Muntah setelah minum ASI atau susu formula (sufor) biasa terjadi pada bayi baru lahir. Namun, jika dalam muntahan tersebut terdapat darah, itu bisa jadi mengkhawatirkan. Pahami kapan Bunda harus mewaspadai bayi muntah darah dengan mengecek artikel di bawah ini.
Saat bayi muntah darah, tentu hal ini jadi sesuatu yang mengkhawatirkan untuk Bunda. Tak jarang, Bunda jadi ikut panik dan kebingungan. Namun, kondisi bayi muntah darah tak perlu dikhawatirkan. Kecuali bila kondisi tersebut dibarengi dengan demam, perut bengkak, atau lesu.
Lantas, apa penyebab bayi muntah darah? Dan bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasannya berikut ini!
Apa Itu Muntah Darah?
Muntah darah dalam istilah ilmiahnya disebut hematemesis. Melansir Healthline, ini adalah kondisi regurgitasi isi lambung yang bercampur darah, atau regurgitasi darah saja. Darah dalam muntah umumnya berasal dari sumber gastrointestinal (GI) bagian atas, seperti perut Anda.
Dalam beberapa kasus, penyebab kecil yang dapat memicu muntah darah adalah menelan darah dari cedera mulut atau mimisan, atau tanda dari kondisi kesehatan yang lebih serius, seperti luka dalam, organ yang berdarah, atau pecahnya organ.
Lantas, bila bayi Anda yang mengalaminya, apakah itu juga tanda si kecil sedang mengalami masalah kesehatan yang serius? Kemungkinan, iya. Namun umumnya, penyebab bayi muntah darah sangatlah sederhana dan tidak perlu Bunda khawatirkan. Dan satu lagi, penyebabnya sering kali tidak berasal dari si kecil, tetapi dari Bunda sendiri.
Bayi baru lahir memang pada dasarnya mudah muntah, Bunda. Itu karena di usia mereka yang masih sangat dini, otot sfingter antara perut dan kerongkongannya belum sepenuhnya berkembang.
Artikel Terkait: Bunda, Kenali Penyebab Bayi Muntah Menyembur dan Cara Mengatasinya
Penyebab Bayi Muntah Darah

Jika Bunda melihat bayi baru lahir atau bayi yang sedang menyusui muntah darah, maka kemungkinan besar darah tersebut berasal dari Bunda, bukan dari tubuh bayi. Biasanya, bayi yang baru lahir memuntahkan darah karena menelan darah saat proses kelahiran atau kerap disebut dengan sindrom pipa berkarat.
Melansir laman Flo Health, darah yang dikeluarkan bayi melalui muntahannya, dalam beberapa kasus, lebih berkaitan dengan Anda daripada dengan si kecil. Di antaranya, kondisi puting ibu dan proses persalinan.
Sisanya, tergantung pada usia dan kondisi kesehatan bayi. Lebih lanjut, simak penjelasan mengenai penyebab bayi muntah darah berikut ini!
1. Muntah Pertama Efek dari Proses Persalinan
Jika bayi muntah darah segera setelah melahirkan, Bunda tidak perlu khawatir. Terkadang saat melahirkan, bayi menelan darah ibu di dalam janin. Pastikan untuk memberi tahu staf medis bahwa itu terjadi dan minta mereka terus memantau bayi Anda.
2. Rusty Pipe Syndrome
Ada beberapa bayi baru lahir yang muntah darah dalam beberapa hari pertama kehidupannya, dan ini menyebabkan ia berlumuran darah saat sedang menyusui. Penyebabnya adalah peningkatan aliran darah ke area puting, generasi sel baru, dan pertumbuhan saluran susu.
Kondisi ini sering disebut rusty pipe syndrome atau ‘sindrom pipa berkarat’ di mana ASI berwarna sedikit merah, merah muda, oranye, atau cokelat. Jangan khawatir, ASI ini sangat aman dikonsumsi si kecil. Namun jika Anda tidak merasa yakin, Anda bisa mengonsultasikannya dengan dokter anak.
3. Puting Pecah-Pecah
Bila si kecil memuntahkan darah pada beberapa bulan pertama kehidupannya, coba pastikan apakah darah tersebut benar-benar berasal dari Anda atau bukan. Caranya dengan mengecek puting, apakah dalam kondisi terkelupas atau pecah-pecah?
Jika iya, wajar jika ketika sedang menyusui, bayi mungkin menelan atau memuntahkan ASI ‘berdarah’ atau berwarna kemerahan. Kapiler yang rusak cenderung membuat darah bocor darah dan keluar bersama ASI melalui puting.
Obati puting dengan krim khusus, atau beberapa ibu biasa mengobatinya dengan mengolesinya dengan ASI pascamenyusui. Jika kondisi puting sangat parah, sementara waktu batasi paparan bayi dari puting Anda.
Bunda bisa menggunakan pompa payudara dan menyusui bayi dengan cara menyuapinya perlahan menggunakan sendok. Jika sudah sangat parah, Bunda bisa mengonsultasikannya kepada dokter atau konsultan laktasi.
Puting pecah-pecah bisa juga disebabkan oleh pelekatan bayi yang tidak benar. Cek posisi menyusui dan pastikan pelekatannya benar. Penyebab lainnya adalah kondisi kesehatan yang lebih serius, seperti:
- Papiloma intraduktal (tumor payudara jinak)
- Mastitis (infeksi yang menyebabkan pendarahan pada puting susu)
- Kanker payudara
4. Meludah dari Kerongkongan
Dalam beberapa kasus yang sangat jarang terjadi, ludah atau muntah yang kuat dapat menyebabkan robekan pada pembuluh darah kecil di kerongkongan bayi dan kondisi ini tak perlu dikhawatirkan. Sebab, itu bisa sembuh dengan cepat. Mengutip Very Well Family, tetaplah menyusui dan lakukan langkah-langkah untuk membantu anak mengurangi gumoh.
Artikel Terkait: Normalkah jika bayi baru lahir sering muntah? ini penjelasannya
5. Gangguan Pembekuan Darah
Apabila melahirkan bayi di rumah dan bayi tidak mendapatkan suntikan vitamin K, hal ini dapat menyebabkan gangguan pembekuan darah. Jika bayi menggunakan selang nasogastrik atau prosedur lain, bisa jadi bayi muntah darah disebabkan oleh trauma atau iritasi pada tubuhnya.
6. Alergi Susu Sapi Bisa Jadi Penyebab Bayi Muntah Darah
Bayi yang diberi susu sapi mungkin memiliki alergi protein susu sapi yang berkontribusi terhadap perdarahan. Iritasi lain pada hidung, tenggorokan, kerongkongan, dan perut mungkin menjadi sumbernya.
Jika bayi muntah darah atau ada sedikit darah di muntahnya setelah mengonsumsi susu sapi atau susu formula, itu bisa jadi merupakan reaksi alergi. Perhatikan bahwa darah dalam muntahan biasanya menyerupai garis-garis bubuk kopi.
Muntah juga merupakan gejala potensial penyakit refluks gastroesofageal (GERD), atau dalam kasus yang lebih serius, perdarahan gastrointestinal karena robekan esofagus atau lambung. Penyebab lain yang perlu diperhatikan ialah anomali anatomi, kelainan vaskular, dan kelainan koagulasi kongenital.
Jika demikian, segera periksakan si kecil ke rumah sakit terdekat dan beri tahu dokter terkait hal-hal yang Bunda lihat dan dialami oleh si kecil. Misalnya, kapan Bunda melihat si kecil muntah darah dan faktor lainnya sehingga dokter akan tahu tes lebih lanjut apa yang harus dilakukan.
Artikel Terkait: Berbagai Penyebab Bayi Muntah, Bisakah Dicegah?
Cara Mengatasi Bayi Muntah Darah
Sumber: Pexels
Mengutip dari laman Kidspot, inilah cara mengatasi bayi muntah darah yang bisa Bunda lakukan:
1. Ganti Segera Pakaian
Bila muntahan jatuh atau mengenai pakaiannya, segera ganti pakaiannya dengan yang bersih. Cuci dan bilas pakaian bekas muntahan tidak bersama dengan pakaian yang lain.
2. Tangani bayi Anda dengan Lembut
Usai menyusui, hindari menggoyangkan atau mengangkat tubuhnya terlalu cepat. Tujuannya agar perutnya tidak terlalu kaget dan muntah kembali.
3. Susui Lagi
Banyak ibu yang khawatir apakah perlu menyusui bayi kembali atau tidak. Jika bayi Anda tampak lapar, biarkan ia menyusu kembali.
4. JANGAN Ubah Pola Makannya
Mungkin maksud Anda adalah ingin mengupayakan agar lambungnya rehat sebentar pascamuntah. Memberinya lebih banyak makan atau memberi jarak makan menjadi lebih lama tidak akan mengubah muntah bayi.
5. Tidak Mengubah ASI Menjadi Sufor
Mengganti ASI dengan sufor tidak akan mencegah bayi Anda untuk muntah kembali.
6. JANGAN Mengentalkan Sufor
Bila bayi Anda mengonsumsi sufor, jangan sekali-kali berpikir untuk mengentalkan takaran susunya. Meningkatkan sufor malah bisa menyebabkan bayi Anda sembelit.
Kapan Harus ke Dokter Saat Bayi Mengalami Muntah Darah?

Apabila gejala bayi muntah darah berlangsung dalam beberapa hari maka segera hubungi dokter anak untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Katakan dengan rinci terkait gejala dan perilaku bayi.
Misalnya, bayi mengalami kolik, sembelit, perut buncit, demam, dan lainnya. Informasi ini sangat penting untuk dokter agar ia dapat menentukan langkah terbaik dalam menangani si buah hati.
Selain itu, muntah darah atau hematemesis, bisa menjadi indikasi penyakit parah. Waspadai tanda dan gejala berikut ini:
- Memuntahkan cairan berwarna hijau
- Suhu (diambil secara rektal) yang lebih tinggi dari 37ºC
- Diare, terutama tinja berwarna gelap atau berdarah
- Ruam kulit
- Kejang atau rewel
Jika diperlukan, dokter akan melakukan pengambilan sampel darah pada muntahan bayi dan pemeriksaan lebih lanjut.
Beri dokter keterangan lengkap mengenai riwayat bayi muntah darah, seperti kapan terjadi pertama kali, seberapa sering, saat bayi sedang melakukan apa, warna ASI/darah, dan lain sebagainya. Penjelasan Anda yang akurat akan membantu dokter mendiagnosis masalah kesehatan bayi dan proses pemeriksaan selanjutnya.
Artikel diupdate oleh: Ester Sondang
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Baca Juga:
Mengatasi bayi muntah atau gumoh, bagaimana caranya?
Perbedaan Muntah Normal dengan Abnormal yang Dialami Bayi, Parents Sudah Tahu?
Bayi muntah saat tidur, cegah risikonya dengan cara ini
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.