Influenza atau flu menjadi penyakit yang bisa menimpa siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Bahkan, anak bisa terkena flu hingga 4 kali dalam setahun. Alangkah baiknya orangtua melakukan langkah preventif untuk mencegah si kecil terjangkit flu, yakni dengan melakukan vaksin influenza untuk anak.
Faktanya, sebanyak 64% masyarakat salah persepsi dengan menganggap pemberian antibiotik adalah solusi efektif mengobati flu. Padahal, vaksin flu sejatinya cara terbaik untuk mencegah flu. Tak hanya mencegah, vaksin akan meminimalkan penularan flu pada orang lain di sekitar Anda serta menghindari komplikasi seperti pneumonia yang berbahaya. Sayang, banyaknya mitos keliru di kalangan masyarakat membuat sebagian orangtua enggan memberikan vaksin untuk anaknya. Hal ini membuat theAsianparent Indonesia bersama dokter spesialis anak dr. Attila Dewanti tergerak mengadakan Instagram live bertajuk Mitos dan Fakta tentang Vaksin Flu.
Keseruan Instagram live bersama dr. Attila Dewanti bertemakan Mitos dan Fakta tentang Vaksin Flu
Ada yang berbeda dengan media sosial instagram theAsianparent Indonesia pada Kamis, 7 November 2019 lalu. Sebanyak 1.515 ibu dari berbagai daerah di Indonesia nampak antusias mengikuti live Instagram mengenai mitos vaksin yang selama ini banyak beredar di kalangan masyarakat. Menghadirkan narasumber utama dr. Attila Dewanti, live Instagram berlangsung seru dan interaktif.
Melalui live Instagram ini, dr. Attila meluruskan mitos seputar vaksin yang membuat orangtua akhirnya berpikir ulang memberikan vaksin pada buah hati karena kekhawatiran berlebihan. Nah, bagi Parents yang tidak sempat bergabung, berikut theAsianparent ulas intisari live Instagram mitos dan fakta mengenai vaksin influenza untuk anak.
Mitos vs Fakta Flu #1 : Peruntukkan vaksin flu
Mitos: 29% orang meyakini vaksin flu hanya untuk anak-anak
Faktanya: Tidak benar. Organisasi Kesehatan Dunia membeberkan golongan yang sebaiknya melakukan vaksinasi flu berkala setiap tahun yaitu wanita hamil agar melakukan vaksin pada setiap trimester kehamilan, anak-anak usia 6 bulan hingga 5 tahun, orang lanjut usia (berusia lebih dari 65 tahun), orang dengan kondisi medis kronis dan orang yang bekerja di bidang kesehatan.
Tak ketinggalan, pada 2017 IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) turut merilis jadwal lengkap imunisasi anak usia 0-18 tahun yang mana influenza termasuk cakupan vaksin yang direkomendasikan.
Mitos vs Fakta Flu #2 : Vaksin influenza untuk anak dapat menyebabkan flu
Faktanya: Tidak benar. Ada berbagai macam keuntungan melakukan vaksinasi rutin yakni membantu mencegah kita terkena flu, mencegah penularan flu kepada orang lain, membuat flu yang mengenai kita lebih ringan, juga mencegah komplikasi seperti pneumonia yang dapat berakibat fatal.
Kekhawatiran lain yang membuat orangtua memilih melewatkan jadwal vaksin adalah efek samping yang timbul setelahnya. Tak lama setelah vaksin, biasanya anak akan mengalami demam sehingga membuat orangtua panik.
Apa saja gejalanya? Antara lain demam, sakit kepala, mudah lelah, mual, nyeri dan timbul kemerahan di area injeksi, dan nyeri otot. Umumnya, hal ini berlangsung hanya sekitar 24-48 jam setelah vaksin. Jika demamnya melebihi 48 jam, maka sebaiknya anak diperiksakan ke dokter karena bisa jadi penyebabnya bukan dari vaksin.
Mitos vs Fakta Flu #3 : Waktu pemberian vaksin
Sebanyak 17% masyarakat masih meyakini bahwa vaksin influenza sebaiknya diberikan menjelang musim hujan.
Faktanya: Tidak benar. Seseorang dianjurkan untuk melakukan vaksi ini satu kali dalam setahun. Hal ini disebabkan virus influenza dapat bermutasi menjadi lebih kuat. Vaksin flu dengan 4 strain dianjurkan karena lebih lengkap dan memberikan proteksi maksimal.
Tak hanya diskusi menarik seputar mitos dan fakta vaksin, keingintahuan Parents terbukti dari banyaknya pertanyaan yang mendarat di direct message Instagram theAsianparent dan kenapaharusvaksin. Tak sedikit juga yang bertanya melalui kolom comment terkait rumor seputar vaksin yang belum tentu benar adanya.
Menjelang akhir live, tak lupa dr. Attila menjelaskan langkah apa saja yang sebaiknya dilakukan untuk menghentikan penyebaran flu. Strategi tersebut antara lain:
- Selalu gunakan tisu atau saputangan saat sedang batuk dan bersin, lalu buang tisu ke tempat sampah sesegera mungkin.
- Cuci tangan dengan bersih untuk membunuh kuman.
- Sebisa mungkin hindari bersentuhan dengan orang lain yang sehat sebelum sembuh sepenuhnya.
- Ciptakan lingkungan yang bersih untuk meminimalkan penyebaran virus.
Namun, dr. Attila menekankan vaksinasi berkala tetap metode terbaik untuk melindungi tubuh dari flu.
Summary live Instagram “Mitos dan Fakta tentang Vaksin Flu”
- Tidak semua penyebab batuk atau pilek adalah flu.
- Pada anak, influenza mudah bertransformasi menjadi pneumonia.
- Vaksin flu hanya memberikan perlindungan terhadap virus influenza.
- Vaksin flu dengan 4 strain yang lebih lengkap dianjurkan karena memberikan perlindungan lebih baik.
- Pemberian vaksin flu perlu diulang karena perlindungan hanya untuk setahun. Ditambah lagi, virus flu cenderung berubah setiap tahunnya sehingga perlu dilakukan penyesuaian.
- Untuk melindungi anak dari flu, tidak hanya anak yang perlu divaksin. Namun, orangtua dan keluarga yang sering berinteraksi dengan anak juga harus melakukan vaksinasi..
- Lengkapi imunisasi anak dengan vaksin rekomendasi IDAI, mengingat hampir semua vaksin sifatnya penting untuk diberikan.
Itu dia rangkuman live Instagram mengenai ‘Mitos dan Fakta tentang Vaksin Flu’ yang diadakan oleh theAsianparent Indonesia bersama dr. Attila. Semoga informasi di atas bermanfaat dan bisa memberikan pencerahan terkait pentingnya vaksin untuk anak. Merupakan hal krusial bagi Parents untuk mencari informasi aktual terlebih dulu dan jangan lantas mempercayai mitos tertentu yang belum terbukti dalam ranah ilmiah.
Bagi Parents yang ingin mengetahui lebih lengkap mengenai vaksin dapat mengaksesnya di laman Instagram Kenapa Harus Vaksin. Silakan bertanya di kolom komentar atau DM jika masih ada hal mengenai vaksin yang ingin dikupas tuntas.
Sampai jumpa di IG Live berikutnya ya, Parents!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.