X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Penjelasan Psikiater Tentang Kesurupan dari Sisi Medis, Tak Selalu Berbau Mistis!

Bacaan 5 menit
Penjelasan Psikiater Tentang Kesurupan dari Sisi Medis, Tak Selalu Berbau Mistis!

Kesurupan juga bisa dijelaskan dari sisi medis. Berikut penjelasan dr. Santi Yuliani, SpKJ, M.Sc, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa.

Banyak orang yang menganggap kesurupan sebagai fenomena horor dan menakutkan. Seperti tubuh manusia dirasuki oleh hantu secara sengaja maupun tidak, hingga bisa bertindak di luar alam sadarnya. Namun, kondisi tersebut tidak selamanya berkaitan dengan hal mistis, pasalnya kesurupan juga bisa dijelaskan dari sisi medis.

Artikel terkait: Viral! Bocah 3 Tahun di Ciputat Disunat Jin, Begini Penjelasan Medisnya

Penjelasan Fenomena Kesurupan dari Sisi Medis

Penjelasan Psikiater Tentang Kesurupan dari Sisi Medis, Tak Selalu Berbau Mistis!

Di dalam dunia medis, kondisi kesurupan termasuk ke dalam salah satu jenis gangguan mental bernama Possession Trance Disorder. Termasuk ke dalam gangguan mental dalam kategori diagnostik baru dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-IV (DSM-IV). Klasifikasi tersebut merupakan standar yang digunakan oleh para profesional kesehatan mental di Amerika Serikat.

Melansir Hello Sehat, Possesion Trance Disorder atau PTD ini termasuk ke dalam kategori dissociative disorder alias gangguan disosiatif. Gangguan ini membuat penderitanya kehilangan sebagian atau seluruh integrasi antara kenangan masa lalu, kesadaran indentitas, serta sensasi dan kontrol dari gerakan tubuh.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh dr. Santi Yuliani, SpKJ, M.Sc, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dari RS Jiwa Prof.Dr. Soerojo, Magelang. Ia menjelaskan, PTD merupakan gangguan disosiatif di mana area memori, kesadaran, serta sensori motorik seseorang terganggu.

Santi memaparkan, “Ada banyak area terkait memori, kesadaran, serta sensori motorik yang terganggu pada pasien PTD. Makanya, saat orang mengalami kesurupan atau kami menyebutnya Trance, terkadang seseorang juga tidak mengingat apa yang terjadi pada mereka. Seakan-akan mengalami amnesia sesaat.

“Namun, tidak semua kejadian bisa terlupakan. Ada juga beberapa dari mereka yang mengingat sebagian hal yang dilakukan saat mengalami trance. Misalnya, seseorang kesurupan menjadi macan. Ia bisa saja sadar dan ingat pernah meraung atau meliuk-liuk sebelumnya tapi dia tidak bisa mengendalikan perilakunya. Hal ini karena dia kehilangan yang namanya integrasi antara sensasi atau memori dan kontrol tubuh,” ungkap dokter Santi melalui sesi sharing dalam Instagram TV @santi_psychiatrist.

Penyebab Kesurupan Secara Ilmiah

Penjelasan Psikiater Tentang Kesurupan dari Sisi Medis, Tak Selalu Berbau Mistis!

Dari segi medis, kesupuran bisa disebabkan oleh adanya kelainan pada fungsi gelombang otak. Berdasarkan EEG atau rekaman aktivitas listrik di otak, penderita trance biasanya memiliki gelombang otak theta yang mendominasi.

Ada pun gelombang theta ini merupakan bagian dari gelombang hipnosis yang memiliki hubungan erat dengan memori serta tingkat kesadaran dan siklus tidur alami tubuh. Jenis gelombang ini terjadi ketika manusia sedang tidur. Bisa menyebabkan seseorang bicara atau melakukan sesuatu hal tanpa disadari saat ia terlelap.

Lebih lanjut, ketika orang kesurupan atau trance, perubahan juga kerap ditemukan pada gelombang lambat. Yakni gelombang theta dan delta. Berbeda dengan theta, dalam gelombang delta, biasanya orang bisa dalam keadaan tidur lelap dan hampir tidak sadarkan diri.

Artikel terkait: 10 Penyebab ‘Mood Swing’ dan Cara Mengatasinya, Hati-hati Tanda Bipolar

kesurupan dari sisi medis

“Orang kesurupan ini umumnya mengalami perlambatan di antara kedua gelombang tersebut, yaitu delta dan theta. Mereka seperti berada di antara keduanya. Di satu sisi ia terlelap, tapi di sisi lain dia aktif melakukan hal tanpa disadari. Nah, kondisi inilah yang menyebabkan penderita trance berbuat sesuatu tanpa sadar dan di luar kendalinya selayaknya orang kesurupan,” jelas Santi.

Tak hanya itu, Santi juga menjelaskan bahwa trance bisa terjadi ketika otak seseorang sedang tidak dalam keadaan sehat.

Ia kembali menuturkan, “Ketika kita beberapa hari tidak tidur, kondisi kita sedang tertekan, atau bahkan stres. Maka, kondisi gelombang otak kita otomatis tidak stabil, sehingga ketika kita mendapatkan suatu bentuk perubahan suasana secara tiba-tiba, kita bisa mengalami yang namanya trance. Karena pada saat itu, gelombang theta bisa mendominasi.”

Faktor Penyebab Lainnya

kesurupan dari sisi medis

Bukan hanya dipengaruhi gelombang otak, kondisi PTD juga bisa disebabkan oleh beragam faktor. Misalnya, faktor perspektif spiritual, sosiologis, psikologis, hingga fisik.

Faktor sosial juga bisa menjadi penyebab paling umum yang mengakibatkan PTD. Saat di lingkungan seseorang banyak menyebar cerita seram, memori yang terekam di otak mereka adalah hal yang menakutkan. Memori tersebutlah yang bisa membuat penderita trance berubah jadi binatang atau pun melakukan sesuatu yang tak biasa di luar kebiasaannya.

“Memang, pada negara dengan budaya yang masih kental dengan mistis atau kepercayaan tentang kesurupan, kejadian PTD ini lebih tinggi. Hal ini karena ada memori di masyarakat yang tersimpan mengenai kesurupan itu. Jadi PTD ini dipengaruhi oleh persepsi juga, dan persepsi manusia pun dibentuk dari apa yang dia pelajari sejak kecil,” ungkap Santi.

Tanda dan Gejala Kesurupan 

Penjelasan Psikiater Tentang Kesurupan dari Sisi Medis, Tak Selalu Berbau Mistis!

Saat orang mengalami trance atau kesurupan, biasanya ia akan mengalami berbagai macam tanda dan gejala seperti:

  • Kehilangan kontrol atas tindakannya
  • Perubahan perilaku
  • Kehilangan kesadaran akan lingkungan dan identitas pribadi
  • Kesulitan membedakan mana kenyataan dan mana fantasi
  • Mengalami perubahan nada suara
  • Kehilangan memori atau ingatan

Penjelasan Psikiater Tentang Kesurupan dari Sisi Medis, Tak Selalu Berbau Mistis!

Biasanya, tanda-tanda tersebut terjadi sementara saja dan tidak menetap. Setelah mengalami kondisi trance, ada kemungkinan juga seseorang mengalami perubahan perilaku.

Menurut penjelasan dokter Santi, saat seseorang mengalami disintegrasi antara sensasi dan kontrol tubuh, dia juga bisa mengalami gangguan pada otaknya. Jika gangguan tersebut menghambat fungsi tubuh lain, maka akan menimbulkan efek samping setelah terjadinya trance.

“Contoh, ketika seorang kena pisau, lalu berdarah. Setelah sembuh, pasti akan timbul bekas luka dulu. Nah, bekas luka itu agaknya bisa menggambarkan kenapa orang setelah mengalami trance, mengalami  juga perubahan perilaku,” pungkasnya.

Cerita mitra kami
Selain Menjaga Kebersihan, Ini Upaya Lain yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Hepatitis A
Selain Menjaga Kebersihan, Ini Upaya Lain yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Hepatitis A
Mengenal Lebih Jauh Gejala Hepatitis A
Mengenal Lebih Jauh Gejala Hepatitis A
Diare dan Dehidrasi pada Anak
Diare dan Dehidrasi pada Anak
Faktor Risiko Hepatitis A: Seseorang Lebih Mudah Terkena Hepatitis A Jika Memiliki Kondisi Ini
Faktor Risiko Hepatitis A: Seseorang Lebih Mudah Terkena Hepatitis A Jika Memiliki Kondisi Ini

Artikel terkait: Suka Menimbun Barang Tidak Terpakai? Waspadai Gangguan Mental Hoarding Disorder

Nah, itulah penjelasan mengenai kesurupan dari sisi medis. Kadang, gejala atau tanda PTD juga sama dengan ganguuan mental lain seperti demensia atau sindrom tourette. Maka dari itu, jika sudah muncul salah satu gejala dari PTD, pemeriksaan lanjutan perlu dilakukan agar dapat didiagnosis secara tepat. Semoga bermanfaat!

***

Baca juga:

Agar kesehatan mental tetap terjaga, tanamkan 5 kebiasaan sederhana ini dalam keluarga

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Shafa Nurnafisa

Diedit oleh:

Adisty Titania

  • Halaman Depan
  • /
  • Penyakit
  • /
  • Penjelasan Psikiater Tentang Kesurupan dari Sisi Medis, Tak Selalu Berbau Mistis!
Bagikan:
  • Ibu yang Mempunyai Gangguan Mental Tetap Bisa Punya Anak, Asal ...

    Ibu yang Mempunyai Gangguan Mental Tetap Bisa Punya Anak, Asal ...

  • 5 Gejala Gangguan Mental Pada Anak-anak, Bunda Wajib Tahu!

    5 Gejala Gangguan Mental Pada Anak-anak, Bunda Wajib Tahu!

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

  • Ibu yang Mempunyai Gangguan Mental Tetap Bisa Punya Anak, Asal ...

    Ibu yang Mempunyai Gangguan Mental Tetap Bisa Punya Anak, Asal ...

  • 5 Gejala Gangguan Mental Pada Anak-anak, Bunda Wajib Tahu!

    5 Gejala Gangguan Mental Pada Anak-anak, Bunda Wajib Tahu!

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.