Septikemia adalah infeksi aliran darah yang cukup serius dan lebih dikenal juga sebagai kondisi keracunan darah. Kondisi ini bisa terjadi ketika infeksi bakteri yang berada di beberapa organ tubuh kemudian memasuki aliran darah.
Ini bisa membahayakan karena bakteri dan racunnya bisa menyebar ke seluruh bagian tubuh sehingga bisa mengancam jiwa. Bila tak ditangani segera, septikemia bisa berkembang lebih fatal menjadi sepsis.
Septikemia adalah kondisi keracunan darah yang berbahaya
Bila septikemia telah berkembang menjadi sepsis, maka akan sangat berisiko. Sepsis menjadi kondisi yang lebih membahayakan dan serius karena bisa menyebabkan peradangan di seluruh tubuh. Bila sepsis berat terjadi, keselamatan jiwa seseorang bisa terancam.
Peradangan yang terjadi di tubuh bisa menyebabkan adanya pembekuan darah yang akhirnya bisa menghalangi oksigen mencapai organ vital. Sepsis parah bisa mengakibatkan kegagalan fungsi organ penting dalam tubuh.
Pada kondisi tertentu, kondisi ini bisa menyebabkan syok septik. Ini bisa terjadi ketika sepsis dialami oleh seseorang dengan kondisi tekanan sangat rendah. Syok septik ini dampaknya bisa fatal pada banyak kasus.
Artikel terkait : Bumil wajib tahu, Ini 5 risiko jika golongan darah ibu berbeda dengan bayi
Gejala-gejala Septikemia yang perlu diwaspadai
Ada beberapa gejala septikemia atau gejala awal sepsis yang sebaiknya diperhatikan, diantaranya :
- Demam tinggi.
- Merasakan sesak nafas.
- Bernafas lebih cepat.
- Kulit lebih berkeringat.
- Badan menggigil atau merasa kedinginan.
- Perubahan kondisi psikis seperti kehilangan minat atau pun bingung.
Selain sepsis dini, ada juga berbagai gejala syok septik sebagai tanda gejala lebih serius, diantaranya :
- Sering pingsan.
- Merasa sangat pusing.
- Kulit dingin dan pucat.
- Sesak nafas.
- Mengalami diare, mual, dan muntah.
- Nyeri otot yang parah dan ketidaknyamanan yang ekstrem.
- Buang air kecil lebih sedikit.
- Perasaan bingung.
- Perubahan mental yang tak biasa.
Artikel terkait : Waspada! Inilah risiko penyakit yang bisa menyerang berdasarkan golongan darah
Penyebab septikemia terjadi
Berbagai hal yang menjadi penyebab septikemia
Banyak jenis bakteri yang bisa menyebabkan septikemia di tubuh seseorang. Infeksi yang terjadi biasanya parah dan terdapat di berbagai bagian tubuh yang lain.
Beberapa infeksi yang umumnya menyebabkan septikemia antara lain :
- Infeksi pada ginjal.
- Infeksi di area perut.
- Mengalami infeksi paru-paru seperti pneumonia.
- Infeksi saluran kemih.
Selain disebabkan karena infeksi berbahaya, ada beberapa faktor risiko yang membuat sseseorang bisa mengalami septikemia.
Beberapa hal yang bisa meningkatkan risikonya antara lain :
- Orang-orang yang sudah berada di rumah sakit, pasca operasi.
- Anak kecil atau lansia.
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rendah.
- Menderita penyakit yang membuat imunitas rendah, seperti HIV .
- Memiliki luka yang parah.
- Tengah menjalani perawatan medis seperti kemoterapi maupun suntik steroid.
- Menderita leukemia.
- Menggunakan kateter urin.
Septikemia adalah kondisi yang berbahaya, cegah dengan cara ini
Karena disebabkan oleh bakteri, biasanya dokter akan meresepkan antibiotik bila sudah didiagnosis kondisinya sejak awal untuk mencegah bakteri memasuki aliran darah. Pada anak yang masih kecil, pemberian vaksinasi menjadi hal yang penting untuk dilakukan.
Bagi orang dewasa, ada beberapa bentuk pencegahan septikemia melalui kebiasaan sederhana yang dilakukan sehari-hari, diantaranya :
- Cuci tangan secara teratur khususnya saat setelah datang dari tempat umum.
- Olahraga secara teratur.
- Konsumsi berbagai makanan bergizi seimbang maupun jenis makanan lainnya.
- Hindari mengonsumsi obat-obatan terlarang.
- Menghindari penularan penyakit berbahaya dari orang lain.
- Hindari kebiasaan merokok.
Diagnosis septikemia
Septikemia termasuk kondisi yang kompleks untuk didiagnosis. Oleh karena itu biasanya dokter akan melakukan berbagai macam tes untuk mendiagnosisnya.
Pemeriksaan secara fisik akan dilakukan khususnya untuk melihat kondisi tekanan darah rendah maupun suhu tubuh. Beberapa kondisi seperti pneumonia maupun meningitis menajdi kondisi yang umum terjadi bersamaan dengan kondisi ini.
Ada beberapa tes yang dilakukan untuk memastikan kondisi ini, diantaranya :
- Tes urin
- Tes darah dengan memeriksa sejumlah sel dan trombosit untuk pembekuan darah.
- Sekresi luka
- Sekresi pernafasan
- Pemeriksaan kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah.
Ada beberapa tes yang juga dilakukan untuk mendiagnosis kondisi ini, diantaranya :
Bila Bunda mengalami berbagai gejala di atas sebaiknya segera periksakan ke dokter sebelum mengalami komplikasi yang lebih parah.
Baca Juga :
Cek Sekarang, Ini Tanda Kelainan Darah pada Anak yang Wajib Parents Waspadai
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.