Banyak orang bertanya-tanya, apa efeknya jika gas fogging terhirup? Benarkah fogging nyamuk berbahaya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak ulasannya tentang fogging berikut ini, ya, Parents!
Fogging atau pengasapan biasa dilakukan di daerah pemukiman padat penduduk, terutama pada saat musim demam berdarah. Fogging ini berfungsi untuk membunuh nyamuk Aedes aegypti dewasa yang bisa menularkan virus dengue pada manusia. Saat penyemprotan, gas tersebut mungkin akan ikut terhirup oleh manusia.
Fogging Nyamuk Berbahaya?
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), obat untuk fogging nyamuk DBD sudah diracik sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan manusia atau hewan peliharaan. Kandungan insektisida dalam gas tersebut sangat minim sehingga hanya mampu membunuh serangga sekecil nyamuk.
Di Indonesia, Insektisida yang biasa digunakan dalam fogging nyamuk adalah jenis pirethroid, misalnya deltamethrin, permethrin, alpha-cypermethrin, cyfluthrin, dan lambdacyhalothrin. Bahan aktif yang terdapat dalam insektisida ini dapat menembus lapisan kulit tubuh nyamuk, bisa juga membunuh serangga.
Gigitan nyamuk dapat menyebabkan demam berdarah
Pirethroid juga banyak digunakan pada pembasmi nyamuk semprot rumahan yang dijual di supermarket. Hanya saja pada proses fogging, insektisida melalui proses tertentu dan menggunakan alat khusus, sehingga akan keluar dalam bentuk droplet yang sangat kecil.
Dalam jumlah kecil, asap yang terhirup tidak menimbulkan efek samping pada manusia. Akan tetapi, jika terhirup dalam jumlah besar, gas fogging bisa mengganggu kesehatan manusia.
Artikel terkait: Demam berdarah renggut nyawa 8 anak di Blitar, peringatan untuk Parents!
Efek Samping Fogging jika Terhirup dalam Jumlah Besar
Berikut ini adalah beberapa efek samping yang mungkin muncul jika Parents terpapar asap fogging dalam jumlah besar:
- Mata perih dan berair
- Batuk-batuk
- Sulit bernapas
- Sakit kepala
- Iritasi kulit
- Lemas
Selain itu, dampak negatif fogging nyamuk juga bisa dialami jika cairan racun mengenai kulit atau tidak sengaja tertelan. Tak hanya beberapa gejala di atas, paparan insektisida dalam jumlah besar juga dapat menyebabkan keracunan insektisida yang ditandai dengan munculnya beberapa gejala, antara lain:
- Gangguan penglihatan
- Keringat berlebih
- Produksi air liur berlebih
- Muntah
- Sesak napas
- Sakit perut
- Detak jantung dan tekanan darah menurun
Jika mata iritasi karena gas fogging, cuci mata dengan air bersih yang mengalir selama kira-kira 15 menit. Begitu juga jika kulit Parents bereaksi terhadap gas fogging. Segera bilas dengan air bersih yang mengalir dan ganti pakaian.
Lakukan Ini Jika Hendak Fogging Nyamuk di Rumah!
Apabila fogging dilakukan di dalam atau area sekitar rumah Parents, lakukan langkah-langkah berikut untuk mencegah efek samping yang mungkin terjadi:
- Keluarlah dari rumah jika rumah hendak di fogging, tinggalkan beberapa jam setelah fogging dilakukan, agar Parents dan si kecil tidak menghirup gas fogging.
- Kosongkan bak mandi atau wadah penampungan air sebelum penyemprotan dilakukan.
- Tutupi barang-barang di rumah dengan koran dan simpan alat makan, baju, atau handuk, di tempat yang rapat.
- Jangan biarkan ada makanan atau bahan makanan yang diletakkan di tempat terbuka.
- Gunakan masker selama fogging dilakukan dan beberapa saat setelahnya.
- Bersihkan permukaan furniture atau perabot rumah tangga yang terkena asap.
Artikel terkait: Angkak, obat demam berdarah yang ampuh tingkatkan trombosit
Apakah Fogging Efektif Memberantas Nyamuk?
Hingga saat ini, fogging nyamuk masih direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan RI maupun Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sebagai langkah mencegah wabah demam berdarah. Fogging dapat membunuh nyamuk dewasa pembawa penyakit demam berdarah (DBD).
Meski demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan fogging, seperti:
- Gunakan dosis insektisida yang tepat. Penggunaan dosis yang tepat tidak akan membahayakan kesehatan manusia.
- Perhatikan arah angin saat fogging. Penyemprotan harus dilakukan dengan melihat arah angin, agar gas fogging nyamuk tidak mengganggu pandangan atau kenyamanan dalam beraktivitas.
- Fogging nyamuk sebaiknya dilakukan pada pagi (jam 7-10) atau sore (jam 15-17). Pada siang hari, nyamuk sedang tidak beraktivitas dan gas fogging mudah menguap karena teriknya udara.
Apa yang Parents Bisa Lakukan untuk Mencegah DBD?
Petugas sedang melakukan fogging
Salah satu cara yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah 3M Plus, yaitu:
- Menguras dan membersihkan tempat penampungan air, seperti bak mandi, drum, ember, dan sebagainya.
- Menutup rapat-rapat tempat penampungan air untuk menghindari nyamuk bersarang di dalamnya.
- Memanfaatkan limbah dan barang bekas (daur ulang) agar tidak menjadi tempat nyamuk DBD berkembang biak.
- Menggunakan obat antinyamuk
- Membersihkan lingkungan rumah
- Memberikan larvasida ke dalam penampungan air yang sulit dibersihkan atau dikuras.
Selain itu menurut penelitian, pencegahan DBD dapat dilakukan dengan beberapa teknik kimia, biologi dan fisik. Secara kimia yaitu pengasapan dan abatisasi. Pencegahan biologi dengan memelihara jenis ikan nila merah, ikan guppy dan ikan cupang.
****
Jadi, fogging nyamuk berbahaya jika digunakan dalam dosis yang tidak tepat. Sebaliknya, tergolong aman apabila digunakan sesuai petunjuk. Jangan lupa, tetap perhatikan berbagai langkah untuk meminimalisir efek sampingnya, ya, Parents.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga:
Kenali Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) Agar Anak-anak Terhindar Darinya
7 Obat demam berdarah dari bahan alami ini bisa Bunda buat di rumah
Terkena demam berdarah saat hamil, ibu dan bayinya ini hampir kehilangan nyawa
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.