Hipoglikemia pada Bayi Baru Lahir: Gejala, Penyebab, Diagnosis

undefined

Kurangnya kadar gula darah dalam tubuh bayi baru lahir sering terjadi, bila tidak segera ditangani, bisa sangat berbahaya.

Hipoglikemia adalah kondisi apabila kadar gula darah tubuh atau glukosa terlalu rendah. Tak hanya pada orang dewasa, hipoglikemia pada bayi pun dapat terjadi.

Kadar gula darah yang rendah dapat menyebabkan kerusakan pada otak. Alhasil hal ini menjadi sesuatu yang sangat diperhatikan dan menjadi kekhawatiran orang tua jika bayinya mengalami hipoglikemia.

Walau demikian, menurut penjelasan dalam situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), hipoglikemia sesaat pada awal kehidupan bayi baru lahir cukup bulan merupakan hal wajar.

Hal ini akan normal dengan sendirinya, karena kadar glukosa darah meningkat secara spontan dalam 2-3 jam.

Apa tanda-tanda hipoglikemia pada bayi dan cara mengatasinya? Simak penuturannya berikut ini, Parents.

Artikel terkait: Parents, Waspadai Diabetes Pada Bayi Sejak Dalam Kandungan

Apa Itu Hipoglikemia pada Bayi?

Hipoglikemia pada Bayi Baru Lahir: Gejala, Penyebab, Diagnosis

Mengutip dari Stanford Medicine Children’s Health, glukosa adalah sumber utama bahan bakar untuk otak dan tubuh.

Hipoglikemia adalah kondisi di mana seseorang memiliki jumlah glukosa (gula) dalam darah yang lebih rendah dari biasanya.

Selama kehamilan, glukosa diteruskan ke bayi dari ibu melalui plasenta. Sebagian glukosa disimpan di plasenta, dan kemudian terbagi-bagi di hati, jantung, dan otot bayi.

Simpanan glukosa ini penting untuk memasok otak bayi dengan energi selama persalinan dan untuk nutrisi setelah bayi lahir.

Pada bayi yang baru lahir, gula darah rendah dapat terjadi karena berbagai alasan. 

Gejala

Melansir dari Medical News Today, tidak semua bayi dengan hipoglikemia memiliki gejala, terutama pada tahap awal.

Oleh karena itu, banyak rumah sakit dan pusat bersalin menguji kadar glukosa darah saat lahir untuk bayi yang berisiko dan secara berkala setelahnya.

Kebanyakan dokter menganggap glukosa darah di bawah 47 miligram per desiliter (mg/dl) sebagai definisi hipoglikemia pada bayi baru lahir.

Berikut adalah beberapa gejala umum yang dapat ditemukan pada bayi yang menderita hipoglikemia

  • Gemetar
  • Perubahan warna biru atau putih pada bibir dan kulit
  • Kurang minat menyusu
  • Terlihat lemah dan lesu
  • Suhu tubuh rendah
  • Kejang

Hipoglikemia mungkin lebih parah jika glukosa darah terus turun atau tetap rendah selama 3 hari atau lebih.

Penyebab Hipoglikemia pada Bayi

1. Hipoglikemia Transisional

Penurunan glukosa darah adalah bagian normal dari transisi ke kehidupan di luar rahim dan ini disebut sebagai hipoglikemia transisional.

Hipoglikemia transisional atau sementara terjadi karena di dalam rahim janin mendapatkan nutrisi dari plasenta melalui tali pusat.

Tepat setelah lahir, dokter akan menjepit dan kemudian memotong tali pusat sehingga menurunkan pasokan glukosa bayi.

Pada beberapa bayi, penurunan ini terlalu besar, menyebabkan glukosa darah sangat rendah.

Selama penurunan ini bersifat sementara dan ringan, hipoglikemia transisional tidak membahayakan bayi.

Biasanya, hipoglikemia transisional mengoreksi dirinya sendiri dengan cepat ketika bayi mulai menyusu secara teratur.

2. Gizi Buruk Selama Kehamilan

Menurut buku Undernutrition during Pregnancy yang ditulis oleh Hoang Anh Nguyen, bukti menunjukkan bahwa perempuan dengan status kekurangan gizi sebelum dan selama kehamilan memiliki peningkatan risiko gangguan metabolisme (contohnya diabetes mellitus gestasional).

Serta, memiliki risiko komplikasi selama persalinan dan kelahiran, termasuk hipoglikemia neonatus pada bayi yang dilahirkan.

3. Asupan Nutrisi yang Tidak Memadai

Beberapa bayi tidak mendapatkan cukup makanan saat lahir.

Ini bisa terjadi ketika ada penundaan pemberian makan, ketika orang tua atau pengasuh tidak memberi makan lebih awal atau sesuai permintaan, atau ketika ada masalah dengan suplai ASI.

Kadar gula darah tubuh yang rendah pada bayi baru lahir bisa terjadi karena belum mendapat asupan ASI, di mana terjadi respons ketogenik yaitu metabolisme dari asam lemak menjadi badan keton.

Otak bayi akan memanfaatkan badan keton untuk menghemat glukosa bagi otak dan melindungi fungsi neurologis bayi.

Selain itu, bayi yang mendapat ASI cenderung memang memiliki kadar glukosa rendah, dibanding dengan bayi yang mendapat susu formula.

Maka dari itu, banyak kasus di mana bayi diberikan susu formula karena kadar glukosa rendah, padahal sebenarnya mereka tidak membutuhkan susu formula.

4. Golongan Darah yang Tidak Cocok Antara Ibu dan Bayi

Darah setiap orang memiliki karakteristik tertentu. Jika darah bayi dan ibu tidak cocok, maka hal tersebut dapat menyebabkan anemia janin, hidrops imun (eritroblastosis fetalis), dan komplikasi lain seperti hipoglikemia neonatus.

Ketidakcocokan golongan darah menjadi masalah karena seorang ibu bisa saja mengembangkan antibodi terhadap sel darah bayinya, yang terjadi ketika darah ibu dan bayi yang tidak cocok bercampur selama kehamilan.

Kondisi ini dapat terjadi jika darah bayi melewati plasenta atau selama tes prenatal invasif tertentu, trauma, kelahiran atau situasi lainnya.

5. Asfiksia Lahir (Birth Asphyxia)

Menurut sebuah penelitian pada tahun 2013, asfiksia atau tidak mendapatkan oksigen yang cukup selama persalinan dan stres perinatal meningkatkan risiko hiperinsulinisme pada periode neonatal.

Hal itu karena penggunaan metabolisme anaerobik untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah yang menyebabkan hipoglikemia sementara pada bayi.

6. Kondisi Medis Tertentu

Ada berbagai kondisi medis yang dapat menyebabkan kesulitan menyusui pada bayi baru lahir atau kesulitan menyerap dan menyimpan energi. Ini bisa menjadi penyebab dari hipoglikemia persisten (menetap).

Beberapa contoh kondisi yang dapat menyebabkan atau meningkatkan kemungkinan hal ini di antaranya:

  • Hyperinsulinisme kongenital
  • Hipotiroidisme
  • Galaktosemia
  • Intoleransi fruktosa
  • Sindrom Beckwith-Wiedemann
  • Sindrom Soto
  • Sindrom Costello

7. Penggunaan Steroid Antenatal

Menurut sebuah studi tahun 2020, hipoglikemia adalah efek samping yang umum dari obat steroid betametason.

Kadang-kadang, dokter memberikan satu jenis obat ini kepada ibu hamil yang berisiko melahirkan prematur, untuk mempercepat perkembangan paru-paru janin.

Studi menemukan bahwa penundaan penjepitan tali pusat dapat memberikan perlindungan terhadap efek samping ini pada bayi prematur.

Diagnosis

Diagnosis hipoglikemia neonatus dilakukan dengan tes glukosa serum, yaitu tes darah yang mengukur gula darah pada bayi baru lahir.

Tes yang dilakukan dengan mengambil sampel darah dari tumit ini adalah cara yang mudah dan minimal invasif.

Jika gula darah rendah, dokter akan terus memantaunya untuk menentukan apakah pengobatan diperlukan.

Terkadang, tes tambahan dilakukan untuk mencari gangguan metabolisme atau penyakit lain yang dapat menyebabkan gula darah rendah.

Perawatan akan tergantung pada usia kehamilan saat bayi dilahirkan dan kondisi kesehatan secara keseluruhan.

Pada umumnya, bayi akan diberikan sumber glukosa yang bekerja dengan cepat, misalnya campuran glukosa dan air atau susu formula sebagai makanan awal. Glukosa juga bisa diberikan melalui infus.

Setelah menjalani perawatan, kadar glukosa darah bayi akan diperiksa kembali untuk melihat apakah hipoglikemia terjadi lagi.

Faktor Risiko Terjadinya Hipoglikemia pada Bayi

Sudah dijelaskan jika bayi baru lahir dapat saja mengalami hipoglikemia sementara. Hal ini terlepas dari asupan yang ia dapat, baik itu ASI maupun susu formula.

Menurut IDAI, berikut inilah 3 kategori bayi yang berisiko hipoglikemia. Simak baik-baik, ya, Bun.

  1. Pemakaian glukosa yang berlebihan, termasuk kondisi hiperinsulinemia.
  2. Produksi dan cadangan glukosa yang tidak memadai.
  3. Peningkatan pemakaian glukosa dan penurunan produksi.

Kondisi Bayi yang Berisiko Tinggi Terkena Hipoglikemia 

hipoglikemia pada bayi

Selain itu, terdapat berbagai kondisi lain yang meningkatkan risiko hiploglikemia pada bayi. Inilah penjelasannya.

1. Bayi dari Ibu yang Menderita Diabetes

Ibu dengan diabetes yang tidak terkontrol memiliki kadar glukosa darah tinggi, bisa melewati plasenta hingga merangsang pembentukan insulin pada bayi baru lahir.

Ketika lahir, kadar glukosa darah bayi tiba-tiba turun karena pasokan dari plasenta berhenti. Padahal kadar insulin masih tinggi, inilah yang membuat hipoglikemia pada bayi terjadi.

Artikel terkait: Apakah Penderita Diabetes Mellitus Dilarang Hamil?

2. Bayi Besar untuk Masa Kehamilan (BMK)

Bayi BMK biasanya lahir dari ibu dengan toleransi glukosa yang abnormal. Itulah yang dapat memicu hipoglikemia terjadi.

3. Bayi Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)

Kekurangan gizi saat masih dalam kandungan membuat bayi tidak sempat memproduksi cadangan glikogen, dan kadang persediaan yang ada sudah terpakai.

Bayi KMK memiliki kecepatan metabolisme lebih besar sehingga menggunakan glukosa lebih banyak.

Meski terlihat bugar, tetapi sering sekali bayi KMK mudah lapar dan memerlukan lebih banyak perhatian.

Selain itu, ia juga perlu diberi ASI setiap dua jam, dan terkadang hingga memerlukan pemberian suplementasi dan cairan intravena sambil menunggu ASI sang ibu cukup.

4. Bayi Prematur

Hipoglikemia pada Bayi Baru Lahir: Gejala, Penyebab, Diagnosis

Deposit glukosa berupa glikogen biasanya baru terbentuk pada trimester ketiga kehamilan.

Maka, jika bayi lahir terlalu awal, persediaan glikogen terlalu sedikit dan akan lebih cepat habis terpakai.

5. Bayi Postmatur

Fungsi plasenta pada bayi postmatur atau lebih bulan sudah mulai berkurang dan asupan glukosa dari plasenta juga berkurang, sehingga janin menggunakan cadangan glikogennya.

Setelah bayi lahir, glikogen tinggal sedikit, akhirnya bayi rentan alami hipoglikemia.

6. Bayi yang Terlambat Diberi ASI

Bayi yang dipuasakan, termasuk telat melakukan IMD dapat berisiko mengalami hipoglikemia. Hal itu karena kadar glukosa darah tidak mencukupi.

7. Bayi Stres Selama Kehamilan dan Persalinan

Kondisi tersebut bisa terjadi misalnya jika ibu hamil mengalami hipertensi.

Saat lahir, bayi memiliki kecepatan metabolisme yang tinggi dan memerlukan energi yang lebih besar daripada bayi lain.

Hipoglikemia pada Bayi Baru Lahir: Gejala, Penyebab, Diagnosis

8. Sakit

Bayi kembar identik yang terjadi twin to twin transfusion, hipotermia, distress pernapasan, abnormalitas endokrin, serta beberapa kondisi lainnya bisa berdampak pada hipoglikemia.

Maka dari itu, cek kondisi bayi pada dokter.

9. Bayi Lahir dari Ibu yang Memiliki Masalah Kesehatan

Ibu yang menjalani pengobatan (terbutalin, propanolol, hipoglikemia oral), ibu perokok, ibu yang mendapat glukosa intravena saat persalinan, dapat meningkatkan risiko hipoglikemia pada bayinya.

Maka dari itu, ibu hamil pun harus menjaga kesehatannya.

Komplikasi Hipoglikemia pada Bayi

Hipoglikemia berarti bahwa bayi tidak memiliki cukup gula dalam darah mereka untuk menyediakan energi yang cukup untuk bahan bakar tubuh atau otak.

Hipoglikemia sementara dapat sembuh dengan cepat dan pada umumnya tidak berbahaya.

Namun, hipoglikemia yang parah dan berkelanjutan/tetap serta tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius.

Dalam kasus yang parah, hipoglikemia neonatal dapat memengaruhi jantung atau otak dan dapat menyebabkan kejang-kejang. Ada juga risiko pada masalah perkembangan.

Pencegahan

Hipoglikemia transisional adalah hal yang normal terjadi segera setelah lahir, tetapi beberapa tindakan tertentu dapat mengurangi risiko hipoglikemia menjadi masalah yang lebih persisten.

Di antaranya termasuk mengidentifikasi bayi yang berisiko hipoglikemia sejak dini.

Tes glukosa setelah lahir memang tidak akan mencegah hipoglikemia, tetapi dapat mendeteksi kondisi lebih awal sehingga pengobatan dapat dimulai sesegera mungkin dan mengurangi kemungkinan komplikasi yang berbahaya.

Pemberian makan atau disusui segera dalam satu jam pertama setelah lahir juga disarankan oleh para ahli, disertai dengan tes glukosa 30 menit setelah pemberian makan pertama untuk bayi berisiko tinggi hipoglikemia.

***

Itulah beberapa kondisi yang meningkatkan risiko hipoglikemia pada bayi baru lahir. Semoga bisa dihindari, ya, Bun.

Artikel diupdate oleh: Annisa Pertiwi

Baca juga:

Normalkah Payudara Bayi Perempuan Membesar? Ini Penjelasan Ahli

10 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir yang Perlu Parents Waspadai!

Mirip Tahnik; Gel Gula Untuk Bayi Prematur, Cegah Kerusakan Otak

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.