Ada segudang dongeng yang bisa Parents bacakan kepada si kecil setiap harinya, termasuk juga cerita kancil dan buaya yang cukup legendaris. Pada dasarnya, membacakan dongeng atau cerita kepada anak memiliki banyak manfaat.
Misalnya, dapat membuat anak terhibur, mempererat hubungan antara orangtua dan anak, serta mengenalkan berbagai budaya dan menyampaikan pesan-pesan moral yang terkandung dari dongeng yang dibacakan kepada anak.
Selain itu, kegiatan yang satu ini pun bisa melatih anak untuk gemar membaca, sekaligus meningkatkan kemampuan visualisasinya. Parents tidak mau, kan, melewatkan manfaat-manfaat tersebut?
Oleh karenanya, yuk, sering bacakan dongeng kepada anak, setidaknya ketika ia hendak tidur. Nah kini, Parents bisa bacakan cerita kancil dan buaya untuk si kecil.
Cerita Kancil dan Buaya
Gambar: Freepik
Di sebuah hutan belantara yang sangat luas, ada beraneka ragam satwa yang tinggal di sana. Salah satu di antaranya adalah seekor kancil. Si Kancil yang satu ini terkenal karena memiliki kecerdikan yang luar biasa, ia juga dikenal sebagai satwa yang ramah terhadap satwa-satwa yang lainnya.
Suatu pagi, Kancil melihat seekor induk bebek yang tengah berenang bersama anak-anaknya. Kancil yang sedang berjalan itu pun segera menelusuri hutan dan menyapa bebek tersebut, “Hai bebek! Asyik sekali kamu berenang.”
Begitu pun kepada satwa-satwa lain yang ia temui di sepanjang jalan. Kancil dan satwa-satwa itu tak henti saling menyapa. Seperti itulah si Kancil, dengan keramahannya, ia menjadi selalu disegani banyak satwa di hutan belantara itu.
Gambar: Freepik
Tidak hanya ramah, Kancil yang dikenal cerdik ini juga sering membantu satwa-satwa hutan dalam memecahkan berbagai masalah. Banyak sekali satwa yang datang ke Kancil jika mereka memiliki masalah, dan kancil pun selalu dengan senang hati membantu mereka untuk memecahkan masalah-masalahnya.
Suatu hari, si Kancil menemukan tiga ekor anak ayam yang terperangkap di dalam lubang yang cukup dalam bagi mereka saat Kancil sedang berjalan menelusuri hutan.
Kancil pun segera menghampiri anak ayam itu dan turun ke lubang tersebut untuk membantu mereka yang terperangkap. Setelah masuk ke dalam, Kancil membungkukkan badannya dan meminta anak ayam untuk menaiki tubuhnya.
“Ayo! Kalian bisa naik ke tubuhku, jadi kalian bisa keluar dari ini dan bertemu induk kalian,” ucap Kancil yang ramah.
Setelah semua anak ayam berhasil naik ke tubuhnya, Kancil pun melompat keluar lubang dan berjalan menemui induk ayam yang tengah kebingungan mencari anak-anaknya. Kancil kemudian melepaskan ketiga anak ayam tadi kepada induknya.
Sang induk pun sangat senang serta berterima kasih kepada Kancil yang sudah membantu anak-anaknya. Tidak hanya sang induk ayam, ketiga anak ayam tadi juga ikut bersorak kompak mengucapkan terima kasih kepada kancil
“Terima kasih tuan kancil!” ucap mereka kegirangan.
Gambar: Freepik
Setelah berjalan-jalan, Kancil mulai merasa lapar. Ia menepi untuk memakan rumput yang ada di sekitarnya. Namun, setelah makan rumput, ia berkata, “Rumput saja ternyata tidak membuat ku kenyang.”
Lalu, Kancil terus berjalan di tengah teriknya matahari, hingga dirinya tiba di sebuah sungai yang ada di dalam hutan. Ia mendekati tepi sungai untuk sekedar menghilangkan dahaga setelah berjalan-jalan dan makan tadi.
Setelah puas minum air di sungai, Kancil yang tengah memandangi sungai langsung berbinar ketika melihat sesuatu yang menarik ada di seberang sungai. Hal yang membuatnya tertarik adalah pohon buah-buahan yang dapat menghilangkan rasa laparnya tadi.
Akan tetapi, derasnya air sungai membuat Kancil tidak mungkin untuk menyeberangi sungai tersebut. Kancil pun mencari cara agar bisa menyeberangi sungai tanpa terkena bahaya.
Tak lama kemudian, Kancil mendapatkan sebuah ide untuk menyeberangi sungai yaitu dengan mengelabui buaya-buaya yang ada di sungai tersebut. Seekor buaya keluar dari sungai menuju ke tepi dan menghampiri Kancil yang terlihat senang.
“Hei Kancil! Ada apa kamu ke sungai? Apa kamu mau menjadi santapan kami?” tanya buaya itu pada Kancil.
Gambar: Freepik
Kancil pun menjawab pertanyaan buaya dengan senang hati, “Aku punya berita baik untuk kalian semua, aku membawa daging segar dari Raja dan diperintahkan untuk menghitung jumlah buaya yang ada di sungai. Kalian cukup berjajar di sungai dan nanti akan aku hitung.”
Merasa senang mendengar kabar Kancil membawa daging segar untuk ia dan teman-teman buaya yang lainnya, buaya tadi kemudian menyanggupi permintaan kancil dan memanggil seluruh buaya yang berada di sungai untuk berjejer hingga membentuk jembatan.
“Sudah siap!” kata semua buaya bersemangat.
Kancil pun dengan girang melompati buaya dan pura-pura menghitung buaya-buaya yang sudah berjejer membentuk jembatan itu. Setelah sampai ujung, Kancil melompat ke tepi sungai.
Lalu ia berkata, “Terima kasih para buaya, berkat kalian, aku jadi bisa menyeberangi sungai ini.”
Setelah berkata seperti itu pada buaya, Kancil langsung berlari kencang meninggalkan buaya yang marah karena perbuatannya. Kancil pun dengan bebas memakan buah-buahan yang ada di seberang sungai untuk menghilangkan rasa laparnya.
Gambar: Freepik
Pesan Moral dari Dongeng
Dari cerita Kancil dan Buaya di atas, kita mendapatkan kesimpulan bahwa kancil memang cerdik karena ia berhasil menemukan ide untuk menyeberangi sungai dan mendapatkan keinginannya. Namun, ia juga salah karena menipu para buaya untuk bisa menyeberangi sungai. Hal ini membuat para buaya marah kepada kancil.
Pesan moral yang bisa diambil adalah sebaiknya gunakan kecerdasan yang kita miliki hanya untuk hal-hal yang baik saja, agar lebih banyak orang yang tidak hanya menyegani kita, tetapi juga menyayangi kita.
Itulah cerita kancil dan buaya. Ajarkan anak untuk tidak pernah menyalahgunakan kelebihan yang ia miliki, ya!
Baca Juga:
Dongeng Anak: Cerita Rakyat Sangkuriang dan Tangkuban Perahu
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.