Kecukupan nutrisi seperti zat besi, protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin pada anak perlu Bunda perhatikan. Sebab bila salah satunya tidak seimbang, maka akan berdampak pada tumbuh kembang dan kesehatannya. Salah satu yang perlu Bunda perhatikan adalah apakah si kecil kurang vitamin A?
Vitamin A adalah vitamin yang larut dalam lemak, yang penting untuk berbagai fungsi tubuh. Kecukupan vitamin A dapat membantu penglihatan yang baik, sistem kekebalan yang kuat, juga reproduksi dan kesehatan kulit yang baik.
Ada dua jenis vitamin A yang ditemukan dalam makanan, yaitu preformed vitamin A dan provitamin A. Preformed vitamin A yang juga dikenal sebagai retinol umumnya ditemukan dalam jenis makanan seperti daging, ikan, telur dan produk susu.
Di sisi lain, tubuh mengubah karotenoid dalam makanan nabati, seperti buah dan sayuran berwarna merah, hijau, kuning, dan oranye menjadi vitamin A.
Sayangnya, anak-anak di negara berkembang banyak yang kekurangan vitamin A. Sehingga pemerintah membuat program suplementasi vitamin A pada bayi dan balita di posyandu setiap bulan Februari dan Agustus.
Selain bayi dan anak-anak, mereka yang paling berisiko mengalami defisiensi adalah ibu hamil dan ibu menyusui.
Manfaat Pemberian Vitamin A untuk Anak
Mengutip dari situs Kementerian Kesehatan, vitamin A terlibat dalam pembentukan, produksi, dan pertumbuhan sel darah merah, sel limfosit, antibodi juga integritas sel epitel pelapis tubuh.
Selain itu, vitamin A bisa mencegah risiko beberapa penyakit mata seperti rabun senja, xeroftalmia, kerusakan kornea dan kebutaan. Itulah mengapa manfaat vitamin A sangat luar biasa, karena mempengaruhi banyak area perkembangan anak.
Berikut ini manfaat vitamin A untuk anak:
- Meningkatkan dan memperkuat sistem kekebalan tubuh anak yang sedang berkembang
- Membantu pertumbuhan berbagai membran dan jaringan dalam tubuh serta menjaganya agar tetap sehat
- Membantu penglihatan yang tajam dan kuat karena vitamin A berperan dalam penting dalam pertumbuhan retina (Vitamin A dikenal sebagai retinol)
- Proses perbaikan cepat di dalam dan luar tubuh, membantu regenerasi jaringan dan penyembuhan luka secara aktif.
- Memengaruhi pertumbuhan tulang, gigi, dan berbagai jaringan, untuk memastikan perkembangan fisik dan struktural yang tepat.
Artikel terkait: Kaya Vitamin A, Ini Kandungan Gizi dan Manfaat Wortel bagi Kesehatan
Tanda-Tanda Anak Kurang Vitamin A
Karena vitamin A tidak bisa diproduksi oleh tubuh, Bunda perlu memastikan si kecil mendapatkannya dari berbagai jenis makanan sehat. Bila asupan makanan sehat ini tidak diperhatikan, si kecil akan menunjukkan tanda-tanda kurang vitamin A. Berikut ini 8 tanda dan gejalanya:
1. Terlambat Tumbuh
Anak-anak yang tidak mendapatkan cukup vitamin A dapat mengalami pertumbuhan yang terhambat. Ini karena vitamin A diperlukan untuk perkembangan tubuh manusia yang tepat.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa suplemen vitamin A, sendiri atau dengan nutrisi lain, dapat meningkatkan pertumbuhan. Sebagian besar penelitian ini dilakukan pada anak-anak di negara berkembang.
Faktanya, sebuah penelitian di lebih dari 1.000 anak di Indonesia menemukan bahwa mereka yang kekurangan vitamin A yang mengonsumsi suplemen dosis tinggi selama empat bulan tumbuh 0,15 inci (0,39 cm) lebih banyak daripada anak-anak yang menggunakan plasebo.
Namun, tinjauan penelitian menemukan bahwa suplementasi dengan vitamin A dalam kombinasi dengan nutrisi lain mungkin akan berdampak lebih besar pada pertumbuhan daripada suplementasi dengan vitamin A saja.
Misalnya, anak-anak dengan pertumbuhan terhambat di Afrika Selatan yang mendapatkan banyak vitamin dan mineral memiliki skor panjang-untuk-usia setengah poin lebih baik daripada mereka yang hanya mendapatkan vitamin A.
2. Xeroftalmia
Xerophthalmia adalah penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah pada anak-anak. Kondisi xerosis kornea, ulserasi, dan nekrosis (keratomalacia) disebabkan oleh defisiensi vitamin A yang parah, sering kali dipicu oleh infeksi berat seperti campak yang disertai dengan kekurangan gizi.
Tahap xerophthalmic yang lebih ringan termasuk rabun senja, yaitu gangguan adaptasi gelap karena kekurangan vitamin A pada fotoreseptor batang, dan bintik Bitot yang timbul dari metaplasia keratin pada konjungtiva bulbar.
Kedua kondisi tersebut menunjukkan defisiensi vitamin A sedang sampai berat, dengan anak-anak yang terkena biasanya memiliki konsentrasi serum retinol lebih rendah.
3. Kulit Kering
Vitamin A penting untuk pembentukan dan perbaikan sel-sel kulit. Ini juga membantu melawan peradangan karena masalah kulit tertentu.
Bila tubuh tidak dapat asupan vitamin A, masalah kulit lainnya akan lebih sering muncul, termasuk eksim atau iritasi kulit.
Eksim adalah suatu kondisi yang menyebabkan kulit kering, gatal dan meradang. Beberapa studi klinis telah menunjukkan alitretinoin, obat resep dengan kandungan vitamin A, efektif dalam mengobati eksim.
Dalam satu studi selama 12 minggu, orang dengan eksim kronis yang mengonsumsi 10-40 mg alitretinoin per hari mengalami pengurangan gejala hingga 53%.
Perlu diingat bahwa kulit kering dapat memiliki banyak penyebab, tetapi kekurangan vitamin A kronis mungkin menjadi alasannya.
4. Mengalami Beberapa Masalah Mata seperti Mata Kering
Masalah mata paling erat kaitannya dengan kekurangan vitamin A. Meski jarang terjadi pada anak, kasus ekstrim tidak mendapatkan cukup vitamin A bisa menyebabkan kebutaan total atau kornea yang sekarat, yang ditandai dengan tanda yang disebut bintik Bitot.
Masalah yang lebih ringan misalnya mata kering, atau produksi air mata yang sedikit. Ini adalah salah satu tanda pertama dari kekurangan vitamin A.
Anak kecil di India, Afrika, dan Asia Tenggara yang memiliki pola makan kurang vitamin A paling berisiko mengalami mata kering.
Satu studi menemukan bahwa vitamin A dosis tinggi menurunkan prevalensi mata kering sebesar 63% di antara bayi dan anak-anak yang mengonsumsi suplemen selama 16 bulan.
5. Tanda Kurang Vitamin A Salah Satunya Night Blinded
Night blinded adalah kondisi mata yang kesulitan melihat dalam cahaya rendah, sampai akhirnya bisa menyebabkan kebutaan total di malam hari.
Dalam sebuah penelitian, perempuan dengan rabun senja diberi vitamin A dalam bentuk makanan atau suplemen. Kedua bentuk vitamin A memperbaiki kondisi. Kemampuan wanita untuk beradaptasi dengan kegelapan meningkat lebih dari 50% selama enam minggu perawatan.
6. Infeksi Tenggorokan dan Dada
Infeksi yang sering terjadi, terutama di tenggorokan atau dada, mungkin merupakan tanda kekurangan vitamin A. Suplemen vitamin A dapat membantu mengatasi infeksi saluran pernapasan, tetapi hasil penelitiannya beragam.
Sebuah penelitian pada anak-anak di Ekuador menunjukkan bahwa anak-anak dengan berat badan kurang yang mengonsumsi 10.000 IU vitamin A per minggu memiliki infeksi pernapasan lebih sedikit daripada mereka yang menerima plasebo.
Di sisi lain, tinjauan studi pada anak-anak menemukan bahwa suplemen vitamin A dapat meningkatkan risiko terkena infeksi tenggorokan dan dada sebesar 8%.
Selanjutnya, menurut sebuah penelitian pada orang tua, kadar provitamin A karotenoid beta-karoten dalam darah yang tinggi dapat melindungi terhadap infeksi pernapasan.
7. Penyembuhan Luka yang Lama
Luka yang tidak sembuh dengan baik setelah cedera atau operasi mungkin terkait dengan kadar vitamin A yang rendah.
Ini karena vitamin A mempromosikan penciptaan kolagen, komponen penting dari kulit yang sehat. Penelitian menunjukkan bahwa vitamin A oral dan topikal dapat memperkuat kulit.
Sebuah studi pada tikus menemukan bahwa vitamin A oral meningkatkan produksi kolagen. Vitamin memiliki efek ini meskipun tikus menggunakan steroid, yang dapat menghambat penyembuhan luka.
Penelitian tambahan pada tikus menemukan bahwa merawat kulit dengan vitamin A topikal muncul untuk mencegah luka yang berhubungan dengan diabetes.
Penelitian pada manusia menunjukkan hasil yang serupa. Pria lanjut usia yang merawat luka dengan vitamin A topikal mengalami pengurangan 50% dalam ukuran luka mereka, dibandingkan dengan pria yang tidak menggunakan krim.
Dampak Kekurangan Vitamin A pada Anak
Kekurangan vitamin A sering terjadi di Afrika dan Asia Tenggara, di mana diperkirakan 250 juta anak prasekolah menderita karena kekurangan karotenoid (pigmen organik kuning, oranye, dan merah yang diproduksi oleh tumbuhan dan ganggang) dalam asupan mereka. Gejala diperburuk oleh infeksi serius, terutama campak.
Kekurangan vitamin A juga dapat terjadi pada orang dewasa dengan penyakit pada sistem pencernaan yang mengganggu penyerapan vitamin A. Sama dengan orang dewasa, pada kondisi yang parah, anak bisa merasakan dampak kekurangan vitamin A berikut ini:
- Penyakit celiac
- Sirosis hati
- Insufisiensi pankreas
- Gangguan saluran empedu
- Giardiasis
- Bypass duodenum
Selain itu, pertumbuhan yang terhambat juga akan memengaruhi kesehatan anak secara keseluruhan, termasuk kecerdasannya. Anak yang kurang vitamin A diketahui mengalami kemunduran IQ sehingga mungkin akan mengalami kesulitan belajar di masa depan.
Artikel terkait: 5 Dampak Kelebihan Vitamin A pada Tubuh, Cacat Lahir Hingga Kerusakan Ginjal
Bagaimana Defisiensi Vitamin A dapat Didiagnosis?
Seorang dokter akan memulai dengan pemeriksaan mata dan meninjau riwayat kesehatan si kecil. Mereka mungkin juga akan melakukan tes darah untuk mengukur jumlah vitamin A dalam darah.
Karena kekurangan vitamin A lebih sering terjadi di daerah miskin dengan akses medis terbatas, diagnosis sering dibuat secara informal. Misalnya, jika seorang ibu berkomentar bahwa anaknya mengalami rabun senja, dokter mungkin berasumsi bahwa penyebabnya adalah kekurangan vitamin A.
Apakah Anak Boleh Mengonsumsi Suplemen Vitamin A?
Asupan makan yang seimbang seharusnya bisa memberikan proporsi vitamin A yang diperlukan tubuhnya. Dalam beberapa kasus, suplemen juga bisa dikonsumsi untuk mendukung kadar vitamin A. Namun, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter anak sebelum mengonsumsi suplemen vitamin A. Hal ini diperlukan agar Bunda mengetahui seberapa banyak si kecil memerlukan suplemen vitamin A, dan suplemen mana yang aman untuk kondisinya.
Suplemen vitamin A biasanya tersedia dalam bentuk tablet kunyah dengan berbagai rasa yang disukai anak kecil.
Sebelum memberikan vitamin A, ada baiknya cek informasi pada tablet untuk mengetahui jumlah vitamin A. Pastikan dosisnya tepat disesuaikan dengan kebutuhan anak dan usianya. Lagi-lagi, yang terbaik adalah mendapatkan persetujuan dokter tentang suplemen dan dosisnya untuk anak.
Makanan yang Mengandung Vitamin A
1. Hati
Jenis makanan ini mengandung vitamin A dalam jumlah besar. Satu porsi hati mengandung lebih dari asupan minimum vitamin A yang direkomendasikan selama seminggu.
2. Ikan
Ikan yang mengandung omega-3, kerang, dan minyak ikan cod semuanya mengandung cukup banyak vitamin A dan dapat dimakan bersama makanan atau dikonsumsi sebagai suplemen vitamin.
3. Sayuran
Sayuran oranye memiliki tingkat vitamin A tertinggi. Yang paling umum termasuk ubi jalar, labu, wortel, dan labu. Sayuran berdaun hijau lainnya seperti bayam, sayuran hijau, dan selada juga merupakan pilihan yang bagus. Para ahli merekomendasikan memasak atau mengolah sayuran ini untuk mendapatkan manfaat penuh vitamin A sehingga lebih mudah bagi tubuh untuk mencerna dan menyerap nilai gizinya.
4. Produk Susu
Susu umumnya merupakan sumber vitamin A yang baik, meskipun jumlah dalam susu skim lebih rendah daripada susu full cream. Banyak keju lunak juga mengandung vitamin A, meskipun keju cheddar mengandung lebih banyak daripada yang lain.
5. Buah-buahan
Buah-buahan dengan tingkat vitamin A tertinggi adalah jeruk, mangga matang, pepaya, melon, dan aprikot. Vitamin A paling mudah diserap dalam partikel lemak di usus, jadi sangat membantu untuk menambahkan beberapa lemak sehat ke dalam asupan harian si kecil.
Semoga informasi ini bermanfaat!
***
Baca juga:
Vitamin A untuk Anak: Manfaat, Dosis, dan Sumber Makanannya
11 Makanan Sumber Vitamin A untuk Kesehatan Ibu Menyusui
8 Risiko Ibu Hamil Kurang Vitamin A, Salah Satunya Bisa Memicu Keguguran
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.