X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Sehat dan Bahagia di Masa Menopause, Apa Saja yang Harus Dilakukan?

Bacaan 6 menit
Sehat dan Bahagia di Masa Menopause, Apa Saja yang Harus Dilakukan?

Memasuki masa premenopause dan menopause, apa saja yang harus dilakukan oleh perempuan untuk mengelola gejalanya?

Memasuki usia kepala empat atau empat puluhan, para Bunda sebaiknya lebih sadar lagi mengenai gejala-gejala dan dampak yang terjadi pada masa premenopause dan menopause.

Apa saja yang akan terjadi pada kedua masa tersebut dan apa yang bisa dilakukan untuk meringankan gejala dan dampaknya? Berikut adalah ulasannya.

Mengenal Masa Premenopause dan Menopause

Sehat dan Bahagia di Masa Menopause, Apa Saja yang Harus Dilakukan?

Sumber: xFrame

Seorang perempuan akan mengalami beberapa tahapan hormonal dalan kehidupannya. Tahapan hormonal tersebut dimulai dari masa pubertas atau dimulainya menstruasi, kehamilan dan melahirkan, kemudian masuk ke masa premenopause, perimenopause, dan terakhir pada periode menopause.

Premenopause

Gejala menopause akan mulai timbul pada masa premenopause. Pada masa ini, psikologis dan suasana hati seseorang sangat terpengaruh karena adanya perubahan hormon dan fisik.

Premenopause sendiri terbagi menjadi dua tahap, yaitu:

  • Early premenopause: Di mana hormon gonadotropin dan estradiol meningkat. Siklus menstruasi masih teratur dan siklusnya masih berkisar kurang dari atau sama dengan 7 hari.
  • Late premenopause: Hormon gonadotropin meningkat dan hormon estradiol menurun. Siklus menstruasi mulai tidak lancar, bisa jadi terlewati satu atau dua kali, dan jarak antara siklus kurang dari atau sama dengan 60 hari.

Artikel Terkait: 9 Cara Mempersiapkan Diri untuk Menghadapi Menopause

Menopause

Setelah melewati masa premenopause dan perimenopause, tibalah masa menopause. Menopause sendiri adalah masa di mana berhentinya siklus menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikel ovarium.

Berhentinya siklus menstruasi ini umumnya terjadi pada usia sekitar 45 hingga 55 tahun, tergantung kadar hormon estrogen yang terdapat pada tubuh.

Seorang perempuan bisa saja mengalami premature menopause (yang terjadi sebelum usia 40 tahun) dan early menopause (yang terjadi sebelum usia 45 tahun). Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor kesehatan misalnya insufisiensi ovarium primer, penyakit idiopatik, penyakit genetik, penyakit autoimun, operasi (oophorectomy, hysterectomy), dan lain-lain yang menyebabkan penurunan estradiol sistemik.

Dampak Menopause pada Fisik, Fungsi Kognitif, dan Psikologis

masa menopause

Sumber: xFrame

Pada kenyataannya, menopause adalah proses alami yang melibatkan hormon dalam tubuh kita, dan tentunya menimbulkan dampak baik fisik maupun psikologis. Beberapa dampak menopause pada tubuh di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Dampak Fisik

Saat seorang perempuan mengalami menopause, terjadi perubahan hormon pada tubuhnya. Ada pernurunan estrogen, fluktuasi prolaktin dan kortisol, dan lain sebagainya. Ada beberapa gejala yang dapat diperhatikan di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Mengalami hot flashes, yaitu sensasi rasa panas pada tubuh yang muncul tiba-tiba dan tidak diketahui penyebabnya
  • Sering berkeringat di malam hari
  • Masalah muskuloskeletal
  • Gangguan kardiovaskular
  • Atropi kulit dan payudara
  • Vaginitis senilis

Selain gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas, perempuan yang memasuki masa menopause juga akan mengalami perubahan pada bentuk tubuh.

Dr. dr. Tita Husnitawati, Sp.OG (K)-Fer, Presiden Perkumpulan Menopause Indonesia(PERMINESIA) dalam acara ‘Virtual Press ConferenceWorld Menopause Day 2022: Cognition and Mood – Life After 40 Happy and Healthy KESEMPATAN (Kehidupan Setelah Empat Puluh Tahun): Sehat dan Bahagia’ menjelaskan bahwa tibanya menopause dapat menyebabkan gejala atau sindroma metabolik yang berpengaruh pada kualitas hidup.

“Kondisi menopause menyebabkan gejala atau sindroma metabolic yang terdiri dari obesitas perut yang ditandai lingkar perut lebih dari 80 cm, tekanan darah meningkat, dan pemeriksaan laboratorium menunjukan profil lemak abnormal dan gula darah meningkat. Hal ini terjadi karena konsumsi makanan berkalori tinggi, kebiasaan merokok, dan pertambahan usia,” ungkapnya.

Artikel Terkait: Tunda Menopause dengan Rutin Berhubungan Intim, Mungkinkah?

2. Dampak Fungsi Kognitif di Masa Menopause

Perubahan hormon estrogen pada perempuan dalam masa menopause menyebabkan penurunan kemampuan kognitif. Hal ini terjadi karena disfungsi mitokondria pada sel dan gangguan pembentukan energi pada otak. Akibatnya, perempuan dapat mengalami gangguan pemrosesan memori dan menurunnya perlindungan saraf terhadap kerusakan dan kematian sel.

Menurut penelitian, 44 hingga 62% perempuan menopause mengalami penurunan fungsi kognitif yaitu gangguan memori (menjadi pelupa dan turunnya kemampuan untuk belajar), brain fog (lupa sesaat), dan gangguan komunikasi verbal yaitu kesulitan dalam memahami dan mengeluarkan kata-kata.

3. Dampak Psikologis

Dr. dr. Natalia Widiasih, Sp.KJ (K), MPd.Ked, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, menjelaskan bahwa perubahan hormon yang dialami perempuan dalam masa menopause menyebabkan gejala-gejala yang menganggu produktivitas dan dapat menurunkan kualitas hidup.

Perempuan menopause diketahui lebih rentan mengalami gangguan mood berupa perasaan gelisah, sensitif, dan perubahan mood yang fluktuatif (mood swing). Tak sedikit perempuan di masa menopause yang mengeluhkan perubahan tubuhnya misalnya menjadi keriput, tambah gemuk, dan kehilangan kepercayaan diri karena merasa tidak cantik lagi.

“Penurunan hormon estrogen memegang peranan pentingdalam perubahan mood, terkait dengan fungsinya dalam regulasi sintesis dan metabolisme berbagai neurotransmitter terkait mood, seperti serotonin, dopamine, dan norepinephrine. Disregulasi dari berbagai neurotransmitter tersebut pada daerah hipothalamus, korteks prefrontal, dan sistem limbik dapat menyebabkan gangguan mood dan perasaan lelah (fatigue),” jelas dr. Natalia.

Perubahan psikologis yang negatif tersebut jika dibiarkan dapat berkembang menjadi lebih berat dan menyebabkan gejala lain seperti kecemasan berlebih hingga depresi.

“Berbagai faktor lain seperti keadaan ekonomi, dukungan sosial yang rendah, kondisi medis tertentu, riwayat gangguan mental, dan kepribadian individu juga dapat berpengaruh terhadap perubahan mood,” sambungnya.

Artikel Terkait: Penting untuk Diketahui 7 Efek Menopause pada Tubuh Perempuan

Sehat dan Bahagia di Masa Menopause

Sehat dan Bahagia di Masa Menopause, Apa Saja yang Harus Dilakukan?

Sumber: xFrame

Indonesia termasuk dalam negara dengan peningkatan populasi penduduk lansia setiap tahunnya. Pada tahun 2010, penduduk lansia mengalami peningkatan sebesar 18 juta jiwa (7,56%), menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019 dan diprediksi akan terus menigkat menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%) pada tahun 2035.

Cerita mitra kami
Nikmati Layanan Konsultasi Dokter Gratis Hasil Kolaborasi Lifebuoy dan Halodoc untuk Perlindungan Keluarga Sehat
Nikmati Layanan Konsultasi Dokter Gratis Hasil Kolaborasi Lifebuoy dan Halodoc untuk Perlindungan Keluarga Sehat
4 Cara Mudah Tetap Sehat & Bebas Kuman Saat Liburan
4 Cara Mudah Tetap Sehat & Bebas Kuman Saat Liburan
5 Manfaat Minum Susu Setiap Hari, Tak Sekadar Memenuhi Kebutuhan Kalsium 
5 Manfaat Minum Susu Setiap Hari, Tak Sekadar Memenuhi Kebutuhan Kalsium 
Bebas Stress, Ini Cara Agar Si Kecil Mau Minum Obat Batuk Tanpa Dipaksa
Bebas Stress, Ini Cara Agar Si Kecil Mau Minum Obat Batuk Tanpa Dipaksa

Hal ini tentu menjadi alasan yang kuat akan perlunya kesadaran masyarakat dalam hal kesehatan jasmani dan kesehatan mental bagi penduduk usia 40 tahun ke atas, terutama perempuan dalam masa premenopause dan menopause.

Risiko perubahan tubuh (fisik) akibat menopause dapat dihindari dengan kebiasaan hidup sehat yaitu dengan berolahraga teratur, mengonsumsi makanan bernutrisi sehat dan gizi seimbang, dan menghilangkan kebiasaan buruk seperti merokok. Menurut para ahli, olahraga yang paling tepat dilakukan di usia 40 tahun ke atas adalah aerobik.

“Jenis olahraga yang tepat adalah olahraga yang membuat lancar atau tidak menghambat pertukaran udara (aerobik) adalah jenis olahraga yang dianjurkan, sebaiknya dilakukan setiap hari selama 30 menit, minimal 4 kali seminggu, dengan jenis aktivitas yang disesuaikan dengan usia,” papar dr. Tita.

Sementara itu, dampak psikologis dan penurunan kognitif mungkin memang tidak bisa dicegah sepenuhnya, tetapi hubungan dalam keluarga dan pasangan yang baik dapat membantu meringankan stres akibat menopause dan membantu perempuan menjadi lebih resilien dalam melewati fase menopause.

Menopause pasti terjadi, tetapi kita dapat mengelola gejalanya dengan baik agar tidak berkembang menjadi kondisi parah yang berkelanjutan misalnya depresi. Peran support system sangat penting dalam membantu perempuan menjalankan masa menopause dengan tetap sehat dan bahagia. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Parents semua!

Baca Juga:

Wah, ternyata ini 8 penyebab dan gejala menopause dini yang bisa terjadi di usia muda

Simak Penjelasan Dokter Tentang Hoax Vaksin HPV Menyebabkan Menopause Dini

Menopause dini, mungkin terjadi pada Anda sebelum saatnya tiba

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Annisa Pertiwi

Diedit oleh:

Finna Prima Handayani

  • Halaman Depan
  • /
  • Info Sehat
  • /
  • Sehat dan Bahagia di Masa Menopause, Apa Saja yang Harus Dilakukan?
Bagikan:
  • Populer Atasi Kebotakan Rambut, Ini Syarat Utama Transplantasi Rambut

    Populer Atasi Kebotakan Rambut, Ini Syarat Utama Transplantasi Rambut

  • Cara Menurunkan Panas Anak dengan Bawang Merah, Parents Pernah Coba?

    Cara Menurunkan Panas Anak dengan Bawang Merah, Parents Pernah Coba?

  • Kapan Harus Menghubungi Dokter? Catat Tanda-Tandanya Berikut!

    Kapan Harus Menghubungi Dokter? Catat Tanda-Tandanya Berikut!

  • Populer Atasi Kebotakan Rambut, Ini Syarat Utama Transplantasi Rambut

    Populer Atasi Kebotakan Rambut, Ini Syarat Utama Transplantasi Rambut

  • Cara Menurunkan Panas Anak dengan Bawang Merah, Parents Pernah Coba?

    Cara Menurunkan Panas Anak dengan Bawang Merah, Parents Pernah Coba?

  • Kapan Harus Menghubungi Dokter? Catat Tanda-Tandanya Berikut!

    Kapan Harus Menghubungi Dokter? Catat Tanda-Tandanya Berikut!

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.