Ada banyak penyebab mengapa seorang perempuan sulit mendapat keturunan. Salah satunya diakibatkan penyakit adenomiosis atau adenomyosis.
Mungkin Bunda masih asing dengan penyakit adenomiosis, namun nyatanya kondisi ini banyak memengaruhi kesuburan perempuan.
Berikut penjelasan penyakit adenomiosis yang perlu Bunda ketahui.
Apa itu penyakit adenomiosis?
Mengutip dari laman WebMD, adenomyosis atau adenomiosis merupakan gangguan pada rahim, kondisi yang terjadi ketika lapisan permukaan rongga rahim (endometrium) tumbuh di dalam dinding otot rahim (miometrium). Dalam kondisi normal, seharusnya jaringan endometrium hanya melapisi permukaan rongga rahim.
Meskipun adenomiosis dianggap tidak mengancam jiwa, namun akan berdampak negatif pada kualitas hidup penderitanya.
Biasanya, kondisi ini akan dialami oleh perempuan tanpa batasan usia. Akan tetapi penyakit ini memang lebih sering dialami di usia 40-50 tahun. Dan, ketika perempuan mengalami adenomiosis, jaringan endometriumnya tetap bisa berfungsi secara normal, meski rahim akan membesar, serta menimbulkan pendarahan yang banyak dan nyeri di perut bawah.
Sumber foto: Hellosehat
Bagaimana gejala adenomiosis?
Gejala adenomiosis sebenarnya tidak dialami oleh semua orang. Sebagian perempuan ada yang hanya merasakan sedikit keluhan, tapi sebagian lainnya merasakan gejala yang cukup parah.
Berikut ini beberapa gejala adenomiosis yang umum dirasakan:
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Durasi menstruasi yang sangat panjang
- Kram perut yang cukup hebat (dismenore)
- Terdapat pembekuan (gumpalan) darah selama menstruasi
- Adanya bercak darah meski sedang tidak haid
- Bagain perut bawah tampak lebih besar dan lembut saat disentuh
Artikel terkait: Benarkah Nyeri Haid Membuat Wanita Sulit Hamil?
Penyebab penyakit adenomiosis
Sayangnya, penyebab adenomiosis belum diketahui secara pasti. Namun berbagai penelitian menunjukkan bahwa hormon estrogen, progesteron, prolaktin, dan hormon perangsang folikel yang mengalami gangguan dapat memicu kondisi ini.
Berikut ini kemungkinan lain penyebab adenomiosis :
1. Pertumbuhan jaringan invasif
Beberapa ahli percaya bahwa adenomiosis merupakan hasil dari pertumbuhan jaringan abnormal dari sel-sel endometrium yang akhirnya mendorong dirinya ke dalam otot uterus.
Sayatan rahim yang dibuat selama operasi, seperti operasi caesar (bedah caesar) dapat mendorong invasi langsung sel endometrium ke dalam dinding rahim.
2. Jaringan berlebih
Jaringan berlebih di rahim ini terbentuk sejak janin dan tumbuh seiring bertambahnya usia.
3. Peradangan rahim
Peradangan rahim setelah persalinan juga diyakini dapat menyebabkan adenomiosis, bahkan menyebabkan putusnya batas normal sel yang melapisi rahim. Prosedur bedah pada rahim juga memiliki efek yang serupa.
4. Sel induk dinding rahim yang abnormal
Sel induk di dinding otot uterus balik menyerang otot rahim itu sendiri hingga menyebabkan adenomiosis.
Terlepas dari bagaimana adenomiosis berkembang, pertumbuhannya juga tergantung pada estrogen yang beredar di tubuh perempuan.
Bagaimana adenomiosis membuat perempuan sulit hamil?
Karena adenomiosis berkembang di sekitar rahim, kemungkinan perempuan yang mengalaminya memang akan kesulitan untuk menjalankan program hamil.
Endometrium atau jaringan abnormal yang berada di otot rahim mengakibatkan adanya penekanan di saluran menuju indung telur sehingga membuat perempuan sulit hamil. Hal ini diungkapkan langsung oleh dr. Herbert Situmorang, SpOG(K) dari RS. Cipto Mangunkusumo.
“Penelitian juga membuktikan bahwa pada adenomiosis ada penurunan kehamilan sebesar 68 persen. Dan sulit hamil sampai 80 persen,” kata dr. Herbert dikutip dari detikHealth.
Di sisi lain, dr. Yusi Capriyanti dari Alodokter juga mengungkapkan mengapa penderita adenomiosis mungkin akan lebih sulit hamil. Meskipun menurutnya, secara medis kondisi ini belum bisa dipastikan sepenuhnya.
“Secara medis kondisi ini belum bisa dipastikan menyebabkan kesulitan hamil atau infertilitas pada wanita. Adenomiosis justru sering dikaitkan dengan seringnya mengalami keguguran atau sulit mempertahankan kehamilan akibat kondisinya tersebut,” tulis dr. Yusi.
Bagaimana mengatasi adenomiosis agar bisa hamil?
Mengenai cara penanganannya, dr. Herbert menerangkan kalau ada beberapa cara yang dapat ditempuh guna mengatasinya. Menurutnya, adenomiosis dapat diatasi dengan operasi maupun pemberian jangka panjang.
“Untuk operasi pada zaman dulu semua rahimnya diangkat. Tapi sekarang ada teknik baru yang memungkinkan jaringan yang sehat tidak ikut diangkat,” jelas dr. Herbert.
Dikatakan dr. Herbert, tindakan operasi dapat meningkatkan peluang kehamilan. Sehingga ia mengingatkan agar pasien tidak menunda kehamilan setelah melakukan operasi.
“Setelah operasi langsung hamil kalau bisa. Karena ada risiko adenomiosis tumbuh kembali. Jika dilakukan operasi berulang kan bisa memiliki dampak,” imbuh dr Herbert.
Pilihan pengobatan lain untuk penyakit adenomiosis
Sebenarnya, pengobatan untuk adenomiosis tergantung keparahan gejalanya dan kondisi rahim. Bila gejalanya ringan, biasanya dokter akan meresepkan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) untuk mengatasi rasa sakit ringan pada satu atau dua hari sebelum menstruasi dimulai.
Selain pemberian obat anti-inflamasi, terapi hormon, histerektomi (pengangkatan rahim), ablasi endometrial (penghancuran jaringan endometrium), dan embolisasi arteri uterina bisa menjadi pilihan lain, tergantung dengan hasil diagnosis dokter.
Bun, bila Anda mengalami satu atau beberapa gejala adenomiosis, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Terlebih bila Bunda sedang merencanakan kehamilan.
Semoga informasi ini bermanfaat!
***
Referensi: MayoClinic, WebMD, detikHealth, Alodokter
Baca juga
Estrogen rendah berisiko bikin perempuan sulit hamil, waspadainya tandanya!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.