X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Ruam Popok Expert
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Bangkit dari Depresi, Aku Bersyukur Suami Memaksa untuk Resign!

Bacaan 5 menit

Menjadi wanita yang memiliki karir gemilang adalah impian saya sejak lulus sekolah. Selain bermimpi bisa memberikan kembali apa yang telah dikorbankan orang tua, bekerja juga merupakan sebuah kesenangan tersendiri. Namun saya tidak pernah mengira bahwa suatu kondisi kerja yang penuh tekanan bisa mengarah ke gejala depresi, hingga suami memaksa saya resign demi kebaikan saya.

Saya mengenal suami sejak kuliah, lalu kami dekat saat sama-sama menyelesaikan skripsi. Dia adalah laki-laki yang tidak sabar namun mau menuggu agar saya mapan bekerja sebelum akhirnya kami menikah. Melihat kembali saat saya menerima pinangannya, satu hal yang saya khawatirkan adalah status saya sebagai istri.

Lingkungan kerja yang saya dapati seperti melihat perempuan bersuami otomatis akan kehilangan fokus dan prioritasnya di pekerjaan. Singkat cerita, setelah menikah saya berusaha sekuat tenaga mengimbangi tanggung jawab saya di kantor dan juga di rumah.

Artikel terkait: Sering tak disadari, ini 10 tanda depresi yang perlu diwaspadai

Berawal dari Menstruasi yang Terhenti

suami memaksa saya resign

Pada awalnya saya merasa saya pasti bisa, saya kuat, dan saya mampu untuk menjadi sempurna di keduanya. Saya tidak merasa ada masalah karena dari segi karir pun saya selalu mendapatkan peningkatan dan apresiasi. Sementara itu, pekerjaan rumah juga bisa berjalan dengan baik seperti semestinya.

Yang tidak saya sadari, obsesi saya untuk menjadi super woman mengorbankan banyak hal. Hal pertama yang saya sadari adalah di tubuh saya, terutama siklus menstruasi.

Saya mulai mengalami nyeri perut, dan beberapa kali siklus saya terhenti selama beberapa bulan. Berpikir positif, saya selalu menyangka jika saya hamil. Namun beberapa kali setelah memeriksakan diri, tidak ada janin dalam rahim saya.

Hal ini saya abaikan selama beberapa tahun, sampai suami yang memperhatikan kondisi saya mulai merasa khawatir. Beberapa waktu kemudian, dengan rencana promil yang setelah lama belum juga dikaruniai momongan kami mulai merencanakan untuk liburan secara rutin.

Semenjak itu, komunikasi saya dan suami makin erat dan akhirnya dia membuka cerita soal kegelisahan saya.
Bagaimana saya sering mengeluh soal tekanan kerja, seringnya saya kelelahan baik fisik dan mental, dan juga kondisi kesehatan saya belakangan.

Saya memang jarang sakit berat, namun berhentinya siklus menstruasi menjadi sebuah tanda tanya baginya. Akhirnya saya konsultasi ke beberapa teman yang bekerja di bidang kesehatan dan juga bidan.

Pertanyaan mereka hampir mirip, apakah ketika stres hal ini pernah terjadi? Saya belum menyadarinya karena ketika kuliah dulu, saya tidak pernah mengalami hal ini.

Tetapi setelah banyak berkonsultasi bahkan sampai bolak-balik memeriksa kondisi rahim, nyatanya tidak ada masalah secara fisik. Kesimpulan yang bisa diambil bahwa hal ini bukan karena masalah fisik, namun psikis.

Saya yang bebal masih berkilah, jika sebelum menikah seberapapun stresnya pekerjaan saya tidak pernah begini.
Dalam benak saya, saya menolak bahwa karir saya harus disalahkan atas kondisi ini. Tidak! Ini hasil kerja keras saya, saya memulai ini dari nol dan tidak mungkin berakhir seperti ini.

Artikel terkait: Kondisi Depresi pada Remaja: Penyebab, Gejala, dan Tips Mengatasinya

Mencoba Memperbaiki Kondisi dengan Olahraga dan Liburan

suami memaksa saya resign

Saya berusaha memperbaikinya dengan lebih banyak beristirahat, mengatur pola makan dan bahkan membayar lebih untuk sekadar berolahraga secara teratur. Kami juga menambah porsi untuk berlibur berdua, selain memang kami sedang bersemangat untuk promil.

Namun kemudian, ada sebuah kondisi di mana keadaan kantor benar-benar berat dan saya kembali mengalami nyeri perut dan berhenti menstruasi. Di sini saya sadar, apa yang dikatakan suami saya benar. Saya stres dan mungkin menunjukkan sedikit gejala depresi.

Akhirnya dengan diskusi panjang dan berulang, suami terus meminta saya untuk resign dari pekerjaan. Hal yang ia khawatirkan adalah kondisi kesehatan dan finansial, di saat keduanya memang sulit untuk dikejar secara bersamaan.

Terlepas dari fakta bahwa suami memaksa saya resign, saya pun pelan-pelan menyadari, bahwa mempertahankan posisi saya tidak akan membuat saya lebih baik. Beban yang saya hadapi jauh lebih besar dari kemampuan saya. Saya berusaha menerima untuk mengakui bahwa saya sudah melewati batas kemampuan saya.

Artikel terkait: Kenali 7 Tanda Pasangan Anda Mengalami Depresi Ini agar Bisa Membantunya

Setelah Suami Memaksa Saya Resign…

suami memaksa saya resign

Singkat cerita, setelah suami memaksa saya resign, saya akhirnya mengakhiri perjuangan saya di kantor yang sudah menjadikan saya keluarga selama beberapa tahun. Saya dan suami sama-sama belajar untuk hidup di kondisi berbeda dengan tabungan saya yang terkumpul hanya cukup untuk 6 bulan saja.

Selama setahun kemudian, saya belajar menyembuhkan diri, belajar memaafkan ketidakmampuan saya, belajar memahami bahwa tubuh ini butuh istirahat. Suami yang cuek, pelan-pelan pun berubah jadi sering membantu pekerjaan saya di rumah.

Bahkan, suami sering memarahi saya jika di hari libur saya bergerak dari tempat tidur. Saya lebih punya banyak waktu menjalani kegemaran saya, menonton banyak film yang saya lewatkan, dan fokus pada hubungan kami.

Saya bersyukur, suami menyadarkan saya untuk berhenti di saat yang tepat. Walau diakui, keuangan saya jauh dari kondisi ketika bekerja di kantor namun dari segi mental saya jauh lebih baik.

Saya mungkin berhutang besar kepada suami yang berperan dalam pengambilan keputusan untuk resign. Untuk sekarang, saya merasa kondisi mental yang stabil ini adalah berkah paling berharga yang saya miliki.

Ditulis oleh Puspa Sari, UGC Contributor theAsianparent.com.

Artikel UGC Contributor lainnya:

Cerita mitra kami
Terapkan 5 Kebiasaan yang Baik Ini untuk Melindungi Keluarga dari Penyakit
Terapkan 5 Kebiasaan yang Baik Ini untuk Melindungi Keluarga dari Penyakit
Rayakan Hari Cuci Tangan Sedunia, Lifebuoy Edukasi Anak Indonesia untuk Jadi #JuaraCuciTangan
Rayakan Hari Cuci Tangan Sedunia, Lifebuoy Edukasi Anak Indonesia untuk Jadi #JuaraCuciTangan
Nikmati Layanan Konsultasi Dokter Gratis Hasil Kolaborasi Lifebuoy dan Halodoc untuk Perlindungan Keluarga Sehat
Nikmati Layanan Konsultasi Dokter Gratis Hasil Kolaborasi Lifebuoy dan Halodoc untuk Perlindungan Keluarga Sehat
4 Cara Mudah Tetap Sehat & Bebas Kuman Saat Liburan
4 Cara Mudah Tetap Sehat & Bebas Kuman Saat Liburan

Pengalamanku Terapkan Diet Gluten Free Casein Free untuk Anak Autis, Ini Hasilnya

Aku Menutupi Program Kehamilan yang Kujalani dari Orang Tua, Salahkah?

Ini Lho Bunda Manfaat Mengonsumsi Seledri Selama Kehamilan

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

Semua opini & pendapat dalam artikel ini merupakan pandangan pribadi milik penulis, dan sama sekali tidak mewakilkan theAsianparent atau klien tertentu.
img
Penulis

Puspa Sari

Jadilah Kontributor Kami

  • Halaman Depan
  • /
  • Kesehatan
  • /
  • Bangkit dari Depresi, Aku Bersyukur Suami Memaksa untuk Resign!
Bagikan:
  • 16 Manfaat Daun Bidara Bagi Kesehatan dan Maknanya Menurut Islam

    16 Manfaat Daun Bidara Bagi Kesehatan dan Maknanya Menurut Islam

  • Apa Itu Playing Victim? Ini Definisi, Tanda, dan Cara Menghadapi

    Apa Itu Playing Victim? Ini Definisi, Tanda, dan Cara Menghadapi

  • Terapkan 5 Kebiasaan yang Baik Ini untuk Melindungi Keluarga dari Penyakit
    Cerita mitra kami

    Terapkan 5 Kebiasaan yang Baik Ini untuk Melindungi Keluarga dari Penyakit

  • 16 Manfaat Daun Bidara Bagi Kesehatan dan Maknanya Menurut Islam

    16 Manfaat Daun Bidara Bagi Kesehatan dan Maknanya Menurut Islam

  • Apa Itu Playing Victim? Ini Definisi, Tanda, dan Cara Menghadapi

    Apa Itu Playing Victim? Ini Definisi, Tanda, dan Cara Menghadapi

  • Terapkan 5 Kebiasaan yang Baik Ini untuk Melindungi Keluarga dari Penyakit
    Cerita mitra kami

    Terapkan 5 Kebiasaan yang Baik Ini untuk Melindungi Keluarga dari Penyakit

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.