Pernahkah Parents mendengar tentang kepribadian ganda? Kepribadian ganda adalah kondisi psikologis seseorang di mana ia memiliki dua atau lebih kepribadian yang berbeda. Hal ini dianggap sebagai suatu kondisi yang rumit, apalagi jika terjadi kepada anak yang beranjak remaja.
Seperti yang kita ketahui, anak remaja umumnya mengalami perubahan fisik karena masa pubertasnya. Namun tidak hanya itu, perubahan yang terjadi di masa pubertas mereka juga bisa saja disertai dengan perubahan mental dan pola pikir.
Di saat situasi itu tengah terjadi, beberapa dari mereka terkadang ada yang mengalami kondisi khusus. Salah satunya adalah kepribadian ganda atau Dissociative Identity Disorder (DID).
Sumber gambar: Freepik
Melansir dari situs WebMD, penelitian menunjukkan bahwa penyebab DID yaitu respons psikologis terhadap tekanan interpersonal dan lingkungan. Terutama jika mengalami pengabaian atau pelecehan emosional dalam jangka waktu bertahun-tahun saat masih kanak-kanak.
Di samping itu, masih ada juga penyebab lain yang membuat seorang anak mengalami DID.
Faktor Penyebab Kepribadian Ganda atau Dissociative Identity Disorder (DID)
Penyebab utama terjadinya DID sebenarnya belum dapat diketahui secara pasti. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa penderita DID pernah mengalami hal-hal traumatis yang berulang kali di masa kecilnya.
Pengalaman traumatis tersebut bisa berupa:
- Pelecehan secara fisik atau emosional
- Penganiayaan atau penyiksaan
- Pola asuh orangtua yang membuat anak tertekan dan takut
- Bencana alam atau peperangan
Selain faktor-faktor penyebab di atas, kepribadian ganda atau dissociative indentity disorder juga rentan terjadi pada orang yang memiliki riwayat keluarga dengan kelainan tersebut.
Gejala Umum Terjadinya Kepribadian Ganda pada Remaja
1. Memiliki Dua Keadaan Kepribadian atau Lebih
Penderita DID memiliki dua atau lebih keadaan kepribadian di dalam dirinya. Kepribadian-kepribadian ini bisa berbeda atau bertolak belakang antara satu sama lain.
Dalam hal ini, salah satu kepribadian mengambil alih kontrol tubuh dan pikiran penderita kapan saja. Ini biasanya diakibatkan oleh situasi tertentu di saat penderita merasa takut, marah, atau stres.
Pada penderita DID, ketika satu kepribadian mengambil alih kesadaran atau pikiran, penderita akan menjadi seseorang yang berbeda dari biasanya. Ia akan menjadi pribadi lain dengan nama, usia, jenis kelamin atau sifat yang berbeda.
Penderita bisa melakukan sesuatu yang biasanya tidak ia lakukan. Penderita pun bisa merasa dirinya adalah seorang anak kecil, lawan jenisnya atau bahkan seekor hewan. Dalam istilah psikologi, kepribadian lain ini disebut sebagai alter ego.
2. Mengalami Amnesia
Penderita DID kerap mengalami amnesia. Ia tidak mampu mengingat peristiwa tertentu di masa kecil atau masa remajanya, terutama hal-hal yang membuatnya trauma.
Bahkan, penderita juga bisa lupa pada hal-hal yang baru saja terjadi, informasi penting yang sangat mendasar, hingga kemampuan yang dimilikinya. Penderita sering tidak ingat tentang sesuatu yang pernah diucapkan atau dilakukannya.
Dalam hal amnesia pada penderita DID, saat alter ego mengambil alih, sebagai contoh ia bisa lupa bagaimana cara menggunakan komputer. Padahal, sebenarnya ia adalah seorang ahli komputer. Sebaliknya, ia bisa saja melakukan sesuatu yang biasanya tidak bisa dilakukannya, misalnya melukis atau berbicara bahasa asing.
Penderita DID tidak mampu mengingat bagaimana ia bisa berada di suatu tempat. Ia juga bisa tidak mengingat bagaimana suatu benda bisa berada di tempatnya. DID membuat penderitanya akan mengalami kesulitan atau gangguan yang serius dalam kehidupannya sehari-hari.
Penanganan Penderita Kepribadian Ganda
1. Kapan Harus ke Dokter?
Adanya DID bisa saja tidak disadari oleh penderitanya. Jika Parents melihat munculnya gejala-gejala di atas pada anak, anggota keluarga, atau kerabat, sebaiknya segera periksakan ke dokter spesialis kejiwaan (psikiater). Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan kejiwaan.
Dokter juga mungkin melakukan tes darah dan pemindaian dengan Rontgen, CT scan atau MRI untuk memeriksa adanya kemungkinan gejala yang dialami pasien karena efek samping dari obat atau penyakit lain.
2. Pengobatan Penderita DID
Perawatan jangka panjang dapat membantu penyembuhan penderita DID, asalkan penderita tetap berkomitmen untuk melakukannya. Beberapa metode pengobatan yang biasanya diberikan pada penderita DID, antara lain:
- Psikoterapi (terapi bicara) – terapi ini bersifat untuk membantu penderita memahami kondisi yang ia alami agar ia dapat menghadapi dan mengatasi kondisi tersebut. Terapi ini sering melibatkan anggota keluarga.
- Hipnoterapi – terapi ini digunakan bersama dengan psikoterapi untuk membantu mengendalikan perilaku yang tidak normal. Hipnoterapi juga membantu mengakses memori penderita yang tertekan serta membantu mengintegrasikan kepribadiannya menjadi satu.
- Terapi ajuvan (terapi gerakan) – terapi yang satu ini seperti seni. Melakukan terapi ajuvan terbukti membantu penderita DID terhubung dengan bagian-bagian pikiran mereka yang telah tertutup selama ini untuk mengatasi trauma yang dimilikinya.
Parents, itulah beberapa penjelasan mengenai kepribadian ganda atau Dissociative Identity Disorder (DID). Semoga bermanfaat, ya.
Baca Juga:
Agar kesehatan mental tetap terjaga, tanamkan 5 kebiasaan sederhana ini dalam keluarga
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.