Olahraga jogging saat hamil tetap dapat Bunda lakukan, selama itu tidak membahayakan kondisi kehamilan. Terlebih hamil bukanlah suatu kondisi yang menjadi halangan untuk tetap berolahraga
Menariknya, olahraga justru baik dilakukan untuk menjaga kesehatan Bunda dan buah hati yang ada di dalam kandungan. Tubuh Bunda akan terasa bugar jika rajin berolahraga.
Akan tetapi, tidak semua jenis olahraga bisa Bunda lakukan begitu saja di saat hamil. Bunda harus memilih olahraga yang aman dan tidak mengganggu kehamilan. Nah, salah satunya yaitu jogging.
Jika ingin jogging saat hamil, berikut ini ada 7 tips dari Dr. Christine Graf selaku dokter olahraga asal Jerman, yang dapat Bunda perhatikan. Diharapkan, olahraga jogging yang Bunda jalani ini akan sangat terasa manfaatnya.
7 Tips Jogging saat Hamil yang Wajib Bumil Perhatikan
1. Minta Izin Dokter Terlebih Dahulu
Jogging saat hamil boleh dilakukan asalkan Bunda mendapatkan izin dari dokter. Sebelum melakukan olahraga yang satu ini, sebaiknya berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter obgyn pilihan Bunda.
Apabila Bunda tidak memiliki risiko dalam kehamilan, tidak memiliki riwayat keguguran, dan dokter sudah memberi izin, itu tandanya Bunda boleh melakukan jogging. Bunda bisa melakukan jogging karena tidak akan membahayakan janin.
Hal yang perlu diingat adalah jangan lari dengan tenaga yang berlebihan. Selain itu, Bunda juga tidak diperbolehkan jogging di saat udara sedang panas terik atau terlalu dingin. Serta, tidak melakukan crosstraining (lari dengan medan yang terjal).
Selain itu, bagi Bunda yang ingin memulai karier sebagai pelari, jangan melakukannya ketika sedang hamil. Sebab, sebagai pemula Bunda akan menanggung beban yang tidak biasa untuk menunjukkan kemampuan yang Bunda miliki. Jadi, tetap utamakan keselamatan Bunda dan janin, ya.
2. Tips Jogging saat Hamil: Kurangi Kecepatan
Melakukan jogging saat hamil berarti Bunda juga harus memerhatikan kecepatan lari. Sebaiknya, sesuaikan tempo lari Bunda dengan pengukur detak jantung. Detak jantung Bunda tidak boleh lebih dari 140 detak per menit.
Bunda juga jangan terkejut jika detak jantung saat hamil terasa lebih cepat daripada sebelum hamil. Itu terjadi karena volume darah dan berat badan Bunda bertambah.
Dengan kondisi seperti itu, sebaiknya Bunda mengurangi kecepatan lari. Tujuannya adalah agar detak jantung tetap aman dan napas tidak tersengal-sengal.
Artikel Terkait: 7 Merk Treadmill yang Bagus, Bisa Rutin Olahraga di Rumah
3. Ukur Heart Rate (Denyut Jantung)
Cukup perlu untuk mengukur heart rate ketika jogging. Jarak lari yang aman adalah jarak yang sesuai dengan denyut jantung latihan Bunda. Jika Bunda tetap memaksakan diri untuk tetap berlari yang tidak sesuai dengan heart rate, maka bisa berisiko terkena serangan jantung.
Ada beberapa aplikasi yang bisa Bunda gunakan untuk membantu mengukur jarak lari dan heart rate (denyut jantung) seperti Heart Rate Monitor, iCardio GPS Heart Rate Training, dan iRunner Heart Rate Training.
4. Perhitungkan Medan
Beberapa ibu hamil ada yang mengalami mual di awal kehamilannya. Namun, ketika usia kehamilannya memasuki usia 4 hingga 6 bulan, kondisinya membaik dan bahkan membuat semangatnya meningkat untuk berolahraga.
Akan tetapi, adanya beban tambahan di perut Bunda, medan yang Bunda tempuh untuk jogging bisa menjadi ekstrem sehingga terasa berat dan meningkatkan risiko cedera. Untuk membuat Bunda nyaman melakukan jogging di saat hamil, maka berlarilah di atas permukaan yang lembut.
Hormon-hormon kehamilan biasanya dapat menyebabkan nyeri persendian di kaki, lutut, dan pinggul. Jadi, jika Bunda tidak memilih medan yang nyaman, Bunda akan merasa kesulitan. Jangan lupa untuk menggunakan sepatu yang baik juga ya, Bun.
5. Perhatikan Sinyal Tubuh, Tips Jogging saat Hamil
Apabila Bunda merasakan sakit khususnya di bagian lutut, pinggul, serta tulang kemaluan, meskipun hanya sedikit, jangan diabaikan. Bagian-bagian ini memang lebih rentan terkena rasa sakit di saat hamil.
Jadikan itu sebagai sinyal agar Bunda berhenti jogging dan lakukanlah pendinginan. Jika rasa sakit yang Bunda rasakan menetap, segera periksakan ke dokter.
6. Lupakan Maraton
Jogging saat hamil walaupun terasa ringan, bukan berarti Bunda boleh teru-menerus menempuh jarak lari yang jauh. Meski Bunda terbiasa berlari jarak jauh di bulan-bulan awal kehamilan, tetapi begitu memasuki trimester kedua jangan terlalu dipaksakan. Ini karena beban Bunda semakin bertambah dengan bertambahnya usia kandungan.
Bunda harus mengurangi tempo dan jarak lari. Patokan ilmiah jarak aman yang disarankan adalah 30 menit berlari dengan mengatur kecepatan sedang. Bunda juga bisa melakukan jogging di saat hamil dalam rentang waktu tiga kali seminggu.
7. Ubah Jenis Olahraga
Pada umumya, memasuki usia kehamilan di bulan keenam, banyak ibu hamil yang sudah tidak nyaman lagi berlari. Jika Bunda pun merasakan hal yang sama, Bunda bisa mengganti jogging dengan jenis olahraga yang lain.
Beberapa olahraga yang bisa Bunda coba misalnya berjalan kaki, yoga, bersepeda, berenang, atau aqua-jogging (lari di dalam air). Aqua-jogging merupakan olahraga air yang juga aman untuk Bunda lakukan karena air membantu mengurangi berat tubuh yang meningkat.
Artikel Terkait: 7 Matras Yoga yang Bagus, Ini Tips Memilihnya
Itulah beberapa tips bagi Bunda jika ingin melakukan olahraga jogging saat hamil. Ingat, apa pun aktivitas yang Bunda lakukan, tetap perhatikan dampaknya bagi keselamatan Bunda dan janin di dalam kandungan, ya.
****
Baca Juga:
10 Kebutuhan Ibu Hamil Trimester 1 Rekomendasi, Sudah Ceklis yang Mana?
6 Kebutuhan Ibu Hamil Trimester 2 Rekomendasi, Cek!
Rekomendasi 4 Barang Wajib Ibu Hamil di Trimester 3 Kehamilan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.