Kentut merupakan proses biologi yang normal di dalam tubuh. Tetapi jika terlalu sering, Akan terasa mengganggu juga, ya, Parents. Jika Anda tidak ingin terlalu sering kentut, ketahui makanan penyebab kentut berikut ini dan upayakan untuk tidak mengonsumsinya terlalu berlebihan!
Proses Terjadinya Kentut
Sumber: freepik
Dilansir dari betterhealth, kentut atau flatus disebabkan oleh adanya gas di usus.
Biasanya, usus menghasilkan antara 500 dan 2.000 ml gas yang akan dikeluarkan dari anus secara berkala. Gas terdiri dari sejumlah gas termasuk metana, nitrogen dan karbon dioksida.
Bau dari gas kentut ini bervariasi, tergantung pada rasio dan makanan yang dikonsumsi. Gas kentut biasanya dihasilkan oleh udara yang tertelan, proses pencernaan makanan dan produk sampingan dari bakteri usus.
Artikel terkait: 4 Tips Aman Mengolah dan Menyimpan Makanan yang Perlu Diketahui
Makanan Penyebab Kentut!
Sumber: Freepik
Makanan yang dikonsumsi sangat mempengaruhi jumlah gas di dalam usus. Dilansir dari everydayhealth, saat Anda makan, sistem pencernaan bekerja untuk memecah makanan menjadi energi. Energi yang dihasilkan ini dapat digunakan oleh sel-sel dan berbagai proses dalam tubuh. Namun, terdapat sejumlah makanan yang terlalu sulit untuk dipecah menjadi energi. Makanan yang tidak dapat dipecah dan dicerna oleh usus halus akan berjalan ke usus besar yang penuh dengan bakteri.
Sumber: Freepik
Bakteri di usus besar akan memfermentasi partikel makanan yang tidak tercerna ini dan menghasilkan gas. Gas juga dapat disebabkan oleh rendahnya enzim laktase dalam tubuh. Enzim laktase berperan untuk memecah laktosa, gula yang ada dalam susu dan produk susu.
Jika laktosa tidak dapat dipecah, bakteri kembali memfermentasi gula tersebut dan menyebabkan gas dan perut kembung. Lebih lengkapnya, berikut sejumlah makanan yang dapat meningkatkan jumlah gas dalam usus dan menyebabkan Ada lebih sering kentut!
1. Makanan yang mengandung pati
Dilansir dari International Foundation for Gastrointestinal Disorders, sebagian besar makanan yang mengandung pati termasuk kentang, jagung, mie dan gandum akan menghasilkan gas saat dipecah di usus besar. Beras adalah satu-satunya pati yang tidak menyebabkan gas.
2. Susu dan produk susu
Sumber: freepik
Laktosa adalah gula yang ditemukan dalam susu dan sebagian besar produk susu, termasuk keju dan es krim.
Orang-orang yang tidak memiliki cukup enzim laktase atau yang dikenal sebagai intoleransi laktosa, akan mengalami kesulitan mencerna laktosa dalam susu dan produk olahannya. Alhasil, bakteri kembali memfermentasi gula tersebut dan akan menghasilkan gas.
Jika intoleransi laktosa, Anda dapat mengurangi gejala peningkatan gas dengan mencoba pengganti konsumsi produk susu dengan produk non dairy seperti susu almond atau susu kedelai.
Artikel terkait: Es Cendol dibilang makanan Singapura, netizen Indonesia dan Malaysia marah
3. Kacang-kacangan
Kacang mengandung banyak raffinose, yaitu gula kompleks yang sulit dicerna tubuh.
Raffinose sulit untuk dicerna di usus halus dan harus dicerna oleh bakteri di usus besar. Proses pemecahan gula ini di usus besar akan menghasilkan produk sampingan seperti gas hidrogen, karbon dioksida dan metana.
4. Sayuran tertentu
Sumber: freepik
Sayuran tertentu seperti brokoli, kubis, asparagus dan kembang kol diketahui menyebabkan gas berlebih. Sayuran-sayuran ini mengandung gula kompleks raffinose yang sulit dicerna oleh usus.
Sayuran-sayuran ini juga mengandung serat yang cukup tinggi. Serat pangan adalah karbohidrat yang tidak dapat dicerna di usus halus dan akan masuk usus besar dalam kondisi utuh. Di usus besar, bakteri tertentu akan mencerna serat dan menghasilkan gas.
5. Soda
Sumber: freepik
Soda dan minuman berkarbonasi lainnya dapat menambah jumlah udara yang Anda telan secara signifikan.
Ketika udara masuk ke saluran pencernaan jumlah gas dalam tubuh Anda pun akan meningkat. Alhasil, Anda akan lebih sering bersendawa dan kentut.
Mengganti soda dengan jus, teh, atau air putih biasa dapat membantu Anda mengurangi gas dalam tubuh.
6. Buah-buahan yang mengandung sorbitol
Sejumlah buah-buahan seperti apel, persik, pir, dan plum mengandung sorbitol, gula alami yang sulit dicerna di usus.
Buah-buahan juga mengandung soluble fiber, yaitu jenis serat yang larut dalam air.
Sorbitol dan serat larut sulit dicerna di usus halus dan harus dicerna oleh bakteri di usus besar. Proses pemecahan sorbitol dan serat di usus besar akan menghasilkan produk sampingan seperti gas hidrogen, karbon dioksida dan metana.
Itulah informasi mengenai makanan yang dapat menyebabkan sering kentut. Semoga bermanfaat, ya, Parents!
Baca juga:
Mau Sehat Hingga Tua? Ini Cara Atur Pola Makan yang Tepat Sesuai Usia
Tak Hanya Mozzarella, Ini 10 Jenis Keju dari Seluruh Dunia yang Perlu Diketahui
Ini Dia Daftar Makanan yang Sebaiknya Dikonsumsi Sebelum dan Setelah Olahraga
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.