandung Povidone-Iodine karena dapat mempengaruhi fungsi tiroid ibu dan bayi.

***
Saat meminum obat apa pun, perhatikan tanda-tanda efek samping pada bayi misalnya peningkatan kantuk, ruam, dan diare. Hindari juga menggunakan obat yang dilarang untuk ibu menyusui, dan jangan lupa untuk bertanya pada dokter obat apa yang aman untuk ibu dan bayi. Semoga informasi ini bermanfaat.

Some Drugs Contraindicated for Breastfeeding Mothers
www.msdmanuals.com/professional/multimedia/table/some-drugs-contraindicated-for-breastfeeding-mothers

Breastfeeding and medicines
www.nhs.uk/conditions/baby/breastfeeding-and-bottle-feeding/breastfeeding-and-lifestyle/medicines/

Is it safe for pregnant health-care professionals to handle cytotoxic drugs? A review of the literature and recommendations
www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3990661/

Pregnancy, breastfeeding and fertility while taking low-dose aspirin
www.nhs.uk/medicines/low-dose-aspirin/pregnancy-breastfeeding-and-fertility-while-taking-low-dose-aspirin/

Can I Use Retinol While Breastfeeding?
www.verywellfamily.com/can-breastfeeding-women-use-retinol-5197496#:

Safety of antihistamines during pregnancy and lactation
www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2868610/#

Breastfeeding and Antibiotics: What You Need to Know
www.healthline.com/health/breastfeeding/breastfeeding-and-antibiotics

MEDICINES IN BREASTFEEDING
www.thewomens.org.au/images/uploads/fact-sheets/Medicines-in-breastfeeding-151018.pdf

Baca Juga:

id.theasianparent.com/susu-untuk-ibu-menyusui

id.theasianparent.com/apakah-obat-batuk-untuk-ibu-menyusui-yang-aman

id.theasianparent.com/diet-untuk-ibu-menyusui