20 Masalah Kulit pada Bayi dan Cara Mengobatinya

Ada beberapa masalah kulit pada bayi yang kerap membuat Parents khawatir. Yuk, cari tahu cara mengobatinya di sini!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penyakit kulit pada bayi sering kali membuat sebagian Parents merasa panik dan khawatir. Pasalnya, beberapa masalah kulit pada bayi ini dapat berlangsung lama hingga sang anak tumbuh dewasa –kerap muncul sejak bayi baru lahir

Mengingat kondisi kulit bayi baru lahir dinilai belum memiliki struktur yang matang dan optimal, sangatlah penting untuk setiap masalah kulit pada bayi mendapatkan perawatan yang benar dan tepat –Parents juga harus memahami berbagai jenis permasalahan kulit pada bayi. Ini agar bayi tidak mudah terkena infeksi dan tidak menimbulkan masalah kesehatan kulit yang lebih serius di masa depan. 

Sebenarnya, kebanyakan permasalahan kulit pada bayi baru lahir bersifat ringan dan tidak memerlukan pengobatan tertentu, nih, Parents. Untuk lebih jelasnya, Anda bisa mengecek artikel di bawah ini mengenai segala yang perlu diketahui tentang penyakit kulit pada bayi dan penanganannya.  

Artikel terkait: Wajib tahu! 3 jenis kulit bayi dan cara tepat merawatnya 

Kondisi Kulit yang Umum Dijumpai pada Bayi Baru Lahir

Meski penyakit kulit pada bayi umumnya bersifat ringan, tapi masih banyak juga orangtua yang merasa khawatir bila hal ini terjadi pada bayinya –terutama orangtua baru. 

“Permasalahan kulit bayi itu sebenarnya mayoritas ringan dan tidak memerlukan pengobatan. Tapi beberapa orangtua, terutama orangtua yang baru saja memiliki anak, umumnya akan merasakan kekhawatiran yang berlebihan. Maka dari itu, mereka butuh pengetahuan mengenai segala hal tentang permasalahan umum pada kulit bayi baru lahir dan cara pencegahannya,” ujar Dokter Spesialis Anak Caessar Pronocitro, Sp.A., M.Sc.

Permasalahan Kulit Bayi Baru Lahir

Dokter Caessar melanjutkan, permasalahan kulit pada bayi di tahun pertama kehidupannya dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu kelainan yang bersifat sementara, kelainan non infeksi, serta kelainan infeksi.

1. Kelainan yang Bersifat Sementara

  • Erythema Toxicum Neonatorum atau ruam kemerahan yang biasanya timbul ketika bayi berusia 3 hari. ‘Ruam’ ini muncul di area punggung, wajah, dan dada berupa bercak dan bentol yang menyerupai jerawat. Kondisi ini akan hilang dengan sendirinya dalam 2 hingga 4 minggu.
  • Deskuamasi, merupakan pengelupasan kulit yang terjadi pada hari-hari awal bayi dilahirkan. Ini merupakan kondisi normal karena merupakan bagian dari proses pembentukan lapisan kulit yang akan hilang dengan sendirinya dalam waktu sekitar 4 minggu. Parents bisa mengatasinya dengan mengoleskan pelembap kulit khusus bayi.
  • Cradle Crap, adanya kulit mati di kulit kepala dan dahi yang disebabkan oleh produksi kelenjar minyak berlebih dan akan hilang dalam beberapa minggu. Masalah ini bisa diatasi dengan menjaga kebersihan kulit bayi seperti memandikan atau keramas seperti biasa.

2. Kelainan Non Infeksi

  • Mongolian spot. Berupa bercak kebiruan yang tidak berbahaya. Bercak ini kerap timbul di punggung atau pantat bayi dan akan menghilang pada usia sekitar 2 tahun.
  • Miliaria atau biang keringat. Kondisi yang sering dijumpai pada bayi. Tidak perlu pengobatan dan bisa diatasi dengan menjaga kebersihan, seperti segera mengganti pakaian bayi bila basah karena keringat.
  • Ruam popok, bisa diatasi dengan mengaplikasikan krim khusus pada kulitnya. Butuh penanganan dokter spesialis apabila disertai infeksi jamur.
  • Dermatitis Atopik, biasanya timbul karena alergi, terutama alergi susu sapi. Permasalahan ini butuh penanganan dokter dan berikan pelembap pada kulit yang teriritasi.

Artikel terkait: Bercak biru keabuan di kulit bayi, berbahayakah?

3. Kelainan Infeksi

Infeksi pada kulit bayi baru lahir biasanya disebabkan oleh bakteri, jamur, virus, maupun parasit. Kondisi ini memerlukan bantuan dan pemeriksaan dari dokter, apalagi jika gangguan kulit disertai dengan demam atau napas bayi yang cepat. Infeksi akan semakin parah jika tidak ditangani dengan tepat dan tidak berdasarkan bantuan medis.

20 Masalah Kulit Pada Bayi dan Cara Mengatasinya

1. Cafe-au-lait

Masalah kulit ini kerap kali diakibatkan oleh faktor genetik dan ras. Diketahui, 0,3% dari Kaukasia, 0,4% dari Cina, 3% orang Hispanik, dan 18% orang Afrika-Amerika memiliki penyakit kulit pada bayi ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Cafe-au-lait berbentuk bintik-bintik datar yang biasanya berbentuk oval dan mungkin terlihat seperti tanda lahir normal, tetapi memiliki tepi berbeda yang sedikit lebih gelap (biasanya warna kopi dengan susu, demikian namanya) daripada kulit di sekitarnya.

Meskipun bintik-bintik itu sendiri tidak berbahaya, jika beberapa bintik lebih besar dari uang logam atau koin, maka itu bisa disebabkan oleh Neurofibromatosis (NF), yaitu kelainan genetik pada sistem saraf yang menyebabkan pertumbuhan sel jaringan saraf yang tidak normal atau tumor jinak untuk terbentuk pada saraf di mana saja di tubuh kapan saja. 

Cara mengobatinya: Tidak diperlukan perawatan medis. Akan tetapi, pada beberapa kasus diperlukan operasi laser untuk membantu memudarkan bintik-bintik tersebut, jika tanda lahir ini menimbulkan masalah kulit serius.

Artikel terkait: Mengenal Cafe Au Lait Spot, Tanda Lahir Bayi yang Mirip Noda Kopi

2. Noda Anggur

Dinamakan noda anggur, karena masalah kulit ini muncul dengan bentuk seperti anggur merah. Tandanya mungkin berwarna merah muda saat lahir. Namun seiring bertambahnya usia bayi, noda tersebut cenderung menjadi lebih gelap, berubah menjadi ungu kemerahan atau merah tua.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Noda merah atau ungu bisa ditemukan di seluruh tubuh dan pembuluh darah di bagian yang terkena dapat mengalami pendarahan. Tanda-tanda ini terjadi ketika suatu area kulit memiliki suplai serat saraf yang tidak mencukupi (yang biasanya membantu menjaga pembuluh darah tetap sempit), sehingga pembuluh darah kecil (atau kapiler) akan melebar, memungkinkan lebih banyak darah mengalir masuk, sehingga menyebabkan “noda” untuk terbentuk di bawah kulit. 

Kondisi ini tidak dapat dicegah, juga bukan karena apa pun yang Anda lakukan saat hamil.

Cara mengobatinya: Perawatan laser dapat dimulai pada masa bayi yang dapat membantu memudarkan bekas luka. Penting juga untuk menjaga kelembapan kulit bayi karena tanda ini cenderung cukup kering.

3. Milia

Masalah kulit yang sering muncul pada bayi selanjutnya adalah milia. Umumnya, masalah kulit ini timbul dengan tanda adanya benjolan putih kecil di sekitar hidung, dagu atau pipi dan terkadang di batang tubuh bagian atas dan anggota badan. Hal ini disebabkan oleh serpihan kulit kecil yang terperangkap di kantong kecil di dekat permukaan kulit.

Jika bayi mengalami masalah kulit ini, sebisa mungkin Parents tidak tergoda untuk menekan atau menggosok benjolan. Pasalnya, cara tersebut hanya akan menyebabkan lebih banyak iritasi atau bahkan infeksi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Umumnya, milia biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan.

Cara mengobatinya: Cuci wajah bayi setiap hari dengan air hangat dan sabun bayi yang lembut dan tepuk-tepuk kulitnya dengan lembut hingga kering. Anda juga harus menghindari penggunaan losion atau minyak apa pun pada area yang terkena.

Artikel terkait: Kenali Erythema Toxicum Neonatorum: Penyebab, Gejala, Pengobatan

4. Melanosis Pustular

Melanosis pustular ditandai dengan adanya lepuhan kecil yang terbuka untuk memperlihatkan bintik kecil di dalamnya, setelah itu beberapa bintik hitam datar dapat terjadi. Biasanya, penyakit kulit pada bayi ini ditemukan di bawah dagu, di belakang leher, di dahi, punggung bawah, atau tulang kering.

Masalah kulit ini umumnya terlihat pada bayi dengan warna kulit lebih gelap, dan dalam kebanyakan kasus sudah ada sejak lahir.

Cara mengobatinya: Tidak diperlukan perawatan medis karena melanosis pustular dapat memudar dalam waktu tiga bulan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

5. Ruam Panas

Ruam panas atau sering juga disebut dengan biang keringat terjadi akibat saluran keringat yang tersumbat. Ruam panas terlihat seperti jerawat kecil berwarna merah atau merah muda. Biasanya melihatnya di kepala, leher, dan bahu bayi. 

Ketika bayi berkeringat terlalu banyak karena cuaca panas dan lembap sehingga pori-porinya tersumbat, ruam panas akan berkembang karena keringat tidak bisa keluar. Bayi lebih rentan terkena ruam panas daripada orang dewasa karena pori-porinya lebih kecil.

Cara mengobati: Setelah memandikannya, keringkan tubuh bayi dengan sangat-sangat lembut menggunakan handung berbahan halus. Kemudian pakaikan ia pakaian yang longgar. Hindari mengoleskan krim atau losion apa pun ke area yang terkena.

6. Cradle Cap

 

Cradle cap umumnya ditemukan sejak bayi baru lahir di mana kulit kepala bayi terlihat bersisik, berkerak, dan kemerahan. Kondisi ini diyakini disebabkan oleh hormon yang diturunkan dari orangtua ke anak bahkan sebelum lahir, yang dapat menyebabkan terlalu banyak produksi minyak (atau dikenal sebagai sebum) di kelenjar minyak dan folikel rambut.

Namun, penyebab lainnya bisa jadi ragi (jamur) yang disebut Malassezia yang tumbuh di sebum. Bahkan, bakteri juga bisa menjadi pemicunya, tetapi tidak menular.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Cara mengobatinya: Cuci rambut bayi setiap hari dengan shampo atau minyak mineral. Setelahnya Anda bisa mengaplikasikan losion khusus cradle cap, kemudian sikat rambutnya dengan sisir lembut untuk membantu melonggarkan sisiknya.

Artikel terkait: 8 Shampo Bayi Terbaik Pilihan di 2022, Wangi dan Aman untuk Malaikat Kecil Parents

7. Eritema Toksikum

Dikenal sebagai jerawat bayi adalah kondisi kulit berupa ruam atau benjolan kecil yang keras berwarna kekuningan atau putih dan dikelilingi oleh lingkaran kemerahan. Terkadang juga berisi cairan yang meskipun menyerupai itu, bukan nanah. Terkadang mungkin tidak ada benjolan sama sekali dan hanya bercak kemerahan pada kulit bayi yang biasanya muncul di wajah, dada, lengan, dan kaki. Akan tetapi tidak pada telapak kakinya.

Tidak diketahui apa yang menyebabkan kondisi kulit ini dan tidak ada bakteri atau virus yang ditemukan di area ruam, tetapi tidak menular.

Cara mengobatinya: Tidak diperlukan perhatian atau perawatan medis khusus dan biasanya akan hilang dengan sendirinya saat bayi berusia satu hingga empat bulan.

8. Hemangioma

Sering disebut dengan tanda stroberi, hemangioma terbentuk di dekat bagian atas kulit. Warnanya merah dan terkadang bentuknya menyerupai memar kecil, goresan atau benjolan merah kecil. Biasanya terlihat di kulit kepala, wajah dan leher.

Benjolan ini akan tumbuh dan berubah selama beberapa bulan pertama kehidupan bayi. Bahkan, masalah kulit ini lebih sering terjadi pada anak perempuan daripada anak laki-laki, atau mereka yang lahir beberapa minggu lebih awal dari tanggal kelahirannya.

Cara mengobatinya: Parents akan memerlukan perawatan medis profesional untuk kondisi kulit ini. Ada kalanya operasi pengangkatan dan terapi laser juga diperlukan sebagai  pilihan untuk membantu mengobati masalah kulit ini.

9. Penyakit Kuning

Penyakit kuning disebabkan oleh kelebihan bilirubin (pigmen sel darah merah berwarna kuning) dalam darah bayi. Penyakit kulit pada bayi satu ini biasanya sering dialami oleh bayi baru lahir akibat hati si kecil belum cukup matang untuk membuang bilirubin dalam aliran darah.

Umumnya, bayi yang menderita penyakit kuning akan tampak rona kekuningan pada kulit dan mata bayi.

Cara mengobatinya: Terapi cahaya (fototerapi) dan menyusui lebih sering untuk membantu bayi menghilangkan lebih banyak bilirubin dalam tinjanya.

10. Petechiae

Petechiae adalah ruam atau bintik-bintik kecil berwarna merah atau ungu yang muncul pada kulit. Bintik-bintik kecil berwarna merah rata (dan terkadang ungu atau coklat) yang muncul berkelompok dan terlihat seperti ruam. Bintik-bintik ini biasanya tidak gatal dan sering muncul di wajah, lengan, perut, dada, bawah dan kaki. 

Penyakit kulit pada bayi ini terjadi ketika pembuluh darah di bawah kulit berdarah, sehingga darah bocor ke kulit. Selain itu, menangis berlebihan, muntah hebat, batuk berkepanjangan, dan terbakar sinar matahari bisa jadi penyebabnya.

Untuk mengetahui bayi mengalami petechiae, Parents dapat memberikan tekanan lembut pada bintik-bintik tersebut dan jika tidak berubah pucat (non-blanching) maka ini akan mengkonfirmasi kondisi kulitnya.

Cara mengobatinya: Jika petechiae bayi muncul setelah beberapa trauma fisik, itu akan hilang setelah beberapa hari. Namun, jika orangtua tidak yakin apa penyebabnya, maka harus membawanya untuk mencari perhatian medis.

11. Gigitan Bangau

Dalam istilah medis, masalah kulit ini disebut dengan nevus simplex. Masalah ini disebabkan oleh kapiler yang melebar di kulit yang terkadang menjadi lebih merah atau lebih gelap ketika si kecil menangis, bersemangat, atau kesal. Kondisi ini cukup umum dan terjadi pada sekitar 7 dari 10 bayi.

Tanda bayi mengalami kondisi ini yaitu muncul bercak merah muda datar dan kusam yang biasanya muncul di tengkuk, di antara alis, di atas kelopak mata (atau dikenal sebagai “ciuman malaikat”), di sekitar hidung atau mulut.

Cara mengobatinya: Tidak diperlukan pengobatan karena tanda ini secara alami akan hilang dengan sendirinya dalam waktu satu hingga dua tahun.

12. Jerawat Bayi

Jerawat bayi disebabkan oleh hormon ibu yang masih beredar di aliran darah bayi, ini akan merangsang kelenjar minyak si kecil yang lamban yang menyebabkan munculnya jerawat. Bertentangan dengan apa yang mungkin dipikirkan beberapa orang, jerawat bayi tidak selalu berarti bahwa anak akan tumbuh dengan lebih banyak masalah kulit selama masa remajanya di masa depan.

Kondisi ini ditandai dengan munculnya jerawat yang dapat ditemukan di dagu, dahi, kelopak mata, pipi, kepala, leher, punggung atau dada bagian atas.

Cara mengobatinya: Bersihkan area yang berjerawat dengan air sekitar dua hingga tiga kali sehari dan keringkan dengan handuk lembut. Hindari menggunakan sabun atau losion apa pun, dan jangan memencet jerawat.

13. Ruam Popok

Ruam popok sering kali disebabkan oleh beberapa hal, seperti memakai popok kotor terlalu lama, menggosok popok, infeksi ragi, infeksi bakteri, reaksi alergi terhadap popok, diare, bahkan antibiotik diteruskan ke bayi melalui ASI.

Ruam popok berupa ruam merah dan tampak kasar di sekitar daerah popok, seperti alat kelamin dan pantat.

Cara mengobatinya: Ganti popok bayi sesering mungkin dan jaga agar area tersebut tetap kering; gunakan krim ruam popok yang bagus; pilihlah tisu basah yang ringan dan tidak beraroma; biarkan anak bebas popok sesering mungkin.

Artikel Terkait: Ruam popok bayi, langsung ke dokter atau bisa ditangani di rumah?

14. Eksim

Anak-anak yang rentan terhadap eksim mungkin memiliki alergi dan asma lainnya. Penyebab pastinya tidak jelas. Tetapi anak-anak yang mendapatkannya cenderung memiliki sistem kekebalan yang sensitif.

Eksim pada anak tampak seperti kulit kering merah dan gatal dengan garis-garis kulit yang menonjol. Ketika kulit bayi sangat kering, atau ia bersentuhan dengan zat-zat yang mengiritasi atau pemicu alergi, atau ketika kulitnya terinfeksi, hal ini dapat menyebabkan timbulnya eksim. 

Pemicu lain juga dapat mencakup hewan peliharaan, karpet, tungau debu, kain tertentu, asap rokok, parfum, deterjen, dan penyegar udara.

Cara mengobatinya: Meski belum ada obatnya, eksim dapat dikontrol dengan menggunakan obat anti inflamasi, mandi air hangat dan menjaga kelembapan kulit.

15. Kulit Mengelupas

Saat baru lahir, bayi diselimuti lapisan putih bernama vernix caseosa. Lapisan tersebut berfungsi melindungi kulit bayi dari cairan ketuban di dalam rahim. Setelah vernix hilang, si kecil akan mulai melepaskan lapisan luar kulitnya, biasanya dalam satu hingga tiga minggu.

Meski tidak berbahaya, namun kulit bayi yang mengelupas dapat membuat orangtua panik dan khawatir.

Cara mengobatinya: Jangan mandi terlalu lama (apalagi bayi mandi pasti dengan air hangat), karena air akan menghilangkan lebih banyak minyak alami di kulit bayi. Gunakan air hangat dan sabun bebas pewangi, dan oleskan krim atau losion bayi segera setelah waktu mandi untuk mengunci kelembapan.

16. Bintik Mongolia

Bintik mongolia sering disebut dengan tompel, masalah kulit ini terlihat seperti tanda biru atau abu-abu besar yang sangat mirip dengan memar, tetapi tidak menyakitkan, yang mungkin muncul di punggung, pantat, atau kaki bayi.

Kondisi umum ini disebabkan oleh konsentrasi besar melanosit (sel yang mengandung pigmen gelap) yang terkumpul di bawah kulit si kecil. Sebagian besar dialami bayi Asia, penduduk asli Amerika, Hispanik dan orang-orang keturunan Afrika.

Cara mengobatinya: Tidak perlu mengobati bintik-bintik Mongolia karena pada akhirnya akan hilang saat junior mulai sekolah.

17. Cacar Air

Ruam yang dulunya umum ini tidak banyak terlihat pada anak-anak saat ini berkat vaksin cacar air. Ini sangat menular, menyebar dengan mudah, dan meninggalkan ruam gatal dan bintik-bintik merah atau lecet di seluruh tubuh. Bintik-bintik itu melalui tahapan. Mereka melepuh, pecah, kering, dan mengeras. Cacar air bisa sangat serius. 

Semua anak harus mendapatkan vaksin cacar air. Jadi, seharusnya remaja dan orang dewasa yang tidak pernah menderita penyakit atau vaksin.

Cara mengobatinya

  • Minum banyak cairan untuk menghindari dehidrasi.
  • Minum parasetamol untuk membantu mengatasi rasa sakit dan ketidaknyamanan.
  • Pastikan kuku anak pendek dan kenakan kaus kaki di tangan mereka pada malam hari untuk menghentikan mereka menggaruk. 
  • Gunakan krim atau gel pendingin dari dokter.

18. Roseola

 

Roseola tergolong penyakit kulit pada bayi yang ringan. Masalah kulit ini sering  mendapat julukannya dari daftar enam ruam umum pada masa kanak-kanak. Anak-anak kecil 6 bulan hingga 2 tahun kemungkinan besar akan mendapatkannya. Jarang terjadi setelah usia 4 tahun. 

Gejalanya dimulai dengan pilek, diikuti demam tinggi selama beberapa hari. Lalu, diikuti oleh ruam benjolan kecil, merah muda, datar, atau sedikit terangkat. Kondisi ini muncul pertama di dada dan punggung, lalu tangan dan kaki.

Cara mengobatinya: Biarkan anak beristirahat lebih sering, hindari mandi terlalu lama (cukup menggunakan waslap basah saja), dan minum analgesik yang diresepkan dokter.

19. Kurap

Dilansir dari WebMD, kurap disebabkan oleh jamur yang hidup dari kulit mati, rambut, dan jaringan kuku. Ini dimulai sebagai bercak atau benjolan merah bersisik. Kemudian muncul bervak berupa cincin berwarna merah yang terasa gatal. Cincin ini nantinya akan membesar (seperti bengkak) berisi lepuhan atau bersisik. 

Kurap ditularkan melalui kontak skin-to-skin (kulit-ke-kulit) dengan orang atau hewan. Anak-anak juga bisa mendapatkannya dengan berbagi barang seperti handuk atau perlengkapan olahraga. 

Cara mengobatinya: Besar kemungkinan dokter akan mengobatinya dengan krim antijamur.

20. Kutil

Kutil dapat menyebar dengan mudah dari orang ke orang. Mereka juga menyebar dengan menyentuh benda yang digunakan oleh pengidap virus. Mereka paling sering ditemukan di jari dan tangan. 

Cara mengobatinya: Beri tahu anak untuk tidak menggigit kuku, tutupi kutil dengan perban, bawa ke dokter untuk mendapatkan prosedur pembekuan.

Tips Merawat Kulit Bayi

Permasalahan kulit yang bersifat sementara memang tidak membutuhkan perawatan khusus, tetapi tetap harus diatasi dengan benar agar bayi bisa cepat pulih. Beberapa perawatan kulit bayi di rumah yang perlu Parents terapkan, di antaranya:

  • Pada tahun pertama, Parents tidak perlu memandikan bayi dengan sering. Cukup memandikan bayi 1 – 2 kali sehari saja. Jangan paksakan juga apabila bayi kerap rewel ketika dimandikan.
  • Perhatikan suhu yang tepat, jangan sampai air yang digunakan terlalu dingin atau terlalu panas. Idealnya, mandikanlah bayi dengan suhu 37 derajat celcius dan tidak lebih dari 5-10 menit. Selain itu, sebaiknya bayi juga tidak dimandikan terlalu pagi atau ketika suhu udara masih rendah karena bisa berakibat bayi merasa kedinginan.
  • Hindari bayi dari asap rokok. Selain tidak baik untuk kesehatannya secara keseluruhan, asap rokok pun akan berdampak signifikan pada kesehatan kulit bayi.

Artikel terkait: Penyakit Kuning pada Bayi: Ciri-Ciri, Penyebab dan Cara Mengobati

Cara Memilih Produk Perawatan Kulit untuk Bayi

Selain cara tersebut, Parents harus benar-benar memerhatikan produk perawatan kulit untuk bayi. Pilihlah produk perawatan kulit yang anti iritasi dan menggunakan bahan alami yang tidak berbahaya sehingga aman untuk kulit bayi baru lahir. 

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan untuk menggunakan sedikit pembersih ringan dengan pH netral untuk waktu mandi. Periksa daftar bahan untuk aditif keras, seperti alkohol dan wewangian, yang dapat mengeringkan kulit bayi atau menyebabkan iritasi.

Gunakan produk yang hipoalergenik atau produk yang diformulasikan untuk meminimalkan risiko reaksi alergi. Hindari produk yang mengandung bahan kimia seperti pewarna sintetis, paraben, phthalates, formaldehida, propilen glikol, sulfat, dan bahan kimia lainnya.

Artikel terkait: Jaga Kelembapan Kulit Bayi dengan 5 Langkah Mudah

Pertanyaan Populer Terkait Penyakit Kulit pada Bayi 

Apa itu dermatitis pada bayi?

Dermatitis adalah penyakit kulit pada bayi yang paling umum muncul. Tandanya adalah, kulit bayi terasa sangat kering, terdapat ruam kemerahan, dan gatal akibat peradangan. Kondisi ini sering kali membuat bayi merasa tidak nyaman dan menyebabkannya rewel. 

Hingga kini, penyebab dari dermatitis sendiri belum jelas. Disinyalir pemicunya adalah genetik (keturunan), ada gangguan pada sistem imun bayi, memiliki alergi atau asma, atau faktor makanan dan cuaca. 

Dan ternyata, menurut National Eczema Association, jenis dermatitis pun ada beberapa tergantung dari gejala yang dialami. Oleh sebab itu penanganan untuk tiap jenis dermatitis ini juga berbeda. 

Kenapa kulit bayi seperti kurap?

Kurap pada bayi umumnya terjadi karena jamur. Bayi bisa tertular melalui handuk yang digunakannya, skin-to-skin dari orang yang mengidap kurap, atau permukaan lainnya. Kebanyakan orangtua mengira kurap pada bayi sebagai cradle cap karena gejalanya yang mirip. Yaitu bercak merah dan bersisik pada kulit.

Tapi seiring waktu, pada bercak akan tumbuh sebuah lingkaran menyerupai cincin berdiameter antara 1/2 inci hingga 1 inci di mana garis lingkarannya terangkat dan bagian tengahnya mulai muncul lesi –umumnya area ini sangat gatal.

Parents bisa mencegah penyakit kulit ini dialami bayi dengan beberapa cara:

  • Hindari bayi berjalan atau merangkak di permukaan yang kotor karena dapat meningkatkan risiko infeksi jamur.
  • Pada bayi yang sedang belajar berjalan, selalu kenakan kaus kaki atau sepatu.
  • Segera ganti popok dan pakaian bayi yang basah.
  • Jauhkan bayi dari anak atau orang dewasa yang memiliki masalah kulit. 
  • Jika ada anggota keluarga yang menderita kurap, minta mereka menutupi ruamnya (bisa dengan pakaian atau perban) agar tidak menulari yang lain.

Bagaimana cara mengatasi iritasi kulit pada bayi?

Meski beberapa penyakit kulit pada bayi bisa sembut dengan sendirinya, tetap saja Parents harus waspada. Berikut ini beberapa tips yang bisa Anda jadikan panduan mengenai cara mengatasi iritasi pada kulit bayi:

  • Pilih produk kebersihan yang cocok untuk kulit bayi. Perhatikan label kemasan, seperti “hypoallergenic” (khusus untuk kulit sensitif), serta apakah kandungan-kandungan di dalamnya menggunakan bahan kimia yang membahayakan kulit bayi.
  • Ganti popok bayi sesering mungkin. Popok penuh yang dibiarkan terlalu lama dapat membuat bokong bayi lembap dan berisiko iritasi. Dengan begitu, kulitnya jadi lebih mungkin terserang infeksi jamur atau bakteri.
  • Gunakan popok yang sesuai ukuran tubuh bayi.
  • Gunakan air hangat untuk memandikannya –jangan terlalu panas atau dingin. Serta jangan merendam (bathing) bayi terlalu lama juga.
  • Jaga area lipatan kulit bayi Anda tetap kering dan gunakan pelembap secara teratur.
  • Hindari dehidrasi dengan memberi bayi Anda ASI/sufor.
  • Tidak berlama-lama di bawah terik matahari.
  • Jaga kebersihan lingkungan rumah Anda juga sangatlah penting. 

Seperti apa ruam pada bayi?

Laman Kids Clinic menggambarkan ruam pada bayi sebagai kondisi kulit yang kemerahan (dengan atau tanpa lesi) yang sebagian besar muncul di punggung (di lipatan) dan menyebar ke area di sekitarnya. Kondisi ini umumnya diakibatkan infeksi jamur.

Pada ruam popok, biasanya disebabkan oleh bakteri atau jamur dari urin dan feses yang terperangkap di dalam popok. Sementara penyebab lain yang kurang umum adalah impetigo, penyakit Streptokokus Perianal dan dermatitis alergi (disebabkan oleh sabun, deterjen atau popok itu sendiri).

Bila Anda ragu apa penyebab ruam pada kulit bayi, ada baiknya segera mengkonsultasikan masalah ini ke dokter untuk mendapatkan diagnosa yang jelas dan penanganan yang tepat. 

Terlepas dari semua penyakit kulit pada bayi Anda, jangan panik! Anda pasti bisa mengatasinya dengan baik dan tepat. Intinya, jangan malu bertanya atau mencari informasi yang benar dari orang di sekitar Anda atau melalui artikel-artikel kesehatan terpercaya, atau Anda bisa segera berkonsultasi ke dokter anak Anda untuk memeriksakan keadaan si buah hati.

Semoga informasi di atas bermanfaat, Parents!

***

Artikel telah diupdate oleh: Nikita Ferdiaz dan Ester Sondang

Baca Juga:

Catat! Ini masalah kulit bayi baru lahir ini sering membuat Parents khawatir

5 Masalah Kulit Bayi Ini Paling Sering Terjadi, Intip Cara Perawatannya

6 Penyebab kulit kering pada bayi dan cara pencegahannya, Parents wajib tahu!

Klik disini untuk rekomendasi sabun terbaik untuk bayimu yang miliki kulit sensitif.