Lotus Birth, Apa itu?
Beberapa tahun terakhir Lotus birth menjadi metode persalinan yang mulai populer. Seperti halnya water birth dan hypno birth, metode ini juga mempunyai gagasan yang sama yaitu back to nature.
Lotus birth sendiri adalah sebuah metode melahirkan yang membiarkan tali pusat dan plasenta tersambung terus sampai puput (terputus sendiri) secara alami, tanpa di potong dan di jepit.
Pemotongan plasenta dipercaya akan menimbulkan rasa tidak nyaman pada bayi dan menghilangkan kesempatan bayi untuk mendapatkan nutrisi yang dan zat mineral yang masih terkandung dalam plasenta (ari-ari).
Apa manfaat plasenta yang masih tersambung itu?
Menurut para pelaku lotus birth, plasenta yang masih tersambung dengan bayi dipercaya masih mensuplai bayi dengan nutrisi, mineral, oksigen yang dibutuhkan oleh bayi.
Secara psikologis, lepasnya plasenta secara alami akan mempunyai dampak positif yaitu meminimalkan trauma bayi saat berpisah dari rahim yang ditempati selama 9 bulan bersama plasenta.
Bagaimana merawat plasentanya, apakah tidak "bau"?
Plasenta tetap dibersihkan selama masih tersambung dengan bayi, setelah itu dikeringkan dengan handuk dengan cara di tepuk-tepuk.
Kemudian plasenta disimpan dalam baskom yang ditaburi garam laut dan minyak aroma terapi. Pemberian garam laut dan aroma terapi akan mengurangi bau tidak sedap yang dikeluarkan oleh plasenta.
Lalu apa kata para dokter tentang metode ini?
Pro dan Kontra tentang Lotus Birth
Secara medis, metode persalinan ini didukung dengan adanya penelitian yang menyebutkan bahwa delayed clamping (pemotongan tali pusat yang ditunda) selama 1-2 menit akan memberikan manfaat klinis yang lebih baik untuk bayi dibandingkan dengan early clamping (30 detik sampai 1 menit).
Tetapi beberapa ahli medis berpendapat plasenta yang terhubung dengan bayi di luar rahim dalam jangka waktu lama akan menyebabkan infeksi dan berpotensi membawa dampak yang "mematikan".
Dr. Patrick O'Brien dari Royal College Obstreticians and Gynaecologist menyatakan bahwa:
"Plasenta yang tidak dipotong dalam jangka waktu tertentu dikhawatirkan membawa resiko terinfeksi mikroba yang dapat menular kepada bayi.
Plasenta lebih rentan terinfeksi karena berisi darah yang merupakan sumber makanan mikroba. Dalam waktu singkat setelah melahirkan, setelah tali pusat berhenti berdenyut plasenta tidak memiliki sirkulasi dan pada dasarnya jaringan yang mati"
Pernyataan tersebut juga disetujui oleh Dr. Philip Trisnadi, Sp.OG bahwa lotus birth dikhawatirkan membawa resiko infeksi. Menurut beliau setelah kelahiran, plasenta hanya sebuah jaringan mati berbentuk kantong yang berisi darah.
Jika masih tersambung ke tali pusat bayi, maka tentu ada kemungkinan bakteri-bakteri tersebut akan bermigrasi ke bayi dan menyebabkan infeksi.
Memang sampai saat ini belum terbukti secara klinis bahwa lotus birth berbahaya terhadap ibu maupun bayi, tapi mengingat tidak ada 'benefit' yang timbul dari metode ini, dan adanya potensi bahaya, lotus birth tidak disarankan.
Apa yang perlu dipersiapkan jika ingin melahirkan dengan metode lotus birth
Bunda, jika bunda ingin melahirkan dengan metode ini, sebaiknya bunda berkonsultasi terlebih dahulu dengan bidan atau dokter kandungan.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan metode persalinan ini. Beberapa diantaranya adalah bayi dalam kondisi sehat yang biasanya ditunjukkan dalam tes APGAR dan tali pusat yang tidak pendek.
Bunda sebaiknya juga banyak mencari informasi dan berkonsultasi dengan bunda-bunda lain yang sudah melakukan lotus birth. Kalau ternyata kondisi bayi tidak memungkinkan untuk melakukan metode ini sebaiknya juga tidak usah memaksa.
Bunda tentu tidak ingin mengorbankan bayi bunda hanya untuk alasan back to nature bukan?
Semoga informasi di atas bermanfaat
Baca juga:
id.theasianparent.com/risiko-melahirkan-lotus-birth
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.