Merebaknya kasus pasien meninggal akibat difteri di berbagai wilayah di Indonesia membuat Pemerintah bergerak cepat menangani wabah penyakit ini. Salah satu caranya adalah dengan melakukan Outbreak Response Imunization (ORI) yaitu imunisasi difteri ulang yang dilakukan oleh tiga provinsi yaitu Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.
Imunisasi difteri serentak di tiga provinsi ini dilakukan sejak tanggal 11 Desember 2017 di sekolah, puskesmas, posyandu, rumah sakit, dan fasilitas kesehatan lainnya. Pemerintah berharap cara ini dapat menghentikan infeksi bakteri penyebab difteri yang mematikan.
Namum, pelaksanaan ORI ini masih menimbulkan banyak pertanyaan terutama bagi para orangtua. Perlukah anak saya mendapat imunisasi difteri lagi jika sudah pernah melakukannya?
Apakah ORI juga berlaku untuk para bayi yang belum mulai imunisasi? Apakah program ORI ini gratis juga untuk orang dewasa?
Batas usia imunisasi difteri

Sasaran utama dari program ORI adalah anak-anak usia 1 - 19 tahun. Jadi, untuk para bayi yang usianya belum genap setahun, mereka TIDAK PERLU mengikuti prorgram ini.
ORI akan dilakukan sebanyak 3 putaran dengan interval 0 - 1 - 6 bulan. Putaran pertama dilakukan pada minggu kedua Desember 2017, putaran kedua adalah Januari 2018, dan putaran ketiga akan berlangsung bulan Juni 2018.
Jenis imunisasi difteri
Dalam mencegah difteri, anak biasanya akan diberikan 3 jenis vaksin berbeda secara bertahap. Tiga jenis vaksin tersebut adalah vaksin DPT-HB-HiB (untuk bayi di bawah 1 tahun dan anak usia 18 bulan), vaksin DT (untuk anak kelas 1SD), dan vaksin Td (ketika anaknya kelas dua atau lima SD).
Namun, dalam ORI, pembagiannya adalah sebagai berikut:
- vaksin DPT-HB-HiB untuk anak usia 1 sampai dengan < 5 tahun
- vaksin DT untuk usia 5 sampai dengan < 7 tahun
- vaksin Td usia 7 sampai dengan< 19 tahun
Anak tetap perlu melengkapi vaksin lainnya selain imunisasi difteri sesuai jadwal. Cek jadwal lengkap imunisasi di sini.
Hal penting lainnya terkait imunisasi difteri

Ada beberapa hal yang perlu Parents perhatikan sebelum membawa anak mengikuti imunsiasi difteri serentak, yaitu:
- Lampirkan riwayat kesehatan anak sebelumnya, misalnya riwayat alergi, riwayat imunisasi yang sudah pernah dilakukan, serta kondisi kesehatan anak saat akan vaksin
- Anak yang memiliki alergi terhadap vaksin atau salah satu zat yang terkandung dalam vaksin WAJIB berkonsultasi dengan dokter anak terlebih dahulu
- Anak tidak boleh berada dalam kondisi sakit saat imunisasi.
Tak hanya itu, Parents juga perlu mengetahui hal-hal berikut ini:
- imunisasi difteri secara serentak (ORI) tidak dipungut biaya
- bila orang dewasa lebih dari usia 19 tahun ingin melakukan imunisasi difteri ulang, bisa dilayani di fasilitas kesehatan namun tidak gratis
- vaksin Td aman untuk wanita hamil
- jika anak baru mendapat imunisasi difteri, ORI difteri dapat diberikan lagi dengan jeda waktu satu bulan.
Mengenal tentang penyakit difteri

Penyakit difteri adalah penyakit yang disebabkan karena infeksi pada hidung dan tenggorokan. Penyakit ini disebabkan karena bakteri bernama Corynebacterium diphtheria yang dapat menyebar dari orang ke orang.
Difteri termasuk ke dalam salah satu penyakit menular yang berbahaya dan berpotensi mengancam jiwa. Seseorang bisa tertular difteri bila tidak sengaja menghirup atau menelan percikan air liur yang dikeluarkan penderita saat batuk atau bersin.
Penularan juga bisa terjadi melalui benda yang sudah terkontaminasi air liur penderita, seperti gelas atau sendok.
Adapun gejala difteri biasanya muncul 2 hingga 5 hari setelah seseorang positiff terinfeksi. Sayangnya, tidak semua orang yang terinfeksi mengalami gejala dan sadar akan gejala yang sedang dialami.
Segera waspadai kondisi difteri, bila Anda atau anak Anda mengalami:
- Adanya selaput tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel
- Sakit tenggorokan
- Suara serak
- Pilek
- Batuk
- Demam
- Mengigil
- Lemas
- Munculnya benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening
Segeralah ke dokter bila Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas. Terutama bila keluarga, saudara, atau teman Anda ada yang mengalami difteri.
Bakteri yang menyebabkan difteri dapat menghasilkan racun yang bisa merusak jaringan di hidung dan tenggorokan. Hal ini dapat menyumbat saluran pernapasan.
Selanjutnya, racun tersebut juga bisa menyebar melalui aliran darah dan menyerang berbagai organ. Pada jantung, kerusakan jaringan akibat racun dapat menimbulkan radang otot jantung (miokarditis). Adapun pada ginjal, menyebabkan gagal ginjal. Dan pada saraf, menyebabkan kelumpuhan.
Namun Bunda tidak perlu takut, meskipun berbahaya tetapi difetri umumnya dapat dicegah dengan pemberian imuniasai secara teratur. Oleh karena itu, jangan lewatkan jadwal imunisasi yang telah dirancang dan dianjurkan oleh pemerintah.
Baca juga:
id.theasianparent.com/anak-tidak-vaksin/
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.