Apakah Bunda tengah overthinking dengan berat badan setelah melahirkan dan tengah berpikir cara menaikkan berat badan saat menyusui? Bukannya tidak mungkin menaikkan BB saat kita menjadi ibu menyusui, lho, Bun.
Menyusui adalah periode yang memang menuntut kebutuhan nutrisi dalam kehidupan seorang perempuan.
Saat Bunda menyusui, tubuh Anda membutuhkan nutrisi yang cukup untuk mendukung kebutuhan diri Bunda sendiri serta juga kebutuhan si kecil.
Menurut La Leche League, sebuah organisasi internasional yang mendukung ibu menyusui, jumlah kalori yang dibutuhkan seorang perempuan tergantung pada seberapa banyak lemak tubuh yang dia miliki dan tingkat aktivitasnya.
Jika Bunda berniat menambah berat badan saat menyusui, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mencapai berat badan yang sehat.
Artikel Terkait: 7 Cemilan sehat untuk ibu menyusui agar ASI berkualitas!
Bagaimana Cara Menaikkan Berat Badan Saat Menyusui?
Jika Anda ingin menambah berat badan saat menyusui, inilah cara menaikkan berat badan saat menyusui, sebagaimana dikutip laman Parental Questions:
1. Menambahkan Produk Pangan Tinggi Kalori
Tambahkan makanan kaya kalori ke dalam menu keseharian Anda. Ini termasuk vitamin dan mineral penting, serta protein dan pati tanpa lemak. Produk pangan ini mengandung banyak nutrisi tambahan yang Anda butuhkan saat Anda sedang menyusui.
Beberapa makanan yang harus Anda mulai makan lebih banyak termasuk roti gandum, pasta, kentang, yogurt, selai kacang, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau, dan buah-buahan kering.
2. Konsumsi Susu dan Sumber Protein dalam Bentuk Cairan, sebagai Pelengkap Air Putih
Anda juga dapat menambahkan nutrisi tambahan ke makanan Anda saat menyiapkan menu makanan tertentu.
Misalnya menambahkan susu ketika membuat smoothies, atau menambahkan keju pada menu masakan kita tiap harinya.
Ini bisa menjadi sesuatu yang sederhana dan juga menarik.
Menggunakan susu, yogurt, atau keju sebagai pengganti air dalam banyak resep akan membantu Anda menaikkan BB.
3. Makan Setiap 2 Jam Sekali
Saat Anda mencoba menambah berat badan, pastikan Anda makan setiap dua jam atau lebih.
Inilah yang dimaksud dengan ngemil, dan Anda bisa mengemil camilan sehat seperti kacang-kacangan, buah-buahan kering, dan selai kacang.
4. Minum Air Beberapa Menit Setelah Makan
Saat Anda makan semua makanan ekstra ini, pastikan Anda juga tetap terhidrasi dengan minum banyak cairan.
Akan lebih baik untuk mencoba tidak minum air segera setelah makan dan menunggu beberapa menit.
5. Lacak Kalori dengan Jurnal Catatan Harian
Saat mencoba menambah berat badan, disarankan untuk membuat buku harian makanan.
Dengan cara ini, Anda dapat melacak jumlah kalori yang Anda konsumsi, penambahan berat badan, dan melihat apa yang berhasil untuk Anda atau tidak.
Ini bisa berupa buku harian yang sebenarnya atau aplikasi sederhana di ponsel Anda.
Artikel Terkait: 6 Jenis Makanan untuk Mengatasi Konstipasi Ibu Hamil di Trimester Kedua
Bagaimana Jika Bunda Tetap Tidak Berhasil Menaikkan Berat Badan saat Menyusui?
Jika Anda melakukan semua ini dan masih mengalami kesulitan menambah berat badan, mungkin sudah saatnya untuk menemui dokter atau ahli gizi tentang hal itu.
Mereka akan dapat membantu Anda membuat program penambahan berat badan yang mempertimbangkan banyak hal, termasuk metabolisme tubuh Anda.
Hanya karena Anda mencoba menambah berat badan tidak berarti Anda harus makan sepanjang waktu.
Sangat penting untuk mengetahui batasan Anda dan tidak makan berlebihan, yang bisa membuat Anda merasa tidak enak.
Satu hal yang perlu Anda pertimbangkan adalah apa yang Anda makan.
Dapat diturunkan ke bayi melalui ASI. Beberapa makanan dapat menyebabkan beberapa masalah pada sistem pencernaan bayi Anda yang halus dan harus dihindari.
Itulah mengapa sangat penting untuk melibatkan dokter Anda ketika membuat rencana untuk menambah berat badan saat menyusui.
Artikel terkait: Ibu menyusui mau diet? Ikuti aturannya agar produksi ASI tetap lancar
Fakta-Fakta Tentang Berat Badan Ibu Menyusui
Apakah Menyusui Membakar Kalori?
Menyusui memang membakar kalori. Berapa banyaknya tergantung pada beberapa hal, seperti usia bayi, seberapa sering bayi menyusu, lonjakan pertumbuhan, apakah bayi menyusui secara eksklusif atau menerima susu formula/donor tambahan, apakah bayi mengonsumsi makanan padat, dan akhirnya, berapa banyak ASI yang diproduksi ibu dan berapa banyak kalori ada di setiap ons susunya.
Sebagaimana dikutip The Lactation Nutritionist rata-rata, ada 20 kalori dalam setiap ons ASI matang, tetapi ini hanya rata-rata dan jumlahnya bervariasi dari ibu ke ibu (kebanyakan tergantung pada kandungan lemak susunya), hari ke hari, jam ke jam dan bahkan sepanjang menyusui.
Jadi, banyak ibu yang malah turun berat badan saat menyusui, karena banyak kalori yang terbakar, namun hal ini tidak sama pada setiap busui.
Stres saat Menjadi Busui dapat Memengaruhi Berat Badan
Merasa lelah atau bahkan stres ketika menjadi ibu adalah hal yang wajar dan valid.
Merasa tidak punya waktu untuk merawat diri sendiri, atau bahkan tidak bisa buang air besar atau mandi dengan tenang mungkin adalah hal-hal yang hampir dijumpai pada tiap ibu.
Kelelahan yang berujung pada stres, terutama saat menjadi ibu menyusui pun bukan hal yang perlu dijadikan masalah besar, namun perkara yang memang sudah sewajarnya dihadapi.
Ketika stres, tubuh Bunda akan melepaskan hormon kortisol. Peningkatan kadar kortisol dapat menyebabkan penambahan berat badan, terutama di sekitar bagian tengah tubuh.
Di beberapa perempuan, stres mengakibatkan sebaliknya, kehilangan nafsu makan sehingga terjadi penurunan berat badan.
Kurang Tidur Selama Menjadi Busui Pengaruhi BB Bunda
Kurang tidur ketika punya bayi adalah hal yang kerap terjadi di kehidupan baru Bunda.
Kurang tidur kronis adalah salah satu hal yang mana membuat Bunda tidak dapat mempertahankan berat badan yang sehat.
Hormon dalam Tubuh Busui Memengaruhi Berat Badan Bunda
Prolaktin adalah hormon utama yang terlibat dalam produksi ASI.
Hormon ini dilepaskan setiap kali bayi Anda menyusu.
Penelitian telah menunjukkan, orang dengan kadar prolaktin tinggi sering mengalami kenaikan berat badan, merasa lelah dan memiliki lebih sedikit energi.
Sebagai ibu menyusui kita memiliki lebih banyak prolaktin daripada rata-rata orang, yaitu sekitar 10 kali lebih banyak.
Salah satu mekanisme Prolaktin mencegah kita menurunkan berat badan adalah melalui penekanan Adiponektin, hormon lain yang melakukan sebaliknya: ia meningkatkan metabolisme yang lebih cepat, memberi kita energi dan membantu pemecahan lemak.
Susu Penggemuk untuk Ibu Menyusui, Efektifkah?
Yang perlu digarisbawahi adalah, hal terpenting untuk menambah berat badan bagi ibu menyusui adalah meningkatkan asupan kalori.
Lantas, efektifkah susu penggemuk untuk ibu menyusui? Susu hanyalah salah satu cara untuk meningkatkan konsumsi kalori bagi ibu.
Jadi, susu penggemuk untuk ibu menyusui hanyalah berperan sebagai suplemen dan memang hanya untuk melengkapi kebutuhan gizi, bukan sebagai sumber pangan utama dan satu-satunya.
Jika Bunda ingin minum susu penggemuk untuk ibu menyusui, maka pastikan untuk meningkatkan asupan kalori harian secara bertahap hingga 300 hingga 500 kkal. Asupan kalori yang dibutuhkan oleh ibu menyusui adalah 2.480 sampai 2.580 kalori selama 6 bulan pertama.
Lalu, pada 6 bulan kedua, ibu menyusui harus mengonsumsi 2.550 hingga 2.650 kalori. Karena satu gelas susu penggemuk mengandung 200 kalori, maka pastikan untuk menyesuaikan porsinya agar asupan kalori harian tidak melebihi 2.580-2.650 kalori.
Di keseharian, ibu menyusui tetap harus mengonsumsi makanan sehat agar memiliki kebutuhan lemak, protein, karbohidrat, dan vitamin yang cukup. Dengan cara ini, Bunda dapat menambah berat badan dengan lebih sehat dan aman.
Demikian terkait cara menaikkan berat badan saat menyusui yang bisa Bunda coba. Semangat sehat Bunda!
***
Baca juga:
Bolehkah Ibu Menyusui Minum Soda? Ini 3 Dampak Buruknya bagi Bayi
5 Fakta Menarik yang Perlu Diketahui Setiap Ibu Menyusui
Amankah Minum Susu Penggemuk untuk Ibu Menyusui? Simak Penjelasan Ini
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.