Keracunan makanan disebabkan oleh bakteri yang mencemari bahan makanan, baik mentah maupun matang, yang kemudian dikonsumsi oleh manusia. Agar lebih waspada, simak penjelasan mengenai jenis bakteri penyebab keracunan makanan berikut ini dan cara mengatasinya.
Artikel Terkait: 7 Tips Penting Untuk Mencegah Anak Keracunan Makanan
Apa Saja Jenis Bakteri Penyebab Keracunan Makanan?
Berikut adalah jenis bakteri yang paling umum menyebabkan keracunan makanan pada keluarga.
1. Campylobacter
Bakteri yang satu ini hidup di saluran pencernaan atau usus binatang ternak, khususnya unggas.
Bakteri Campylobacter sering ditemukan pada ayam atau kalkun. Selain itu, bakteri Campylobacter juga terdapat pada kerang.
Anda bisa saja terpapar bakteri ini karena mengonsumsi daging ayam atau kerang yang belum matang sepenuhnya, produk susu yang tidak dipasteurisasi sebelumnya, dan air yang terkontaminasi.
Oleh karena itu, agar tidak terpapar bakteri tersebut, Parents harus memastikan makanan dimasak hingga benar-benar matang dan hanya mengonsumsi susu serta produk olahan hewan lain yang sudah dipasteurisasi.
Selain itu, jangan lupa untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah memegang hewan ternak atau hewan peliharaan untuk meminimalisir risiko terpapar bakteri.
Dikutip dari Alodokter, infeksi dari Campylobacter sendiri tergolong ringan namun dapat berdampak buruk untuk orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh.
Gejala keracunan makanan dari Campylobacter adalah sebagai berikut:
- Diare
- Muntah
- Sakit Perut
- Demam
Gejala-gejala tersebut tidak langsung muncul setelah mengonsumsi makanan yang mengandung bakteri, tapi diperlukan waktu sekitar 2 hingga 5 hari untuk infeksinya menyebar dan menyebabkan gejala.
Darria Long, MD, asisten klinik di Universitas Kedokteran Tenesse menyatakan bahwa kebanyakan orang yang mengalami keracunan makanan karena bakteri Campylobacter akan sembuh dengan sendirinya.
2. E. Coli
Escherichia coli atau E.Coli adalah bakteri yang hidup di saluran cerna manusia dan hewan.
Meskipun ada jenis bakteri E.Coli yang tidak berbahaya dan dapat membantu proses pencernaan makanan, ada pula jenis bakteri ini juga bisa menyebabkan penyakit.
Makanan yang tercemar bakteri E.Coli dapat menyebabkan gejala keracunan makanan seperti berikut:
- Diare, terkadang diare parah hingga mengeluarkan darah
- Muntah-muntah
- Sakit di bagian perut
Umumnya, bakteri E.Coli yang berbahaya ini ditemukan di daging giling, susu yang tidak dipasteurisasi, dan produk segar lainnya seperti bayam atau selada. Gejala keracunan makanan akibat bakteri E.Coli bisa muncul dengan sangat cepat dan dapat berlangsung hingga lebih dari 10 hari.
Dilansir dari Insider, dalam beberapa kasus yang serius, infeksi bakteri E.Coli dapat menyebabkan kondisi yang disebut dengan Hemolytic Uremic Syndrome (HUS).
Penyakit yang menyerang ginjal ini memiliki gejala seperti jarang berkemih, air seni yang berwarna gelap, dan wajah pucat.
Untuk menghindari risiko terpapar bakteri ini, selalu masak daging hingga matang dan selalu cuci buah dan sayur sebelum dikonsumsi.
Artikel Terkait: Bun, Begini Pertolongan Pertama Anak Keracunan Makanan!
3. Listeria
Bakteri yang bernama listeria monocytogenes biasanya hidup di air, tanah, dan feses hewan.
Listeria umumnya mencemari makanan dingin atau makanan siap saji. Belakangan ini, ditemukan bakteri Listeria di produk jamur enoki.
Selain jamur enoki, bakteri Listeria bisa ditemukan pada produk makanan di bawah ini:
- Makanan laut mentah seperti sashimi atau sushi
- Makanan laut siap saji seperti ikan asap
- Buah dan sayur yang tidak higienis
- Susu yang tidak dipasteurisasi
- Makanan di prasmanan
- Daging siap saji yang tak perlu dimasak ulang, misalnya sosis atau ham
- Makanan siap saji yang tersisa dan tidak dipanaskan ulang lebih dari sehari
Biasanya gejala keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri Listeria ini adalah diare dan demam.
Gejala tersebut muncul agak lama setelah mengonsumsi makanan yang tercemar, bisa sekitar satu minggu hingga satu bulan.
Infeksi Listeria bisa juga menyebar hingga ke sistem saraf, dan mengakibatkan gejala seperti sakit kepala, leher kaku, kejang, dan kehilangan keseimbangan.
Pada ibu hamil, biasanya infeksi bakteri listeria tidak berat, namun bisa berdampak buruk pada janin.
Kematian dalam kandungan atau infeksi pada bayi yang baru lahir bisa saja terjadi.
4. Salmonella
Bakteri Salmonella seringkali mencemari telur, susu, unggas, dan makanan laut.
Salmonella adalah bakteri penyebab keracunan makanan yang paling umum ditemukan dalam kasus keracunan makanan.
Makanan yang tercemar bakteri Salmonella dapat menyebabkan Gastroentritis dengan gejala mual, muntah, kram perut, diare, dan darah di feses.
Mengutip Hello Sehat, gejala-gejala tersebut bisa dialami selama dua hingga tujuh hari.
Bakteri Salmonella jenis tertentu juga bisa menyebabkan demam tifoid atau tifus.
Untuk mengurangi risiko terpapar Salmonella, sebisa mungkin hindari memakan telur setengah matang, masak daging dengan temperatur yang tepat, dan jangan membiarkan makanan terbuka selama lebih dari dua jam.
Selain itu, Parents pun diharapkan dapat menggunakan talenan atau peralatan masak yang berbeda untuk bahan mentah dan makanan yang sudah matang.
Sebelum memasak, cuci bersih tangan dan peralatan yang akan digunakan agar tak terkontaminasi bakteri.
Artikel Terkait: Waspadai Bakteri Cronobacter yang Kerap Ada di Pompa ASI
Semoga informasi mengenai bakteri penyebab keracunan makanan di atas bisa berguna, ya.
Serta yang paling penting, jaga kebersihan dengan baik dan benar dalam menyiapkan makanan yang bergizi untuk keluarga.
***
Baca Juga:
Aturan Pakai Obat Dexamethasone, Jangan Diberikan Sembarangan!