Kehamilan seharusnya merupakan proses yang membahagiakan bagi ibu yang mengandung. Oleh sebab itulah ibu hamil diharuskan untuk tetap berpikir positif dan menghindari stres. Karena efek stress saat hamil tidak baik bagi janin yang dikandung.
Sejak kehamilan dikonfirmasi, pastinya ibu langsung mencari tahu makanan apa yang boleh dan tidak boleh dimakan, dan konsumsi makanan apa yang disarankan agar bayi sehat. Namun selain asupan makanan dan gaya hidup sehat, hal penting lainnya yang tidak boleh dilupakan adalah menjaga kondisi mental dan emosional ibu agar tidak stres.
Daftar isi
Dampak Stress pada Ibu Hamil
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh The Scientific Association of Psychology mengungkapkan, efek stres pada ibu hamil bisa berdampak buruk pada janin. Terutama dalam jangka panjang, seperti perilaku anak setelah lahir. Hormon yang dikeluarkan tubuh ibu hamil ketika stres akan disalurkan ke bayi yang dapat memengaruhi tumbuh kembangnya.
Berikut adalah dampak efek stres pada ibu hamil yang bisa terjadi:
1. Memengaruhi Otak Janin
Stres yang sangat parah bisa memengaruhi proses tumbuh kembang otak janin. Kondisi ini akan menimbulkan masalah perilaku ketika bayi lahir dan mulai tumbuh.
2. Menghambat Tumbuh Kembang Janin
Seringkali ibu hamil mudah stres namun ia tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan stres dengan baik. Akibatnya, hal ini memengaruhi proses tumbuh kembang janin di dalam rahim. Beberapa data menunjukkan, efek stres pada ibu hamil menyebabkan bayi lahir prematur atau berat lahir rendah.
Dinyatakan bahwa ini terjadi karena aliran darah ke janin yang penting untuk pertumbuhannya mengalami penurunan akibat hormon yang dikeluarkan tubuh ibu saat stres.
Artikel terkait: Stres Saat Hamil Bisa Akibatkan Berat Badan Bayi Rendah Saat Lahir
3. Bayi Lahir Prematur
Kondisi ibu yang stres juga bisa memengaruhi kondisi ari-ari bayi. Saat ibu hamil mengalami stres, plasenta akan memproduksi hormon pelepas kortikotropin atau corticotropin-releasing hormone (CRH). Hormon ini berfungsi mengatur waktu kehamilan, kadar hormon CRH yang terlalu tinggi bisa mempercepat durasi kehamilan. Akibatnya, bayi bisa lahir prematur.
4. Berat Bayi Lahir Rendah
Tingkat stres yang tinggi yang berlangsung lama dapat menyebabkan masalah kesehatan. Termasuk kondisi janin dalam kandungan bahkan saat lahir. Stres berpengaruh terhadap berat badan bayi.
Ibu hamil yang mengalami stres atau depresi selama kehamilan dapat menyebabkan berat bayi lahir rendah (BBLR), yaitu sekitar di bawah 2,5 kg.
5. Pasokan Oksigen untuk Janin Berkurang
Ibu hamil yang merasakan kecemasan dan stres, tubuhnya akan memproduksi hormon epinephrine dan norepinephrine yang membuat pembuluh darah menyempit , sehingga suplai darah dan oksigen ke janin menjadi berkurang.
Penelitian jangka panjang telah menunjukkan bahwa stres saat hamil, terutama di trimester pertama bisa membuat anak memiliki kecenderungan punya penyakit jantung, diabetes, atau tekanan darah tinggi.
Selain itu, jika ibu mengalami stres kronis, bisa memengaruhi otak yang berperan dalam emosi dan cara belajar. Sehingga bila ibu stres, bayi yang ia kandung berisiko mengalami autisme.
Oleh sebab itulah, ibu hamil tidak boleh stres. Sebisa mungkin menghindari kondisi yang menyebabkan dia mengalami stres. Kalaupun ada masalah, segeralah berusaha menyelesaikannya. Fokus pada hal positif, dan hindari memikirkan hal-hal negatif tentang apapun, agar tidak mudah merasa stres.
Penyebab Stress saat Hamil
Terkadang kehamilan itu sendiri bisa membuat stres. Misalnya, menunggu dan mendapatkan hasil tes antenatal dapat menyebabkan stres. Penyebab stres berbeda untuk setiap perempuan, tetapi berikut ini beberapa penyebab umum selama kehamilan:
Perubahan Hormon
Anda mungkin menghadapi ketidaknyamanan kehamilan, seperti mual di pagi hari, sembelit, lelah atau sakit punggung. Hal ini disebabkan adanya perubahan hormon yang mengakibatkan adanya perubahan kondisi tubuh ibu hamil.
Perubahan Suasana Hati
Hormon Anda berubah, yang dapat menyebabkan suasana hati Anda berubah. Perubahan suasana hati dapat membuat lebih sulit untuk menangani stres.
Trauma dan Kesedihan
Jika Anda pernah menjalani perawatan kesuburan atau pernah mengalami keguguran atau kematian bayi sebelumnya, kehamilan dapat menuntut secara fisik dan emosional bagi Anda dan keluarga.
Selain itu, kesedihan akibat adanya kematian anggota keluarga juga dapat menjadi pemicu stress saat hamil.
Kehkawatiran
Anda mungkin khawatir tentang apa yang diharapkan selama persalinan dan kelahiran atau bagaimana merawat bayi. Anda mungkin khawatir tentang bagaimana Anda makan, minum dan merasakan dan bagaimana hal-hal ini memengaruhi bayi.
Kehamilan juga bisa berarti banyak perubahan fisik dan emosional. Perubahan kehamilan bisa lebih membuat stres jika kehamilan Anda tidak direncanakan, karena Anda mungkin memiliki lebih sedikit waktu untuk mempersiapkan perubahan ini. Jika Bunda bekerja, sebaiknya harus mengelola tugas pekerjaan dan mempersiapkan tim saat Anda mengambil cuti hamil.
Lingkungan Rumah atau Tempat Kerja
Misalnya, apakah pasangan Anda sedang mengalami masa-masa sulit, atau apakah Anda kesulitan bergaul dengan atasan Anda? Terkadang stres pada orang-orang di sekitar kita yang dapat membuat segalanya menjadi sulit.
Masalah Keuangan
Tak menutup kemungkinan, perkara keuangan sering menjadi pemicu stress saat hamil. Adanya ketidaksiapan secara finansial baik dari ibu hamil maupun pasangan dapat mengakibatkan depresi jangka panjang.
Terlalu Banyak Informasi
Bukan hal aneh bagi ibu hamil untuk terus mencari informasi terkait kehamilan maupun cara merawat bayi. Namun terkadang, hal ini malah memicu timbulnya stres pada ibu hamil.
Anda mungkin juga merasa kewalahan oleh informasi, saran, dan cerita dari keluarga, teman, dan orang lain. Peristiwa dan situasi ini dapat menyebabkan pergolakan emosional dan tingkat stres yang tinggi pada kehamilan.
Masalah dengan Anak-Anak Lainnya
Bagi Bunda yang sedang hamil anak kedua atau seterusnya, anak-anak lain yang membutuhkan bantuan untuk menyesuaikan diri dengan kehamilan. Hal ini bisa menjadi masalah mental jika tidak ditangani dengan baik.
Riwayat Penyakit Mental
Kecemasan atau depresi yang pernah dialami perempuan sebelumnya dapat berimbas pada masa kehamilan.
Artikel terkait: 10 Tanda Janin Stres yang Perlu Ibu Hamil Ketahui, Jangan Diabaikan!
Ciri-ciri Stress saat Hamil
Stres tidak semuanya buruk. Ketika Anda menanganinya dengan benar, sedikit stres dapat membantu Anda menghadapi tantangan baru. Stres reguler selama kehamilan, seperti tenggat waktu kerja mungkin tidak menambah masalah kehamilan.
Beberapa ibu hamil mengalami ciri-ciri stres seperti ini.
1. Suasana Hati Mudah Berubah-ubah
Ibu hamil mungkin merasa bahwa suasana hati atau mood mereka berubah seiring waktu, atau merasa tidak bahagia, sedih, tidak tertarik, dan tidak dapat menikmati hal-hal yang dulunya menyenangkan. Mereka mungkin merasa tidak mampu, mudah tersinggung atau putus asa, dan bahwa mereka ingin menghindari orang lain.
2. Penurunan Nafsu Makan
Perubahan fisik dan hormonal selama kehamilan terkadang membuat Bunda menjadi mudah lelah dan mual hingga tak nafsu makan. Satu sisi, bisa jadi kondisi tidak nafsu makan disebabkan karena memang Bunda sedang stres.
3. Jam Tidur Kacau
Ibu hamil juga dapat merasa bahwa mereka tidak mampu mengatasinya, bahwa mereka tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit.
4. Cenderung Menutup Diri
Tak hanya ibu hamil, seseorang dalam kondisi normal yang sedang stres tak jarang lebih ingin sendiri atau menutup diri. Pada intensitas stres tertentu, ibu hamil yang stres juga biasanya akan menutup diri dari keluarga maupun orang terdekat.
5. Mudah Berkeringat
Ciri lain yang bisa mudah dikenali adalah lebih mudah berkeringat. Khususnya bila dibandingkan dengan kondisi normal Bunda tak mengalami, waspadai bahwa stres yang menyebabkannya.
6. Nyeri Dada dan Sesak Napas
Gejala fisik juga kerap dialami oleh ibu hamil yang sedang stres. Hal yang paling sering dirasakan ialah lebih mudah nyeri dada dan sesak napas.
7. Detak Jantung Lebih Cepat
Sesak napas yang dirasakan bisa juga diikuti dengan irama detak jantung yang tak beraturan. Biasanya, ibu hamil yang sedang stres bisa merasakan detak jantungnya menjadi jauh lebih cepat.
8. Nyeri Perut dan Nyeri Otot
Nyeri di area perut tak harus selalu berhubungan dengan penyakit pencernaan. Bisa jadi, saat Anda mengalaminya bersamaan dengan nyeri otot serta gejala lain, stres sebetulnya yang menjadi pemicu.
9. Gangguan Penglihatan
Siapa sangka, stres juga bisa memengaruhi penglihatan ibu hamil. Gangguan yang dirasakan ini bisa beragam mulai seperti penglihatan yang lebih kabur dari kondisi normal.
10. Tidak Peduli Kondisi Tumbuh Kembang Janin
Stres juga bisa berujung pada ketidakpedulian atau bahkan penolakan pada janin di dalam kandungan. Biasanya, ibu hamil yang sampai mengalami kondisi ini disebabkan karena masalah tertentu seperti kehamilan yang tak direncanakan, masalah dengan pasangan, dan sebagainya.
Gejala Stres saat Hamil
Hamil atau tidak, tubuh yang sedang stres mengalami perubahan fisik dan kimia. Beberapa gejala stres yang paling umum selama kehamilan adalah sebagai berikut:
- Peningkatan kadar kortisol, epinefrin dan norepinefrin, apakah Anda menyadarinya atau tidak
- Peningkatan denyut jantung atau jantung berdebar-debar
- Sakit kepala
- Sakit punggung
- Sakit perut
- Menggertakkan gigi
- Sulit berkonsentrasi
- Kelelahan yang berlebihan
- Sulit tidur
- Kehilangan selera makan
- makan berlebihan
- Perasaan khawatir, frustrasi, marah atau sedih
- Kehilangan minat untuk berada di sekitar orang lain
- Kebutuhan berlebihan untuk berada di sekitar orang lain, atau merasa takut sendirian.
Artikel terkait: Sering Dialami Orang Tua, Waspada Gejala Parenting Stress dan Cara Mengatasinya
Cara Mengatasi Stres selama Kehamilan
Berikut adalah beberapa tips untuk mengelola stress saat hamil.
1. Olahraga
Lakukan beberapa olahraga, seperti berjalan. Selain menurunkan stres, ia memiliki manfaat kesehatan secara keseluruhan.
Cobalah yoga, meditasi, latihan pernapasan, atau relaksasi. Jika tidak dapat mengikuti ke kelas olahraga, Anda dapat mencari video online atau menggunakan aplikasi smartphone.
2. Perbanyak Istirahat
Cobalah untuk beristirahat di mana Anda bisa, dan hindari terlalu banyak kegiatan. Tidak apa-apa untuk berbaring di sofa, istirahat dan memperlambat segalanya.
3. Makanan Makanan Bergizi
Makanan bergizi tidak hanya membantu kesehatan Bunda dan janin secara keseluruhan, tetapi itu juga membantu meringankan gangguan mental. Cobalah memperbanyak konsumsi, daging dan ikan matang, sayuran berdaun gelap, buah-buahan, kacang-kacangan, serta biji-bijian.
Tidak hanya itu, jangan lupakan untuk memperbanyak asupan cairan. Alangkah baiknya ibu hamil dapat mengonsumsi 2-3 liter air per hari. Seiring bertambahnya usia kandungan, ibu juga harus menambah jumlah air dalam tubuh.
4. Lakukan Aktivitas Favorit
Lakukan beberapa aktivitas yang mengalihkan perhatian atau melibatkan Anda, seperti membaca, menonton acara TV favorit, membuat kue, melukis, atau hal lain yang Anda sukai.
Bahkan jika Bunda tidak bisa membawakan lagu, bersenandunglah di kepala. Musik membantu mengontrol kadar kortisol.
5. Bersikap Lebih Santai
Cobalah untuk menghilangkan tekanan dari diri untuk menjadi sempurna. Terimalah bahwa Bunda melakukan yang terbaik yang Anda bisa. Cobalah untuk tidak khawatir jika keadaan tidak seperti yang diinginkan. Misalnya, jika rumah Anda berantakan.
6. Mintalah Bantuan
Katakan ‘ya’ ketika seseorang menawarkan bantuan praktis selama kehamilan dan setelah bayi Anda lahir. Minta dan terima bantuan untuk hal-hal yang Anda perjuangkan. Dukungan dari orang-orang di sekitar Anda dapat membantu Anda mengelola stres.
7. Luangkan Waktu dengan Pasangan atau Keluarga
Habiskan waktu dengan orang-orang yang membuat Anda merasa baik dan membantu Anda menghilangkan stres.
Pertimbangkan meminta seseorang untuk menjadi ‘penjaga gerbang’ – yaitu, jika Anda kesulitan mengatakan tidak atau memperlambat, mintalah pasangan Anda atau seseorang yang dekat dengan Anda untuk mengatakan tidak untuk Anda.
8. Ikut Komunitas dengan Calon Ibu Lainnya
Terhubung dengan calon orang tua lainnya dapat meringankan beban pikiran. Misalnya, Anda dapat menggunakan media sosial untuk terhubung dengan orang tua lain atau calon orang tua.
9. Ikut Kelas Prenatal
Ikuti kelas pendidikan melahirkan atau kelas prenatal sehingga Bunda tahu apa yang diharapkan selama kehamilan dan saat bayi lahir. Latih metode pernapasan dan relaksasi yang Anda pelajari di kelas.
10. Cari Dukungan Profesional
Bicarakan dengan dokter atau bidan tentang apa yang mungkin membuat Bunda merasa stres, dan mintalah saran tentang apa yang dapat dilakukan.
Cobalah beberapa tips tersebut, siapa tahu stress saat hamil yang dialami Bunda dapat berkurang. Semoga informasi tersebut dapat membantu dan meringankan beban pikiran Bunda ya!
***
Artikel telah diupdate oleh: Nikita Ferdiaz
Stress and Pregnancy
www.marchofdimes.org/complications/stress-and-pregnancy.aspx
Can Your Stress Affect Your Fetus?
www.webmd.com/baby/features/stress-marks
Stress and pregnancy
raisingchildren.net.au/pregnancy/health-wellbeing/mental-health/stress-pregnancy
Stress During Pregnancy
www.whattoexpect.com/pregnancy/ask-heidi/stress-during-pregnancy.aspx
Baca Juga:
Ibu Hamil tidak boleh stres sebelum melahirkan! Ini 3 Tips dan Alasa
6 Essential Oil untuk Ibu Hamil Pilihan di 2022, Bebas Stres dan Rileks
10 Tanda Janin Stres yang Perlu Ibu Hamil Ketahui, Jangan Diabaikan!