Amankah lansoprazole untuk ibu hamil?
Selain antasida, lansoprazole juga digunakan untuk mengobati masalah tertentu pada lambung dan kerongkongan. Jadi, tidak heran jika obat ini akrab ditelinga para Bunda yang memiliki kondisi masalah pada lambung dan kerongkongan.
Namun, pertanyaannya: apakah lansoprazole aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Simak penjelasan berikut ini!
Apa Itu Lansoprazole?
Image: Kalbemed.com
Lansoprazole merupakan obat yang digunakan untuk mengobati masalah tertentu pada perut dan kerongkongan, seperti refluks asam, bisul, tukak lambung, GERD (gastro esophageal reflux disease), juga sindrom Zollinger-Ellison.
Obat ini bekerja dengan mengurangi jumlah produksi asam pada lambung sehingga membantu meredakan gejala-gejala akibat asam lambung seperti mulas, mual, muntah, dada rasa terbakar (heartburn), kesulitan menelan, dan batuk terus-menerus.
Selain membantu menyembuhkan kerusakan asam pada lambung dan kerongkongan, obat ini juga dapat membantu mencegah bisul, dan membantu mencegah kanker kerongkongan.
Obat ini termasuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai penghambat pompa proton atau proton pump inhibitors (PPI).
Anak-anak di bawah 1 tahun tidak dianjurkan menggunakan obat ini, karena dapat meningkatkan risiko efek samping yang serius. Untuk penjelasan yang lebih rinci, tanyakan langsung kepada dokter atau apoteker.
Artikel terkait: Obat Antasida: Penjelasan Kegunaan, Jenis, Dosis dan Efek Samping
Amankah Lansoprazole untuk Ibu Hamil?
Image: Unsplash
Mengenai dampak penggunaan obat ini lansoprazole untuk ibu hamil dan meyusui, National Institutes of Health (NIH), Amerika Serikat, melakukan penelitiannya.
Disebutkan efek lansoprazole pada laktasi dan ASI adalah sebagai berikut:
- Tahun 1982-2006 sistem farmakovigilans Spanyol menemukan 3 kasus peningkatan risiko ginekomastia terkait dengan lansoprazole.
- Tidak diketahui tahunnya, seorang wanita berusia 17 tahun yang menggunakan IUD selama 1 tahun mengonsumsi lansoprazole 15 mg. Seminggu kemudian ia mengalami galaktorea bilateral (kondisi keluarnya sekret seperti susu dari payudara wanita yang sudah tidak menyusui dalam 1 tahun) dan hiperprolaktinemia (kadar prolaktin yang lebih tinggi dari normal dalam darah). Sekitar 72 jam menghentikan lansoprazole, galaktorea berhenti. Peneliti menjelaskan, ada kemungkinan galaktorea disebabkan lansoprazole.
- Tingkat prolaktin pada ibu dengan laktasi mapan mungkin tidak memengaruhi kemampuannya dalam menyusui.
Berbeda dengan laman Netdoctor.co.uk, Helen Marshall, BPharm, MRPharmS, apoteker terdaftar di Inggris menjelaskan bahwa keamanan lansoprazole untuk ibu hamil atau selama kehamilan belum ditetapkan. Oleh karena itu, sebaiknya dihindari penggunaan lanzaprazole untuk ibu hamil.
Saat dokter meresepkan obat ini, pastikan Anda menyampaikan bahwa Anda sedang hamil atau berencana untuk hamil. Demi keamanan, ada baiknya minta dokter untuk mengganti obat serupa lainnya dengan profil obat yang lebih aman bagi Anda.
Amankah Lansoprazole untuk Ibu Menyusui?
Netdoctor.co.uk juga menjelaskan, jika hingga kini belum diketahui apa efek lansoprazole jika masuk ke dalam ASI, dan efeknya kemudian pada bayi yang menerima ASI tersebut.
Untuk alasan itu juga, lansoprazole tidak dianjurkan untuk digunakan oleh ibu menyusui, kecuali jika dianggap penting oleh dokter.
Sama dengan laman Dr Lact, belum ada informasi yang relevan mengenai ekskresi lansoprazole yang ditemukan dalam ASI. Karena kapasitas pengikatan protein serum yang tinggi, ekskresi lansoprazole ke dalam ASI menjadi tidak signifikan.
Sementara, diperkirakan hanya sejumlah kecil lansoprazole yang dapat mencapai ASI, dan itu pun kemudian akan dinetralisir oleh lambung bayi.
Memang, hiperprolaktinemia dan galaktorea beberapa kali dilaporkan menjadi dampak dari penggunaan obat tersebut. Tapi banyak juga dari penelitinya yang gagal membuktikan temuannya.
Sejauh ini laman Drugs mengatakan, lansoprazole aman digunakan pada bayi baru lahir. Ini mungkin dikarenakan obat tersebut tidak memengaruhi ASI jika dikonsumsi oleh ibu menyusui.
Jenis-Jenis Lansoprazole dan Interaksinya dengan Obat Lain
Image: Pexels
Lansoprazole tersedia dalam bentuk kapsul, tablet dan juga injeksi.
Ada banyak merek dagang Lansoprazole, di antaranya:
- Compraz
- Digest
- Gastrolan
- Inhipraz
- Laz
- Nufaprazol
- Lagas
- Lancid
- Lansoprazole
- Lanzogra
- Laproton
- Loprezol
- Lanvell
- Prosogan FD
- Pysolan
- Sopralan 30.
Saat Anda mengonsumsi Lansoprazole bersamaan dengan obat lain, waspadai potensi risiko yang akan ditimbulkan. Yaitu:
- Obat ini bisa dikonsumsi bersamaan dengan antasida tanpa menimbulkan risiko apa pun.
- Jika Anda mengonsumsinya dengan obat-obatan HIV/AIDS, akan ada efek samping serius yang terjadi, yaitu Lansoprazole dapat menurunkan kadar obat dalam tubuh.
- Peningkatan risiko efek samping juga terjadi jika lansoprazole diminum bersama warfarin, digoxin, methrotrexate, tacrolimus dan obat diuretik.
- Jika Anda mengonsumsinya bersama dengan sukralfat, minumlah Lansoprazole setidaknya 30 menit sebelum sukralfat.
- Bila Anda menderita infeksi Helicobacter Pylori, Anda bisa mengonsumsi obat ini bersama dengan clarithromycin dan amoxicillin.
Dosis Pemakaian Lansoprazole yang Tepat
Cara meminum obat ini adalah dengan memasukkan dan menelannya melalui mulut. Biasanya lansoprazole diresepkan untuk dikonsumsi sekali sehari dan sebelum makan.
Dosis dan lamanya pengobatan berdasarkan pada kondisi medis dan respons tubuh Anda terhadap obat. Sedangkan dosis untuk anak-anak didasarkan pada usia dan berat badan mereka.
Ini aturan dosis penggunaan lansoprazole sesuai kondisi medis pasien:
- GERD: Dewasa 15-30 mg, 1 kali sehari selama 4-8 minggu; anak-anak 15-30 mg/kgBB, 1 kali sehari selama 8-12 minggu.
- Tukak Lambung: Dewasa 15-30 mg, 1 kali sehari selama 4-8 minggu; anak-anak dosisnya ditentukan dokter sesuai kondisi pasien.
- Sindrom Zollinger-Ellison: Dewasa dengan dosis awal 60 mg sehari di pagi hari, dan jika diperlukan dosis ditingkatkan menjadi 60 mg, 2 kali sehari; anak-anak dengan dosis ditentukan dokter sesuai kondisi anak.
- Infeksi Helicobacter Pylori: Dewasa 30 mg, 2-3 kali sehari sebelum makan, selama 7-14 hari; anak-anak dengan dosis ditentukan dokter sesuai kondisi anak.
- Esofagitis Erosif: Dewasa 30 mg, 1 kali sehari sebelum makan; anak-anak usia 1-11 tahun 15 mg/kgBB, 1 kali sehari sebelum makan.
- Ulkus Duodenum: Dewasa 15 mg, 1 kali sehari sebelum makan; anak-anak dengan dosis ditentukan dokter sesuai kondisi anak.
Selain berkonsultasi dengan dokter, tak ada salahnya juga untuk teliti membaca panduan pengobatan pada kemasan.
Sekali lagi, jika Anda memiliki pertanyaan atau ada hal yang membingungkan seperti apakah lansoprazole untuk ibu hamil aman diberikan, tanyakan kepada dokter atau apoteker.
Aturan Mengonsumsi Lansoprazole
Agar khasiat obat lebih optimal ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan. Yaitu:
- Habiskan obat sesuai dengan yang diresepkan dokter meski gejalanya sudah hilang.
- Minum obat sesuai petunjuk dokter atau keterangan yang tercantum pada kemasan.
- Selalu konsumsi lansoprazole di jam yang sama setiap harinya.
- Simpan obat pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap seperti di kamar mandi, jangan juga dibekukan. Tiap obat memiliki aturan yang berbeda, cek pada kemasan.
- Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Artikel terkait: Obat Pusing Ibu Hamil, Pilih Cara Alami dan Mudah Agar Lebih Aman!
Cara Mengonsumsi Lansoprazole
Yang harus diperhatikan saat akan mengonsumsi lansoprazole ialah:
- Pastikan tangan Anda bersih dan kering saat memegang obat.
- Masukkan obat berbentuk tablet ke atas lidah Anda dan biarkan hancur di sana –setidaknya butuh waktu kurang dari 1 menit sampai obat hancur. Telan sisa obat pada mulut dengan atau tanpa air. Jangan menghancurkan tablet di luar mulut atau dengan cara menggigitnya.
- Disarankan jangan menggerus atau mengunyah lansoprazole berbentuk kapsul. Telan langsung obat dengan bantuan air. Jika Anda tidak dapat menelannya, buka kapsul dan taburkan pada sendok atau makanan lunak (seperti yoghurt) dan telan tanpa mengunyahnya. Atau, tuang isi kapsul ke dalam jus (60 mL) dan segera minum campuran tersebut.
Jika Anda kesulitan menelan tablet, begini cara mengonsumsi lansoprazole:
- Larutkan obat dengan air menggunakan jarum suntik oral.
- Caranya, masukkan tablet ke dalam jarum suntik oral dan air dengan menyesuaikan dosis obat –4 mililiter untuk tablet 15 miligram, atau 10 mililiter untuk tablet 30 miligram.
- Kocok jarum suntik dengan lembut untuk menghancurkan tablet, lalu telan cairannya dalam waktu 15 menit.
- Untuk memastikan Anda telah menghabiskan seluruh dosis, isi ulang jarum suntik dengan air (2 mililiter untuk tablet 15 miligram, atau 5 mililiter untuk tablet 30 miligram), dan kocok kembali, kemudian telan seluruh cairannya.
Segera beri tahu dokter jika kondisi Anda tidak berubah atau bahkan menjadi lebih buruk pascaminum obat ini.
Waspadai Lansoprazole untuk Ibu Hamil
Ada beberapa kondisi yang harus diwaspadai ketika Anda disarankan dokter mengonsumsi lansoprazole. Di antaranya adalah:
- Memiliki riwayat alergi obat atau obat golongan PPI lainnya.
- Menderita gangguan hati, lupus, osteroporosis, hypomagnesemia, dan fenilketonuria.
- Sedang mengonsumsi obat lain, seperti suplemen, atau obat herbal tertentu.
- Sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan. Penggunaan lansoprazol untuk ibu hamil harus dengan resep dokter.
- Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau overdosis pascaminum Lansoprazole.
Artikel terkait: Waspada Hepatitis C, si Silent Killer yang Bisa Menular Melalui Darah
Efek Samping dan Bahaya Lansoprazole untuk Ibu Hamil
Pada umumnya Lansoprazole aman dikonsumsi jika sesuai petunjuk dokter.
Namun demikian, obat ini pada beberapa orang dapat berisiko dan menimbulkan efek samping. Seperti diare, sakit perut, mual, kembung, sembelit, serta sakit kepala dan pusing.
Adapun efek samping yang lebih serius adalah:
- darah mengalami defisiensi (kekurangan) vitamin B12,
- kadar magnesium dalam darah menurun,
- warna kulit dan sklera (bagian putih mata) menjadi kuning,
- nyeri pada sendi,
- patah tulang.
Segera periksakan diri Anda ke dokter jika mengalami gejala efek samping seperti yang disebutkan di atas, atau mengalami reaksi alergi obat, seperti ruam yang gatal, bengkak pada bibir dan mata, dan atau sulit bernapas.
Mudah-mudahan penjelasan mengenai lansoprazole untuk ibu hamil ini cukup memberi pengertian kepada Parents. Pastinya, sama seperti obat lain, selalu konsultasikan dengan dokter setiap Anda ingin mengonsumsi obat tertentu saat hamil.
Yuk, jalani pola hidup sehat untuk hidup yang lebih optimal!
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Baca juga:
Penyakit Asam Lambung atau GERD, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya
8 Obat Alami untuk Meredakan Mual Saat Hamil, Catat, Bun!
Tanpa Obat, Ini 15 Cara Ampuh Hilangkan Pusing dan Sakit Kepala
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.