Keputihan Saat Hamil, Manakah yang Normal dan Berbahaya?
Ketahui beberapa kondisi keputihan tak normal yang perlu kita waspadai. Baca selengkapnya di sini, Bun!
Keputihan saat hamil sering kali menjadi hal paling mengkhawatirkan. Beberapa Bunda mungkin bertanya, normalkah keputihan saat hamil? Serta, kapan kondisi patut diwaspadai?
Pada dasarnya, keputihan merupakan hal yang normal dan bisa dialami semua perempuan.
Namun, ada kondisi-kondisi tertentu di mana keputihan bisa jadi berbahaya dan butuh penanganan medis, Bun.
Untuk lebih jelasnya, mari kita simak ulasan di bawah ini.
Artikel Terkait: Tak Perlu Khawatir, Ini 5 Tanda Keputihan karena Kecapean
Daftar isi
Penyebab Keputihan Saat Hamil
Beberapa faktor pernyebab yang dapat memengaruhi keputihan saat hamil, di antaranya:
1. Perubahan Hormonal
Peningkatan kadar hormon estrogen selama kehamilan dapat menyebabkan peningkatan produksi lendir di area vagina, yang pada gilirannya dapat menyebabkan keputihan.
2. Personal Hygiene
Kurang menjaga kebersihan daerah intim dapat menyebabkan keputihan pada ibu hamil. Memastikan personal hygiene yang baik dapat membantu mengurangi risiko keputihan.
3. Infeksi
Infeksi bakteri atau jamur pada vagina dapat lebih mungkin terjadi selama kehamilan karena penurunan sistem kekebalan tubuh. Kebersihan yang buruk juga dapat meningkatkan risiko infeksi.
Jenis dan Makna Keputihan dari Warnanya
Tiap warna pada cairan keputihan memiliki makna tersendiri yang mewakili kondisi kesehatan ibu hamil.
Yuk, kenali arti keputihan Anda dari warnanya sesuai dengan warna yang dilansir dari laman Baby Center ini:
1. Bening/Putih susu
Normal jika aromanya ringan dan tidak berubah tiba-tiba dalam segi jumlah atau konsistensi. Ini dikenal dengan keputihan yang sehat atau leukorrhea.
Tidak normal jika volumenya sangat banyak, keluar terus-menerus, encer, disertai rasa sakit/gatal/terbakar, atau berbau amis.
Keputihan yang kental dan berwarna putih atau keputihan, menyerupai keju cottage, dapat mengindikasikan infeksi jamur.
Infeksi ragi sering terjadi dan tubuh sangat rentan terhadapnya selama kehamilan.
Gejala lain termasuk gatal, terbakar, dan nyeri buang air kecil atau hubungan seksual.
2. Pink
Kadang normal, kadang juga tidak normal. Konsultasikan ke dokter kandungan Anda jika tekstur keputihan sangat encer.
Keputihan merah muda sering terjadi selama awal kehamilan atau di minggu terakhir saat tubuh bersiap untuk persalinan.
Ini juga dapat terjadi sebelum keguguran atau selama kehamilan ektopik.
Penyebab lain dari bercak ringan selama kehamilan termasuk hubungan seksual dan infeksi vagina.
3. Cokelat
Kadang normal, kadang juga tidak normal. Hubungi dokter jika keputihan sangat encer.
4. Merah
Kadang normal, kadang juga tidak normal. Periksakan ke dokter jika pada cairan keputihan terdapat darah.
Keputihan merah selama kehamilan memerlukan perhatian segera dari dokter, terutama jika perdarahannya banyak, mengandung gumpalan, atau terjadi bersamaan dengan kram dan sakit perut.
Gejala-gejala tersebut tanda dari keguguran atau kehamilan ektopik.
5. Kuning
Biasanya tidak normal. Terutama jika keputihan sangat encer, berbusa, dan berbau menyengat.
6. Hijau
Biasanya tidak normal. Terutama jika keputihan sangat encer, berbusa, dan berbau menyengat.
Keputihan berwarna hijau atau kuning menunjukkan adanya infeksi menular seksual (IMS), seperti klamidia atau trikomoniasis, atau adanya iritasi pada alat kelamin.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), IMS dapat menyebabkan komplikasi selama kehamilan yang dapat memengaruhi perempuan dan anak.
Komplikasi ini kadang-kadang tidak muncul sampai bertahun-tahun setelah kelahiran, tetapi dapat memengaruhi sistem saraf dan perkembangan anak dan menyebabkan kemandulan pada perempuan.
7. Abu-Abu
Biasanya tidak normal. Terutama jika keputihan sangat encer dan bau amis.
Jika merasa ada yang tidak biasa dengan keputihan, segera periksakan ke dokter kandungan Anda.
Keputihan berwarna abu-abu dapat mengindikasikan infeksi vagina yang disebut bakterial vaginosis (BV), terutama jika bau amis juga menjadi lebih kuat setelah berhubungan seksual.
BV adalah hasil dari ketidakseimbangan bakteri di vagina. Douching dan memiliki banyak pasangan seksual adalah faktor risiko BV, yang merupakan infeksi vagina paling umum.
Artikel terkait: Benarkah Keputihan di Usia Kehamilan Tua Menjadi Tanda Persalinan? Simak 8 Fakta Berikut Ini!
Keputihan yang Normal saat Hamil
Vagina adalah jembatan antara bagian luar tubuh dengan organ dalam reproduksi perempuan.
Sama halnya dengan fungsi air liur dalam menjaga kondisi mulut, vagina yang sehat juga menghasilkan bakteri baik untuk membersihkan dirinya secara alami dengan tingkat keasaman (pH) yang menyesuaikan.
Cairan dari vagina ada yang dikenal dengan istilah keputihan atau vaginal discharge. Keputihan biasanya muncul mendekati periode haid atau keputihan sebagai tanda kehamilan.
National Health Service menjelaskan, normal bila ibu hamil mengalami keputihan di masa kehamilannya. Kondisi ini merupakan cara tubuh untuk membantu mencegah infeksi apa pun yang naik dari vagina ke rahim.
Dijelaskan juga oleh dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG, bahwa pada perempuan hamil, area vaginanya menjadi lebih lembap sehingga sekret vaginanya menjadi lebih banyak.
Keputihan biasanya ditandai dengan munculnya cairan encer berwarna bening atau putih susu (kekuningan jika mengering), berserabut, dan tidak berbau dari vagina.
Waktu keputihan tidak tentu, bisa terjadi kapan pun. Bisa dimulai sejak awal trimester, di trimester kedua atau trimester akhir.
Umumnya, menjelang akhir kehamilan, jumlah keputihan semakin meningkat.
Di minggu terakhir kehamilan biasanya cairan keputihan berubah menjadi garis-garis lendir merah muda yang lengket seperti jeli atau yang kerap dikenal dengan istilah bloody show. Ini tanda bahwa tubuh ibu hamil sudah mulai bersiap untuk melahirkan.
Keputihan menjadi tidak normal bila warnanya berubah menjadi agak kehijauan atau kemerahan, berbau menyengat, dan disertai dengan rasa gatal dan panas saat buang air kecil (BAK). Apabila mengalami ciri keputihan tersebut, ini tandanya vagina Anda mengalami infeksi.
Artikel terkait: Keputihan dan Muncul Flek Kuning Saat Hamil Tua, Bahaya atau Normal?
Cara Mengatasi Keputihan Saat Hamil
Keputihan saat hamil tentunya bisa membuat Bunda tidak merasa nyaman. Melansir Alodokter, berikut ini cara mengatasi keputihan saat hamil:
- Gantilah pakaian dalam sesering mungkin.
- Gunakanlah pakaian dalam yang nyaman dan aman yaitu yang terbuat dari material berdaya serap baik, seperti katun.
- Gunakan pantyliner atau pembalut untuk menampung dan menyerap keputihan. Ini juga bisa memudahkan Anda memantau volume dan warna keputihan selama kehamilan.
- Sama halnya dengan pakaian dalam, ganti pantyliner sesering mungkin terutama jika sudah terasa lembap, minimal 3 jam sekali.
- Jangan menggunakan pakaian dalam yang terlalu ketat.
Cara Mencegah Keputihan Saat Hamil
Keputihan saat hamil adalah sesuatu yang normal, maka hampir tidak mungkin untuk menghilangkan keputihan secara keseluruhan.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mengurangi dan menekan pertumbuhan organisme pada saat keputihan dan mengembalikan vagina dalam kondisi sehat.
Jika Anda mengalami keputihan saat hamil yang tidak normal, konsultasikan ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.
Secara umum, Anda dapat mencegah infeksi keputihan saat hamil melalui beberapa cara berikut:
- Menjaga kesehatan, makan makanan bergizi, dan cukup istirahat.
- Menjaga kebersihan area vagina dan mengusahakannya tetap kering.
- Menggunakan celana dalam berbahan katun yang bersih.
- Membersihkan vagina dari arah depan ke belakang.
- Menghindari penggunaan pantyliner atau pembalut dengan pengharum.
- Menggunakan obat-obatan seperlunya sesuai petunjuk
Jika sudah terkena infeksi, hindari hubungan seksual hingga pengobatan selesai, jangan digaruk dan hindari penggunaan sabun apa pun termasuk sabun mandi saat membersihkan vagina.
“Jika ditemukan keputihan yang tidak normal, harus dapat diatasi segera. Jangan ragu memeriksakan diri ke dokter, karena jika dibiarkan bisa sebabkan kontraksi dan kelahiran prematur,” jelas dokter Dinda.
Artikel terkait: Takut Berhubungan Intim saat Janin Sudah Masuk Panggul? Cari Tahu Posisi Bercinta yang Aman
Obat Keputihan yang Dimasukan ke Miss V Saat Hamil
Obat antijamur
Oleh karena perubahan pH atau tingkat keasaman pada vagina selama kehamilan, maka infeksi jamur pun rentan terjadi di area tersebut.
Obat antijamur diproduksi dalam bentuk krim, salep, atau supositoria (dimasukkan ke dalam anus).
Adapun obat antijamur oral tidak direkomendasikan untuk ibu hamil. Dokter biasanya merekomendasikan Clotrimazole, Miconazole, dan Terconazole.
Obat antibiotik
Keputihan saat hamil yang disebabkan infeksi bakteri bisa diobati dengan menjalani terapi antibiotik.
Selain oral, antibiotik untuk mengatasi ini tersedia dalam bentuk salep atau gel yang dioleskan langsung ke vagina. Seperti Clindamycin dan Metronidazole.
Pantyliner yang Bagus untuk Keputihan saat Hamil
Berdasarkan beberapa riset yang sudah tim the Asianparent Indonesia lakukan, penggunaan pantyliner pada ibu hamil masih menimbulkan pro dan kontra.
Apabila Bunda ingin menggunakannya, demi keamanan dan kenyamanan, ada baiknya mengonsultasikannya terlebih dahulu ke dokter kandungan.
Dan bila Bunda memutuskan untuk menggunakannya, pastikan pantyliner seperti berikut ini:
-
Pilih pantyliner tanpa aroma
Pada kemasannya pantyliner tanpa aroma biasanya terdapat tulisan: unscented atau non perfumed.
Beberapa perempuan alergi dengan aroma pada pantyliner. Bila Anda tidak tahu apakah juga memiliki alergi yang sama, lebih baik memilih pantyliner tanpa aroma.
-
Sekali pakai atau berulang kali
Pantyliner ada dua tipe: sekali pakai dan dipakai berulang kali.
Sama seperti pembalut, pantyliner tipe satu kali pakai lebih praktis digunakan. Setelah kotor, Anda tinggal membungkusnya dan membuangnya. Isinya dalam kemasan juga banyak dengan harganya yang relatif terjangkau.
Sementara pantyliner yang dipakai berulang kali terbuat dari kain katun yang dikenakan seperti mengenakan celana dalam.
Jenis ini lebih berisiko rendah memunculkan iritasi kulit, lebih ramah lingkungan serta bisa dipakai berkali-kali sampai dengan 5 tahun ke depan.
Namun, harganya cenderung lebih mahal dan butuh usaha untuk mencucinya.
-
Bahan Bebas Alergi
Bila Anda memilih pantyliner sekali pakai, pastikan bahannya lembut, terbuat dari 100 persen kapas alami yang meminimalisir masalah kulit.
Tidak sedikit orang yang menggunakan pantyliner mudah mengalami ruam. Hal ini dikarenakan stimulasi gesekan antara pantyliner dengan kulit si pemakainya.
-
Perekat kuat
Tentu tidak nyaman rasanya ketika pantyliner bergeser saat sedang berjalan atau duduk.
Mungkin butuh waktu bagi Bunda menemukan pantyliner dengan perekat yang kuat, tapi itu setimpal dengan kenyamanan yang akan Anda dapatkan.
Makanan yang Harus Dihindari Ibu Hamil Saat Keputihan
Pada dasarnya ibu hamil boleh mengonsumsi makanan apa saja, kecuali yang memang menimbulkan alergen terhadap tubuhnya.
Selain itu, ada juga beberapa makanan yang bila dimakan berlebihan akan menimbulkan risiko penyakit atau gangguan kesehatan, salah satunya keputihan. Seperti beberapa jenis makanan ini:
-
Makanan yang terlalu manis
Yang perlu Bunda pahami, makanan yang mengandung gula tinggi bisa menyebabkan bakteri di Miss V berkembang dengan cepat dan subur.
Kondisi ini bisa menyebabkan Anda mengalami keputihan hingga gatal dan bau tidak sedap.
-
Mentimun
“Jangan makan mentimun, nanti ‘becek’”
Mungkin pernyataan ini sering Anda dengar tanpa mengetahui penjelasan ilmiahnya.
Yang tidak banyak diketahui orang, mentimun ternyata mengandung gula yang sangat tinggi, sehingga mudah memicu timbulnya keputihan.
Jadi, sebisa mungkin batasi mengonsumsi makanan yang mengandungn mentimun seperti acar, ya, Bunda.
-
Buah nanas
Selain bisa memicu braxton hicks, tingkat keasaman nanas juga sangat tinggi dan ini harus dihindari oleh ibu hamil yang sudah mengalami keputihan.
Nanas dengan cepat meningkatkan produksi lendir pada vagina sehingga akan membuat Anda merasa sangat tidak nyaman.
-
Gorengan
Patut dihindari bukan karena kandungan minyaknya, melainkan karbohidrat dari tepung yang dapat meningkatkan gula dalam tubuh dan menyebabkan keputihan.
Kapan Harus Menemui Dokter?
Bunda harus segera memberi tahu bidan atau dokter kandungan jika keputihan meningkat di kemudian hari.
Jika Bunda mengalami perdarahan vagina selama kehamilan, Anda harus segera menghubungi bidan atau dokter kandungan, karena terkadang bisa menjadi tanda masalah yang lebih serius seperti keguguran atau masalah dengan plasenta.
Hal yang harus Bunda pahami, keputihan normal yang sehat haruslah:
- Berwarna bening dan atau putih susu
- Tidak berbau
Anda wajib memberi tahu bidan atau dokter kandungan jika:
- Keputihan berwarna kehijauan atau kecokelatan
- Ada darah pada keputihan
- Baunya aneh
- Anda merasakan gatal atau perih di area vagina
Keputihan yang tidak biasa bisa jadi merupakan tanda bahwa Anda memiliki infeksi, penyakit menular seksual (PMS), atau kondisi kesehatan lain, seperti:
- Infeksi jamur
- Vaginitis
- Vaginosis bakterial
- Trikomoniasis
- Gonorea
- Klamidia
- Penyakit radang panggul (PID)
Demikianlah Bunda penjelasan mengenai keputihan saat hamil. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!
***
Artikel diupdate oleh: Ester Sondang
Vaginal discharge in pregnancy
www.nhs.uk/pregnancy/related-conditions/common-symptoms/vaginal-discharge/
Vaginal discharge during pregnancy
www.babycenter.com/pregnancy/your-body/vaginal-discharge-during-pregnancy_270
Vaginal discharge during pregnancy
www.pregnancybirthbaby.org.au/vaginal-discharge-during-pregnancy
Vaginal Discharge During Pregnancy: What’s Normal?
www.healthline.com/health/pregnancy/vaginal-discharge-during-pregnancy
What do different colors of discharge mean in pregnancy?
www.medicalnewstoday.com/articles/323433
Baca juga:
Keputihan Normal dan Tidak, Ini yang Tanda yang Perlu Diperhatikan
Keputihan bewarna hijau? Hati-hati, bisa jadi gejala penyakit seksual ini