Sebagai orangtua, tips mengenai cara mengatasi depresi pada remaja tentunya menjadi salah satu yang penting untuk diketahui. Pasalnya, perilaku remaja terkadang mudah meledak, sehingga menjadikan mereka rentan terkena depresi.
Memiliki anak remaja memang menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi orangtua. Oleh karena itu, penting sekali bagi para Parents untuk memahami apa itu depresi pada remaja dan tips untuk mengatasinya.
Apa Itu Depresi pada Remaja?
Gambaran mudahnya, depresi remaja adalah masalah kesehatan mental yangmenyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat dalam waktu panjang. Depresi pada remaja bisa memengaruhi cara anak untuk berpikir dan berperilaku sehingga menyebabkan masalah emosional serta fisiknya.
Penyebab depresi pada anak remaja bisa sangat beragam, misalnya tekanan teman sebaya, tekanan pendidikannya, dan perubahan pada tubuhnya. Nah, pada umumnya, inilah penyebab depresi pada remaja.
1. Genetis
Ada sebagian remaja yang mewarisi depresi dari keluarganya. Coba selidiklah kakek-nenek atau ugin orangtuanya yang juga pernah menderita depresi usia 15-30 tahun.
2. Hormon
Ketidakstabilan hormon pada remaja juga bisa menjadi penyebab depresi.
3. Trauma saat Kecil
Pengalaman buruk saat masih kecil bisa berpengaruh terhadap perilaku seseorang di masa depan, misalnya, kekerasan atau rasa kehilangan yang mendalam.
4. Pola Berpikir Negatif dari Lingkungannya
Seorang anak belajar dari lingkungan sekitar ia tinggal, termasuk pola pikir negatif dari keluarga.
Gejala Depresi pada Remaja
Gejala depresi pada remaja tentunya yang sangat bervariasi, tergantung dari tingkat keparahannya. Beragam gejala depresi pada remaja bisa dilihat dari perubahan sikapnya yang berbeda dibandingkan sebelum mengalami depresi.
Depresi pada remaja kerap menyebabkan masalah yang signifikan di sekolah, dalam kehidupan sosial, dan lainnya.
Oleh karenanya, Parents perlu mengetahui tanda gejala depresi yang umum pada remaja. Berikut ini adalah beberapa gejala depresi pada anak remaja.
1. Mengalami Perubahan Emosional
- Perasaan sedih yang terjadi terus-menerus
- Menangis tanpa alasan yang jelas
- Kesulitan berpikir, berkonsentrasi, membuat keputusan dan mengingat sesuatu
- Frustrasi atau perasaan marah, bahkan karena hal-hal kecil
- Merasa putus asa atau hampa
- Suasana hati yang mudah tersinggung atau kesal
- Kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas biasa
- Kehilangan minat, atau konflik dengan, keluarga dan teman
- Tingkat percaya diri yang rendah
- Perasaan tidak berharga atau bersalah
2. Mengalami Perubahan Perilaku
- Kelelahan dan kehilangan energi
- Insomnia atau terlalu banyak tidur
- Perubahan nafsu makan, terlalu sedikit atau terlalu tinggi
- Mulai menggunakan alkohol atau obat-obatan
- Agitasi atau kegelisahan, misalnya, mondar-mandir, meremas-remas tangan, atau ketidakmampuan untuk duduk diam
- Keterlambatan berpikir, berbicara, atau gerakan tubuh
- Keluhan yang sering berupa nyeri tubuh dan sakit kepala yang tidak dapat dijelaskan, yang mungkin termasuk sering mengunjungi perawat sekolah
- Isolasi sosial
- Prestasi sekolah yang buruk atau sering tidak masuk sekolah
- Kurang memerhatikan kebersihan atau penampilan pribadi
- Reaktif, mudah meledak, dan melakukan hal mengganggu yang berisiko
- Menyakiti diri sendiri, misalnya, memotong, membakar, atau menusuk atau membuat tato secara berlebihan
- Membuat rencana bunuh diri atau percobaan bunuh diri
Cara Mengatasi Depresi pada Remaja
Jika Parents menemukan gejala yang sudah disebutkan di atas pada anak remaja, sebaiknya segera lakukan tindakan untuk bisa menolong mereka. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa Parents lakukan untuk menolong remaja yang sedang mengalami depresi.
1. Menawarkan Diri untuk Menjadi Tempat Bicara
Ketika seseorang mengalami depresi, mengomunikasikan segala kegundahan di dalam hatinya menjadi salah satu cara yang paling efektif untuk bisa mengurangi gejala depresi.
Sebagian anak remaja memang sedikit susah untuk bisa membuka diri terhadap orangtuanya. Namun, jika Parents memiliki kedekatan dengan anak, proses ini cukup mudah untuk dilalui. Cukup tawarkan mereka tempat untuk berbicara, kapan pun mereka sudah siap.
Jika Parents merasa anak remaja di rumah lebih dekat dengan sosok dewasa lainnya, seperti saudara, om, atau gurunya di sekolah, jangan sungkan untuk meminta tolong pada mereka untuk mendekati buah hati.
2. Menunjukkan kepada Anak Bahwa Mereka Tidak Sendirian
Ketika anak sedang merasa di titik terendahnya, tunjukkan kasih sayang dan kepedulian pada mereka. Beritahu mereka bahwa Parents akan selalu ada untuk mereka dan tidak akan pernah meninggalkan mereka sendirian.
Selain itu, ajarkan mereka untuk bisa saling membagi perasaan secara terbuka dengan orangtua agar beban yang terasa bisa berkurang.
3. Jangan Biarkan Mereka Mengurung Diri
Remaja yang sedang mengalami depresi kerap mengurung dirinya sendiri dari lingkungan sosial. Coba untuk membujuk mereka untuk mau keluar dari kamarnya dan melakukan aktivitas ringan bersama keluarga, misalnya berolahraga pagi bersama, bermain permainan di ruang keluarga, atau undang salah satu sahabat dekatnya untuk bermain di rumah.
Mengisolasi diri bisa memperburuk perasaan depresi dan membuat beban di dalam dada menjadi lebih terasa berat.
4. Dorong Mereka untuk Bersosialisasi
Group of teenager friends on a basketball court teamwork and togetherness concept
Remaja yang sedang depresi biasanya menghindari lingkungan sosialnya. Namun, Parents justru perlu membujuk mereka untuk lebih aktif bergerak. Misalnya anak menyukai olahraga bulutangkis, Parents bisa mengajak mereka untuk ikut kumpul pada klub yang sesuai.
Jika anak memiliki hobi lain, misalnya menulis atau membaca buku, Parents bisa menemani mereka jalan-jalan ke toko buku untuk membeli buku baru.
5. Menerapkan Pola Hidup yang Sehat
Pola hidup yang sehat sangat penting untuk diterapkan pada remaja yang sedang depresi. Ajak mereka melakukan olahraga ringan dan batasi penggunaan gawai. Jangan lupa untuk menyiapkan asupan makanan yang bergizi agar tubuh mereka selalu prima.
6. Hindarkan Para Remaja dari Konsumsi Alkohol dan Obat-obatan
Ketika sedang depresi, keinginan untuk mencoba alkohol dan obat-obatan akan meningkat pada anak remaja. Namun, kedua benda ini justru membuat mereka makin terpuruk ke dalam lubang depresi yang parah.
Oleh karenanya, Parents perlu menghindarkan kedua hal ini dari anak remaja di rumah.
7. Berkonsultasi dengan Pihak Medis
Saat buah hati mulai menunjukkan perilaku yang berbahaya, seperti keinginan untuk bunuh diri atau menyakiti diri sendiri, sebaiknya Parents segera minta bantuan kepada pihak medis, misalnya psikolog.
Demikianlah cara mengatasi depresi pada remaja yang perlu Parents pahami. Dekati buah hati dengan cara lembut dan persuasif ketika mereka sedang depresi. Cara kekerasan hanya akan menambah jarak dan membuat mereka makin jauh dari orangtuanya.
Sumber: Gooddoctor, Helpguide, Mayoclinic
Baca Juga:
5 Jenis Gangguan Kesehatan Mental saat Hamil yang Membahayakan Ibu dan Janin
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.