Cairan ketuban adalah cairan yang melindungi janin selama berada di dalam kandungan. Cairan ini mulai diproduksi sekitar 12 hari setelah pembuahan atau setelah kantung ketuban terbentuk.
Air ketuban memiliki banyak fungsi penting dan vital untuk perkembangan janin. Namun bila jumlah air ketuban di dalam rahim terlalu sedikit atau terlalu besar, maka komplikasi kehamilan pun dapat terjadi.
Kandungan dan volume cairan ketuban
Cairan ketuban mengandung nutrisi, hormon, dan antibodi penangkal infeksi yang bermanfaat untuk keamanan dan kesehatan janin. Awalnya, cairan ini lebih banyak diproduksi dari tubuh ibu.
Namun sekitar usia 20 minggu kehamilan, cairan ini lebih didominasi oleh urin janin karena ia menelan air ketuban dan mengeluarkannya sebagai urin. Hal ini bertujuan untuk menjaga kestabilan volume air ketuban.
Selama kehamilan, volume air ketuban akan terus meningkat mengikuti pertumbuhan janin. Namun di saat usia 38 minggu kehamilan, volume ini berkurang untuk mempersiapkan kelahiran.
Berikut perkiraan volume air ketuban yang normal:
- 60 mL pada usia 12 minggu kehamilan
- 175 mL pada usia 16 minggu kehamilan
- 400–1.200 mL pada usia antara 34-38 minggu kehamilan
Fungsi penting cairan ketuban
a. Melindungi janin
Air ketuban berfungsi menjadi bantalan bayi dari guncangan, benturan, maupun tekanan dari luar perut ibu.
b. Kontrol suhu
Ketuban melindungi bayi agar tetap hangat dan mempertahankan suhu di dalam rahim. Suhu air ketuban biasanya sedikit lebih tinggi daripada tubuh ibu, yaitu sekitar 37 derajat Celcius.
c. Pengendalian infeksi
Cairan ketuban mengandung antibodi yang berfungsi untuk melindungi janin dari risiko infeksi.
d. Membantu perkembangan paru-paru
Dengan bernapas dan menelan cairan ketuban, janin berlatih menggunakan otot-otot paru-parunya.
e. Perkembangan otot dan tulang bayi
Saat bayi berada di dalam kantung ketuban, ia memiliki kebebasan untuk bergerak. Ini memberi kesempatan pada otot dan tulangnya untuk bisa berkembang dengan baik.
f. Memantau kesehatan janin
Ketika janin sering bergerak, ini merupakan tanda bahwa dia memperoleh cukup nutrisi dan oksigen. Selain itu, dalam kondisi tertentu dokter juga mungkin akan mengambil sampel air ketuban untuk memeriksa kesehatan janin.
Pemeriksaan ini disebut dengan amniosentesis dan umumnya dilakukan sebelum trimester kedua kehamilan. Pemeriksaan ini dilakukan karena cairan ketuban mengandung serpihan sel kulit janin.
Masalah umum terkait cairan ketuban
Meskipun air ketuban memiliki banyak fungsi penting dan vital untuk perkembangan janin. Namun ada beberapa masalah umum terkait air ketuban yang harus diperhatikan.
a. Warna abnormal
Pada umumnya, air ketuban berwarna kuning atau sedikit kekuningan. Namun dalam beberapa kasus, air ketuban mungkin berwarna hijau, cokelat, bahkan merah.
Pada kehamilan jangka penuh atau jangka pendek, air ketuban yang berwarna hijau atau cokelat dapat mengindikasikan janin mengalami buang air besar (meconium) yang berkontribusi terhadap perubahan warna cairan ketuban.
Ini bisa menjadi indikasi bahwa janin di dalam kandungan sedang dalam kesulitan atau bisa juga karena kehamilan telah cukup lama (Postmatur) sehingga janin mengeluarkan tinja pertama di dalam rahim.
Air ketuban berwarna merah seperti darah terutama selama persalinan, terjadi ketika serviks mulai melebar atau jika ada masalah plasenta. Air ketuban yang gelap juga dapat menjadi indikasi kematian janin intrauterin (IUFD) atau janin meninggal selama kehamilan.
b. Bau tidak normal
Segera ke dokter bila air ketuban pecah di rumah dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Bisa jadi itu tanda adanya infeksi.
c. Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah kondisi yang menandakan adanya penurunan jumlah air ketuban di dalam rahim sebagai akibat dari kebocoran cairan atau masalah bawaan dengan janin atau plasenta. Abnormalitas ini juga dapat terjadi jika janin memiliki masalah ginjal dan masalah lainnya.
Oligohidramnion dapat terjadi selama trimester berapa pun. Namun lebih sering terjadi selama 6 bulan pertama kehamilan.
Selama waktu itu, ada risiko lebih tinggi cacat lahir, kehilangan kehamilan, kelahiran prematur, atau kematian neonatal.
d. Polihidramnion
Polihidramnion adalah kondisi jumlah air ketuban di dalam rahim yang sangat banyak. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan pada janin, kehamilan multipel (seperti kembar atau kembar tiga), atau diabetes gestasional. Dalam beberapa kasus, penyebabnya tidak diketahui.
Ibu hamil yang mengalami kondisi ini biasanya akan akan sering merasakan nyeri perut yang luar biasa dan kesulitan bernapas karena pembesaran rahim.
e. Ketuban pecah dini
Preterm Premature Rupture of Membranes (PPROM) atau Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah kondisi yang menjadi salah satu penyebab utama persalinan caesar. Kondisi bisa terjadi akibat turunnya kadar kolagen yang berfungsi untuk mempertahankan struktur ketuban. Bisa pula karena infeksi dan trauma.
***
Segera konsultasi pada dokter bila Anda mencurigai adanya masalah pada cairan ketuban. Dengan begitu, dokter dapat memberikan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Baca juga
Air ketuban sedikit saat hamil, waspadai bayi alami cacat lahir
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.