Dermatitis numularis yang dikenal juga dengan nama eksim numular atau eksim diskoid adalah kondisi kronis yang menyebabkan munculnya bintik-bintik berbentuk koin pada kulit. Kata “nummular” sendiri berasal dari bahasa Latin yang berarti koin.
Eksim numular ini terlihat sangat berbeda dari jenis eksim lainnya. Bintik-bintik dermatitis jenis ini sering terasa sangat gatal, tampak kering dan berkerak, serta mungkin mengeluarkan cairan bening.
Gejala
Penampakan dermatitis numularis. Foto: CDC 1971
Orang dengan eksim numular mungkin mengalami beberapa gejala, antara lain:
- Lesi yang berubah warna dan berbentuk koin pada kulit. Warnanya bervariasi dari merah atau merah muda hingga cokelat.
- Sensasi terbakar atau gatal, gejala ini mungkin cukup parah.
- Kulit yang meradang atau bersisik, beberapa orang memperlihatkan perubahan kulit ini di sekitar lesi.
- Lesi pada kaki dan tangan, biasanya lesi eksim numular berkembang pada bagian tangan dan jari. Namun tak menutup kemungkinan juga dapat muncul di kaki dan bahu.
Munculnya eksim dapat bervariasi pada individu dengan warna kulit yang berbeda. Misalnya, orang dengan kulit hitam mungkin menunjukkan bercak berwarna abu-abu, ungu, atau cokelat tua.
Artikel terkait: Anak kedua Chua Kotak alami dermatitis seboroik, berbahayakah?
Penyebab Dermatitis Numularis
Hingga saat ini penyebab dermatitis numularis belum diketahui secara pasti. Namun, banyak orang dengan eksim numular ini memiliki riwayat alergi, asma, atau dermatitis atopik.
Eksim numular dapat dipicu oleh reaksi terhadap gigitan serangga atau reaksi alergi terhadap logam atau bahan kimia, misalnya yang terdapat pada detergen dan pewarna rambut. Kulit kering juga bisa menjadi penyebabnya.
The American Academy of Dermatology Association (AAD) menyatakan bahwa laki-laki mendapatkan dermatitis numular lebih sering daripada perempuan. Umumnya laki-laki mengalami dermatitis jenis ini antara usia 55 dan 65 tahun. Sementara pada perempuan, eksim ini cenderung muncul selama fase remaja atau dewasa muda.
Kondisi berikut ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena dermatitis numularis:
- Tinggal di iklim yang dingin dan kering
- Kulit kering
- Aliran darah yang buruk atau pembengkakan di kaki
- Memiliki jenis eksim lainnya
- Cedera kulit, seperti gigitan serangga atau abrasi
- Infeksi bakteri yang memengaruhi kulit
- Pembedahan
- Penggunaan obat tertentu seperti isotretinoin (retinoid)
Diagnosis
Dokter dapat mendiagnosis dermatitis numularis dengan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan. Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada lesi. Dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan tes alergi untuk memastikan apakah kulit alergi terhadap sesuatu yang dapat memicu dermatitis numularis.
Pemeriksaan penunjang lain dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis, salah satunya dengan biopsi kulit. Dokter akan mengeluarkan sepotong kecil jaringan kulit dari daerah yang terkena. Sampel kemudian akan dianalisis untuk mengetahui adanya bakteri.
Artikel terkait: 8 Gejala Stroke Ringan pada Perempuan, Jangan Disepelekan!
Pengobatan Dermatitis Numularis
Dermatitis numularis adalah kondisi kronis yang hingga saat ini belum ada obatnya. Meski demikian, berbagai pilihan pengobatan dapat dilakukan untuk mengurangi peradangan dan gejala yang dirasakan. Pilihan yang paling efektif akan tergantung pada stadium dan kemungkinan penyebab eksim.
Obat-obatan yang dapat digunakan untuk dermatitis numularis, antara lain:
- Kortikosteroid, dalam bentuk salep atau krim yang dioleskan untuk mengurangi peradangan di daerah yang terkena.
- Krim doxepin atau capsaicin untuk mengurangi rasa gatal.
- Antihistamin, seperti cetirizine dapat digunakan untuk mengurangi gejala gatal dan meredakan respons alergi.
- Pelembap, melindungi kulit yang rusak dan mencegah iritasi.
- Antibiotik salep dapat diberikan bila ada infeksi sekunder karena bakteri. Salep antibiotik yang digunakan tidak boleh mengandung neomisin, karena merupakan salah satu pencetus dermatitis numularis.
- Fototerapi dengan sinar UVB pada kasus dengan lesi yang luas dan lama tidak sembuh. Adapun fototerapi sinar UVA dengan psoralen dapat digunakan pada kasus yang berat.
- Modulator sistem imun seperti tacrolimus dan pimecrolimus dapat digunakan untuk mengurangi peradangan.
Dermatitis numularis memang merupakan kondisi kronis. Namun dengan perawatan yang tepat, eksim numular dapat membaik dalam waktu satu tahun.
Artikel terkait: Pemilihan Nutrisi Tepat Cegah Dermatitis Atopik pada Si Kecil
Tips Mencegah Dermatitis Numularis
Untuk membantu mencegah penyakit ini, Parents harus menghindari sejumlah faktor pencetusnya, seperti:
- Pakaian berbahan wol yang dapat memicu gejala
- Mandi berlebihan dan air panas
- Menggunakan sabun yang keras
- Stres berlebihan
- Paparan iritasi lingkungan dan bahan kimia, seperti pembersih rumah tangga dan pewangi pakaian
- Sebisa mungkin hindari goresan, luka, dan lecet pada kulit
****
Parents, itulah tadi ulasan tentang dermatitis numularis. Jika Anda atau keluarga di rumah merasakan sejumlah gejala penyakit kulit ini, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter, ya.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga:
Tak Panik, Ini 4 Cara Mona Ratuliu Atasi Bayinya yang Alami Dermatitis Atopik
Anak Keduanya Alami Dermatitis Atopik, Sandra Dewi: "Mikha Mewarisi Kulit Sensitif Papanya"
Hand Dermatitis, Peradangan Kulit yang Sering Muncul di Masa New Normal
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.