Kondisi keracunan makanan bisa saja terjadi kepada anak Anda, terutama jika Anda tidak memperhatikan makanan yang dikonsumsinya. Biasanya keracunan makanan pada anak terjadi di usia anak 1 hingga 3 tahun.
Pada usia tersebut, si kecil baru mulai bisa berjalan dan berlari, ia asik menjelajah dunia sekitarnya dan bereksplorasi. Namun di sisi lain, anak juga belum banyak mengerti mengenai dampak buruk atau bahaya dari apa yang dilakukannya.
Misalnya, anak usia 1 tahun sangat senang memasukkan benda-benda yang berhasil diraihnya ke dalam mulutnya. Anak tidak tahu bahwa benda itu kotor, dan bisa menyebabkannya terinfeksi virus dan mengalami diare. Atau tanpa disadari Bunda, anak mengambil kapur semut yang ada di sudut ruang dan memakannya. Keracunan pun tak terhindarkan.
Eksplorasi lingkungan merupakan bagian dari perkembangan normal dan alami anak. Adapun yang bisa Anda lakukan adalah mengawasi dan membuat rumah aman serta nyaman bagi mereka. Memberi tahu anak bahwa suatu produk berbahaya tidak cukup untuk melindungi mereka dari keracunan.
Menilik kata keracunan, keracunan terbagi menjadi dua kategori. Pertama, keracunan karena ada bahan beracun yang masuk ke dalam tubuh. Kedua, keracunan yang disebabkan mengonsumsi makanan tertentu, kemudian tubuh memberikan reaksi penolakan, yang dikenal dengan istilah keracunan makanan.
Contoh di atas adalah jenis keracunan yang pertama. Sementara pada jenis keracunan yang kedua (keracunan makanan), ada peran orang tua di dalamnya, di mana kemungkinan orang tua tidak sadar memberikan makanan mentah, kurang matang, kedaluwarsa, atau alergen pada tubuh anak.
Artikel terkait: 10 Kandungan berbahaya dalam makanan anak yang sering tidak disadari orang tua
Gejala Keracunan Makanan pada Anak
Biasanya, gejala keracunan makanan pada anak akan terlihat mulai dari 30 menit hingga 2 hari setelah ia mengonsumsi makanan yang tercemar. Gejalanya bervariasi berdasarkan penyebab pastinya dan berapa banyak ia terpapar.
Mengutip laman WebMD, gejalanya antara lain:
- Mual
- Muntah
- Diare
- Demam
- Sakit perut
- Kram dan nyeri di perut
- Merasa lemah
- Sakit kepala
- Tubuh menggigil
- Lemas dan kehilangan nafsu makan
Bila Parents sadar anak mengalami keracunan, segera atasi, jangan menunggu sampai gejala keracunan di atas atau yang lainnya muncul. Jangan mencoba membuat anak muntah. Ini bisa lebih berbahaya daripada kebaikan.
Hubungi unit gawat darurat dan tanyakan apa yang bisa Anda lakukan sebagai upaya pertolongan pertama.
Kemungkinan Penyebab Keracunan pada Anak
Banyak obat-obatan dan barang-barang rumah tangga yang bisa menyebabkan keracunan pada anak. Di antaranya adalah:
1. Makanan Tercemar Bakteri
Umumnya makanan atau minuman tercemar bakteri, virus, atau parasit –atau racun yang dihasilkan dari olahan makanan/minuman itu.
Siapa pun sebenarnya bisa mengalami keracunan makanan, tetapi anak yang berusia di bawah 5 tahun lebih berpeluang karena sistem kekebalan tubuhnya belum begitu baik dalam melawan kuman. Plus, mereka tidak memiliki banyak asam lambung, yang tidak hanya memecah makanan tetapi juga dapat membunuh kuman.
2. Obat-obatan
Obat-obatan adalah penyebab paling umum keracunan pada anak-anak. Oleh karena itu, simpan obat-obatan yang ada di rumah jauh dari jangkauan anak –tidak terkecuali obat-obatan cair yang rasanya manis.
Selain itu, berikan anak obat yang sesuai dengan dosis. Alih-alih memberikan dosis ganda agar anak lekas sembuh, ia makan keracunan. Beberapa jenis obat yang berbahaya bagi anak adalah opioid dan barbiturat, serta obat tekanan darah tinggi, kesehatan mental, dan diabetes.
Berikut pedoman dari American Academy of Pediatrics untuk menjaga anak tetap aman, melansir laman WebMD:
- Simpan semua obat dalam wadah atau kemasan aslinya.
- Simpan obat-obatan di tempat yang tinggi, di mana anak tidak dapat menjangkau atau melihatnya. Untuk obat-obatan yang sangat berbahaya, pertimbangkan untuk manaruhnya di dalam kabinet yang terkunci.
- Anak yang masih merangkak senang menjelajah dan memakan apa saja yang mereka temukan di lantai. Jika Anda menjatuhkan pil, jangan berhenti mencari sampai Anda menemukannya.
- Singkirkan obat-obatan yang tidak terpakai dan buang dengan cara yang aman.
3. Pestisida
Penyebab paling umum kedua keracunan pada anak adalah keracunan pestisida, paling sering terjadi di Amerika Serikat. Anda mungkin sering menyimpan produk pestisida di dalam rumah untuk mematikan serangga di dalam rumah dan insektisida pada tanaman.
Misalnya seperti produk fumigan, rodentisida, herbisida, fungisida, atau produk serupa lainnya. Waspada, Bunda, jangan sampai tempat penyimpanan produk antipestisida Anda ditemukan si kecil dan dimasukkannya ke dalam mulut.
Kebanyakan pestisida mengandung senyawa dari golongan kimia karbamat, organofosfat, piretrin, dan piretroid, atau senyawa organoklorin. Gejala akibat mengonsumsi produk ini bisa sangat berbahaya. Jadi jika Anda mencurigai anak mengonsumsinya, segera bawa ia unit gawat darurat.
4. Produk Pembersih
Sebagian besar bahan pembersih mengandung bahan kaustik, seperti pemutih, bubuk pencuci piring, pembersih oven, pembersih saluran air, alkohol termetilasi, dan terpentin. Materi-materi basa yang kuat ini dapat menyebabkan luka bakar esofagus dan cedera serius lainnya bahkan dalam jumlah kecil. Sanitizer mengandung benzalkonium, sodium hipoklorit, atau alkohol. Jadi simpan produk-produk ini di lemari terkunci dan gunakan saat anak sedang tidak ada.
5. Alkohol
Di mana Anda dan pasangan bisanya menyimpan minuman beralkohol? Begitu juga dengan produk pembersih, parfum, obat flu yang, dan obat kumur yang mengandung alkohol? Waspada, jangan sampai si kecil meminumnya.
6. Narkoba
Anak-anak yang mengonsumsi obat-obatan terlarang mungkin mengalami kejang, depresi pernapasan, dan tidak sadarkan diri.
Artikel terkait: Anak Cut Meyriska Dikasih Makan Nasi Basi oleh Pengasuh, Ini Bahayanya dan Cara Atasi Bayi Keracunan
7. Karbon Monoksida
Karbon monoksida adalah gas yang tidak berbau dan tidak berwarna. Keracunan terjadi ketika hidrokarbon ‘terbakar’ di ruang tertutup tanpa ventilasi yang baik.
Perangkat umum yang menyebabkan keracunan karbon monoksida adalah generator, sistem pemanas, pemanggang arang, alat yang digerakkan mesin, kompor dan lentera kamp, oven serta pemanas air gas. Keracunan karbon monoksida bisa membuat anak-anak (dan orang dewasa juga) merasa pusing, mual, mengantuk, koma, hingga kematian.
Semua perangkat yang menghasilkan karbon monoksida harus dipasang di tempat terbuka, atau di tempat yang berventilasi baik. Pasang detektor karbon dioksida di rumah Anda, dan periksa keberadaannya secara teratur. Jangan juga Anda pernah meninggalkan mobil dalam keadaan menyala di garasi yang menempel pada rumah induk.
8. Tanaman
Tanaman memang bisa memperindah suasana rumah Anda, tetapi juga bisa berbahaya, ternyata. Ada beberapa jenis tanaman yang jika dimakan bisa membahayakan tubuh. Di antaranya adalah bakung, dumb cane, foxglove, hydrangea, lili, oleander, rhododendron, dan wisteria. Oleander, misalnya, mengandung glikosida yang merusak jantung dan bisa berakibat fatal jika dikonsumsi.
Pastikan Anda mengetahui setiap nama pada tanaman yang ada di dalam atau halaman rumah Anda. Jika berbahaya, lebih baik tiadakan.
9. Hidrokarbon
Bensin, minyak tanah, oli lampu, cairan pemantik api, oli motor, serta pengencer dan penghilang cat bisa sangat berbahaya bila dikonsumsi atau terhirup –memengaruhi otak dan sistem pernapasan.
10. Nikotin Cair
Ini adalah cairan yang digunakan dalam rokok elektrik yang sangat terkonsentrasi dan berbahaya. Bahkan meski hanya sejumlah kecil yang dikonsumsi anak atau tumpah ke kulitnya, bisa berisiko kematian pada anak.
Cara Menangani Keracunan
Jika anak Anda mengonsumsi atau terkena racun, baik dari makanan atau lainnya, segera periksakan ke pusat layanan kesehatan darurat. Atau lakukan ini sebagai upaya pertolongan pertama:
- Racun yang tertelan: Bila memungkinkan, usahakan untuk mengeluarkan benda atau zat yang tertelan oleh anak. Minta anak meludahkan apa pun yang ada di mulutnya. Namun, jangan paksa mereka untuk memuntahkannya dengan memberikan sirup ipecac tanpa saran medis.
- Racun tersentuh. Lepaskan pakaian anak dan mandikan dengan air hangat dan sabun selama 15 menit.
- Racun yang terhirup. Bawa anak keluar di udara terbuka, jauh dari tempat beracun. Anda mungkin perlu memberikan resusitasi jantung paru sampai bantuan tiba.
Penanganan Keracunan Makanan pada Anak
Bila si kecil mengalami keracunan makanan, lakukan pertolongan pertama untuk membantu meredakan gejalanya. Berikut ini caranya:
- Periksa suhu tubuh anak. Pastikan demamnya tidak terlalu tinggi. Demam tinggi sangat berbahaya untuk anak-anak.
- Catat berapa kali ia sudah muntah dan buang air besar. Cek warna muntah dan air besarnya. Jika warna muntah bercampur warna hijau (berasal dari empedu), ditambah terdapat nyeri perut, dan perut buncit, segera bawa ke dokter. Begitu juga jika BAB-nya bercampur lendir, darah atau nanah.
- Berikan makanan ini. Untuk menjaganya dari dehidrasi, berikan cairan yang banyak. Hindari memberikan susu, kafein, dan minuman bersoda, kecuali ASI atau susu formula atau minuman elektrolit seperti Pedialyte. Pada anak yang lebih besar, Parents bisa memberikan air putih, jus, atau minuman rasa lain yang dicampur dengan air dan es loli. Hindari makan selama beberapa jam pertama hingga perutnya tenang, dan setelah itu mulailah makan dengan mengonsumsi makanan hambar yang tidak berlemak, tidak pedas atau asam seperti biskuit, sereal kering, roti panggang, dan nasi.
- Minta anak beristirahat.
- Berikan oralit sedikit demi sedikit sebagai pengganti makanan. Parents bisa buat sendiri menggunakan air yang dicampur garam dan gula. Oralit akan mencegah anak kekurangan cairan atau dehidrasi.
- Segera bawa ke dokter jika kondisinya tidak membaik dan gejala di atas terus berlanjut hingga 12 jam. Ditambah anak juga mengalami gejala yang lebih serius, seperti mulut kering, rasa haus yang ekstrim, mata cekung, sedikit atau tidak mengeluarkan air mata saat menangis, sangat lemah, BAK hanya sedikit atau tidak sama sekali, detak jantung cepat, dan rewel karena pusing.
Yang umumnya dilakukan dokter
Biasanya dokter akan meresepkan obat-obatan pada kasus keracunan makanan pada anak untuk mengatasi muntah, diare, demam, dan gejala lainnya. Untuk keracunan makanan parah yang disebabkan oleh bakteri tertentu, seperti listeria, anak mungkin mendapatkan antibiotik.
Bila anak banyak muntah atau diare, untuk mengantisipasi dehidrasi, dokter akan memberikan cairan infus sebagai pengganti nutrisi yang hilang dan mengembalikan keseimbangan elektrolit.
Elektrolit adalah mineral, seperti natrium dan kalium, yang membantu menjaga detak jantung anak tetap normal dan mengendalikan jumlah cairan dalam tubuhnya.
Akan tetapi, bila pengobatan tidak kunjung membuat anak sembuh, minta dokter anak Anda melakukan pemeriksaan lanjutan seperti pemantauan tanda-tanda vital seperti tekanan darah, denyut jantung dan laju pernapasan, serta pemeriksaan darah atau pemeriksaan BAB.
Tujuannya agar Anda tahu apakah ada infeksi yang terjadi di dalam tubuh anak. Atau bisa mengidentifikasi organisme apa yang membuat anak keracunan makanan.
Artikel terkait: Kejam! Ibu Ini Meracuni Anaknya dengan Garam Hingga Tewas
Pencegahan Keracunan pada Anak
Perlindungan terbaik terhadap keracunan adalah memastikan bahwa anak tidak memiliki akses ke racun atau obat-obatan berbahaya. Langkah-langkah ini akan menjaga anak Anda aman dari keracunan:
- Periksa seisi rumah untuk memastikan bahwa semua benda yang berisiko menyebabkan keracunan pada anak telah disingkirkan atau dijauhkan dari jangkauan anak.
- Simpan semua obat dan cairan berbahaya di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak –di tempat yang tinggi dan dalam kabinet terkunci.
- Tutup rapat kemasan dan kembalikan obat dan produk rumah tangga ke tempat penyimpanan semula setelah digunakan. Jangan pernah meninggalkannya di tempat yang dapat dijangkau anak.
- Jangan meremehkan kemampuan anak dalam memanjat dan meraih sesuatu.
- Berikan obat pada anak sesuai petunjuk dan dosis yang direkomendasikan dokter. Jangan berpikir untuk memberinya dosis ganda.
- Hindari minum obat di depan anak, mereka mungkin berpikir Anda melakukan sesuatu yang baik dan ia meniru Anda.
- Jangan pernah menyebut obat-obatan sebagai ‘permen’.
- Jangan pernah memindahkan bahan kimia atau produk pembersih ke wadah bekas makanan/minuman. Bisa jadi anak mengira itu bisa dikonsumsi.
- Jangan pernah meninggalkan anak sendirian dengan produk rumah tangga atau obat-obatan.
- Gunakan produk kimia atau pembersih yang berbahaya saat anak-anak sedang tidak ada atau berada di posisi sangat jauh.
Sekitar 95 persen keracunan makanan pada anak terjadi di rumah. Kewaspadaan yang baik di rumah dan penyimpanan zat berbahaya yang aman dapat mencegah segala kemungkinan keracunan pada anak-anak.
Artikel diupdate oleh: Ester Sondang
Baca juga:
5 Bahan Makanan yang Tidak Baik Bila Disimpan di Dalam Kulkas
Tragis, Anak Driver Ojol Ini Tewas Usai Santap Takjil dari Perempuan Misterius
7 Tips Penting Untuk Mencegah Anak Keracunan Makanan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.