Sepsis pada bayi atau infeksi darah pada bayi merupakan salah satu penyebab umum kematian di antara bayi dan anak-anak di seluruh dunia setiap tahunnya.
Ini adalah suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan sedemikian rupa sehingga memengaruhi organ dan menyebabkan kematian.
Infeksi bakteri adalah penyebab paling umum dari sepsis. Namun, sepsis juga bisa disebabkan oleh jamur, parasit atau virus.
Infeksi dapat ditemukan di salah satu dari sejumlah tempat di seluruh tubuh.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang sepsis pada bayi, berikut penjelasan selengkapnya.
Artikel Terkait : Mengenal Septikemia, kondisi keracunan bakteri dalam darah yang berbahaya
Apa itu Sepsis pada Bayi?
Sepsis neonatorum adalah infeksi darah yang sering terjadi pada bayi baru lahir.
Infeksi ini rentan menyerang bayi baru lahir dari usia 2 bulan hingga 3 tahun karena kekebalan tubuh mereka yang belum berkembang sepenuhnya.
Ada berbagai penyebab sepsis neonatorum, di antaranya termasuk beberapa jenis bakteri, virus, dan jamur.
Dilansir dari laman Cleveland Clinic, sepsis pada bayi dapat muncul dengan beberapa cara yang berbeda saat bayi baru lahir:
Selain itu, ada pula beberapa penyebab sepsis neonatorum lainnya, seperti:
a. Infeksi saat Persalinan (Early Onset)
Kasus infeksi ini terjadi dalam jangka waktu 24 hingga 72 jam pasca persalinan.
Infeksi ini bisa disebabkan oleh infeksi bakteri yang berasal dari ibu, seperti Group B Streptococcus (GBS), Staphylococcus, E.coli, H. influenza, dan L. monocytogenes.
Selain itu, virus Herpes Simpleks (HSV) juga bisa menyebabkan infeksi darah pada bayi baru lahir.
Perlu diketahui, bila risiko infeksi ini lebih besar jika bayi prematur, ibu hamil bisa mengalami demam tinggi dan ketuban pecah dini lebih dari 18 jam sebelum persalinan, plasenta atau air ketuban yang terinfeksi, dan adanya bakteri GBS pada janin di dalam kandungan.
b. Infeksi Terjadi setelah Persalinan (Late Onset)
Infeksi ini terjadi dalam jangka waktu 4 hingga 90 hari setelah bayi lahir.
Penyebab infeksi ini seringkali berasal dari bakteri Staphylococcus aureus, Klebsiella, Pseudomonas, Acinetobacter, Serratia, bakteri anaerob, dan jamur Candida.
Menginap di rumah sakit dalam jangka waktu yang panjang, bayi prematur, dan lahir dengan berat badan rendah dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi ini.
Gejala Sepsis pada Bayi
Seringkali anak-anak atau bayi tidak menunjukan gejala saat mengalami infeksi darah.
Namun, perlu diperhatikan bila mereka selalu mengalami demam yang naik turun dari 100,4 derajat Fahrenheit atau 38 derajat Celcius.
Selain itu, perhatikan pula gejala lainnya, seperti:
- Sering merasa lelah
- Rewel
- Kehilangan nafsu makan
- Sulit bernapas (bahkan kadang-kadang berhenti bernapas selama 10 detik)
- Kurang buang air kecil
- Pucat
- Ruam pada kulit
- Tonjolan titik lunak (fontanelles) di dahi
- Kejang pada bayi baru lahir
- Mudah tersinggung
- Perubahan denyut jantung
- Kebingungan
Akibat gejala infeksi darah pada bayi seringkali tidak jelas dan pasti.
Maka, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan pada dokter bila mereka mengalami beberapa gejala yang telah disebutkan di atas.
Dilansir dari laman web Cleveland Clinic, gejala infeksi pada bayi baru lahir meliputi:
- Nafsu makan bayi kurang baik
- Sangat mengantuk
- Bayi sangat mudah tersinggung
- Napas bayi cepat atau jeda pernapasan (apnea)
- Terkadang bayi muntah atau diare
- Demam (suhu lebih dari 38,1 derajat C)
- Ketidakmampuan bayi untuk tetap hangat, memiliki suhu tubuh yang rendah meskipun telah berpakaian dan terbungkus selimut
- Bayi tampak pucat
Dokter biasanya akan melakukan serangkaian tes laboratorium untuk mengonfirmasi atau mengobati infeksi tersebut.
Pertama-tama, biasanya dokter akan mencari terlebih dahulu infeksi pada daerah telinga, tenggorokan, atau paru-paru saat bayi demam.
Bila tidak ada gejala infeksi lain, dokter akan meminta tes tertentu untuk dilakukan.
Risiko dan Komplikasi Infeksi Darah
Infeksi darah pada bayi berisiko fatal bila tidak didiagnosis lebih awal.
Bahkan, para ahli menyatakan bahwa infeksi ini memiliki risiko lebih fatal dibandingkan serangan jantung atau stroke.
Dalam kasus terburuk, infeksi ini bisa menyebabkan tekanan darah menurun, jantung melemah, atau beberapa organ dalam tubuh berhenti bekerja tiba-tiba.
Bayi mungkin mengalami syok septik yang pada gilirannya dapat menyebabkan kegagalan multi-organ.
Faktanya, sepsis adalah salah satu tantangan utama di unit perawatan intensif di rumah sakit, dimana ia merupakan salah satu penyebab utama kematian.
Artikel Terkait: Balita meninggal karena sepsis, ayahnya memberi peringatan pada semua orang
Diagnosis Sepsis pada Bayi
Sepsis dapat menyerang siapa saja kapan saja, tetapi cenderung menyerang orang yang sangat tua dan sangat muda.
Anak-anak, terutama bayi baru lahir dan bayi muda, dapat lebih rentan terkena sepsis.
Mereka yang memiliki masalah kesehatan mendasar juga berisiko lebih tinggi.
Dilansir dari laman Cleveland Clinic, tes untuk sepsis pada bayi baru lahir dapat meliputi:
-
- Tes darah
- Tes urine
- Skin swabs, disebut juga usap kulit. Usap kulit sering direkomendasikan untuk dugaan infeksi pada luka superfisial, namun juga dapat digunakan untuk abses atau infeksi tenggorokan dan telinga.
- Spinal tap atau keran tulang belakang adalah prosedur di mana jarum yang sangat kecil dimasukkan ke dalam ruang di sekitar tulang belakang anak Anda untuk menarik cairan tulang belakang untuk menguji infeksi. Cairan tulang belakang adalah cairan yang mengelilingi sumsum tulang belakang dan otak.
Pengujian cairan tulang belakang penting untuk menentukan bayi atau anak menderita meningitis.
Kadang-kadang, pembedahan mungkin diperlukan bagi mereka yang memiliki infeksi bedah yang mengarah ke sepsis seperti infeksi kulit atau tulang yang parah atau radang usus buntu, dilansir dari laman Healthy Childrens.
Cara Mengatasi Sepsis pada Bayi
Siapa pun dapat terkena infeksi, dan hampir semua infeksi dapat menyebabkan sepsis sebagai respons ekstrem tubuh terhadap infeksi.
Jika pengobatan dilakukan tidak tepat waktu, sepsis (kadang-kadang disebut septicaemia atau septicemia) dapat dengan cepat menyebabkan kerusakan jaringan, kegagalan organ, dan kematian.
Dilansir dari laman Cleveland Clinic, sepsis pada bayi akan dirawat di unit perawatan intensif.
Perawatan mungkin termasuk yang berikut:
- Cairan intravena (IV, langsung ke dalam vena)
- antibiotik IV
- Obat demam (jarang digunakan pada bayi baru lahir)
- Oksigen ekstra dan bentuk bantuan pernapasan lainnya, jika diperlukan
- Terkadang, bayi mungkin membutuhkan transfusi darah
Sebagian besar pasien sepsis dirawat di rumah sakit. Bayi dan anak-anak yang sakit parah dapat dirawat di ICU rumah sakit.
Cara Mencegah Infeksi Darah pada Anak
Pada umumnya, infeksi darah tidak dapat dicegah karena berasal dari dalam tubuh itu sendiri. Namun, tidak ada salahnya bila kita mencoba mencegah infeksi ini dengan beberapa cara, seperti:
- Melakukan imunisasi atau vaksin sesuai dengan jadwalnya. Infeksi darah pada bayi kemungkinan besar dapat dicegah selama orang tua rutin membawanya melakukan imunisasi atau vaksin secara menyeluruh dan tepat waktu.
- Pastikan untuk membersihkan setiap luka, dan abrasi dengan antiseptik.
- Jangan pernah menyepelekan demam dan ruam yang terjadi pada kulit bayi. Ketika melihat gejala-gejala sepsis tersebut kita harus segera membawa bayi ke dokter. Sebab infeksi darah yang terdeteksi dini kemungkinan besar dapat disembuhkan.
- Sebisa mungkin jauhkan bayi dari orang yang menderita infeksi apa pun, seperti infeksi paru-paru atau infeksi kulit. Ini akan membantu mencegah bayi mendapatkan infeksi dari orang yang telah terinfeksi.
- Berikan bayi ASI eksklusif selama 6 bulan. Setelah itu, lanjutkan dengan memberikannya menu gizi seimbang untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya.
- Jaga selalu kebersihan dengan mencuci tangan secara teratur setiap akan atau setelah melakukan aktivitas.
Untuk mencegah sepsis pada bayi, ibu hamil dapat diobati dengan antibiotik IV selama beberapa jam sebelum melahirkan, jika diindikasikan oleh pemeriksaan prenatal atau tanda klinis seperti demam ibu atau nyeri tekan uterus.
Dokter kandungan Anda akan memutuskan apakah Anda harus diberikan antibiotik sebelum melahirkan, demikian dilansir dari laman Cleveland Clinic.
Artikel Terkait : Mengenal Septikemia, Kondisi Keracunan Bakteri dalam Darah yang Berbahaya
Yang terpenting, kita harus selalu memperhatikan perubahan yang dialami si Kecil, terutama gejala yang mencurigakan.
Semoga informasi tentang sepsis pada bayi di atas bermanfaat untuk Bunda.
***
Baca juga:
Anak Demam Tinggi, Kenali Tanda hingga Cara Mengatasinya
Waspada Infeksi Telinga pada Bayi: Gejala, Cara Mengatasi, dan Mencegah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.