Gangguan Kepribadian Paranoid atau Paranoid Personality Disorders (PPD) merupakan salah satu masalah psikologis. Kondisi ini membuat penderitanya kerap memiliki perasaan parno seperti cemas, takut, hingga curiga berlebihan. Hal inilah yang menyebabkan pasien PPD cenderung sulit percaya pada orang lain bahkan orang-orang terdekat mereka.
Jenis gangguan kepribadian ini lebih sering dialami laki-laki dan biasanya muncul pada usia remaja. Meski begitu, paranoid juga bisa menyerang siapa pun termasuk dapat muncul sejak usia anak-anak.
Artikel terkait: Suka Menimbun Barang Tidak Terpakai? Waspadai Gangguan Mental Hoarding Disorder
Gangguan Kepribadian Paranoid: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya
Hingga saat ini, penyebab pasti dari PPD belum diketahui. Namun, beberapa ahli menyebutkan bahwa paranoid bisa dipicu oleh faktor psikologis dan biologis seseorang. Faktanya, PPD biasa terjadi pada orang yang memiliki riwayat gangguan mental tertentu. Selain itu, faktor genetik juga bisa saja menjadi penyebab dari jenis gangguan ini.
Lebih lanjut, mengutip WebMD, berikut penyebab dan faktor risiko dari gangguan kepribadian paranoid:
- Pernah alami trauma psikologis seperti menjadi korban kekerasan seksual, korban kekerasan dalam rumah tangga, atau pun bullying
- Mengalami stres berat, tekanan batin, hingga burnout
- Adanya riwayat atau sedang mengalami gangguan mental tertentu seperti skizofrenia, gangguan kecemasan, serta depresi
- Kualitas tidur yang tidak baik hingga alami insomnia berat
- Adanya gangguan pada otak karena penyakit tertentu seperti epilepsi, demensia, dan stroke
- Gaya hidup yang tidak sehat; mengonsumsi minuman beralkohol, merokok, atau pun menggunakan obat-obatan terlarang dalam jangka panjang
Ciri-ciri dan Gejala yang Perlu Diwaspadai
Seseorang dengan gangguan paranoid biasanya tidak memercayai orang lain. Pasalnya, mereka selalu berpikir bahwa orang-orang di sekitarnya kerap memiliki niat jahat yang akan mengancam keselamatannya. Padahal, kenyataannya tidak demikian.
Maka dari itu, pasien PPD kerap terlihat sebagai seseorang yang tertutup, jarang bergabung dengan lingkar sosial, dan cenderung bersikap cuek pada segala hal. Ada pun beberapa ciri dan gejala PPD lainnya yakni:
- Tidak bisa memercayai orang lain. Selalu bersikap curiga bahwa orang-orang di sekitar memiliki niat jahat, membenci dirinya, atau bahkan berniat memanfaatkannya.
- Ketidakpercayaan panderita PPD menjadikan ia enggan bercerita dan curhat pada orang lain. Mereka khawatir jika curhatan tersebut akan disalahgunakan dan menyerang balik dirinya.
- Kesulitan tidur dan istirahat karena memikirkan kemungkinan terburuk yang akan menghampirinya.
- Sulit bekerja dalam tim. Sangat sensitif saat diberikan kritik.
- Sulit memahami perasaan sendiri.
- Emosional dan lebih mudah marah.
- Perfeksionis, keras kepala, dan percaya bahwa pendapat mereka selalu benar.
- Sering merasa takut dan cemas berulang.
- Meragukan kebaikan dan kesetiaan orang lain.
- Cenderung menjauh dan mengisolasi diri dari lingkungan sosial.
Diagnosis dan Penanganan
Gejala paranoid kadang mirip dengan gangguan kepribadian lainnya. Maka, jika Anda mengalami beberapa gejala yang telah disebutkan, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi pada dokter jiwa. Pasalnya, mendiagnosis PPD juga tidak bisa dilihat hanya dari gejalanya saja. Dokter perlu mencari tahu penyebab dan melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan.
Saat kondisi PPD sudah terdiagnosis dokter, beberapa langkah penanganan yang kerap diberikan meliputi:
- Terapi berbicara seperti; Cognitive behavioral therapy (CBT), art therapies, terapi psikodinamik, konseling, serta terapi sistemik dengan anggota keluarga
- Menggunakan obat-obatan; biasanya diberikan obat antidepresan, anti kecemasan, atau antipsikotik.
Artikel terkait: Takut Berhadapan dengan Orang Lain? Hati-hati Gejala Antrofobia!
Mengobati pasien PPD merupakan hal yang sulit. Faktanya, penderita cenderung tidak percaya pada orang lain. Hal tersebut juga berlaku untuk dokter jiwa dan psikolog. Oleh karena itu, agar kondisi ini bisa ditangani dengan baik, pasien PPD harus memiliki motivasi dan keinginan kuat untuk sembuh.
Penderita gangguan kepribadian paranoid yang menolak pengobatan juga kemungkinan akan mengalami komplikasi. Seperti, menjalani kehidupan yang kurang fungsional. Kemampuan mereka untuk mempertahankan pekerjaan maupun interaksi sosial yang positif akan sirna.
Selain itu, meski cenderung sulit, tetapi dukungan dan kasih sayang dari orang-orang terdekat merupakan hal penting yang membantu pasien PPD dalam mengatasi kondisinya.
Apakah Gangguan Kepribadian Paranoid Bisa Dicegah?
Gangguan paranoid tidak dapat dicegah dan bisa dialami oleh siapa pun, termasuk anak-anak. Meski begitu, gaya hidup sehat dan terapi dapat membantu. Kedua hal tersebut dapat membuat seseorang yang rentan terhadap kondisi ini mempelajari bagaimana caranya menghadapi perasaan paranoid yang menghampirinya.
Artikel terkait: Sering melamun sampai lupa waktu? Hati-hati terkena kondisi kejiwaan ini!
Itulah penjelasan seputar Gangguan Kepribadian Paranoid yang perlu Anda ketahui. Jika Parents atau pun orang di sekitar menunjukkan gejala paranoid, jangan ragu untuk segera berkonsultasi ke dokter jiwa. Bantuan profesional sangat diperlukan agar kondisi paranoid bisa segera ditangani secara tepat.
***
Baca juga:
id.theasianparent.com/avoidant-personality-disorder-adalah
3 Gangguan emosi anak, hati-hati salah memberi label padanya!
Waspada Kepribadian Ganda pada Remaja, Kenali Penyebab dan Gejalanya!