Tidak perlu panik dan khawatir saat melihat ketombe pada kepala bayi alias cradle cap. Hal ini wajar terjadi kok, Bun.
Dermatitis seboroik pada bayi atau cradle cap adalah kondisi normal yang dialami bayi di 3 bulan pertama setelah lahir.
Ini adalah jenis dermatitis yang dipicu oleh peradangan, sehingga menyebabkan produksi minyak berlebihan pada kulit kepala bayi.
Selain itu, eksim seboroik ini bisa disebabkan karena infeksi jamur Malassezia atau dikenal juga dengan Pityrosporum.
Jamur ini memang ada di kulit kepala manusia, namun beberapa bayi akan lebih mudah mengalami infeksi dan peradangan karena jamur tersebut.
Tenang, meskipun penampakannya kadang mengkhawatirkan, dermatitis seboroik biasanya tidak berbahaya atau tidak mengganggu bayi.
Tapi kebanyakan orang tua, terutama orang tua baru akan merasa khawatir dengan kondisi bayinya.
Padahal, kondisi ini akan hilang dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia si kecil, lho.
Supaya Parents tidak lagi khawatir dengan kondisi umum pada bayi ini, sebaiknya cari tahu di sini apa saja yang menjadi pemicu dan bagaimana cara menanganinya, ya.
Cradle Cap pada Bayi
Banyak orang menduga kalau ini merupakan ketombe pada bayi. Seperti penjelasan singkat di atas, kondisi ini memang tampak seperti ketombe.
Ini adalah kondisi yang umum dialami bayi baru lahir dan tidaklah berbahaya. Saat anak berusia 6-12 bulan, kondisi ini akan menghilang dengan sendirinya.
Mirip dengan ketombe, kondisi ini menyebabkan munculnya bercak-bercak seperti sisik di kulit kepala. Sisik ini bisa berwarna kuning, putih pudar, atau putih.
Meskipun tidak menyakitkan, bercak-bercak seperti sisik itu tebal dan berminyak, yang membuatnya sulit untuk dihilangkan. Penampakan inilah yang kebanyakan membuat para orangtua khawatir.
Sebuah studi tahun 2003 menunjukkan bahwa 10,4 persen anak laki-laki dan 9,5 persen anak perempuan akan mengalaminya. Pun sekitar 70 persen dari bayi tersebut memilikinya pada usia 3 bulan.
Penyebab Cradle Cap atau Dermatitis Seboroik pada Bayi
Mengutip dari Mayo Clinic, penyebab cradle cap belum diketahui secara pasti. Ini tidak terjadi karena alergi, infeksi bakteri, atau kebersihan yang buruk.
Tapi para ahli percaya, satu penyebabnya adalah hormon yang diturunkan dari ibu ke bayi sebelum lahir.
Ini mungkin berasal dari kelenjar sebaceous yang terlalu aktif. Kelenjar ini ditemukan di kulit dan menghasilkan zat seperti minyak yang dikenal sebagai sebum.
Kelenjar sebaceous yang terlalu aktif dapat menghasilkan sebum terlalu banyak. Sedangkan sebum yang terlalu banyak bisa mencegah sel-sel kulit lama mengering dan terlepas dari kulit kepala.
Sebaliknya, mereka justru menempel pada kulit kepala dan menyebabkan cradle cap.
Alasan mengapa kelenjar sebaceous terlalu aktif mungkin karena hormon ibu masih ada berada di tubuh bayi selama beberapa bulan setelah lahir.
Dalam beberapa kasus, cradle cap juga mungkin terjadi karena infeksi jamur. Infeksi jamur itu bisa terjadi ketika seorang ibu mengonsumsi antibiotik sebelum melahirkan.
Antibiotik yang dikonsumsi bisa menghancurkan bakteri yang menyebabkan kerusakan, tetapi di sisi lain, mereka juga dapat menghancurkan bakteri yang berguna untuk mencegah hal-hal seperti infeksi jamur tadi.
Penelitian telah menunjukkan bahwa bayi yang memiliki cradle cap seringkali memiliki riwayat anggota keluarga dengan kondisi seperti eksim dan asma.
Namun, Bunda tak perlu khawatir karena cradle cap tidak menular dan tidak membutuhkan perawatan medis.
Dalam kondisi yang parah, kondisi ini bisa membuat bayi merasa tidak nyaman dengan kulit kepalanya karena akan menimbulkan rasa gatal.
Artikel terkait: Psikolog: “Jangan ajarkan anak kalau semua orang asing itu berbahaya!”
Gejala Cradle Cap Pada Bayi
Bayi dengan kondisi ini akan memiliki bercak merah bersisik atau kuning berkerak di kulit kepala.
Ini juga dapat dimulai di kening atau area popok dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Umumnya dermatitis seboroik pada bayi akan terlihat seperti:
1. Merah dan Lembap pada Kulit Kepala
Kulit kepala dengan cradle cap akan tampak memerah dan lembap. Beberapa bayi bisa mengalami kulit yang kemerahan lebih pekat, sebagiannya lagi tidak.
2. Berwarna Kekuningan dengan Bercak Berminyak atau Berkerak
Selain mengalami kemerahan, kulit bayi bisa tampak kekuningan atau putih dengan bercak minyak di kulit kepalanya. Kadang, kulit kepala yang berwarna kekuningan itu terlihat lebih kering dan berkerak.
3. Kasar atau Bersisik Seperti Ketombe
Kulit kepala bayi akan terasa kasar atau terasa seperti bersisik. Penampakan ini memang mirip seperti ketombe pada orang dewasa. Namun, pada bayi sisik di kulit akan terlihat lebih kekuningan.
4. Ada yang Terlihat Tebal
Kulit yang kasar dan bersisik itu biasanya akan terlihat lebih tebal dan tampak keras bila dibersihkan. Nah, sebaiknya jangan memaksa untuk menggaruknya karena bisa menyebabkan luka pada kulit kepala bayi.
5. Kulit Kepala Berminyak
Selain berwarna kekuningan, terlihat bersisik dan kasar, rata-rata kulit kepala bayi lebih berminyak daripada kulit bayi normal lainnya. Ini karena produksi minyak di area kulit kepala berlebih.
6. Perubahan Warna Kulit Kepala
Gejala di atas membuat warna kulit kepala bayi berbeda dari kulit kepala yang normal. Biasanya warna kulit kepala bayi akan lebih putih.
7. Rambut Bayi Rontok
Meskipun jarang terjadi, bayi mungkin mengalami kerontokan bila kulit kepalanya terdapat cradle cap.
8. Bisa Muncul di Area Kulit Lainnya
Pada bagian tubuh lainnya, bisa muncul di wajah, telinga, area popok, dan lipatan-lipatan kulit bayi lainnya.
Cara Mengatasi Cradle Cap pada Bayi
Biasanya kondisi ini tidak memerlukan perawatan medis khusus, karena bisa hilang dengan sendirinya saat berusia 6-12 bulan.
Namun, disarankan untuk mencuci rambut bayi sekali sehari dengan sampo bayi yang lembut dengan kandungan yang aman.
Berikut langkah mudah mengatasi cradle cap pada bayi:
- Jika ketombe pada bayi terlihat banyak, sebelum keramas, oleskan baby oil, minyak zaitun atau petroleum jelly untuk membantu kerak atau sisik yang mengelupas, pijat dengan lembut.
- Lalu cuci rambut seperti biasa dan menggosok kulit kepala dengan lembut.
- Keringkan dengan handuk, dan pastikan tidak ada sisa minyak pada kulit kepalanya, karena dapat menyumbat pori-pori kepala.
Jika setelah melakukan beberapa langkah di atas, namun ketombe pada kulit kepala masih ada, bahkan bertambah parah, meluas atau menyebabkan luka di kulit kepala, segeralah periksakan si kecil ke dokter.
Selain itu, jangan menggunakan obat ketombe atau krim anti jamur tanpa resep dari dokter. Karena beberapa produk ini justru bisa berisiko membahayakan ketika diserap melalui kulit bayi.
Sampo ketombe yang mengandung asam salisilat juga tidak dianjurkan untuk digunakan pada bayi, karena dapat diserap melalui kulit.
Tips Mencegah Cradle Cap Pada Bayi
Ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk membantu mencegahnya muncul atau muncul lagi di kulit kepala bayi.
1. Rajin Membersihkan Rambut Bayi
Bersihkan rambut bayi setiap dua sampai tiga hari sekali. Gunakan shampo khusus bayi yang berbahan lembut. Ini bisa membantu mencegah penumpukan kerak pada kulit saat memandikan bayi.
Setelah cradle cap hilang, cuci rambut bayi setiap dua hingga tiga hari sekali. Rutin lakukan ini dengan sampo bayi yang sama untuk mencegah penumpukan kerak kembali.
2. Gosok Perlahan dengan Waslap Lembut
Saat memandikan bayi baru lahir, gosok perlahan kulit kepala bayi dengan jari atau waslap agar kulit kering bayi terkelupas.
Ingat, jangan pernah menggaruk bagian yang bersisik. Ini bisa melukai kulit kepala bayi si kecil dan meningkatkan risiko infeksi.
3. Gunakan Diffuser di dalam Kamar
Cobalah gunakan diffuser pelembap udara di kamar bayi saat mereka tidur.
Ruangan yang lembap membantu kulit bayi menjadi lebih lembap dan tidak kering, sehingga cradle cap tidak lagi muncul.
Selain itu, ruangan yang lembap juga bisa mencegah masalah kulit lainnya yang mungkin dialami bayi.
4. Gunakan Cuka Apel
Cuka sari apel bisa digunakan untuk mencegah cradle cap di kulit kepala bayi, sekaligus untuk kulit kering atau teriritasi di tubuhnya.
Caranya, larutan cuka sari apel dengan air dengan perbandingan yang sama, lalu gunakan sebagai bilasan rambut setelah keramas.
Setelah itu, diamkan selama sekitar 10-15 menit dan bilas dengan air hangat yang jernih. Cara ini juga bisa digunakan untuk rambut dewasa agar lembut dan membuat rambut lebih berkilau.
5. Gunakan Krim atau Minyak Calendula
Krim atau minyak calendula dapat bermanfaat untuk kulit kering dan teriritasi. Ramuan calendula juga dikenal karena sifat antibakteri dan antijamur alaminya.
Produk jenis ini tidak hanya menenangkan, tetapi juga dapat mencegah cradle cap.
6. Gunakan Emolien
Sebelum mencuci kulit kepala bayi, Bunda gunakan emolien. Peran emolien dalam perawatan kulit adalah untuk melembutkan, menenangkan, dan menyembuhkan kulit kering dan bersisik.
Menggunakan emolien ke kulit kepala bayi Anda dapat membantu memecah timbangan. Direkomendasikan agar Anda membiarkan emolien di kulit kepala selama mungkin.
Yang termasuk emolien yaitu:
- petroleum jelly
- mineral oil
- baby oil
- olive oil
Minyak ini boleh diaplikasikan langsung dalam jumlah kecil ke kulit kepala yang bersisik. Jangan lupa membilas kepala bayi setelah mengaplikasikan minyak beberapa menit.
7. Oleskan Krim Topikal
Ketika cradle cap belum berkurang dengan cara mudah di atas, Bunda bisa meminta resep krim topikal kepada dokter. Biasanya dokter akan meresepkan krim antijamur atau steroid topikal berupa:
- Ketoconazole 2 persen, krim antijamur yang digunakan untuk melawan infeksi jamur
- Hidrokortison 1 persen, krim steroid topikal yang digunakan untuk mengurangi pembengkakan dan peradangan
Terapi harus digunakan selama kira-kira 1 sampai 2 minggu, di mana gejala akan membaik.
8. Kurangi Stres pada Bayi Anda
Setiap orang pasti pernah mengalami stres, terutama bayi. Stres mungkin menjadi pemicu cradle cap, jadi pastikan bayi tidak merasa stres sangat penting.
Jika bayi stres, mereka mungkin menunjukkan isyarat seperti menguap, mengerutkan kening, menggeliat, atau mengayunkan lengan dan kaki.
Memerhatikan dan memenuhi kebutuhan bayi dapat membantu mereka merasa rileks, nyaman, dan aman.
9. Pastikan Bayi Cukup Tidur
Kurang tidur adalah pemicu potensial lain untuk kondisi cradle cap.
National Sleep Foundation merekomendasikan agar bayi baru lahir mendapatkan setidaknya 14 hingga 17 jam tidur per hari, dan bayi setidaknya 12 hingga 15 jam per hari.
Memastikan bahwa bayi merasa nyaman dapat membantu mereka tidur lebih nyenyak dan lebih lama.
10. Periksa Kekurangan Nutrisi
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kekurangan zat gizi mikro merupakan masalah kesehatan yang paling umum, terutama pada anak-anak.
Beberapa literatur menunjukkan bahwa dermatitis seboroik dapat berkembang karena kekurangan nutrisi tertentu. Namun, penelitian saat ini terbatas.
Jika nutrisi adalah pemicu dari kondisi cradle cap si kecil, berbicara dengan dokter dapat membantu memastikan bahwa si kecil mendapatkan nutrisi awal yang mereka butuhkan.
Artikel terkait: 6 Cara Mengatasi Ruam Air Liur Bayi di Rumah, Kenali Penyebabnya!
Hal yang Perlu Diwaspadai
Pada umumnya, cradle cap jarang menimbulkan masalah serius sehingga membutuhkan perawatan medis.
Namun, bila Bunda menemukan beberapa tanda berikut ini, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter anak dan mencari bantuan medis:
- Area kepala mulai memerah
- Bercak cradle cap mulai mengganggu
- Cradle cap mulai menyebar ke area wajah dan muncul di tubuh bayi
- Bayi mengalami infeksi telinga
- Bayi mengalami sariawan
Penting juga untuk memberi tahu dokter tentang masalah lain, seperti diare. Karena ini dapat dikaitkan dengan cradle cap.
Nah, semoga beberapa informasi di atas bisa membantu Bunda dalam memahami dan mengatasi cradle cap atau ketombe pada bayi ya, Bun!
***
Artikel diupdate oleh: Fadhila Afifah
Baca juga:
Mengatasi kerak topi pada kepala bayi baru lahir
4 Fakta Mengenai Mencukur Rambut Bayi yang Wajib Parents Perhatikan
5 Manfaat tak terduga memandikan bayi dengan ASI, Parents sudah coba?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.