Parents, pernahkah mengalami balita atau bayi susah BAB (buang air besar)? Terkadang meskipun orang tua merasa sudah cukup memberi asupan sayuran atau buah sebagai cara mengatasi bayi susah BAB, kondisi ini kerap masih menimpa si kecil.
Hal ini tentu membuat Parents bertanya-tanya apa yang salah sehingga bayi susah BAB. Untuk itu perlu dicari tahu penyebab bayi susah BAB sehingga Parents juga dapat menemukan solusi obat susah BAB untuk bayi yang tepat.
Artikel Terkait: Ini aturan penting sebelum memberikan jus sebagai MPASI untuk bayi
Penyebab Bayi Susah BAB
Beberapa orang tua mungkin pernah mengalami bayi yang susah BAB. Sebenarnya ini termasuk hal yang normal bagi bayi, tetapi jika terus berlarut-larut kondisi ini juga tidak sehat untuknya. Berikut beberapa penyebab bayi susah buang air besar:
Perubahan Konsumsi dari ASI ke Susu Formula atau Sebaliknya
Salah satu alasan utama anak mengalami susah buang air besar adalah adanya perubahan pada pola makannya. Apabila bayi Anda yang sebelumnya hanya menerima asupan ASI eksklusif kemudian mencoba peralihan asupan susu formula. Ini bisa membuat sistem pencernaan bayi harus beradaptasi. Kondisi berlaku sebaliknya, jika bayi Anda sebelumnya hanya minum susu formula karena beberapa alasan, kemudian beralih dengan juga mengonsumsi ASI.
Mencoba Makanan Baru
Bayi yang baru saja mencoba makanan baru juga bisa menghadapi kesulitan buang air besar. Misalnya saja, bayi yang sebelumnya hanya mengonsumsi ASI eksklusif dan sedang mencoba untuk makan makanan padat. Kurangnya serat dalam makanan mereka juga berpotensi menyebabkan sembelit.
Kekurangan Cairan
Penyebab lainnya dari bayi susah BAB adalah kurangnya cairan. Ini bisa terjadi jika anak tidak minum cukup air, susu formula ataupun ASI. Akibatnya pencernaan menjadi tidak lancar dan anak kesulitan buang air besar.
Penyakit Langka
Dalam kasus ekstrim, penyakit langka dapat menyebabkan sembelit seperti:
- Masalah dengan ujung saraf di usus
- Masalah yang berkaitan dengan sumsum tulang belakang
- Defisiensi tiroid
- Gangguan metabolisme lainnya
Penyakit-penyakit tersebut biasanya akan terdeteksi jika Anda rutin melakukan pemeriksaan anak ke dokter, jadi tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Tetapi, jika Anda khawatir merasa bahwa buang air besar itu menyakitkan bagi anak, cobalah konsultasikan dengan dokter.
Artikel Terkait: Sembelit pada Bayi: Kenali Gejala, Penyebab dan Cara Menanganinya
Ciri-Ciri Bayi Susah BAB
Sulit untuk mendeteksi apakah bayi mengalami masalah konstipasi atau tidak, karena pola buang air besar bayi masih berantakan. Berikut beberapa ciri yang dapat Parents perhatikan untuk mengetahui apakah anak mengalami susah BAB:
Mengejan Keras
Jika bayi terlihat kesulitan dalam mengeluarkan kotorannya, ini bisa jadi tanda bahwa ada yang tidak beres. Buang air besar yang tampak menyakitkan atau sulit untuk dikeluarkan, sehingga menyebabkan bayi Anda melengkungkan punggungnya atau menangis, disertai dengan tinja yang keras dan kering merupakan ciri bayi mengalami konstipasi.
Bayi Rewel dan Gelisah
Parents coba perhatikan frekuensi buang air besar bayi ketika dia sering menangis atau rewel. Bisa jadi ia sedang menunjukkan ketidaknyamanan pada perutnya dan bahwa dia sedang kesulitan untuk buang air besar.
Tidak Mau Menyusu
Ciri-ciri yang mungkin muncul pada bayi yang sedang susah BAB adalah tidak mau menyusu. Bagi bayi Anda yang sudah mulai makan makanan padat juga menunjukkan tidak tertarik untuk makan. Frekuensi menyusu atau makan yang lebih jarang daripada biasanya bisa jadi tanda konstipasi pada bayi.
Iritasi di Sekitar Anus
Apabila terlihat iritasi berupa sobekan atau retakan mungkin muncul di kulit di sekitar anus dan terkadang berdarah merupakan tanda bayi susah BAB. Jika tidak segera disadari dan ditangani, luka ini dikhawatirkan dapat menjadi infeksi.
Konsistensi Kotoran Tidak Wajar
Jika kotoran yang keluar konsistensinya lengket seperti tanah liat, bisa jadi bayi Anda mengalami kesulitan dalam mengeluarkannya. Kotoran yang bertekstur terlalu keras dan kering juga bisa jadi tanda anak konstipasi. Seharusnya kotoran bayi memiliki konsistensi lunak.
Jarang Buang Air Besar
Ciri-ciri yang sangat terlihat dari anak yang mengalami konstipasi adalah frekuensi buang air besar berkurang. Parents dapat memerhatikan berapa kali biasanya anak BAB dan kapan waktu dia buang air. Jika frekuensinya semakin jarang, bisa jadi bayi Anda sedang susah BAB.
Artikel Terkait: BAB Bayi Keras? Cari Tahu Penyebab dan Cara Mengatasi Sembelit!
Frekuensi BAB Bayi yang Normal
Mengetahui frekuensi BAB bayi dan seberapa banyak ia mengeluarkan kotoran ini penting agar dapat memberi tahu Parents banyak hal tentang kesehatan mereka dan apakah mereka mengonsumsi cukup asupan ASI.
Terlebih lagi ketika Si Kecil menyusu langsung dari payudara (direct breasfeeding), yang membuatnya sulit untuk mengukur asupannya secara tepat.
Lantas, seberapa sering bayi harus buang air besar? Simak penjelasannya berikut ini.
Bayi Newborn Usia 24-48 Jam
Melansir dari Medical News Today, dalam 24-48 jam pertama setelah lahir, bayi baru lahir mengeluarkan zat yang disebut mekonium. Kotoran yang kental, berwarna hijau tua atau coklat ini mengandung bahan yang telah ditelan bayi saat berada di dalam rahim.
Di hari-hari berikutnya, bayi akan mulai buang air besar dan buang air kecil lebih teratur.
Bayi Usia 6 Minggu
Sampai sekitar usia 6 minggu, kebanyakan bayi buang air besar dua sampai lima kali per hari. Beberapa bayi buang air besar setiap habis makan.
Bayi 6 Minggu-3 Bulan
Antara usia 6 minggu dan 3 bulan, frekuensi buang air besar biasanya menurun. Banyak bayi yang buang air besar hanya sekali sehari dan beberapa sesering seminggu sekali. Ini biasanya bukan pertanda masalah, selama bayi mampu mempertahankan berat badan yang sehat.
Sebagai tambahan, sebuah studi tahun 2012 menganalisis frekuensi tinja pada 600 bayi baru lahir di bawah usia 3 bulan. Pada minggu-minggu pertama kehidupan, bayi yang disusui ASI buang air besar rata-rata 3,65 kali per hari. Pada 3 bulan, frekuensi rata-rata adalah 1,88 kali per hari.
Sementara itu, bayi yang diberi susu formula buang air besar sedikit lebih jarang pada setiap tahap perkembangan.
10 Cara Mengatasi Bayi Susah BAB
Jika bayi Anda menunjukkan tanda-tanda sembelit, jangan dulu khawatir Parents karena terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan di rumah. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi susah BAB pada bayi:
1. Konsumsi Air Putih
Siapapun tidak dapat mengabaikan pentingnya minum air putih yang cukup. Selain membantu tubuh untuk terhindar dari dehidrasi, air putih bagi bayi di atas 6 bulan dapat mengurangi masalah bayi susah BAB. Bahkan, konsumsi air putih oleh balita harus melebihi minuman lain seperti susu, sirup dan minuman manis lainnya. Air putih yang diminum harus air matang.
2. Beri Asupan Gula Alami
Bayi dan balita memerlukan asupan gula alami dari buah-buahan. Serat pada buah-buahan dapat mengatasi BAB bayi keras. Selain itu, kandungan gula atau fruktosa pada buah juga dapat mengatasi masalah bayi susah BAB.
Jika balita sudah makan banyak buah tetapi masih sulit BAB, sirup jagung atau gula merah dapat menjadi alternatif lainnya. Setengah sendok teh gula merah yang dicampur dengan air hangat yang telah dimasak dapat diberikan kepada balita tiga kali sehari sebelum ia minum susu. Lanjutkan hingga BAB lancar.
Molase pada gula merah membantu BAB lancar. Sedangkan penggunaan dan dosis sirup jagung juga dapat dilakukan dengan cara yang sama hingga balita lancar BAB.
3. Berikan Jus Buah
Selain enak, jus buah gampang dicerna oleh bayi di atas tiga bulan. Jus prune, pir atau apel sangat bermanfaat untuk mencegah konstipasi. Campuran ¼ konsentrat jus pada air matang dan tambah hingga ½ konsentrat jus untuk hari berikutnya.
Sedikit konsentrat pada awal penggunaan dapat mencegah kembung pada bayi. Bayi yang masih sensitif dapat terserang diare apabila meminum jus dengan konsentrat tinggi. Untuk bayi yang berusia 3 – 6 bulan, 1 – 2 ons konsentrat cukup dilarutkan pada segelas air dan diminum dua kali sehari.
PENTING:
- Jangan menggunakan dua metode— misalnya gula tambahan dan larutan jus—secara bersamaan pada bayi susah BAB. Pilih satu metode saja.
- Metode larutan jus untuk mengatasi BAB tidak diperuntukkan bagi bayi di bawah 6 bulan.
Bila bayi sudah makan makanan padat, coba mencampurkan buah dan sayur dengan porsi banyak pada menu sehari-harinya untuk mengatasi konstipasi sejak dini.
Prune, peach, pir, aprikot dan buncis sangat bermanfaat untuk mencegah BAB keras. Namun hindari pisang. Labu dan wortel juga tidak banyak membantu karena beberapa bayi dengan metabolisme rendah justru akan sulit BAB.
Sayuran berwarna lebih bermanfaat daripada sayur putih. Bayi di bawah sembilan bulan tidak disarankan untuk mengkonsumsi nanas, jeruk, sirsak karena kandungan citrusnya terlalu keras untuk lambung kecil mereka. Bahkan, kandungan sitrat tersebut dapat mengakibatkan sariawan pada rongga mulut dan bibir.
4. Probiotik untuk Bayi
Banyak penelitian mengungkapkan manfaat dari mikroorganisme dalam tubuh dan ginjal yang bersumber dari bakteri bifido (bifidobacteria). Bakteri ‘baik’ ini terkandung dalam susu formula sebanyak 25%, dan 95% pada ASI.
Bakteri tersebut dapat berkembang dengan baik pada susu formula yang mengandung probiotik untuk bayi sehingga kandungan susu formula dapat mendekati kandungan ASI.
Namun tetap saja, ASI yang terbaik. Probiotik pada susu formula dapat memudahkan bayi BAB, mengurangi ruam akibat popok dan perlindungan lain akan penyakit dari akibat gastroenteritis (infeksi lambung dan usus besar).
5. Olahraga Ringan
Layaknya orang dewasa, olahraga dan gerakan cenderung merangsang usus bayi. Namun, karena bayi mungkin belum berjalan atau bahkan merangkak,
Parents dapat membantunya berolahraga untuk meredakan sembelit.
Anda dapat mencoba menggerakkan kaki bayi saat mereka berbaring telentang dengan lembut untuk meniru gerakan mengendarai sepeda. Melakukan hal ini dapat membantu fungsi usus dan meredakan sembelit.
6. Mandi Air Hangat
Memandikan bayi dengan air hangat dapat mengendurkan otot perut dan membantunya berhenti mengejan. Ini juga dapat meringankan beberapa ketidaknyamanan yang berhubungan dengan sembelit.
7. Ubah Pola Makan
Perubahan pola makan tertentu dapat membantu bayi yang susah BAB. Namun, ini tetap tergantung pada usia dan pola makan bayi.
Misalnya untuk bayi yang menyusu ASI, bisa dilakukan perubahan pola makan oleh ibu. Bunda dapat menghilangkan makanan tertentu, seperti susu, dari dietnya. Mungkin diperlukan beberapa percobaan dan kesalahan untuk mengidentifikasi perubahan pola makan yang membantu, dan sangat mungkin bahwa perubahan pola makan tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan pada sembelit bayi.
Untuk bayi yang diberi susu formula, Parents dapat mencoba jenis susu formula yang berbeda. Sebaiknya jangan beralih ke susu formula yang lembut atau bebas susu sapi tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Jika satu perubahan tidak membuat perbedaan, terus mencoba formula yang berbeda tidak akan membantu.
Jika bayi makan makanan padat, Anda harus mulai memperkenalkan makanan yang merupakan sumber serat yang baik. Banyak buah dan sayuran dapat membantu merangsang usus karena kandungan seratnya yang lebih tinggi. Pilihan makanan yang baik untuk bayi dengan sembelit meliputi:
- Apel tanpa kulit
- Brokoli
- Biji-bijian, seperti oatmeal atau roti gandum atau pasta
- Persik
- Pir
- Plum
8. Memijat Bayi
Ada beberapa cara memijat perut bayi untuk meredakan sembelit. Berikut di antaranya:
- Gunakan ujung jari untuk membuat gerakan melingkar pada perut dengan pola searah jarum jam.
- Menjalankan jari di sekitar perut dengan pola searah jarum jam.
- Memegang lutut dan kaki bayi bersama-sama dan dengan lembut mendorong kaki ke arah perut.
- Membelai dari tulang rusuk ke bawah melewati pusar dengan ujung jari.
9. Mengukur Suhu Dubur Bayi dengan Termometer Rektal
Saat bayi mengalami kesulitan BAB, mengukur suhu dubur bayi dengan termometer yang bersih dan dilumasi dapat merangsang usus dan membantunya buang air besar.
Namun perlu diingat bahwa penting untuk tidak menggunakan metode ini terlalu sering, sebab dapat memperburuk sembelit. Bayi mungkin mulai tidak ingin buang air besar tanpa bantuan, atau mereka mungkin mulai mengasosiasikan buang air besar dengan ketidaknyamanan, membuat mereka lebih rewel atau menangis selama proses tersebut.
10. Beri Obat Pencahar
Jika tidak ada perubahan dalam pemberian makan, pijat, atau olahraga yang membantu mengatasi sembelit, cara mengatasi bayi susah BAB selanjutnya adalah dengan memberikannya obat pencahar.
Walaupun obat susah BAB ini mungkin bisa ditemukan secara bebas di apotek, pastikan Parents berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu, ya, untuk mendapatkan rekomendasi obat yang tepat.
Kapan Harus ke Dokter?
Sembelit yang terjadi pada bayi adalah hal yang biasa. Banyak dari kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya atau cukup ditangani sendiri di rumah. Namun terdapat beberapa kondisi yang membuat Anda sebaiknya segera memeriksakan bayi ke dokter, di antaranya:
- Terdapat darah dalam kotoran anak
- Bayi terus rewel
- Bayi Anda tampak sakit perut
- Kondisi sembelit tidak menunjukkan adanya perbaikan, meskipun Anda telah mengambil langkah-langkah untuk mengobatinya
Dokter anak Anda kemudian dapat menilai dan merekomendasikan strategi yang aman untuk bayi. Ada perawatan medis untuk sembelit yang dapat dipertimbangkan oleh dokter berdasarkan keadaan bayi Anda. Jika bayi Anda sebelumnya dirawat karena sembelit tetapi masih kesulitan untuk buang air besar, penting untuk kembali ke dokter untuk diperiksa.
Perawatan yang direkomendasikan untuk bayi Anda biasanya dimulai dengan pengobatan rumahan. Jika pengobatan rumahan tidak berhasil, dokter dapat memeriksa bayi dan dalam kasus yang jarang terjadi, meresepkan obat-obatan, seperti:
- Pencahar
- Enema
- Supositoria
Namun perlu diingat bahwa Anda tidak boleh memberikan obat-obatan ini kepada bayi kecuali dengan resep dokter.
Pertanyaan Populer Terkait Bayi Susah BAB
Permasalahan bayi susah buang air besar ini memang dapat menimbulkan kekhawatiran tersendiri terutama untuk para orang tua. Maka dari itu, tak heran, jika masih ada banyak pertanyaan terkait bayi sembelit ini. Nah, berikut beberapa pertanyaan yang sering dilontarkan terkait bayi susah BAB, simak jawabannya berikut ini, yuk!
Apa yang harus dilakukan ketika bayi susah BAB?
Cara mengatasi bayi susah BAB bisa dengan membuat bayi tetap terhidrasi, beri asupan gula alami atau jus buah, membuat bayi bergerak aktif, memberi makanan padat tinggi serat, mandikan dengan air hangat serta memijat perut bayi. Namun, jika kondisi tidak kunjung membaik, maka sebaiknya segera periksakan bayi Anda ke dokter.
Ibu menyusui harus makan apa agar BAB bayi lancar?
Beberapa makanan yang bisa dikonsumsi ibu menyusui untuk mencegah bayi konstipasi di antaranya pepaya, sayuran hijau, oatmeal dan kacang merah. Selain itu, makanan lain yang diyakini baik dikonsumsi ibu menyusui agar BAB bayi lancar adalah kedelai, buah beri, apel, wortel, kentang, dan kacang almond.
Apa obat alami bayi susah BAB?
Hal yang bisa menjadi obat alami yang bisa membantu mengatasi bayi susah BAB yaitu memberi buah hati sedikit air atau jus buah seperti jus prune, pir atau apel yang diolah sendiri setiap harinya selain memberikan makanan seperti biasa. Sebab, jus ini mengandung sorbitol, pemanis yang bertindak seperti pencahar.
Kenapa bayi susah BAB dan sering kentut?
Bayi susah BAB dan sering kentut sebenarnya adalah kondisi yang normal dan bukan indikasi gangguan sembelit pada bayi. Bayi dikatakan mengalami sembelit apabila mengalami gejala-gejala seperti tinja keras, tinja berwarna hitam atau berdarah, perut buncit dan mengencang, rewel hingga tidak mau menyusu.
Itulah hal yang perlu Parents ketahui seputar kondisi bayi susah BAB dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat.
***
Artikel telah diupdate oleh: Gita Meirillia
Baca Juga:
Video Tutorial Pijat Bayi Untuk Mengatasi Sembelit
Bayi tak kunjung buang air besar dalam waktu lama tanda sembelit, benarkah demikian?
Bolehkah Memberikan Microlax untuk Mengatasi Bayi Sembelit?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.