X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

3 Gangguan emosi anak, hati-hati salah memberi label padanya!

Bacaan 4 menit
3 Gangguan emosi anak, hati-hati salah memberi label padanya!

Kapan Parents harus membedakan apakah anak mengalami gangguan emosional dan kapan ia berperilaku layaknya anak-anak?

Akhir-akhir ini semakin banyak anak yang didiagnosis mengalami gangguan emosional. Anak yang selalu gelisah di kelas dicap ADHD, dan anak yang kesulitan membaca langsung dianggap anak dengan autisme.

Tentu saja pada beberapa kasus, diagnosis yang tepat justru akan membuat anak mendapatkan perawatan yang baik untuk menangani kasusnya.

Namun, kapan seorang anak dianggap mengalami salah satu dari sekian banyak gejala gangguan emosional dan kapan ia hanya berperilaku layaknya seorang anak?

Para ahli sekarang mengingatkan untuk lebih berhati-hati saat memberi label bahwa seorang anak mengalami gangguan perilaku. Peneliti sekaligus terapis keluarga, Michael Ungar, Ph.D. adalah salah satu profesional yang keberatan untuk melabel segala sesuatu sebagai gangguan.

Ia menjelaskan, “Segala hal yang wajar dan kita hadapi sehari-hari sebagai orangtua lantas didiagnosis sebagai gangguan seharusnya tidak mengurangi dukungan kita terhadap kebutuhan jangka panjang anak untuk berkembang.”

Dr. Ungar melanjutkan penjelasan dengan menggambarkan jenis ‘gangguan yang dipertanyakan’ yang ia temukan dalam pekerjaannya menghadapi anak dan keluarga.

Artikel terkait: 7 Dosa orangtua kepada anak yang sering dilakukan tanpa Parents sadari

Gejala gangguan emosional anak yang mungkin tidak terindikasi sebagai gangguan

gangguan emosional 1

1. Gangguan perilaku

Anak-anak, terutama yang masih sangat kecil, seringkali membuat kesabaran kita sebagai orangtua cepat habis, apalagi jika mereka sedang tantrum. Sebenarnya, hal itu wajar sebagai bagian dari tumbuh dewasa.

Kapan Parents harus khawatir tentang perilaku mengganggu anak kita? Dan kapan sebaiknya kita menerimanya sebagai sesuatu yang biasa dalam tumbuh kembang anak?

Dr. Ungar mengatakan, “Dalam pengalaman saya, gangguan perilaku adalah label yang kami berikan secara profesional pada anak-anak yang mengganggu kita orang dewasa. Itu sama sekali tidak membutuhkan pengobatan. Dan label tersebut tidak memberi tahu kita mengapa seorang anak berperilaku buruk.”

Ia menjelaskan bahwa dengan memberi label seperti ini, seolah-olah kita menegaskan bahwa kesalahan sepenuhnya ada pada sang anak, menyiratkan bahwa mereka adalah sumber masalahnya. Padahal, ada kemungkinan anak berperilaku buruk karena kurangnya struktur atau disiplin di lingkungan mereka yang seharusnya diajarkan oleh orang dewasa.

2. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

Hanya sedikit sekali jumlah anak yang memiliki kondisi neurologis seperti ini. Gejala utamanya adalah ketidakmampuan untuk fokus yang pada akhirnya menciptakan masalah di sekolah.

gangguan emosional

Dr. Ungar memahami bahwa ini adalah permasalahan nyata. Namun kemudian ia menanyakan pertanyaan berikut:”Mengapa ada 5% anak didiagnosis ADHD dan mengapa jumlahnya lebih banyak anak laki-laki ketimbang anak perempuan? Dan mengapa beberapa budaya lebih sering menggunakan diagnosis ADHD ini lebih dari yang lain?”

Ia menjelaskan bahwa yang sebenarnya terjadi adalah keinginan para pengajar dan orangtua untuk memastikan anak-anak duduk diam serta menyesuaikan diri di dalam kelas. Model pendidikan kita memang belum berubah sejak seratus tahun terakhir: duduk di meja berjam-jam sambil mendengarkan guru berbicara.

Tantangan bagi Dr. Ungar adalah menempatkan anak hiperaktif di kelas yang berbeda dengan kelas tradisional. Bila si anak masih menunjukkan perilaku yang sama, maka ia yakin anak tersebut mengalami gangguan emosional yang nyata.

Dengan kata lain: “Mari kita pastikan bahwa apa yang kita lihat bukanlah lingkungan yang tidak teratur ketimbang anak yang tidak teratur.”

3. Gangguan kepribadian

Dr. Ungar menjelaskan bahwa semakin banyak orangtua dan ahli berusaha meyakinnya bahwa beberapa anak memiliki Borderline Personality Disorder (gangguan kepribadian ambang) atau Narcissistic Personality Disorder (gangguan kepribadian narsistik).

gangguan emosional

Borderline Personality Disorder mengacu pada ketidakmampuan memiliki keterikatan yang konsisten dengan orang lain. Sedangkan Narcissistic Personality Disorder adalah gangguan di mana keegoisan dapat berubah menjadi perilaku kekerasan.

Saran dari Dr. Ungar yang wajib diingat:

“Peran kita sebagai orangtua, saya pikir, adalah untuk mencontohkan empati dan filantropi (tindakan untuk mencintai sesama manusia dan menghargai nilai kemanusiaan). Bukannya memanjakan anak-anak kita dengan hadiah yang banyak, membela mereka ketika mereka sendiri tidak bertanggung jawab terhadap kegagalannya, atau melindungi mereka dari ancaman terhadap harga diri mereka.”

Jadi, Parents, jika lain kali seseorang berusaha memberi label gangguan emosional pada anak Anda, ingat-ingatlah artikel ini.

 

*Artikel disadur dari tulisan Criselle Nunag di theAsianparent Singapura.

Baca juga:

Hati-hati Parents, 10 hal ini dapat melukai harga diri anak

Cerita mitra kami
'Kemerdekaan' Ibu Dukung Anak Tumbuh Jadi Generasi Terbaik
'Kemerdekaan' Ibu Dukung Anak Tumbuh Jadi Generasi Terbaik
Ibu Tangguh Menjadikan si Kecil Tangguh, Tumbuh Sehat dan Kuat
Ibu Tangguh Menjadikan si Kecil Tangguh, Tumbuh Sehat dan Kuat
5 Cara Sederhana yang Bikin Anak Suka Makanan Rumahan yang Sehat
5 Cara Sederhana yang Bikin Anak Suka Makanan Rumahan yang Sehat
Cegah Ancaman Berbagai Virus, Sudahkah Berikan Perlindungan Ekstra untuk Keluarga?
Cegah Ancaman Berbagai Virus, Sudahkah Berikan Perlindungan Ekstra untuk Keluarga?

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Giasinta Angguni

  • Halaman Depan
  • /
  • Keluarga
  • /
  • 3 Gangguan emosi anak, hati-hati salah memberi label padanya!
Bagikan:
  • 5 Gejala Gangguan Mental Pada Anak-anak, Bunda Wajib Tahu!

    5 Gejala Gangguan Mental Pada Anak-anak, Bunda Wajib Tahu!

  • 9 Ciri-ciri bipolar pada anak, kenali sebelum terlambat!

    9 Ciri-ciri bipolar pada anak, kenali sebelum terlambat!

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

  • 30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

    30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

  • 5 Gejala Gangguan Mental Pada Anak-anak, Bunda Wajib Tahu!

    5 Gejala Gangguan Mental Pada Anak-anak, Bunda Wajib Tahu!

  • 9 Ciri-ciri bipolar pada anak, kenali sebelum terlambat!

    9 Ciri-ciri bipolar pada anak, kenali sebelum terlambat!

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

  • 30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

    30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.